BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Setting Dan Karakteristik Subjek Penelitian Pada bagian ini diuraikan tentang setting waktu penelitian setting penelitian dan karakteristik subjek penelitian. Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Jimbaran 01 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang merupakan sekolah imbas yang tergabung dalam Gugus Mina Kencana UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan yang terletak di Jalan Raya Jimbaran Tegal Panas Km. 4, RT. 01, RW. 02 Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Penelitian dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016 di SD Negeri Jimbaran 01 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang dimulai bulan Februari hingga Mei 2016. Jadwal penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut: Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Pelaksanaan Penelitian
Februari
Maret
April
Mei
No. Minggu ke-
1.
Penyusunan Proposal Penelitian
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
√ √ √ √ √ √ √ √
SIKLUS I 2.
√
Perencanaan Pelaksanaan Refleksi
√ √ SIKLUS II
3.
4.
√
Perencanaan Pelaksanaan Refleksi Analisa Hasil dan Pelaporan
√ √ √ √
20
21
Pada Bulan Februari 2016, mengadakan persiapan penyusunan proposal dan instrumen penelitian. Penelitian disesuaikan dengan program semester yang sedang berjalan untuk mata pelajaran IPS yaitu semester 2 dengan pokok bahasan materi
tokoh
pejuang
dan
masyarakat
dalam
mempersiapkan
dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Minggu ke-1 hingga minggu ke-3 di Bulan Maret peneliti melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I. Pada minggu ke-4 Bulan Maret hingga Minggu ke-2 Bulan April peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II. Pada Minggu ke-3 Bulan April peneliti mulai melakukan penyusunan pelaporan. Alasan pemilihan tempat di SDN Jimbaran 01 dikarenakan berjarak dekat dengan domisili, serta beberapa pengajar juga memiliki relasi yang baik.. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 SDN Jimbaran 01 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Jumlah siswa sebanyak 33 siswa dengan rincian 15 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Mayoritas wali murid SDN Jimbaran 01 memiliki pekerjaan sebagai pedagang dan petani buah dan sayuran. Nilai Akreditasi terakhir pada bulan Oktober 2011 yang meliputi komponen standar isi (85), standar proses (84), standar pendidik dan kependidikan (83), standar sarana dan prasarana dan standar penilaian pendidikan (78) belum mencapai maksimal yang ditetapkan yaitu lebih besar dari 85 sedangkan komponen standar kompetensi lulusan (86), standar pengelolaan (88) dan standar pembiayaan mendapatkan nilai Amat Baik (A). SDN Jimbaran 01 termasuk kategori SD SPM (Standar Pelayanan inimal) serta telah melaksanakan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Dari hasil observasi dan informasi yang diberikan oleh wali kelas 5, siswa di kelas 5 memiliki karakteristik kesenjangan kognitif yang besar hal ini dapat dilihat dari interval nilai yang bahwa terdapat kelompok murid yang belum mencapai KKM dan kelompok murid telah mencapai nilai di atas KKM. Kurang ideal serta variasi pengajaran yang dilakukan guru membuat murid kurang disiplin dalam belajar di kelas seperti sering ramai dan terlambat masuk kelas setelah selesai istirahat. Untuk itu sangat dibutuhkan model pembelajaran yang dapat
22
menarik perhatian dan antusiasme siswa dan agar penyerapan materi pelajaran lebih maksimal. 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan penulis untuk menyusun penelitian. Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel independen atau variabel bebas (X) dan variabel dependen atau variabel terikat (Y). 3.2.1
Variabel Independen (X) Variabel dependen atau variabel bebas adalah variabel yang kedudukannya
tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Make a Match. MP-MM adaah model pembelajaran IPS dengan kompetensi dasar menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui langkah-langkahmembagi siswa menjadi kelompok pemegang kartu soal dan pemegang kartu jawaban, membagi masing-masing kelompok menjadi delapan kelompok, masing-masing kelompok menerima kartu soal dan menerima kartu jawaban, mendiskusikan soal atau jawaban, mencocokkan soal atau jawaban dengan kelompok lain, mendiskusikan dan mencari solusi dari soal dan jawaban yang telah dicocokkan, menuliskan di lembar yang sudah disediakan (Lembar Percocokan Kartu=LPK) dan mengumpulkan hasil diskusi pada LPK. 3.2.2
Variabel Dependen (Y) Variabel independen atau variabel terikat adalah variabel
yang
keberadaannya dipengaruhi oleh varibel bebas. Dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas 5. Dari kedua variabel yang digunakan mengandung arti bahwa model pembelajaran tipe make a match mempengaruhi hasil belajar siswa IPS kelas 5 SDN Jimbaran 01. Aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan seseorang yang melibatkan kegiatan fisik dan mentalnya untuk mencapai tujuan belajar. Hasil belajar adalah besarnya skor yang diperoleh dari pengukuran aspek kognitif yaitu tes.
23
3.3 Jenis dan Prosedur Penelitian Jenis penelitian PTK Kolaboratif, melibatkan partisipasi guru kelas V SDN Jimbaran 01 Kecamatan Bandungan. Kolaboratif dilakukan dalam rangka saling memberi dan saling membantu. Peran kolaboratif diharapkan dapat menentukan keberhasilan PTK terutama ketika peneliti melaksanakan tahap penelitian (perencanaan, tindakan dan refleksi), menganalisa data dan menyusun hasil laporan. Dalam tahap awal peneliti menyusun materi, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan alat-alat dan perlengkapan yang digunakan untuk mengajar di kelas. Model PTK adalah spiral dari Kemmis dan Mc. Taggat. Prosedur PTK terdiri dari dua siklus. Menurut Arikunto (2010:132) masing-masing siklus terdiri dari: perencanaan (planning), pelaksanaan (acting) dan observasi, dan refleksi (reflection). Alur PTK menurut Kemmis dan Mc. Taggart dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut:
Gambar 3.1 PTK Model Spiral dari Kemmis dan McTaggart (Hopkins, 2011:92) Penjelasan dari gambar 3.1 adalah: a. Perencanaan Sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat RPP, termasuk di dalamnya terdapat soal, materi dan perangkat pembelajaran (media pembelajaran). b. Perlakuan & Pengamatan (Pelaksanaan Tindakan)
24
Meliputi tindakan yang disesuaikan dengan rencana tindakan. Kegiatan pelaksanaan tindakan bersamaan dengan kegiatan pengamatan. c. Refleksi Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan. (Arikunto, 2010:138-140). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus dimana setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Setelah membahas satu pokok bahasan, kemudian akan diakhiri dengan tes formatif. Siklus II dimaksudkan untuk memperbaiki dan melengkapi model pembelajaran yang telah diterapkan.
3.4 Rencana Tindakan Rencana Tindakan meliputi Siklus I dan Siklus II yang masing-masing dikenakan tindakan yang sama yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting) dan refleksi (reflection). Rencana Tindakan Siklus I Tahap Perencanaan (Planning) a. Membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang meliputi: 1. Menentukan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (KD) 2. Mengembangkan Kompetensi Dasar (KD) 3. Mengembangkan tujuan pembelajaran berdasarkan KD 4. Merumuskan kegiatan pembelajaran dengan model make a match b. Membuat kartu berupa pertanyaan dan jawaban sesuai materi yang akan diajarkan c. Rencana pelaksanaan tindakan pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut:
25
Tabel 3.2 Langkah Kegiatan dan Kegiatan Pembelajaran IPS MP-MM Langkah Pembelajaran Pra pembelajaran Kegiatan awal
Kegiatan inti
Kegiatan Penutup
Langkah Model Pembelajaran Make a Match 1. Guru mengatur tempat duduk 2. Guru memeriksa media pembelajaran di kelas 3. menyanyikan lagu yang menghargai perjuangan tokoh kemerdekaan 4. apresepsi tanya jawab dengan siswa 5. siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai 6. Siswa menyimak materi tentang peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia 7. Masing-masing siswa mendapatkan sebuah kartu (soal dan jawaban) 8. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan dan mencari solusi dari kartunya 9. Siswa mencari pasangan kartunya dengan siswa lain yang tepat 10. Kegiatan dapat dilakukan berulang secara bergantian dan menukar kartu agar siswa dapat memahami materi 11. Siswa mulai membentuk pasangan 12. Guru menunjuk beberapa pasang siswa untuk presentasi 13. Konfirmasi guru dan siswa 14. Guru membuat rangkuman 15. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami 16. Kesimpulan bersama
Pada pertemuan ke 3 akhir siklus diadakan tes formatif. Tes formatif dilakukan setelah guru kembali mengulas pertemuan sebelumnya kembali. Kegiatan tes formatif dilakukan secara individu untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting) Pada tahap pelaksanaan tindakan siklus I dibagi menjadi 3 kali pertemuan, masing-masing pertemuan terdapat tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Tahap Refleksi (Reflection) Menurut Arikunto (2010:140) refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Refleksi didapatkan dari hasil dari kegiatan pelaksanaan (acting) selama kegiatan pembelajaran dan tes
26
formatif dianalisis untuk mendapatkan gambaran
hasil pembelajaran. Kajian
refleksi meliputi pengamatan aktivitas siswa, kinerja guru dan keterampilan siswa dalam bekerja secara kelompok. Efektivitas pembelajaran dievaluasi berdasarkan indikator pada siklus dan mengkaji kelebiahan dan kekurangannya. Berdasarkan kekurangan dan kelebihan tersebut peneliti dan guru merumuskan daftar permasalahan pada siklus I sebagai bahan acuan untuk siklus II. Rencana Tindakan Siklus II Penelitian tindakan kelas pada siklus II akan dikenai perlakuan yang sama dengan siklus I. Siklus II merupakan penyempurnaan kekurangan dan kelemahan dari siklus I. Pelaksanaan siklus II menggunakan materi yang berbeda dengan siklus I dan waktu pelaksanaannya disesuaikan dengan alokasi waktu yang ada.
3.5 Teknik Pengumpulan Data dan Intrumen Penelitian Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes dan observasi. Teknik tes menggunakan instrumen butir soal sedangkan teknik observasi menggunakan lembar pengamatan (observasi). Tes adalah suatu metode atau alat untuk mengadakan penyelidikan yang menggunakan soal-soal, pertanyaan atau tugas-tugas yang lain dimana persoalanpersoalan atau pertanyaan-pertanyaan itu telah dipilih dengan seksama dan telah distandisasikan (Bimo Walgito, 1987:87). Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis berbentuk tes objektif dengan jenis tes pilihan ganda 4 alternatif, jumlah butir soal sebanyak 20. Instrumen hasil tes hasil belajar mengacu pada Kompetensi Dasar (KD) kemudian dijabarkan dengan indikator pencapaian belajar. Kisi-kisi tes formatif pada siklus I dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.4 dan siklus II pada tabel 3.5 berikut:
27
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Pengukuran Hasil Belajar IPS Siklus I Cakupan Pengukuran Ranah Kognitif
Indikator
Bentuk Instrumen
Nomor Soal 1, 11, 21, 26,
Menyebutkan tokoh Proklamator Republik Indonesia.
Pilihan ganda
C1 5, 12, 17, 20, 22, 25, 29, 35, 37, 41, 43, 47, 51
Mengidentifikasi tokoh-tokoh yang berjasa dalam mempersiapkan proklamasi kemerdekaan.
C1
Menceritakan peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Menyebutkan peranan tokohtokoh dalam memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia Jumlah
2, 4, 6, 7, 8, 9, 13, 14, 15, 19, 23, 27, 30, 31, 32, 33, 34, 36, 39, 40, 49 3, 10, 16, 18, 24, 28, 50, 38, 42, 44, 45, 46, 48
C1
C1
Pilihan ganda
Pilihan ganda Pilihan ganda
34
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Tes Formatif Siklus II
Indikator
Menjelaskan cara mengenang perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan Menunjukkan sikap menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan Jumlah
Cakupan Pengukuran Ranah Kognitif
Nomor Soal
Bentuk Instrumen
C3
1, 2, 4, 5, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34
Pilihan ganda
C2
3, 6, 7, 8, 15, 16
Pilihan ganda
25
Obeservasi aktivitas belajar siswa selama kegiatan pembelajaran dengan model make a match dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut: Tabel 3.6 Kisi-Kisi Instrumen Pengukuran Aktivitas Belajar IPS MP-MM Siswa
28
No.
Aspek yang Diamati
1.
Pra pembelajaran
2.
Pembukaan pembelajaran
3.
Penjelasan materi pembelajaran
4.
Strategi pembelajaran
5.
Pemanfaatan media pembelajaran
6.
7.
Penilaian proses dan hasil Belajar
Penutup
a.
Indikator Kedisiplinan siswa dalam duduk dan kesiapan menerima materi belajar Antusiasme siswa dalam menjawab pertanyaan apersepsi Mendengarkan dengan seksama tujuan kompetensi pembelajaran yang akan dicapai Siswa memperhatikan secara serius ketika guru menjelaskan materi Siswa aktif bertanya dan menanggapi guru Interaksi guru dan siswa Interaksi guru, siswa dan materi pembelajaran Siswa mengikuti proses pembelajaran dengan tenang dan tidak tertekan Siswa senang menerima materi pelajaran Terdapat interaksi yang baik antara siswa dengan media pembelajaran yang diberikan Siswa tertarik pada materi yang disajikan dengan media pembelajaran Siswa lancar dan lugas dalam berbicara ketika mengemukakan pendapat Siswa merasa yang terbimbing dengan guru dan media pembelajaran Siswa mampu menangkap materi pelajaran dengan baik dan menjawab pertanyaan dengan benar Siswa siap menerima rangkuman dan tugas serta tindak lanjut pembelajaran dengan senang dan antusias.
RPS
RPK
Menghargai Percaya diri Mengolah informasi Menghargai Percaya diri Bekerja sama Kreatif Bertanggung jawab Teliti Kreatif Mengolah informasi Presentasi Komunikasi Mengolah informasi Analisis
Dokumentasi Dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data yang diperoleh selama
observasi. Dokumen hasil pengamatan meliputi: daftar kelompok siswa, daftar nilai, suasana pembelajaran dan tindakan guru
ketika aktivitas berlangsung.
Dokumentasi pengamatan dalam penelitian ini menggunakan media foto.
29
Data Kuantitatif Data kuantitatif dalam penelitian ini diperoleh dari hasil belajar IPS dengan materi peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang diperoleh melalui tes formatif pada akhir pembelajaran dan dianalisis menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu dengan membandingkan hasil belajar dari masing-masing siklus. Metode yang digunakan dalam data kuantitatif ini meliputi skoring soal, penghitungan rata-rata hasil belajar dan penentuan batas minimal ketuntasan belajar. 3.5.1.1 Skoring Soal Skoring soal yang digunakan tanpa koreksi jawaban yaitu jika setiap butir soal terjawab benar maka mendapat nilai tergantung dari bobot butir soal yang ditentukan. Hasil skor didapatkan menggunakan rumus
Keterangan: B = Jumlah jawaban benar N = Jumlah soal 3.5.1.2 Penghitungan Rata-Rata Hasil Belajar Dalam menghitung nilai rata-rata hasil belajar siswa digunakan rumus:
Keterangan: = jumlah nilai semua siswa = jumlah siswa 3.5.1.3 Penentuan Batas Minimum Ketuntasan Belajar Ketuntasan belajar penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari ketuntasan belajar secara individual dan ketuntasan belajar secara klasikal a. Ketuntasan Individual
30
Hasil ketuntasan belajar secara individual ditentukan menggunakan rumus:
Keterangan: KB = Ketuntasan Belajar t
= jumlah skor siswa
T
= jumlah skor total
b. Ketuntasan Klasikal Ketuntasan klasikal merupakan hasil belajar yang didapatkan suatu kelas terdapat 80% siswa atau 26 siswa mendapatkan nilai lebih besar atau sama dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70. 4
Data Kualitatif Data kualitatif dalam penelitian ini didapatkan dari hasil pengamatan selama pembelajaran berlangsung dan dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Data kualitatif dalam penelitian ini menggunakan metode alur yang menurut Miles dan Hebberman (dalam Sutama, 2010:104) merupakan alur yang dilalui melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Metode alur yang digunakan dalam analisis ini dari tindakan pembelajaran yang telah dilaksanakan dan pengembangannya selama proses pembelajaran. Pengolahan data pengamatan kinerja guru dan murid selama tahap pelaksanaan metode make a match menggunakan lembar pengamatan dengan skala Likert dengan rentang nilai 1-5 dengan kriteria: 5 = sangat baik 4 = baik 3 = cukup 2 = kurang 1 = sangat kurang Kemudian dalam menentukan nilai yang diperoleh digunakan rumus:
31
× 100 Hasil nilai yang diporeleh dikonversi pada skala huruf sesuai dengan kriteria menurut Arifin (2012:236) seperti pada tabel 3.3 berikut: Tabel 3.3 Kualifikasi Hasil Kinerja Guru dan Aktivitas Siswa Presentase Nilai 90% – 100% 80% – 89% 70% - 79% 60% - 69% < 59%
Konversi Huruf A B C D E
Bobot 4 3 2 1 0
Kualifikasi Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
Hasi perolehan kualifikasi kinerja dan aktivitas belajar siswa selanjutnya digunakan sebagai dapat pendukung dalam meningkatkan hasil belajar IPS Semester 2 Siswa Kelas 5 SDN Jimbaran 01. 3.6
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Sebelum instrumen digunakan dalam pelaksanaan penelitian instrumen terlebih dahulu diuji menggunakan uji validitas, uji reliabilitas dan uji kesukaran soal. Pengujian instrumen dilakukan pada seluruh siswa kelas 5 SDN Jimbaran 01 yang akan mengikuti pembelajaran model make a match. 3.7.1
Uji Validitas Uji validitas yang dilakukan bertujuan untuk menguji sejauh mana item
kuesioner yang valid dan yang tidak valid. Menurut Sugiyono (2010:116), syarat minimum suatu item dianggap valid adalah nilai r 0,30. Dimana semakin tinggi validitas suatu alat test, maka alat tersebut makin mengenai ke sasarannya, atau menunjukkan apa yang seharusnya diukur. Suatu test dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila hasil test tersebut menjalankan fungsi pengukurannya, atau memberikan hasil ukur sesuai dengan makna dan tujuan diadakannya test atau penelitian tersebut. Keputusan uji validitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika rhitung > rtabel b. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika rhitung < rtabel
32
Uji validitas dilakukan oleh bantuan SPSS 16,0. Kriteria untuk koofesien validitas instrument Wardani Naniek Sulistya, dkk (2012:344), memberikan rentang indeks validitas, secara rinci disajikan dalam tabel berikut. Tabel 3.7 Kriteria Indeks Validitas No 1. 2. 3. 4. 5.
Indeks 0,81 – 1,00 0,61 – 0,80 0,41 – 0,60 0,21 – 0,60 0,00 – 0,20
Kriteria Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah
Jumlah siswa pada uji validitas adalah 33 siswa, sehingga berdasarkan rtabel taraf signifikansinya adalah > 0,349. Uji item instrumen ditetapkan pada 33 siswa. Pada siklus I diuji 35 item soal dan pada siklus II diuji 25 item soal. Hasil validitas instrumen penelitian dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut: Tabel 3.8 Distribusi Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian No
Indeks
1
0,81 – 1,00
2
0,61 – 0,80
3
0,41 – 0,60
4
0,21 – 0,40
5
0,00 – 0,20
SIKLUS I No Soal Kriteria 24 Sangat tinggi 12, 13, 15, 21, 23 10, 11, 14, 16, 18, 19, 20, 22, 31, 34 8, 9, 25, 27, 32, 33, 35 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 17, 26, 28, 29, 30
Tinggi
Cukup Rendah Sangat rendah
SIKLUS II No Soal Kriteria Sangat tinggi 1, 3, 8, 13, 17, 19, 20, Tinggi 23, 28, 29, 33, 35 6, 7, 10, 14, 21, 25, 27, Cukup 30, 32, 34 12, 16, 26, 31 Rendah 2, 4, 5, 9, 11, 15, 18, 22, 24
Sangat rendah
Hasil uji validitas siklus I dari 35 butir soal diperoleh butir soal yang valid sebanyak 23 butir soal (8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27). Sedangkan 12 butir soal yang tidak valid (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 17, 26, 28, 29, 30) memiliki Correlated item-total correlation dengan kriteria sangat rendah atau tidak digunakan. 23 butir soal yang dipilih selanjutnya akan digunakan pada Siklus I.
33
Hasil uji validitas siklus II dari 34 soal diperoleh hasil butir soal yang valid sebanyak 25 soal (1, 2, 3, 6, 7, 8, 10, 12, 13, 14, 16, 17, 19, 20, 21, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35) dengan Correlated item-total correlation diatas 0,30 dengan kriteria valid. Sedangkan 9 butir soal yang tidak valid (2, 4, 5, 9, 11, 15, 18, 22, 24) memiliki Correlated item-total correlation dibawah 0,20 tidak akan digunakan atau dibuang. Dan 25 soal yang telah dipilih akan digunakan untuk soal Siklus II. 3.7.2
Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya,
maksudnya apabila dalam beberapa pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok yang sama diperoleh hasil yang relatif sama (Azwar, 2013:3). Semakin tinggi angka koefisien reliabilitas maka semakin tinggi reliabilitas tes tersebut (Suryanto, 2010:5). Dalam penelitian ini uji reliabilitas yang digunakan adalah uji reliabilitas belah dua ganjil genap, dimana penelitian dilakukan dengan mengelompokkan skor butir bernomor ganjil sebagai belahan pertama dan kelompok skor butir genap sebagai belahan kedua, menggunakan rumus dari Sugiyono (2010:122):
Keterangan: = Reliabilitas internal instrumen = Korelasi product moment antar belahan pertama dan kedua Berdasarkan nilai koefisien Alpha Cronbach’s (α) kriteria reliabilitas instrumen dikelompokkan sebagai berikut: . α > 0,9 = sangat baik . α > 0,8
= baik
. α > 0,7
= dapat diterima (reliabel)
. α > 0,6
= diragukan
. α > 0,5
= tidak dapat diterima (tidak reliabel)
Hasil perhitungan reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut: Tabel 3.9 Distribusi Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
34
Jumlah Butir Soal 35 35
Siklus 1 2
Cronboach’s Alpha ,726 ,698
Kriteria Reliabel Reliabel
Berdasarkan hasil reliabilitas dapat dilihat bahwa instrumen siklus I dan Siklus II dapat diterima karena memiliki nilai 0,8 > α > 0,6. 3.7
Tingkat Kesukaran Butir Soal
Menurut Arikunto (2010:207-210), soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha pemecahannya, sedangkan soal yang terlalu sulit menyebabkan siswa menjadi putus asa dan kurang bersemangat. Dalam menentukan proporsi jumlah soal menurut tingkat kesukarannya, Sudjana (2006:135) membagi kategori soal menjadi tiga yaitu: mudah, sedang dan sukar.
Dalam
menentukan
jumlah
masing-masing
kategori
diberikan
pertimbangan sebagai berikut: Pertama adalah keseimbangan, jumlah ketiga kategori soal memiliki proporsi yang seimbang. Pertimbangan kedua proporsi jumlah soal untuk ketiga kategori tingkatan kesukaran didasarkan pada kurva normal, umumnya perbandingan soal mudah:sedang:sukar dapat dibuat 3:4:3, yang artinya 30% jumlah soal memiliki tingkatan mudah, 40% jumlah soal memiliki tingkatan sedang dan 30% jumlah soal memiliki tingkatan sukar. Perhitungan tingkat kesukaran soal digunakan rumus menurut Sudijono (2011:372) berikut:
Keterangan: = Indeks kesukaran = jumlah jawaban benar = jumlah siswa yang mengikuti tes Interpretasi indeks kesukaran sual dapat dilihat pada tabel 3.10 berikut: Tabel 3.10 Kriteria Indeks KesukaranButir Soal No. 1.
Indeks < 0,30
Interpretasi Sukar
35
2. 3.
0,30 – 0,70 > 0,70
Sedang Mudah
Dari intepretasi indeks kesukaran pada tabel 3.10, jika semakin kecil indeks yang dihasilkan maka semakin sukar soal, sebaliknya jika semakin besar indeks yang dihasilkan maka soal terlalu mudah. Hasil analisis untuk tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 3.11 berikut:
Tabel 3.11 Distribusi Indeks Kesukaran Butir Soal No.
Indeks Nilai
1.
0,00 – 0,25
2.
0,26 – 0, 75
3.
0,76 – 1,00
Siklus I Tingkat No. Soal Kesukaran 3, 8, 12, Sukar 23, 25, 33 1, 2, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, Sedang 21, 22, 24, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 34 26
Mudah
Siklus II Tingkat No. Soal Kesukaran 25
Sukar
1, 2, 3, 4, 6, 10, 11, 12, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23
Sedang
5, 7, 8, 9, 13, 15, 22, 24
Mudah
Hasil perhitungan tingkat kesukaran pada siklus I dari 34 soal, menunjukkan 1 soal memiliki tingkat kesukaran mudah (26), 11 soal menunjukkan tingkat kesukarannya sedang (1, 2, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 34) dan 6 soal menunjukkan tingkat kesukarannya sukar (3, 8, 12, 23, 25, 33). Sedangkan hasil uji tingkat kesukaran sikllus II menunjukkan 8 soal memiliki tingkat kesukaran mudah (5, 7, 8, 9, 13, 15, 22, 24), 16 soal menunjukkan tingkat kesukarannya sedang (1, 2, 3, 4, 6, 10, 11, 12, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23) dan 1 soal menunjukkan tingkat kesukarannya sukar (25).
36
3.8
Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan dari Penelitian Tindakan Kelas dengan model make
a match mata pelajaran IPS kelas 5 SD semester 2 SDN Jimbaran 01 dapat ditentukan dari hasil belajar yang didapatkan yaitu 80% dari seluruh siswa atau 26 siswa tuntas dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ≥ 70. 3.9 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif komparatif. Teknik deskriptif komparatif adalah teknik statistik yang dipergunakan untuk membandigkan aktivitas dan hasil belajar IPS antar siklus yang meliputi ketuntasan belajar, skor minimum, skor maksimum dan skor ratarata hasil siklus 1 dan hasil siklus 2.