BAB III METODE PENELITIAN Bab ini terbagi ke dalam delapan subtopik. Subtopik tersebut yaitu tempat dan waktu penelitian, rancangan/desain penelitian, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, pengumpulan data, validasi instrument penelitian, teknik analisis data, dan prosedur penelitian.
A. Tempat Dan Waktu Penelitian Pada subtopik ini terdapat tiga poin yang dijabarkan. Poin-poin tersebut adalah tempat penelitian dan waktu penelitian. Tempat penelitian yang diambil adalah SLB YPAN Bhina Putera. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah luar biasa untuk anak tunalaras di Surakarta. Subyek penelitian ini adalah siswa tunalaras kelas VI tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 – Mei 2016. Waktu penelitian dilakukan di SLB YPAN Bhina Putera pada semester dua tahun ajaran 2015/2016. Minggu ketiga hingga minggu keempat bulan Desember, judul penelitian diajukan untuk mendapat persetujuan. Pada minggu pertama bulan Januari hingga minggu pertama bulan Februari, proposal penelitian disusun. Untuk melaksanakan penelitian ini, peneliti perlu untuk mendapatkan izin dari pihak sekolah terkait. Untuk itu, pada minggu kedua bulan Februari, peneliti akan mengurus perizinan dari sekolah. Di samping itu, instrumen penelitian juga disusun pada minggu kedua hingga minggu keempat bulan Februari. Pretest dilaksanakan pada minggu pertama hingga kedua bulan Maret. Setelah hasil pretest didapat, peneliti memberikan treatment kepada siswa. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua minggu, yaitu pada minggu ketiga hingga keempat bulan Maret. Setelah diberikan treatment, para siswa diberi posttest pada minggu pertama bulan April. Semua data telah diambil pada bulan Maret hingga April. Data tersebut dianalisis pada minggu kedua hingga minggu keempat bulan April. Ketika melakukan kegiatan penganalisisan data, peneliti juga menyusun laporan penelitian pada minggu keempat bulan April hingga minggu ketiga bulan Mei. 34
35 Setelah laporan penelitian selesai disusun, penelitian ini siap untuk diuji pada minggu keempat bulan Mei. B. Desain Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran TGT untuk meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPA. Menurut Sugiyono (2013: 23) salah satu penggunaan model kuantitatif adalah ketika peneliti ingin mengetahui pengaruh perlakuan tertentu terhadap suatu objek penelitian. Untuk hal tersebut, model yang paling cocok digunakan adalah model eksperimen. Arikunto (2009: 207) menyebutkan bahwa penelitian eksperimen merupakan penelitian yang ditujukan untuk mengidentifikasi ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subyek selidik. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Margono (2005: 10) “Penelitian eksperimental merupakan penelitian dengan melakukan percobaan terhadap kelompok-kelompok tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat dikontrol, misalnya, hendak meneliti keefektifan metode-metode mengajar.” Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, model eksperimen digunakan sebagai model penelitian ini. Dalam hal ini, perlakuan yang diberikan kepada pembelajaran adalah model pembelajaran TGT. Sedangkan, aspek yang akan diukur di dalam penelitian ini adalah prestasi belajar mata pelajaran IPA. Penelitian ini mengambil subyek siswa kelas VI SDLB YPAN Bhina Putera Surakarta. Sekolah ini hanya mempunyai satu kelas VI saja. Siswa kelas VI akan diberikan pretest yang mengacu pada soal-soal IPA semester sebelumnya, untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan perlakuan. Setelah diberi perlakuan, siswa kembali diberikan test, berupa posttest untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan. Dalam bukunya, Arikunto (2009: 212) mengemukakan, One grup pretest posttest design merupakan eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding. Berdasarkan alasan tersebut, penelitian ini akan menggunakan desain One-Group Pretest-Posttest Design. Sugiyono (2013: 75) menjabarkan, paradigma dalam penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut:
36 Tabel 3.1. Desain Penelitian O1
X
O2
Pretest
Treatment
Posttest
Keterangan: O1
= pretest, berfungsi untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan
X
= perlakuan yang diberikan, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran TGT
O2
= posttest, berfungsi untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberi perlakuan Penelitian ini harus menggunakan prosedur untuk memperoleh hasil yang
valid. Penelitian ini menggunakan prosedur One-Group Pretest-Posttest Design. Prosedur penelitian One-Group Pretest-Posttest Design adalah sebagai berikut. 1. Memilih subyek yang akan digunakan di dalam penelitian. 2. Memberi pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa. 3. Menganalisis hasil pretest siswa. 4. Memberikan perlakuan atau treatment kepada siswa. 5. Memberi posttest untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan atau treatment. 6. Menganalisis posttest. 7. Menerapkan tes statistik untuk menguji adanya pengaruh model pembelajaran TGT. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Pengertian populasi menurut Sugiyono (2013: 80) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti yang kemudian dipelajari dan diamati dan pada akhirnya ditarik sebuah kesimpulan. Sedangkan menurut Margono (2005: 118) menyatakan bahwa populasi merupakan keseluruhan data yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian pada suatu ruang lingkup dan
37 waktu yang ditentukan. Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah siswa tunalaras kelas VI di Sekolah Luar Biasa di kota Surakarta. 2. Sampel Berbeda halnya dengan populasi, sampel menurut Margono (2005: 121) merupakan bagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan teknikteknik tertentu untuk dipergunakan di dalam penelitian. Dari subyek yang ada di dalam populasi, akan dipilih subyek untuk menjadi sampel. Siswa tunalaras kelas VI SDLB YPAN Bhina Putera berjumlah delapan orang menjadi sampel dalam penelitian ini. Berdasarkan alasan tersebut, maka penelitian ini menggunakan sampel sejumlah delapan siswa tunalaras kelas VI.
D. Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel untuk penelitian tidak dapat dilaksanakan tanpa menggunakan teknik atau cara tertentu. Teknik pengambilan sampel di dalam penelitian disebut dengan sampling. Terdapat berbagai macam jenis sampling yang dapat digunakan untuk menentukan sampel, namun harus dipilih satu teknik yang paling tepat untuk digunakan di dalam penelitian ini. Sehinga dalam penelitian ini meliliki sampel yang tepat yang dapat memenuhi kriteria dalam melakukan penelitian. Sugiyono (2013: 81) menyatakan, purposive sampling adalah salah satu teknik sampling dengan menggunakan pertimbangan tertentu. Arikunto (2009: 95) menyatakan bahwa salah satu teknik pengambilan sampel yang digunakan dengan mempertimbangkan hal-hal tertentu dalam pengambilan sampelnya disebut dengan pengambilan sampel bertujuan atau purposive sampling. Pertimbangan yang biasa digunakan didalam penelitian dengan sampling ini adalah memiliki gangguan emosi dan tingkah laku, sulit menyesuaikan keadaan lingkungan dengan baik, subyek merupakan siswa kelas VI, memiliki prestasi belajar yang randah. Subyek penelitian berada serta keadaan subyek yang sudah di tentukan. Berdasarkan teori tersebut, maka akan dipilih purposive sampling untuk menentukan sampel yang digunakan di dalam penelitian ini.
38 E. Teknik Pengumpulan Data Penelitan ini membutuhkan pengumpulan data yang digunakan sebagai data penelitian. Sugiyono (2013: 137) menjelaskan bahwa pengumpulan data dapat dikumpulkan pada setting yang alamiah dan berasal dari sumber primer maupun sekunder, misalnya melalui dokumen. Hal serupa juga dikemukakan Arikunto (2009: 193-201) membagi jenis alat pengumpulan data yaitu: 1. Tes, yaitu serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. 2. Angket atau Kuesioner (Questionnaires), yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. 3. Wawancara (Interview), yaitu sebuah dialog yang dilakukan untuk menilai keadaan seseorang. 4. Observasi, yaitu melakukan pengamatan meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. 5. Skala Bertingkat (Rating) atau Rating Scale, yaitu suatu ukuran subjektif yang dibuat berskala. 6. Dokumentasi, yaitu untuk menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari hasil tes yang berupa pretest dan posttest. Untuk mengumpulkan data, teknik yang digunakan adalah tes. Pengertian tes menurut Suryabrata, (2004: 22) tes adalah pertanyaanpertanyaan yang harus dijawab atau perintah yang harus dijalankan, yang berdasar atas bagaimana menjawab pertanyaan atau melaksanakan perintah, dimana tester mengambil kesimpulan dengan cara membandingkan dengan standart atau tester yang lain. Alasan penggunaan teknik tes karena teknik tes lebih efektif dalam mengukur prestasi belajar siswa. Sedangkan Arifin (1999: 22), mengemukakan bahwa tes merupakan suatu cara untuk melakukan kegiatan evaluasi, yang
39 didalamnya terdapat berbagai tugas yang harus dijawab oleh peserta didik, yang kemudian jawaban itu menghasilkan nilai tentang perilaku anak didik tersebut. Jenis-jenis tes yang digunakan dalam penelitian memiliki beberapa jenis tes dan setiap tes memiliki memiliki fungsi yang berbeda. Jenis-jenis tes menurut Margono (2005: 170) terdapat dua jenis tes yang sering digunakan sebagai alat pengukur adalah: 1. Tes lisan, yaitu sejumlah pertanyaan yang diajukan secara lisan tentang aspekaspek yang ingin diketahui keadaannya dari jawaban yang diberikan secara lisan pula. 2. Tes Tertulis, yaitu berupa sejumlah pertanyaan yang diajukan secara tertulis tentang aspek-aspek yang ingin diketahui keadaannya dari jawaban yang diberikan secara tertulis pula. Tes tertulis ini dibedakan dalam dua bentuk berikut ini : a. Tes esai (essay test) yaitu tes yang menghendaki agar testee memberikan jawaban dalam bentuk uraian atau kalimat-kalimat yang disusun sendiri. b. Tes objektif (objective test) adalah suatu tes yang disusun dimana setiap pertanyaan tes disediakan alternatif jawaban yang dapat dipilih. Tes ini dapat menghasilkan skor yang konstan, tidak tergantung kepada siapa pun yang memberi skor, karena pemberi skor tidak dipengaruhi oleh sikap subjektivitas. Tes objektif diberikan ke dalam beberapa bentuk berikut ini: 1) Tes betul-salah (true false items) 2) Tes pilihan ganda (multiple choice items) 3) Tes menjodohkan (matching items) 4) Tes melengkapi (completion items) 5) Tes jawaban singkat (short answer items) Dari beberapa macam jenis tes di atas, peneliti menggunakan tes tertulis tipe tes obyektif (obyektif test), karena tes obyektif memiliki penilaian yang obyektif dimana hanya terdapat 1 jawaban yang benar dalam setiap soalnya. Siswa tunalaras diminta untuk mengerjakan soal IPA dalam bentuk tes obyektif yang berjumlah 15 butir soal. Adapun kisi-kisi tersebut sebagai berikut:
40 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kompetensi dasar Mengidentifikasi sumber energi dan penggunaannya dalam kehidupan sehari- hari
Indikator 1. Mampu menyebutkan sumber energi panas dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Nomor soal 1, 6, 11
Jumlah soal 3
2. Mampu menyebutkan dan menjelaskan manfaat energi angin.
2, 7, 12
3
3. Mampu menyebutkan dan menjelaskan manfaat energi bunyi.
3, 8, 13
3
4. Mampu menyebutkan dan menjelaskan manfaat energi gerak.
4, 9, 14
3
5. Mampu menyebutkan dan menjelaskan manfaat energi cahaya dan listrik.
5, 10, 15
3
Sedangkan instrumen dalam bentuk soal terlampir sebagai berikut: (1) Sumber energi alternatif yang uapnya digunakan pada pembangkit listrik adalah . . . a. Gelombang air laut b. Air terjun c. Panas bumi d. Batu bara (2) Para nelayan memanfaatkan energi . . . . untuk mencari ikan di laut a. Gerak b. Angin c. Cahaya d. Bunyi (3) Energi yang dapat berpindah ke media melalui media getaran adalah . . . a. Energi gerak b. Energi panas c. Energi angin d. Energi bunyi (4) Kipas angin dapat mengubah energi . . . menjadi energi . . .
41 a. Gerak menjadi Angin b. Angin menjadi Gerak c. Listrik menjadi Gerak d. Listrik menjadi Angin (5) Berikut merupakan manfaat energi cahaya, kecuali . . . a. Untuk menghemat air b. Untuk pengeringan c. Untuk pembangkit listrik d. Untuk pemanas air degan tenaga surya (6) Adanya gesekan dua benda merupakan contoh manfaat energi . . . . a. Energi gesek b. Energi panas c. Energi angin d. Energi bunyi (7) Kincir angin dihubungkan dengan generator sehingga dapat mengubah energi . . . menjadi energi . . . . a. Gerak menjadi Angin b. Gerak menjadi Listrik c. Angin menjadi Listrik d. Listrik menjadi Gerak (8) Salah satu alat yang memanfaatkan energi bunyi yang digunakan di sekolah adalah . . . a. Klakson b. Terompet c. Bel d. Radio (9) Berikut merupakan alat-alat yang dapat menghasilkan energi gerak, kecuali... a. Setrika dan mixer b. Kipas angin dan blender c. Blender dan mixer d. Blender dan baling-baling (10) Pada saat setrika digunakan, terjadi perubahan dari energi…menjadi energi… a. Kimia menjadi Listrik b. Listrik menjadi Kimia c. Gerak menjadi Panas d. Listrik menjadi Panas (11) Sumber terbesar energi panas yaitu . . . a. Api b. Matahari c. Setrika
42 d. Kompor (12) Yang tidak termasuk manfaat energi matahari yaitu . . . a. Untuk menjemur pakaian b. Untuk merapikan pakaian c. Pembangkit listrik tenaga surya d. Untuk mengeringkan padi (13) Sumber energi gerak yaitu . . . a. Listrik dan angin b. Panas dan angin c. Listrik dan bunyi d. Listrik dan cahaya (14) Kipas angin merupakan salah satu bentuk energi . . . a. Bunyi b. Angin c. Panas d. Gerak (15) Berikut merupakan sumber energi cahaya, kecuali . . . a. Matahari c. Angin b. Api d. Listrik Cara penilaian instrument yang akan digunakan dalam penilitian ini sebagai berikut: 100 =
15
F. Validasi Instrumen Penelitian Arikunto (2009: 134) menyebutkan bahwa instrument penelitian merupakan hal yang krusail karena instrument penelitian akan menjadi alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data. Sugiyono (2013 : 125-129) menyebutkan ada tiga jenis validitas yang sering dipakai dalam penelitian seperti : 1. Validitas Konstruksi (Construct Validity). Instrumen yang digunakan dikonstruksi dengan aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu kemudian para ahli diminta pendapatnya tentang instrument yang telah disusun. 2. Validitas isi (Content Validity) yaitu membandingkan antara isi instrument dengan materi pelajaran yang telah diajarkan.
43 3. Validitas eksternal yaitu dengan cara membandingkan antara kriteria yang ada pada instrument untuk mengukur fakta empiris yang terjadi di lapangan. Sementara pendapat yang senada adalah pendapat yang dijelaskan oleh Sukmadinata (2006: 45) yang menjelaskan macam- macam validitas dalam penelitian adalah: 1. Validitas isi, berkenanaan dengan isi dan format dari instrument. Validitas ini untuk mengetahui apakah instrument mengukur sudah tepat dengan hal yang ingin diukur, dan apakah butir-butir pertanyaan sudah mewakili aspek yang akan diukur. 2. Validitas konstruk, validitas ini berkenaan dengan konstruk atau struktur dan karakteristik psikologis aspek yang akan diukur menggunakan instrument. 3. Validitas kriteria, berkenaan dengan tingkat ketepatan instrument mengukur segi yang akan diukur dibandingkan dengan hasil pengukuran dengan instrument lain yang menjadi kriteria. Uraian pendapat di atas menyebutkan bahwa ada beberapa jenis validitas. Jenis validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Jenis validitas ini dipilih karena
dapat digunakan untuk mengetahui kevalidan
instrumen dalam mengukur prestasi belajar siswa kelas VI SLB E Bhina Putera. Validitas isi instrumen divalidasi oleh pakar yang ahli dalam bidangnya, yaitu ahli dalam bidang biologi dan konstruk. Validator instumen secara rinci disajikan menggunakan tabel sebagai berikut : Tabel 3.3 Validator Instrumen No
Nama
Bidang Keahlian
Job Description
1.
Hermawan
Dosen Pendidikan Luar Biasa/ Ortopedagogik
Validator segi materi/isi
2.
Mahardika Supratiwi
Dosen Pendidikan Luar Biasa/ Psikologi pendidikan
Validator segi konstruk
3.
Dewi Puspita Sari
Dosen Biologi UNS
Validator segi isi/ materi
44 G. Teknik Analisis Data Setelah semua data diperoleh, tahapan selanjutnya yang dilakukan adalah mengolah dan menganalisis data. Teknik analisis data yang digunakan ialah kuantitatif dengan teknik non-parametrik yaitu analisis tes ranking bertanda (Wilcoxon Sign Rank Test) dengan menggunakan SPSS Versi 23. Sebagai teknik analisis data hasil penelitian ini digunakan teknik analisis secara kuantitatif. Teknik analisis data kuantitatif dalam penelitian ini digunakan analisis non parametrik uji tes rangking bertanda Wilcoxon yang bersimbol T. Tes bertanda Wilcoxon cocok untuk menganalisis perbedaan variabel independent dari satu atau dua kategori. Alasan penulis menggunakan teknik analisis ini karena sampel yang dipilih dan digunakan untuk penelitian ini sama dengan populasi yang ada. Populasi dalam penelitian ini kurang dari 30 orang, dengan jumlah responden yang terlalu sedikit menjadikan populasi yang ada dijadikan obyek penelitian. Hasil yang didapat melalui pretes dan posttest akan dibandingkan, sehingga akan didapatkan hasil penelitian yang diharapkan. Pengukuran dilakukan sebelum dan setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan tes. Pengaruh perlakuan tersebut dapat diukur melalui perbedaan antara pengukuran awal tes (O1) dan pengukuran tes akhir (O2). Adapun langkahlangkah analisis data adalah sebagai berikut: 1.
Perumusan hipotesis Rumusan hipotesis dua pihak dirumuskan sebagai berikut: Ho : O1 = O2 Terdapat pengaruh signifikan model pembelajaran Teams Games Tournament dapat meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas VI SLB E Bhina Putera Tahun Ajaran 2015/2016 Ha : O1 ≠ O2 Tidak terdapat pengaruh signifikan model pembelajaran Teams Games Tournament dapat meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas VI SLB E Bhina Putera Tahun Ajaran 2015/2016
2.
Pemilihan taraf signifikasi
45 Penelitian ini menggunakan taraf signifikasi (α) 5% 3.
Penentuan statistik uji Statistik uji yang digunakan adalah paired sample t-test menggunakan program IBM SPSS Statistik 23.
4.
Keputusan uji Keputusan uji dalam penelitian ini adalah: a. Jika Thitung> Ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Keputusan uji ini berarti bahwa hipotesis dalam penelitian yang berbunyi: model pembelajaran Teams Games Tournament dapat meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas VI SLB E Bhina Putera Tahun Ajaran 2015/2016 adalah signifikan/dapat diterima kebenarannya. b. Jika Thitung < Ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak Keputusan uji ini berarti bahwa hipotesis dalam penelitian yang berbunyi: model
pembelajaran
Teams
Games
Tournament
(TGT)
dapat
meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas VI SLB E Bhina Putera Tahun Ajaran 2015/2016 adalah tidak signifikan/tidak dapat diterima kebenarannya. H. Prosedur Penelitian Pada tahap pra penelitian, peneliti melakukan kunjungan awal untuk mengidentifikasi keadaan sekolah dan masalah yang terdapat pada SLB E YPAN Bhina Putera. Setelah menentukan masalah, peneliti mengambil permasalahan dalam pembelajaran IPA di kelas VI. Sebelum melakukan penelitian, perijinan dibuat sebagai persyaratan untuk melakukan penelitian. Langkah selanjutnya adalah penyusunan proposal penelitian untuk memperoleh persetujuan penelitian. Setelah proposal disetujui, instrumen dan validasi penelitian disusun. Pada tahap ini, pretest dilakukan untuk memperolah data kemampuan awal siswa. Setelah mendapatkan data kemampuan awal siswa, treatment dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran TGT dalam pembelajaran mata pelajaran IPA. Setelah melakukan treatment, perlu dilakukan posttest untuk mengidentifikasi
46 kemampuan akhir siswa. Setelah posttest dilakukan, analisis data dilaksanakan dengan menggunakan program SPSS 23. Hasil dari penganalisisan data dilaporkan
untuk
membuktikan
keefektifan
penggunaan
TGT
dalam
meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPA bagi anak tunalaras kelas VI SDLB YPAN Bhina Putera. Prosedur penelitian ini disajikan pada gambar 3.1
Perijinan
Persiapan Instrumen
Validitas Instrumen
posttest
treatment
pretest
Analisis Data
Pelaporan Hasil Gambar 3.1 Prosedur Penelitian