26
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis
penelitian
ini adalah
penelitian
eksperimen
semu
(quasi-
eksperimental design). Quasy-experimental design digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian. 3.1.2 Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan Two-groups post-test only design. Pemilihan desain ini didasarkan pada asumsi bahwa pada kedua kelas memiliki kemampuan yang setara sebagaimana akan dibahas pada 3.3. Untuk memperjelas teknik penelitian yang digunakan, dapat digambarkan rancangan penelitian sebagai berikut : R
X1 OX1 X2 OX2
Gambar 3.1 Desain Penelitian Newman dalam Endang Mulyatiningsih (2011:89) Keterangan : R
: random assignment
X1
: Perlakuan (treatment) menggunakan Metode Hypnoteaching
X2
: Perlakuan
(treatment) menggunakan Metode konvensional
OX1 : Pengukuran hasil belajar yang menggunakan Metode Hypnoteaching OX2 : Pengukuran hasil belajar yang menggunakan Metode Konvensional Desain penelitian dari Newman menunjukkan bahwa subjek penelitian dipilih secara random namun dilakukan uji kesetaraan pada kedua kelas. Uji kesetaraan berfungsi untuk menunjukkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan yang setara. Menurut Endang Mulyatiningsih (2011:89) penelitian dapat menggunakan Two-groups post-test only design jika kedua kelas memiliki kemampuan yang setara.
26
27
Setelah uji kesetaraan, selanjutnya kedua kelas diberi treatment atau perlakuan. Kelas Eksperimen (X1) diberi perlakuan menggunakan Metode Hypnoteaching sedangkan Kelas Kontrol (X2) diberi perlakuan menggunakan Metode Konvensional. Selanjutnya kedua kelas diberikan post-test untuk mengukur efektivitas hasil belajar matematika. 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1
Variabel Penelitian Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu variabel Independen dan
Dependen. Variabel Independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Sedangkan Variabel Dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel indepenen (bebas). Variabel Independen dalam penelitian ini yaitu Metode Hypnoteaching. Sedangkan Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah efektivitas hasil belajar matematika. 3.2.2 Definisi Operasional Agar hasil penelitian ini tidak menimbulkan kesalahan pemahaman dan perbedaan penafsiran yang berkaitan dengan istilah-istilah dalam judul skripsi maka perlu didefinisikan secara operasional. Definisi operasional berfungsi untuk membatasi variabel yang diukur dalam penelitian. Sesuai dengan judul penelitian yaitu “Efektivitas Penggunaan Metode Hypnoteaching dalam Pembelajaran Matematika Kelas IV Semester II SDIP H. Soebandi Kec. Bawen Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012”, pendefinisian operasional variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan opini-opini yang terlalu luas sehingga penelitian menjadi rancu. Sebagaimana telah dibahas dalam 3.2.1, variabel yang diukur adalah Metode Hypnoteaching dan efektivitas pembelajaran. Metode Hypnoteaching yang merupakan Variabel Independen dalam penelitian ini hanya dibahas pada tataran langkah-langkah penerapannya saja. Hal ini dimaksudkan agar arah penelitian tetap fokus sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian.
28
Sedangkan efektivitas pembelajaran yang merupakan Variabel Dependen terbatas pada pengukuran hasil belajar matematika siswa Kelas IV SDIP H. Soebandi. Hasil belajar matematika yang diukur dilihat dari aspek kognitif. Pengukuran dilakukan melalui post-test yang diberikan kepada siswa. 3.3 Subjek Penelitian Dalam menentukan subjek penelitian digunakan uji setara untuk menentukan kesetaraan terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah seluruh siswa Kelas IV SDIP H. Soebandi. Penjelasan lebih lanjut lihat Tabel 3.1. Tabel 3.1 Tabel Jumlah Penelitian di SDIP H. Soebandi Jenis Kelamin Subjek Penelitian Kelas Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan Kelas Eksperimen IVA 15 17 32 Kelas Kontrol IVB 12 18 30 62 Jumlah Dari seluruh subjek pada Tabel 3.1 dilakukan uji setara dengan cara diberikan soal dari materi matematika yang telah dipelajari sebelumnya. Pertamatama soal yang digunakan untuk uji kesetaraan terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitas di SD bukan tempat penelitian yaitu di SD Negeri Asinan 01. Dari 30 soal yang diujikan terdapat 21 soal yang valid. Selanjutnya 21 soal yang valid hanya digunakan 20 soal. Soal-soal yang dipilih sudah mewakili semua indikator. Hasil uji validitas dan lampiran soal yang digunakan untuk uji kesetaraan tercantum dalam lampiran. Data hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Hasil Uji Reliabilitas Soal Uji Kesetaraan Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .895
30
Jika Cronbach’s Alpha > 0,7 berarti reliabilitas soal dapat diterima. Dari Tabel 3.2 dapat dilihat bahwa reliabilitas soal yaitu 0.895. Hal ini berarti soal yang digunakan untuk kesetaraan memiliki reliabilitas bagus.
29
Langkah yang kedua soal diberikan kepada siswa Kelas IV yang menjadi subjek penelitian kemudian data diolah. Kedua kelas dapat dikatakan setara setelah diuji t dengan normalitas dan homogenitas sebagai prasyarat. Sebelum Uji t perlu dilakukan Uji Normalitas. Berdasarkan Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov yang kriterianya adalah signifikansi untuk uji dua sisi hasil perhitungan > 0,05 berarti berdistribusi normal dengan menggunakan komputer SPSS 16.0 for windows. Hasil uji normalitas sebagai prasyarat Uji t untuk mengukur kesetaraan dapat dilihat dalam Tabel 3.6. Tabel 3.3 Hasil Uji Normalitas Kesetaraan Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic
Df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
Df
Sig.
Kelas Eksperimen
.141
30
.132
.979
30
.809
Kelas Kontrol
.110
30
.200
*
.970
30
.541
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
Dari Tabel 3.6 dapat dilihat pada signifikansi Kelas Eksperimen 0,132 dan Kelas Kontrol 0,200. Hal tersebut menunjukkan bahwa kedua kelas berdistribusi normal karena signifikansi >0,05. Langkah selanjutnya yaitu Uji t berdasarkan kriteria Levenet bahwa signifikansi >0,05 maka kedua kelas dapat dikatakan homogen. Selanjutnya dilakukan uji t menggunakan Independent Samples T-Test. Jika signifikansi 2 sisi >0,05 maka kedua kelas dapat dikatakan setara. Hasil uji homogenitas dan Uji t dapat dilihat pada Tabel 3.4.
30
Tabel 3.4 Tabel Hasil Uji-T Kesetaraan Independent Samples Test Skor
Levene's Test for Equality of Variances
F
T
Means
Df
Equal
variances
variances not
assumed
assumed
2.495
Sig.
t-test for Equality of
Equal
.119
Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence
Lower
Interval of the
Upper
Difference
-.735
-.729
60
54.472
.465
.469
-2.77083
-2.77083
3.76883
3.80050
-10.30961
-10.38887
4.76795
4.84721
Berdasarkan Tabel 3.7 dapat diketahui bahwa signifikansi menggunakan Uji Levenet (Levene’s Test for equality of Variances) yaitu 0,119. Hal itu menunjukkan data berasal dari populasi yang homogen. Selain itu sig.(2 tailed) menunjukkan 0,465 artinya kedua kelas merupakan kelas yag setara karena tingkat signifikansinya > 0,05. Sehingga desain penelitian dapat menggunakan Two groups post-test only design. 3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Teknik merupakan cara yang digunakan untuk menemukan data. Sedangkan instrumen merupakan alat atau media yang digunakan untuk menemukan data. 3.4.1
Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data berupa nilai atau hasil belajar matematika siswa
maka harus ditentukan teknik dan alat pengumpulan data yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Pada penelitian ini untuk pengumpulan data penulis menggunakan tes, observasi dan dokumentasi.
31
Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar matematika pada pokok bahasan pecahan. Jenis tes yang digunakan adalah tes formatif berupa isian yang tercantum dalam post-test. Observasi dimulai dengan pengenalan kepada guru kelas mengenai penggunaan metode Metode hypnoteaching. Jenis observasi yang digunakan yaitu observasi nonpartisipan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi bias pada hasil penelitian. Dokumentasi yang dilakukan adalah pengumpulan data-data mengenai aspek statis dan dinamis sekolah. Data ini digunakan dalam analisis deskripsi data. Hal ini dilakukan untuk mengetahui latar belakang dari siswa, guru dan sekolah itu sendiri. 3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data Dalam penelitian ini terdapat dua instrumen pengumpulan data. Istrumen yang pertama yaitu lembar observasi yang berisi sintak. Instrumen yang kedua yaitu kisi-kisi soal tes yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. 3.4.2.1 Lembar Observasi Instrumen
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
lembar
observasi/pengamatan yang dilakukan saat pembelajaran berlangsung. Lembar observasi berisi terlaksana atau tidak terlaksananya sintak. Dalam hal ini yaitu langkah-langkah penggunaan Metode Hypnoteaching. Kisi-kisi yang digunakan saat observasi dapat dilihat pada Tabel 3.5. Tabel 3.5 Kisi-Kisi Lembar Observasi Penggunaan Metode Hypnoteaching No Pertemuan 1
Sintak
Niat dan motivasi 1. Waking Hypnosis
Tingkah Laku Guru Guru masuk ke dalam kelas dengan penuh semangat, tersenyum dan memberi salam Guru menyampaikan cerita motivasi mengenai orang Tuna Netra yang berprestasi di sekolah umum.
32
2.
Pacing
3.
Leading
4.
Penggunaan kata positif
5.
Pemberian reward and punishment
6.
Modelling
Guru bertanya kepada siswa “siapa yang tadi pagi sudah sarapan?” atau “siapa yang ingin menjadi juara?” kemudian siswa mengangkat tangan. Guru bertanya sampai semua siswa telah mengangkat tangan. Sangkutkan materi pecahan dengan tema-tema yang sedang tren dikalangan siswa Guru meminta salah seorang siswa untuk maju kedepan membelah apel yang disediakan guru kemudian bertanya jawab dengan siswa. Guru meminta siswa maju kedepan mengerjakan soal di papan tulis. Saat proses pembelajaran berlangsung guru tidak boleh menggunakan kata negatif. Utuk menenangkan kelas, guru menggunakan kata “mohon tenang” bukan “jangan ramai”. Guru meminta siswa membuat gerakan unik jika jawaban salah seorang siswa benar dengan mengatakan “OK” dan mengatakan “ADUH” jika jawaban siswa salah. Guru harus bisa menjadi panutan bagi siswa baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Pertemuan 2 1.
Niat dan motivasi
Waking hypnosis
2.
Pacing
Guru masuk ke dalam kelas dengan penuh semangat, tersenyum dan memberi salam Guru memberikan gerakan-gerakan unik kemudian meminta siswa menirukan. (Menyanyikan lagu Ayam-Bebek beserta gerakannya) Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok. Kelompok 1,2,3 masingmasing berteriak CIK, BUM dan PRET. Guru menunjuk kelompok secara bergantian hingga terbentuk bunyi layaknya Acapella
33
3.
Leading
4.
Penggunaan kata positif
5.
Pemberian reward and punishment
6.
Modelling
Guru meminta salah seorang siswa untuk maju kedepan mengisi pada garis bilangan yang disediakan guru kemudian bertanya jawab dengan siswa. Guru meminta siswa maju kedepan mengerjakan soal di papan tulis. Saat proses pembelajaran berlangsung guru tidak boleh menggunakan kata negatif. Utuk menenangkan kelas, guru menggunakan kata “mohon tenang” bukan “jangan ramai”. Guru mengisi tabel senyum. Jika lebih banyak point senyum saat akhir pelajaran maka siswa boleh istirahat 5 menit lebih awal dan sebaliknya. Guru harus bisa menjadi panutan bagi siswa baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
3.4.2.2 Lembar Soal Tes Guna mengungkap hasil belajar matematika, selain lembar observasi juga menggunakan instrumen berupa tes. Tes dilakukan untuk mengungkapkan hasil belajar siswa sesudah pemberian treatment. Jenis tes yang digunakan yaitu tes formatif berupa isian. Untuk menjamin bahwa instrumen berupa tes isian yang akan digunakan merupakan instrumen yang baik, maka tes disusun mengikuti langkah-langkah penyusunan soal. Langkah yang dimaksud adalah : 1) penyusunan kisi-kisi, 2) uji coba instrumen, 3) uji validitas dan reliabilitas. Kisi-kisi disusun berdasarkan SK dan KD yang ditetapkan yaitu menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah dengan KD yaitu menjelaskan arti pecahan dan urutannya. Kisi-kisi untuk mengukur hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 3.6.
34
Tabel 3.6 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Matematika Standar Kompetensi 6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar 6.1 Menjelaskan arti pecahan dan urutannya
Indikator
Butir Soal
1. Menyatakan pecahan dalam gambar 2. Pecahan sebagai operasi pembagian.
1,2,3,4
3.Membandingkan pecahan berpenyebut sama.
5, 6,7,8,9 10, 11, 12, 13
4. Mengurutkan pecahan 14, 15, 16 berpenyebut sama. 5. Letak pecahan pada 17, 18, 19 garis bilangan. 6. Menentukan pecahan 20, 21, 22, senilai dengan garis 23 bilangan. 7. Menentukan pecahan 24, 25, 26 senilai dengan tabel perkalian. 8. Menentukan pecahan 27, 28, 29, senilai dengan operasi 30 perkalian. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Untuk mengetahui instrumen yang valid maka instrumen yang diujicobakan di sekolah yang bukan menjadi subjek penelitian. Uji coba dilakukan di kelas IV SDN Asinan 01 dengan jumlah siswa 32 orang. Berdasarkan hasil uji coba tersebut dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan bantuan SPSS 16.0 for windows. Penetapan butir soal yang valid digunakan ketentuan sebagaimana dikemukakan oleh Azwar dalam Duwi Priyatno (2010:95) bahwa suatu item instrumen penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item total correlation ≥ 0,2. Kategori inilah yang digunakan untuk menentukan apakah item valid atau tidak. Dari 30 soal yang diujikan di SDN Asinan 01 terdapat 18 soal yang valid dan 12 soal yang tidak valid. Dari 18 soal yang valid terdapat 6 soal dengan validitas rendah, 10 soal dengan validitas sedang dan 2 soal dengan validitas tinggi. Rincian lebih lanjut terdapat dalam Tabel 3.
35
Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Hasil Uji Validitas Standar Kompetensi Butir Indikator Kompetensi Dasar Soal Valid Tidak Valid 6. 6.1 Menggunakan Menjelaskan 1. Menyatakan pecahan arti pecahan 1,2,3,4 3,4 1,2 pecahan dalam dalam dan gambar urutannya pemecahan masalah 1. Pecahan 5, sebagai operasi 6,7,8,9 5,6,9 7,8 pembagian 2. Membandingka 10, 11, n pecahan 12, 13 10,11 12,13 berpenyebut sama. 3. Mengurutkan 14, 15, pecahan 16 15,16 14 berpenyebut sama. 4. Letak pecahan 17, 18, pada garis 19 18,19 17 bilangan. 5. Menentukan 20, 21, pecahan senilai 20, 21, 22, 23 dengan garis 22, 23 bilangan. 6. Menentukan 24, 25, 25, 26 pecahan senilai 24 26 dengan tabel perkalian. 7. Menentukan pecahan senilai 27, 28, 27 28,29,30 dengan operasi 29, 30 perkalian. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen atau tingkat keajegan jawaban siswa terhadap pernyataan-pernyataan dalam item instrumen digunakan metode Alpha (Cronbach’s) yang dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0.
36
Berdasarkan ketentuan
yang dikemukakan oleh George dan Mallery
dalam Widiyoko (2005:170), untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen menggunakan kriteria sebagai berikut : α ≤ 0,7
: tidak dapat diterima
0,7 < α < 0,8
: dapat diterima
0,8 < α ≤ 0,9
: reliabilitas bagus
α > 0,9
: reliabilitas memuaskan.
Instrument yang digunakan dalam penelitian selain harus valid, juga harus reliabel. Berdasarkan teknik alpha, nilai reliabilitas yang dapat diterima harus >0,7. Berikut ini adalah tabel hasil uji reliabilitas instrument sebelum penelitian. Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrument Post-test Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .796
30
Dari Tabel 3.8 dapat dilihat bahwa Cronbach's Alpha menunjukkan 0,796 Berdasarkan teknik alpha yang digunakan maka instrument memiliki reliabillitas yang dapat diterima dan dapat digunakan dalam penelitian. 3.5 Teknik Analisis Data Teknik analisis data digunakan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran menggunakan Metode Hypnoteaching pada mata pelajaran Matematika kelas IV di SDIP H. Soebandi. Cara mengukur efektivitas dilihat dari hasil belajar matematika. Data hasil belajar diperoleh dari post-test yang diberikan sebagai evaluasi setelah treatment. Data kemudian diolah untuk mengetahui efektivitas perbedaan yang signifikan. Tahap pertama, data dideskripsikan yang dapat dilihat dari diagramdiagram yang disajikan. Tahap yang kedua menggunakan Uji t yang dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0 for windows.
37
3.5.1
Tahap Deskripsi Data Langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah membuat rangkuman
distribusi data dari post-test dari hasil statistik deskriptif program SPSS 16.0 for windows. 3.5.2
Tahap Uji t Tahap uji t ini digunakan untuk melihat apakah kedua kelas memiliki
perbedaan yang signifikan atau tidak. Teknik Uji t yang digunakan yaitu Independent Sample Test. Sebelum data diolah dengan Uji t perlu dilakukan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas sebagai uji prasyarat. Tahap Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya persebaran data yang akan dianalisis. Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov kriterianya adalah signifikansi untuk uji dua sisi hasil perhitungan > 0,05 berarti berdistribusi normal dengan menggunakan komputer SPSS 16 for windows. Tahap uji homogenitas untuk memastikan data berasal dari populasi yang homogen. Uji homogenitas menggunakan uji levenet, kriterianya adalah signifikansi untuk uji dua sisi hasil perhitungan >0,05 berarti variansi pada tiap kelas sama (homogen) dengan menggunakan SPSS 16 for windows. Dari nilai t hitung dapat diketahui efektivitas perbedaan yang signifikan dari nilai signifikansinya. Duwi Prayitno (2010:36) mengungkapkan bahwa kriteria pengujian berdasar signifikansi yaitu Ho diterima jika signifikansi >0,05.