BAB III METODE PENELITIAN 3.1.
Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan oleh peneliti maka
metode yang dipakai adalah metode penelitian Kualitatif. Metode Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instument kunci. Menurut Poerwandri (2011) pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang memahami manusia secara subyektif. Terdapat kekuatan yang dimiliki dalam penelitian kualitatif yaitu peneliti dapat mempelajari isu – isu secara mendalam dan mendetail. Selain itu dengan pendekatan kualitatif, peneliti dapat mencoba untuk menterjemahkan pandangan – pandangan dasar yang dapat memahami manusia sebenarnya. Lalu di dalam penelitian kualitatif juga dapat menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif atau menggambarkan seperti halnya wawancara dan observasi. 3.2 Subjek Penelitian Dalam penelitian ini subjek adalah 3 orang, 2 siswa SMP Budi Mulia Dua Bintaro pria dan wanita, dan 1 subjek lainnya adalah siswa SMP Auliya subjek MI dan IAA sudah 1,6 bulan mengikuti ekstrakulikuler sinematografi sedangkan subjek SPW sudah 2 tahun mengikuti ekstrakulikuler sinematografi .
3.2.1. Karakteristik subjek
Subjek A dan B adalah seorang siswa SMP berusia 13 tahun. Kedua subjek sudah mengikuti ekstrakulikuler selama 1,6 bulan
Subjek C adalah seorang siswi SMP berusia 14 tahun. Subjek sudah mengikuti ekstrakulikuler sinematografi selama 2 tahun.
Dalam penelitian ini subjek bersedia untuk menjadi informan dengan menjawab pertanyaan dan menandatangai lembar persetujuan, setelah di baca dan di jelaskan mengenai tujuan penelitian, oleh peneliti.
3.2.2.
Metode Pengambilan subjek Poerwandari (2011)
prosedur untuk penentuan subjek dalam
penelitian kualitatif, pada umumnya menampilkan karakteteristik (1) diarahkan tidak pada jumlah sample yang besar, (2) tidak ditentukan secara kaku sejak awal, tetapi dapat berubah baik dalam hal jumlah maupun karakteristik. Dan (3) tidak diarahkan pada keterwakilan (dalam arti jumlah atau peristiwa acak) melainkan pada kecocokan konteks. Hal ini dilakukan agar sample sungguh-sungguh mewakili fenomena yang dipelajari. Poerwandari (2011) mengemukakan bahwa jumlah subjek tergantung pada apa yang ingin kita ketahui, tujuan penelitian, pertimbangan waktu serta sumber tersedia. juga menambahkan validitas, kedalaman arti dan insight yang dimunculkan penelitian kualitatif lebih berhubungan dengan kekayaan informasi dari kasus atau subjek yang dipilih, dari pada tergantung pada jumlah subjek.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil 3 subjek, yaitu 2 subjek siswa kelas 2 SMP dan 1 subjek siswi kelas 3 SMP yang mengikuti ekstrakulikuler sinematografi di sekolah. 3.3. Metode Pengumpulan data Menurut Poerwandri (2011), metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif sangat beragam disesuaikan dengan masalah, tujuan masalah penelitian, serta sifat objek yang akan diteliti. Metode dasar yang umum yang dipakai dalam penelitian kualitatif adalah observasi dan wawancara. Dasar ketrampilan wawancara dan melakukan observasi inilah yang berperan besar dalam keberhasilan pelaksanaan metode – metode lain. 3.3.1. Wawancara Menurut Poerwandri (2011) wawancara adalah percakapan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. wawancara secara kualitatif dilakukan jika peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna – makna subyektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti dan bermaksud melakukan eksplorasi terhdap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan yang lain. wawancara secara kualitatif dilakukan jika peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna – makna subyektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan yang lain.
Menurut Rahayu dan Ardani (2004) wawancara adalah perbincangan yang menjadi sarana untuk mendapatkan informasi tentang orang lain dengan tujuan penjelasan atau pemahaman tentang orang tersebut dalam hal tertentu. Hasil wawancara merupakan suatu laporan subjektif tentang sikap seseoran terhadap lingkungannya dan diri sendiri. Wawancara adalah percakapan langsung dan tatap muka. Percakapan itu dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu pewawancara
(interviewer)
yang
mengajukan
pertanyaan
dan
yang
diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Dalam penelitian ini wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara semi terstruktur (Sugiyono, 2006 ) wawancara ini sudah termasuk dalam kategori indepth-interviewee, dimaana dalam pelaksanaanya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara ,diminta pendapat, dan idei-idenya 3.3.2 Observasi Menurut Poerwandri (2011) observasi merupakan metode yang paling dasar dan tua dari ilmu – ilmu sosial karena dalam cara – cara tertentu kita selalu terlibat dalam proses mengamati. Istilah observasi diturunkan dari bahasa latin yang berarti “melihat” dan “memperhatikan”. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan
secara
akurat,
mencatat
fenomea
yang
muncul
dan
mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi partisipan.
3.4 Alat pengumpulan data Dalam penelitian yang dilakukan ini, peneliti akan menggunakan pedoman wawancara, informed consent, lembar pencatatan observasi serta alat perekam dalam membantu pengumpulan data. Alat bantu penelitian yang digunakan tersebut ,kiranya dapat membantu dalam pelaksanaan penelitian ini berlangsung. 3.4.1. Pedoman wawancara Menurut Patton (1990) terdapat pedoman umum dalam wawancara dan pedoman baku yang terbuka dalam wawancara. Pedoman umum dalam wawancara memiliki arti selama proses wawancara berlangsung, peneliti dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum yang mencantumkan isu – isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan bahkan mungkin tanpa bentuk pertanyaan yang eksplisit. Pedoman wawancara ini memiliki tujuan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek – aspek yang harus dibahas, sekaligus menajdi daftar pengecek apakah aspek – aspek relevan tersebut telah ditanyakan. Sedangkan pedoman baku yang terbuka dalam wawancara memiliki arti dalam wawancara, pedoman wawancara ditulis secara rinci, lengkap dengan satu set pertanyaan dan penjabarannya dalam kalimat. 3.4.2. Informed consent Menurut kode etik Psikologi, setiap proses dibidang psikologi yang meliputi penelitian /pendidikan /pelatihan /asesmen/intervensi yang melibatkan manusia harus disertai dengan informed consent. Informed consent adalah persetujuan dari orang yang akan menjalani proses dibidang psikologi yang meliputi penelitian
pendidikan/pelatihan/asesmen dan intervensi psikologi. Persetujuan dinyatakan dalam bentuk tertulis dan ditandatangani oleh orang yang menjalani pemeriksaan/yang menjadi subyek penelitian dan saksi. Aspek-aspek yang perlu dicantumkan dalam informed consent adalah a) Kesediaan untuk mengikuti proses tanpa paksaan, b) perkiraan waktu yang dibutuhkan, c) Gambaran tentang apa yang akan dilakukan, d) Keuntungan dan/atau risiko yang dialami selama proses tersebut, e) Jaminan kerahasiaan selama proses tersebut, f) Orang yang bertanggung jawab jika terjadi efek samping yang merugikan selama proses tersebut. 3.4.3. Pencatatan lembar observasi Catatan lapangan berisi deskripsi tentang hal – hal yang diamati dan apapun yang dianggap penting oleh peneliti. Penulisan catatan lapangan dapat dilakukan dalam cara yang berbeda – beda. Tetapi yang terpenting dalam melakukan pencatatan observasi adalah pencatatan observasi harus dibuat secara lengkap berserta keterangan tanggal dan waktu yang lengkap. Dalam penelitian ini peneliti melakukan metode pencatatan anecdotal recording yaitu alat pencatat yang bersifat komulatif dan disajikan dalam berbentuk naratif. 3.5 Alat Bantu penelitian a) Pedoman Observasi Ini berisikan pengamatan apa yang terjadi, bagaimna orang tersebut bereaksi dan berinteraksi.
b) Pedoman wawancara berisikan daftar pertanyaan mengenai hal-hal yang akan dibahas dan berfungsi sebagai alat pengecek, tetapi berdasarkan teori yang bersangkutan dengan topik atau permsalahan. c) Informed consent dipakai untuk membuktikan bahwa wawancara berlangsung tanpa adanya paksaan dan atas persetujuan subjek. d) Alat perekam berguna sebagai alat bantu pada saat wawancara, agar peneliti dapat berkonsentrasi pada proses pengambilan data. Dalam pengumpulan data, alat perekam baru dapat dipergunakan setelah mendapat ijin dari subjek untuk mempergunakan alat tersebut pada saat wawancara berlangsung. 3.6. Prosedur penelitian 3.6.1. Tahap Persiapan Tahap persiapan dan pelaksanaan yang akan dilakukan dalam penelitian, meliputi beberapa tahapan, yaitu : 1. Menyusun pedoman observasi dan pedoman wawancara berdasarkan teori yang berkaitan dengan pembahasan penelitian. 2.
Mencari subjek penelitian yang sesuai dengan kriteria yang ingin peneliti lakukan.
3. Menghubungi subjek dan mengajak untuk bertemu serta menjelaskan maksud dan tujuan. 4. Bertemu dan melakukan wawancara dan observasi sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan bersama.
3.6.2. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini mengenai “Gambaran kepercayaan diri pada siswa SMP yang mengikuti Ekstrakulikuler Sinematografi”, hal ini di lakukan karena peneliti ingin melihat
gambaran
kepercayaan
diri
anak
yang
mengikuti
ekstrakulikuler
sinematografi. Berikut ini merupakan tahapan yang dilakukan peneliti sebelum dan pada saat wawancara pada subyek penelitian. a. Persiapan Wawancara Sebelum wawancara dilaksanakan, peneliti
mempersiapkan perlengkapan yang
dibutuhkan dalam proses wawancara, seperti daftar pertanyaan, informed consent, lembar pencatatan observasi, dan alat perekam. Selanjutnya peneliti dan subyek menetapkan waktu dan lokasi tempat untuk bertemu. b. Pelaksanaan Wawancara dan observasi Hal yang paling penting ketika wawancara akan dimulai adalah memastikan semua peralatan penunjang untuk kegiatan wawancara berfungsi dengan baik. Alat perekam yang dalam pengambilan informasi ini menggunakan handphone, serta daftar pertanyaan sebagai panduan wawancara semuanya siap untuk digunakan. Peneliti terlebih dahulu melakukan pendekatan dengan menjalin rapport dengan subyek. Jika suasana sudah tidak tegang dan terlalu kaku, maka selanjutnya peneliti menjelaskan maksud dan tujuan peneliti melakukan wawancara pada subyek. Jika subyek telah siap dan bersedia untuk di wawancara, Peneliti menyerahkan lembar persetujuan wawancara (informed consent) untuk di tandatangani oleh subyek. Hal ini dilakukan agar subyek merasa nyaman dan yakin bahwa peneliti ini bersifat formal.
Kemudian peneliti memohon izin kepada subyek untuk menggunakan alat perekam selama wawancara berlangsung. Selama pelaksanaan wawancara, semua pertanyaan yang diajukan oleh peneliti bersumber dan berpatokan dari daftar pertanyaan yang sudah peneliti susun dengan baik. Setelah wawancara telah selesai dilakukan peneliti mengucapkan terima kasih atas waktu dan kesempatan yang diberikan kepada peneliti untuk mewawancarai subyek dan segala pertanyaan yang telah dijawab oleh subyek. Sebelum berpisah, peneliti membuat kesepakatan kepada subyek apabila peneliti memerlukan informasi tambahan kiranya peneliti dapat bertemu kembali dengan subyek dan melakukan wawancara selanjutnya. c. Pelaksanaan Observasi Di dalam melakukan observasi peneliti melakukan pengamatan secara langsung terhadap subjek dengan melihat proses belajar mengajar di kelas sinematografi yang berlangsung selama 60 menit. 3.7. Prosedur Analisis Data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan langkah-langkah yang digunakan untuk menganalisis data yang dilakukan oleh Marshall dan Rossman, (dalam Rusdi 2011) diantaranya : a. Mengorganisasikan Data Peneliti mendapatkan data langsungn dari subjek melalui wawancara mendalam (indepth inteviwer), dimana data tersebut direkam dengan tape recoeder dibantu alat tulis lainya. Kemudian dibuatkan transkipnya dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman menjadi bentuk tertulis secara verbatim.
b. Pengelompokan berdasarkan kategori, tema dan pola jawaban Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara, peneliti melakukan Analisis terhadap sebuah kasus yang diteliti, peneliti menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal diungkapkan oleh responden. Data yang telah dikelompokan tersebut oleh peneliti dicoba untuk dipahami secara utuh dan ditemukan tema-tema penting serta kata kuncinya. Sehingga peneliti dapat menangkap penagalaman, permasalahan, dan dinamika yang terjadi pada subjek. c. Menguji asumsi atau permasalahan yang ada terhadap data Setelah kategori pola data tergambar dengan jelas, peneliti menguji data tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada tahap ini kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau kembali berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan dalam bab II, sehingga dapat dicocokan apakah ada kesamaan antara landasan teoritis dengan hasil yang dicapai. d. Mencari Alternatif Penjelasan Bagi Data Setelah kaitan antara kategori dan pola, peneliti masuk ke dalam tahap penejelasan. Pada tahap ini akan dijelaskan dengan alternative lain melalui referensi atau teoriteori lain. Alternatif ini akan sangat berguna pada bagian pembahasan, kesimpulan dan saran. e. Menulis Hasil Penelitian Penulisan data subjek yang berhasil dikumpulkan merupakan suatu hal yang membantu penulis untuk memeriksa kembali kesimpulan yang dibuat.