BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian pra ekspirimen dengan rancangan one group pra test
post test. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap sebelum dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan mengenai seksual pranikah. Oleh karena itu pengukuran data dilakukan sebelum dilakukan intervensi penkes (pre test) dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan (post test). Rancangan penelitian ini digambarkan sebagai berikut: O1
X
O2
Pretest
Perlakuan
Posttest
(tingkat pengetahuan
(pendidikan Kesehatan )
(tingkat Pengetahuan
dan sikap awal)
dan sikap sesudah pendidikan kesehatan)
Gambar 3. Rancangan Penelitian B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi merupakan seluruh obyek penelitian atau obyek yang diteliti (Notoadjmojo, 2007). Populasi dalam penelitan ini yaitu siswa kelas XI di SMAN 2 Mranggen yang berjumlah 226 orang.
27
28
2. Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi, populasi yang besar tidak mungkin secara keseluruhan dapat diteliti. Adanya keterbatasan waktu, tenaga, dan dana maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut, dengan syarat sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili) (Sugiyono, 2006). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
secara
proportionate simple random sampling yaitu teknik penentuan sample dengan cara diundi dan besarnya sampel setiap kelompok (kelas) didasarkan atas proporsi masing-masing kelas. Besar sampel penelitian dihitung dengan rumus sebagaimana berikut:
N
n=
Keterangan: 1+N (0,1)2
N = jumlah populasi n = jumlah sample yang
didapat Berdasarkan rumus tersebut, maka diperoleh jumlah sampel sebesar 70 siswa kelas XI SMA N 2 Mranggen. Dengan demikian karena jumlah kelas XI ada 6 kelas maka setiap kelas diambil sebanyak 12 siswa secara undian.
29
C. Definisi Operasional, Variable, dan Skala Pengukuran Variabel
Definisi Operasional
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala
Pendidikan Kesehatan
Pemberian paket pendidikan kesehatan melalui metode ceramah dan tanya jawab tentang seksual pranikah meliputi pengertian pendidikan seks, factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku seks bebas, dan dampak dari seks pranikah
SAP Pendidikan
-
-
Pengetahuan remaja tentang seks pranikah
Tingkat pengetahuan remaja untuk mengingat materi yang diberikan melalui pendidikan kesehatan tentang seks pranikah pada remaja sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang seksual pranikah.
Kuesioner dengan 14 butir pertanyaan (negatif & positif). Pada pertanyaan positif (pavorable), jika menjawab / memilih jawaban B (benar) diberi skor 1 dan jika menjawab / memilih jawaban S (salah) diberi skor 0. Sebaliknya pada pertanyaan negatif, jika menjawab / memilih jawaban B (benar) diberi skor 0 dan jika menjawab / memilih jawaban S (salah) diberi skor 1.
Tingkat pengetahuan berdasarkan Waridjan (1999) yaitu:
1. Pengetahuan baik, bila bila prosentase benar antara 80-100 %( 11-14 );
2. Pengetahuan cukup, bila prosentase benar antara 65-79 % ( 9 – 11 );
3. Pengetahuan rendah, bila prosentase banar < 65 % ( < 9 ). Kategori tingkat pengetahuan digunakan untuk kepentingan deskripsi hasil penelitian . untuk kepentingan analisis menggunakan data asli / angka
Interval
30
Sikap remaja tentang seks pranikah
Respon atau tanggapan sampel penelitian terhadap perilaku seksual pranikah
Kuesioner berbentuk skala Likert dengan pilihan Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Pertanyaan positif diberikan skor sebagai berikut: SS (skor 5), S(4), RR (3), TS (2), STS (1). Sedangkan pertanyaan negatif diberikan skor sebaliknya
Tingkat dukungan yang diberikan dengan kategori sebagai berikut:
Interval
1. sangat tidak setuju, Jika skornya 42 - 56 2. tidak setuju, jika skornya 28 - 41 3.Setuju, Jika skornya 14 – 27 4. Sangat Setuju, Jika skornya 1 - 13 Kategori sikap digunakan untuk kepentingan deskripsi hasil penelitian. untuk kepentingan analisis menggunakan data asli / angka
D. Metode Pengumpulan Data a) Data primer Data primer merupakan data yang dikumpulkan langsung dari responden dengan pengisian kuesioner tentang pengetahuan dan sikap remaja tentang seks pranikah. Data primer yang dikumpulkan meliputi identitas sampel penelitian (kode sampel penelitian, umur, kelas, sosial ekonomi atau pekerjaan orang tua), dan tingkat pengetahuan & sikap tentang hubungan seksual pranikah. b) Data sekunder Data sekunder merupakan data pendukung atau penunjang dari data primer khususnya yang memiliki relevansi dengan topik penelitian yang dibahas. Data sekunder merupakan gambaran umum SMA N 2 Mranggen yang diperoleh dari TU (Tata Usaha) sekolah tersebut.
31
c) Prosedur pengumpulan data 1. Peneliti meminta persetujuan dari kepala sekolah SMA N 2 Mranggen
untuk melakukan penelitian di SMA N 2 Mranggen yaitu dengan memberikan surat permohonan ijin sebagai tempat dilakukannya penelitian. 2. Peneliti memberikan informasi tentang tujuan dan sifat keikutsertaan dalam penelitian pada calon sampel penelitian. 3. Peneliti memohon persetujuan siswa SMA N 2 Mranggen untuk
menjadi sampel penelitian. Bila siswa bersedia berpartisipasi dalam penelitian diminta untuk menandatangani lembar persetujuan atau informed consent. 4. Sampel penelitian yang setuju berpartisipasi dalam penelitian diberikan kuesioner untuk diisi secara lengkap untuk mengukur tingkat pengetahuan
dan
sikap
awal
sebelum
pendidikan
kesehatan
(pengukuran pertama – pre test). 5. Peneliti memberikan pendidikan kesehatan tentang seksual pranikah
pada sampel sebesar 70 responden sesuai dengan tempat dan waktu kegiatan dengan mengacu pada SAP yang disusun peneliti. 6. Peneliti memberikan kuesioner pada sampel penelitian untuk diisi kembali secara lengkap khususnya tentang tingkat pengetahuan dan sikap (pengukuran kedua – post test). 7. Setelah diisi, responden / sampel penelitian diminta untuk segera mengembalikan kuesioner penelitian tersebut pada peneliti untuk untuk dilakukan pengolahan dan analisa data. d) Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang terdiri atas Kuesioner A yang digunakan untuk menggali data atau karakteristik sampel penelitian meliputi kode sampel penelitian, umur, kelas, sosial ekonomi atau pekerjaan orang tua; Kuesioner B digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan sampel penelitian tentang seksual pranikah yang terdiri dari pernyataan positif (favorable)
32
yaitu pertanyaan nomor 1, 3, 5, 7, 8, 9, 12, 14, 17, 19, dan 20, dan pernyataan negatif (unfavorable) yaitu pertanyaan nomor 2, 4, 6, 10, 11, 13, 15, 16, dan 18; dan Kuesioner C digunakan untuk menggali sikap sampel penelitian tentang perilaku seksual pranikah yang terdiri atas pernyataan positif (favorable) yaitu nomor 1, 4, 8, 11, 13, 15, 16, 17, 19, 20, dan pernyataan negatif (unfavorable) yaitu pernyataan nomor 2, 3, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 14, dan 18. Instrumen penelitian dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan teori yang mendasari di tinjauan pustaka, oleh karena itu sebelum digunakan untuk pengambilan data penelitian perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. a. Uji Validitas Uji validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment (Arikunto, 2006): r=
{
NΣ X 1 X 2 − (Σ X 1 )(Σ X 2 ) ( NΣ X 1 ) 2 − (Σ X 1 ) 2
}{
( NΣ X 2 ) 2 − (Σ X 2 ) 2
}
dimana: N
= Jumlah sampel uji coba
Σ X 1 = Jumlah skor pada masing-masing pertanyaan Σ X 2 = Jumlah skor total semua pertanyaan
Apabila hasil uji menunjukkan nilai r hitung lebih besar dari r tabel pada taraf signifikan 5%, maka item kuesioner dinyatakan valid (Sugiyono, 2006). Uji coba instrumen penelitian dilakukan di SMA N 1 Mranggen
terhadap 20 siswa. Instrumen dikatakan valid bila
33
diperoleh nilai r hitung lebih besar atau sama dengan nilai r tabel pada tingkat keyakinan 5% dengan jumlah responden 20 orang yaitu sebesar 0,444. Berdasarkan uji instrumen penelitian pada tanggal 25 juni 2010 di SMA N 1 Mranggen terhadap 20 siswa. Di dapatkan dari 20 pertanyaan tingkat pengetahuan yang valid ada 14 pertyanyaan dan sikap seksual pranikah dari 20 pertanyaan yang valid ada 14 pertanyaan
yang
bisa
digunakan
sebagai
instrumen
penelitian.sedangkan yang 12 pertanyaan maasih haarus dilakukan uji validitas ulang dan harus perlu direvisi diantaanya sebagai berikut: 1) Pertanyaan no. 4 melakukan hubungan seksual satu kali saja tidak dapat menyebabkan kehamilan 2) Pertanyaan
no.
6
Melakukan
hubungan
seksual
dapat
meningkatkan kedewasaan 3) Pertanyaan no. 7 Memegang tangan saat pacaran merupakan
salah satu bentuk perilaku seksual pranikah 4) Pertanyaan no. 16 Hubungan seksual pranikah merupakan
bentuk perilaku yang tidak bertentangan dengan norma agama 5) Pertanyaan no. 18 Hubungan seksual pranikah yang dilakukan
berulang kali tidak dapat menyebabkan kehamilan 6) Pertanyaan
no. 19 Aktifitas ciuman bibir akan berdampak
terjadi penularan penyakit TBC 7) Pertanyaan sikap no. 5 Untuk mencegah kehamilan saya akan
menggunakan kontrasepsi saat hubungan seksual dengan pacar
34
8) Pertanyaan sikap no. 6 Jika saya melakukan hubungan seks tidak akan menimbulkan dampak negatif bila dilakukan satu kali saja 9) Pertanyaan sikap no. 13 Hal – hal yang berkaitan dengan seksualitas sebaiknya diberikan orang tua semenjak dini 10) Pertanyaan sikap no. 14 Melakukan hubungan seksual pranikah
akan dapat membantu saya melampiaskan emosi 11)
Pertanyaan sikap no. 19 Saya menghindari hubungan seksual pranikah karena takut tertular Penyakit shipilis, gonorhoe, dan HIV/AIDS
12) Pertanyaan sikap no. 20 Saya tidak akan melakukan hubungan
seksual pranikah karena takut dosa dan melanggar norma yang berlaku di masyarakat Hasil uji validitas kuesioner tentang tingkat pengetahuan remaja tentang seksual pranikah dikatakan valid jika rhitung untuk semua item pernyataan lebih besar dari pada rtabel (0.444). Berdasarkan uji validitas kuesioner tingkat pengetahuan remaja mengenai seksual pranikah remaja diperoleh dari 20 pernyataan 6 diantaranya tidak valid, sehingga pernyataan yang tidak valid tersebut peneliti abaikan. Pernyatan tersebut antara lain adalah item 4 dengan rhitung (0.401), item 6 dengan rhitung (0.139), item 7 dengan rhitung (0.039), item 16 dengan rhitung (-0.292), item 18 dengan rhitung (-0.013), item19 dengan rhitung (0.013) sehingga jumlah pernyataan menjadi14 pernyataan dan Hasil uji validitas kuesioner tentang sikap remaja tentang seksual pranikah dikatakan valid jika rhitung untuk semua item pernyataan lebih besar dari pada rtabel (0.444). Berdasarkan uji validitas kuesioner sikap remaja mengenai seksual pranikah remaja diperoleh dari 20 pernyataan 6 diantaranya tidak
35
valid, sehingga pernyataan yang tidak valid tersebut peneliti abaikan. Pernyatan tersebut antara lain adalah item 5 dengan rhitung (0.169), item 6 dengan rhitung (0.394), item 13 dengan rhitung (0.354), item 14 dengan rhitung (0.187), item 19 dengan rhitung (0.202), item19 dengan rhitung (-0.377) sehingga jumlah pernyataan menjadi14 pernyataan. b. Uji Reliabilitas Setelah dilakukan uji validitas dan diketahui bahwa tiap-tiap pertanyaan adalah valid, maka tiap tahap selanjutnya kusioner akan dilakukan uji reliabilitas untuk mengetahui apakah instrument tersebut konsisten untuk mengukur gejala yang sama. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji analisa dengan Alfa Cronbach dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2006) k rII = (k − I ) 1 −
∑6 6t
2 b
2
ss
Dimana : rII
: Reliabilitas Instrumen
k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal.
∑
6 b : Jumlah varian butir
∑
6t
2
: Jumlah varian total. Instrumen dinyatakan reliabel jika reliabilitas internal seluruh
instrumen sama dengan atau lebih dari 0.60 sampai mendekati angka 1 dan nilainya positif (Sugiyono, 2006). Berdasarkan uji reabilitas dari 20 item pernyataan pada kuesioner tingkat pengetahuan remaja mengenai seksual pranikah diperoleh alpha =
36
0.816 artinya kuesioner tersebut reliabel karena nilai tersebut lebih besar dari pada nilai rtabel (0.60). sedangkan berdasarkan uji reabilitas dari 20 item pernyataan pada kuesioner sikap remaja tentang seksual pranikah diperoleh alpha = 0.880 artinya kuesioner tersebut reliabel karena nilai tersebut lebih besar dari pada nilai rtabel (0.60). H. Pengolahan Data Data yang telah terkumpul diolah melalui langkah-langkah sebagai berikut : a. Editing (memeriksa)
Editing adalah memeriksa daftar petanyaan yang telah diserahkan oleh para pengumpulan data. b. Coding (memberi tanda kode)
Coding adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden kedalam kategori. Biasanya klasifikasi dilakukan dengan cara memberi tanda atau kode berbentuk angka pada masing-masing jawaban. c. Sorting Sorting merupakan tahap ketiga, yaitu mensortir dengan memilih atau mengelompokkan data menurut jenis yang dikehendaki (klasifikasi data). d. Entry data Entri
data adalah jawaban-jawaban yang sudah diberi kode kategori
kemudian dimasukkan dalam tabel dengan cara menghitung frekwensi data, dengan bantuan computer program SPSS 16.0 for windows e. Cleaning Cleaning adalah pembersihan data, lihat variable apakah data sudah benar atau belum. I. Analisis Data
37
Analisis data dalam penelitian ini mencakup dua hal yaitu analisis univariat untuk dan analisa bivariat. a. Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dalam penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase
dari
tiap
variabel
(Notoatmodjo,
2005).
Analisis
data
menggunakan program SPSS 16.0 For MS Windows. Analisis univariat dalam penelitian ini meliputi penggambarkan masing-masing variabel penelitian (tingkat pengetahuan dan sikap) termasuk karakteristik sampel penelitian. Karena data berskala numerik (interval), maka analisis univariat menggunakan nilai pemusatan dan nilai penyebaran data. b. Analisis Bivariat Analisis bivariat digunakan terhadap 2 variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Analisa bivariat dalam penelitian ini untuk menganalsis perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan. Karena data berskala numerik, maka analisis bivariat menggunakan uji dependent t Test (paired t Test). Berdasarkan uji tersebut dapat diambil keputusan: 1. Menolak Ho dan menerima Ha, jika diperoleh nilai p ≤ alpha (0.05). J. Etika Penelitian Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan. Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut (Hidayat, 2008) :
38
1. Informed Consent Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar responden mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. 2. Anonimity (tanpa nama)
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 3. Kerahasiaan (confidentiality)
Merupakan
masalah
etika
dengan
memberikan
jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, bak informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset 4. Pengunduran Diri Jika ada responden yang mengundurkan diri sebagai responden, Maka hal itu adalah suatu kelaziman dan tidak ada yang melarang termasuk peneliti itu sendiri. K. Jadwal Penelitian Terlampir