52 BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 5 Kebumen. Sekolah ini beralamat di Jalan Kaswari nomor 2 Kebumen. Secara geografis letak sekolah ini stategis karena letaknya terdapat di pusat kota. Sarana dan prasarana di SDN 5 Kebumen sudah cukup memadai dan menunjang proses pembelajaran. Perpustakaan, buku-buku penunjang, alat-alat olahraga dan musik sudah cukup memadai. Sekolah ini memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang kantor, 1 ruang administrasi dan kepala sekolah, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang UKS, dapur, 2 toilet, lapangan upacara, tempat parkir, dan 1 gudang. Peneliti memilih SDN 5 Kebumen sebagai tempat penelitian karena di SD tersebut merupakan tempat progam pengalaman lapangan (PPL) peneliti. Selain itu, pihak sekolah SDN 5 Kebumen memberikan kesempatan bagi peneliti untuk mengembangkan potensi diri dan guru kelas mudah untuk diajak bekerjasama melalui penelitian. Hal ini menjadi faktor penting dalam penelitian karena penelitian ini bersifat kolaboratif, sehingga perlu adanya kerjasama yang baik dengan guru kelas. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan selama 7 bulan yakni antara bulan Desember 2015-Mei 2016 dengan rincian jadwal kegiatan sebagai berikut. a. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian meliputi: (1) koordinasi peneliti dengan kepala sekolah dan guru kelas III yang dilaksanakan pada minggu ke-1 dan ke-2
bulan
Desember
2015;
(2)
diskusi
dengan
guru
untuk
mengidentifikasi masalah pembelajaran dan merancang tindakan yang dilaksanakan pada minggu ke-3 dan ke-4 bulan Desember 2015; (3) menyusun proposal penelitian yang dilaksanakan selama tiga minggu pada
52
53 bulan Januari 2016 awal; dan (4) seminar yang dilaksanakan pada tanggal 9 Februari 2016. b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan meliputi siklus I, II, dan III yang masingmasing terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pada siklus I, perencanaan dilaksanakan pada minggu ke-2 dan ke-3 bulan Februari 2016; pelaksanaan dan pengamatan pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 18 Februari 2016 dan pertemuan kedua pada Sabtu, 27 Februari 2016; serta refleksi siklus I dilaksanakan pada Senin, tanggal 29 Februari 2016. Pada siklus II, perencanaan dilaksanakan pada minggu ke-4 bulan Februari 2016; pelaksanaan dan pengamatan pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 1 Maret 2016 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada Kamis, 10 Maret 2016; serta refleksi siklus II dilaksanakan pada Jum’at, tanggal 11 Maret 2016. Pada siklus III, perencanaan dilaksanakan pada minggu ke-2 dan ke-3 bulan Maret 2016; pelaksanaan dan pengamatan pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jumat, 18 Maret 2016 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada Senin, 21 Maret 2016. c. Analisis Data dan Pelaporan Analisis data dan pelaporan meliputi: (1) analisis data yang dilaksanakan pada minggu ke-1 Maret 2016 sampai minggu ke-3 April 2016; menyusun laporan skripsi dilaksanakan pada minggu ke-1 Maret sampai minggu ke-4 bulan April 2016; ujian dan revisi yakni ujian pada hari Selasa, 24 Mei 2016 dan revisi selama minggu ke-4 bulan Mei dan minggu ke-1 bulan Juni 2016; serta penggandaan dan pengumpulan laporan yang dilaksanakan pada minggu ke-1 dan ke-2 bulan Juni 2016.
54 B. Pendekatan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2012: 41), “Penelitian Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research) memiliki peranan yang sangat penting dan strategis
untuk
meningkatkan
mutu pembelajaran
apabila
diimplementasikan dengan baik dan benar.” Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berpusat pada kelas atau pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Sebagai suatu metode, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki beberapa aspek. Menurut Kemmis dan Mc Taggart (Kunandar, 2012: 70–71), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan melalui proses yang dinamis dan komplementer yang terdiri dari empat “momentum” esensial, yaitu: (1) penyusunan rencana; (2) tindakan; (3) observasi; dan (4) refleksi. Penelitian Tindakan Kelas ini termasuk ke dalam Penelitian Tindakan Kelas kolaboratif. Yang dimaksud kolaboratif pada penelitian ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Rock, T.C & Levin, B.B. (2002: 8), “Collaboration in this study involved on-site teacher educators and preservice teacher pairs inquiring together systematically to improve their practices during a semester-long internship prior to student teaching.” Dari pendapat tersebut terlihat bahwa penelitian dilakukan oleh beberapa orang guru yang dilakukan secara sistematis untuk meningkatkan praktik mengajar guru tersebut. Penelitian kolaboratif ini mencakup beberapa langkah, yaitu: (a) identification of a question to be researched, (b) formation of a strategic plan of action in which to answer the question, (c) collection of data in various forms to study the effects of the strategic action plan, (d) reflection upon the results of the strategic action plan to make sense of the processes, problems, issues, and constraints, and (e) creation of new action steps to be taken based on what was learned ( Rock, T.C & Levin, B.B., 2002: 8). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru kelas III SDN 5 Kebumen tahun ajaran 2015/2016. Guru kelas III berperan sebagai pelaksana tindakan, peneliti sebagai perancang penelitian, dan siswa kelas III sebagai subjek penelitian. Dalam penelitian
55 tindakan kelas ini peneliti dibantu oleh dua orang observer, yaitu Rina dan Siti Nur Azizah.
C. Subjek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah semua siswa kelas III SDN 5 Kebumen tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 39 siswa, terdiri atas 12 anak laki-laki dan 27 anak perempuan. Dari jumlah keseluruhan, masih banyak siswa yang belum lancar dalam menulis karangan. Mereka memiliki kemampuan akademik dan latar belakang yang berbeda-beda. Pada umumnya mereka siswa yang memiliki semangat dan motivasi tinggi mengikuti pembelajaran. Seluruh siswa kelas III dalam kondisi sehat baik secara fisik maupun kejiwaannya. Latar belakang orang tua siswa sebagian besar berasal dari keluarga dengan mata pencaharian sebagian wiraswasta.
D. Data dan Sumber Data 1. Data Arikunto menyatakan, “Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka” (2013: 161). Dari data yang didapatkan tersebut akan ditarik suatu kesimpulan. Data yang baik adalah data yang valid dan reliabel. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kualitatif diperoleh dari informasi tentang pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia yang menerapkan model Complete Sentence dengan media gambar seri. Data kuantitatif pada penelitian ini diperoleh dari nilai mata pelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas III SDN 5 Kebumen. 2. Sumber Data Sumber data penelitian ini terdiri atas beberapa sumber yaitu siswa, guru kelas, dan dokumen. a. Siswa Data diperoleh dari hasil belajar bahasa Indonesia khususnya menulis karangan pada semester II siswa kelas III SDN 5 Kebumen tahun
56 ajaran 2015/2016. Data yang didapatkan dari siswa merupakan data yang diperoleh selama proses pembelajaran berlangsung dengan menerapkan model Complete Sentence dengan media gambar seri dan hasil belajar siswa yang dilakukan melalui tes setelah kegiatan pembelajaran selesai. Data tersebut diperoleh dari tes, observasi dan wawancara. b. Guru Kelas III Selain siswa, sumber data yang lain yaitu dari guru kelas III. Guru kelas III bertindak sebagai pelaksana tindakan dalam menerapkan model Complete Sentence dengan media gambar seri. Guru kelas III bekerjasama dengan peneliti dalam merencanakan pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan.
E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh informasi atau data yang sedapat mungkin mempunyai validitas kuat. Tujuan lainnya adalah untuk memperoleh gambaran tentang keadaan atau kondisi pada waktu penelitian. Adapun penjabaran tentang ragam atau bentuk-bentuk teknik pengumpulan data, sebagai berikut: 1. Teknik Pengumpulan Data Pada dasarnya, prinsip pengumpuan data dalam penelitian tindakan kelas tidak jauh berbeda dengan prinsip pengumpulan data pada jenis penelitian yang lain. Data yang diambil berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil evaluasi menulis karangan semester II tahun ajaran 2015/2016. Data kualitatif berupa keefektifan pembelajaran di kelas ketika guru menerapkan model Complete Sentence dengan media gambar seri pada pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya menulis karangan. Teknik pengumpulan data adalah cara memperoleh data yang dibutuhkan. Pengumpulan data dilakukan dengan tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi yang dilaksanakan selama maupun setelah pembelajaran. Melalui teknik pengumpulan data yang benar, peneliti dapat memperoleh data atau informasi yang valid atau memenuhi standar data sesuai kebutuhannya.
57 Untuk mendapatkan data pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut. a. Teknik Tes Teknik tes sebagai teknik pengumpulan data yang berfungsi memperoleh data dari hasil catatan dan belajar siswa. Dengan kata lain, tes hasil belajar merupakan suatu alat pengumpul informasi yang berguna untuk mengukur atau mengetahui kemampuan atau keberhasilan seseorang dalam kegiatan pembelajaran. Jenis tes pada penelitian ini berupa tes tertulis menulis karangan dengan penerapan model Complete Sentence dengan media gambar seri di kelas III SDN 5 Kebumen. b. Observasi Menurut Kunandar (2012: 143), “Pengamatan atau observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.” Manfaat pengamatan atau observasi adalah memberikan pengalaman langsung yang objektif dan apa adanya sehingga peneliti memahami tentang data yang diperoleh secara menyeluruh. Terdapat beberapa macam observasi, yaitu (1) observasi terbuka; (2) observasi terfokus; (3) observasi terstruktur; dan (4) observasi sistematik. Pada penelitian ini, peneliti memilih teknik observasi terbuka dengan mengamati langkah-langkah model Complete Sentencedengan media gambar seri pada pembelajaran bahasa Indonesia dalam menulis karangan dan mengamati respon serta partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Observasi terbuka dilakukan saat observer melakukan pengamatan dengan mengambil kertas dan pensil, kemudian mencatatkan segala sesuatu yang terjadi di kelas (Kunandar, 2012: 146). Pada teknik pengumpulan data dengan observasi, peneliti meminta bantuan teman sejawat sebagai observer selain peneliti. c. Wawancara Padmono menyatakan bahwa “Wawancara adalah metode untuk memperoleh respon dengan cara mengajukan pertanyaan secara tanya jawab
58 sepihak, artinya yang berkepentingan mengumpulkan data dan responden menjawab” (2009: 20). Dari pendapat di atas, dapat disimpulan bahwa wawancara adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh keterangan atau informasi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada respondennya. Ada beberapa bentuk wawancara, yaitu (1) wawancara terstruktur; (2) wawancara setengah terstruktur; dan (3) wawancara tidak terstruktur. Pada penelitian ini, peneliti memilih teknik wawancara terstruktur. “Wawancara terstruktur adalah bentuk wawancara yang pertanyaannya sudah disiapkan terlebih dahulu oleh pewawancara” (Kunandar, 2012: 159). Untuk itu, peneliti menyiapkan daftar pertanyaan sebelum pelaksanaan pembelajaran atau tindakan. 2. Alat Pengumpulan Data Pemilihan dan penggunaan alat pengumpulan data dalam penelitian ini disesuaikan dengan teknik pengumpulan data yang digunakan, maka alat pengumpulan data pada penelitian ini berupa instrumen tes, lembar observasi, pedoman wawancara, dan dokumen. a. Instrumen Tes Alat pengumpulan yang digunakan pada teknik tes ini berupa tes tertulis untuk mengukur hasil belajar siswa tentang menulis karangan. b. Lembar Observasi Lembar observasi digunakan pada saat menggunakan teknik observasi.Lembar observasi digunakan oleh peneliti untuk mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan penerapanmodel Complete Sentence dengan media gambar seri. Lembar observasi juga diberikan kepada teman sejawat untuk mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran dengan penerapan model Complete Sentence dengan media gambarseri pada mata pelajaran bahasa Indonesia tentang menulis karangan. c. Pedoman Wawancara Pada penelitian ini, jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang
59 pertanyaan-pertanyaannya sudah disusun sebelumnya oleh pewawancara. Data hasil wawancara diperoleh dari guru dan siswa. Penggunaan pedoman wawancara ini bertujuan untuk memperkuat hasil pengumpulan data menggunakan observasi. 3. Penyusunan Instrumen Alat Pengumpulan Data Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan beberapa instrumen untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Hal ini bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan keterampilan menulis karangan pada siswa kelas III pada pembelajaran bahasa Indonesia melalui penerapan model Complete Sentence dengan media gambar seri di SDN 5 Kebumen tahun ajaran 2015/2016. a. Instrumen Penerapan Model Complete Sentence dengan Media Gambar Seri 1) Definisi Konsep Model Complete Sentence dengan media gambar seri merupakan suatu desain pembelajaran dengan cara membentuk siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk membuat kalimat yang sesuai dengan gambar seri dan melengkapi paragraf rumpang dengan menyampaikan kompetensi, menjelaskan materi pembelajaran, membentuk kelompok, memberikan lembar kerja siswa, menyajikan kalimat yang belum lengkap pada suatu paragraf disertai gambar seri, memberikan tugas kelompok, melakukan dan membahas hasil diskusi, serta membuat kesimpulan. 2) Definisi Operasional Data mengenai penerapan model Complete Sentence dengan media gambar seri berupa akumulasi skor dan deskripsi mengenai langkah-langkah pembelajaran yang menerapkan model Complete Sentence dengan media gambar seri dalam peningkatan keterampilan menulis karangan di kelas III SDN 5 Kebumen. Skor dan deskripsi tersebut dapat diperoleh dari wawancara dan observasi. Langkah-langkah penerapan model Complete Sentence dengan media gambar seri yaitu: (1) guru menyampaikan kompetensi yang akan
60 dicapai; (2) guru menyajikan materi pembelajaran dengan gambar seri; (3) guru membentuk kelompok secara heterogen dengan anggota 2 atau 3 orang; (4) memberikan LKS dan gambar seri; (5) menyajikan kalimat yang belum pada suatu paragraf disertai gambar seri; (6) memberikan tugas kelompok untuk melengkapi beberapa kaliamt; (7) melakukan dan membahas hasil diskusi; serta (8) guru bersama siswa membuat kesimpulan. Lembar
observasi
dan
pedoman
wawancara
mengenai
penerapan model Complete Sentence dengan media gambar seri tentang menulis karangan adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi dan Pedoman Wawancara Penerapan Model Complete Sentence dengan Media Gambar Seri terhadap Guru Variabel Langkah Model Complete Nomor Jumlah Sentence Aspek 1 1 - Penyampaian kompetensi - Penjelasan materi pembelajaran 2, 3 2 Penerapan - Pembentukan kelompok secara 4, 5 2 Model heterogen Complete 6 1 - Pemberian LKS Sentence - Penyajian LKS 7 1 dengan - Pemberian tugas kelompok 8, 9 2 Media 10, 11, 3 - Pemanduan dan presentasi Gambar 12 diskusi Seri - Pembuatan kesimpulan dann 13, 14, 4 refleksi 15, 16 16 Jumlah
61 Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi dan Pedoman Wawancara Penerapan Model Complete Sentence dengan Media Gambar Seri terhadap Siswa Variabel Langkah Model Complete Nomor Jumlah Sentence Aspek 1 1 - Perhatian siswa terhadap kompetensi - Perhatian siswa terhadap 2, 3 2 penjelasan guru Penerapan - Pengelompokkan siswa secara 4, 5 2 Model heterogen Complete 6 1 - Cermat terhadap gambar seri Sentence dan LKS dengan - Cermat terhadap kalimat yang 7 1 Media belum lengkap pada LKS Gambar - Melengkapi beberapa kalimat 8, 9 2 Seri pada LKS 10, 11, 3 - Pelaksanaan diskusi dan 12 presentasi - Pembuatan kesimpulan dan 13, 14, 4 refleksi 15, 16 16 Jumlah b. Instrumen Keterampilan Menulis Karangan Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas III SD 1) Definisi Konsep Keterampilan menulis karangan pada siswa kelas III SD adalah kemampuan mengungkapkan gagasan atau ide secara kreatif dan hasil pengungkapan gagasan tersebut disampaikan melalui bahasa tulis yang harmonis dan sistematis sehingga mudah dimengerti dan dipahami oleh pembaca yang mengacu pada kompetensi dasar menulis karangan sederhana menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda titik dengan indikator yang akan dicapai yaitu: (a) membuat kalimat menggunakan gambar seri; (b) menyusun karangan berdasarkan gambar; dan (c) membuat karangan dari pikirannya sendiri dengan bantuan gambar.
62 2) Definisi Operasional Hasil belajar siswa dalam aspek keterampilan menulis dapat terlihat dari hasil nilai atau skor siswa terhadap pemahaman dan penguasaan siswa terhadap penulisan karangan sesuai dengan tema yang diberikan guru. Hasil belajar tersebut dapat dilihat dari proses belajar siswa yang menunjukkan peningkatan dari kondisi awal hasil observasi di kelas III dan hasil belajar siswa semester 1. Data diperoleh dari tes tertulis yang dilakukan siswa dengan bantuan media gambar seri dalam model Complete Sentence yang ditunjukkan guru. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data berupa seperangkat pertanyaan atau perintah secara tertulis dengan cara menulis karangan dari media gambar seri yang digunakan. Penilaian dilakukan terhadap aspek-aspek menulis sebuah karangan berdasarkan rangsangan gambar meliputi: (a) kesesuaian paragraf dengan gambar, (b) ketepatan logika urutan cerita, (c) ketepatan makna keseluruhan cerita, (d) ketepatan kata, (e) ketepatan kalimat, (f) ejaan dan tata tulis. Standar kompetensi menulis (Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam karangan sederhana dan puisi) dengan kompetensi dasar menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda titik.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Tertulis Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siklus I pada Siswa Kelas III Jenjang Bentuk Nomor Indikator Kogtinif Soal Soal 8.1.3 Membuat kalimat menggunakan C3 gambar seri 8.1.4 Menyusun karangan berdasarkan C3 gambar 8.1.5 Membuat karangan narasi dari C4 Uraian 1 pikirannya sendiri dengan bantuan gambar
63 Tabel 3.4 Kisi-kisi Tes Tertulis Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Siklus II pada Siswa Kelas III Jenjang Bentuk Nomor Indikator Kogtinif Soal Soal 8.1.3 Membuat kalimat menggunakan C3 gambar seri 8.1.4 Menyusun karangan berdasarkan C3 gambar 8.1.5 Membuat karangan deskripsi dari C4 Uraian 1 pikirannya sendiri dengan bantuan gambar Tabel 3.5 Kisi-kisi Tes Tertulis Keterampilan Menulis Karangan Persuasi Siklus III pada Siswa Kelas III Jenjang Bentuk Nomor Indikator Kogtinif Soal Soal 8.1.3 Membuat kalimat menggunakan C3 gambar seri 8.1.4 Menyusun karangan berdasarkan C3 gambar 8.1.5 Membuat karangan persuasi dari C4 Uraian 1 pikirannya sendiri dengan bantuan gambar Tabel 3.6 Aspek Penilaian Tes Tertulis Keterampilan Menulis Karangan No Aspek Kriteria Skor 1 Kesesuaian paragraf Menggambarkan isi cerita 5 dengan gambar dalam gambar 2 Ketepatan logika urutan Urutan logis, padat, gagasan 5 cerita diungkapkan secara jelas 3 Ketepatan makna Rangkaian cerita 5 keseluruhan cerita mengandung makna 4 Ketepatan kata Pemilihan kata 5 5 Ketepatan kalimat Konstruk kalimat, bentuk 5 kebahasaan 6 Ejaan dan tata tulis Sesuai EYD, tulisan rapih 5 Aspek penilaian selengkapnya terlampir pada halaman 63 F. Teknik Uji Validitas Data Sugiyono (2013: 363) mengemukakan bahwa “Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti”. Untuk menjamin dan memperoleh kesahihan data dalam
64 penelitian ini dilakukan dengan triangulasi. Arikunto, dkk. (2008: 128) menyatakan “Triangulasi merupakan proses memastikan sesuatu (getting a „fix‟) dari berbagai sudut pandang”. Selanjutnya Sugiyono (2013: 330) menyatakan bahwa triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dalam upaya mendapatkan data atau informasi yang valid, validitas data dalam penelitian sangat diperlukan. Untuk memperoleh data yang valid, dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi data. Berdasarkan pendapat yang diuraikan di atas tentang teknik triangulasi dapat disimpulkan bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang menggabungkan dari beberapa teknik pengumpulan data maupun sumber data yang telah ada. Triangulasi dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber data dan teknik pengumpulan data. Triangulasi sumber data meliputi siswa, guru kelas III, observer dan dokumen. Triangulasi sumber data dilakukan dengan pengecekan kembali data yang telah diperoleh melalui keempat sumber tersebut untuk menarik suatu kesimpulan tentang hasil tindakan. Triangulasi teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes, observasi, wawancara, dan dokumen, serta melibatkan peneliti, guru kelas III, peserta didik, dan observer. Peneliti memiliki peran penting dalam merancang jalannya kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas. Peneliti berperan untuk mengamati jalannya proses pembelajaran dengan menerapkan model Complete Sentence dengan media gambar seri sesuai dengan perencanaan atau tidak. Guru kelas III dalam penelitian ini merupakan pelaksana karena penelitian ini menggunakan teknik kolaborasi. Siswa berperan sebagai subjek penelitian yang merespon dan mengikuti pelajaran dengan aktif dan antusias, sedangkan teman sejawat berperan sebagai observer mempunyai peran penting dalam mengumpulkan data melalui observasi saat pembelajaran berlangsung.
G. Teknik Analisis Data Bentuk analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis statistik deskriptif untuk data kuantitatif dan analisis kualitatif untuk data
65 kualitatif. Arikunto, dkk. (2008: 131) menyatakan statistik deskriptif dapat digunakan
untuk
mengolah
karakteristik
data
yang
berkaitan
dengan
menjumlahkan, merata-rata, mencari titik tengah, mencari persentase, dan menyajikan data yang menarik, mudah dibaca, dan diikuti alur berpikirnya (grafik,
tabel,
bagan).
Pada
penelitian
ini
analisis
statistik
deskriptif
membandingkan hasil antar siklus, sedangkan analisis kualitatif berkaitan dengan keaktifan dan antusias siswa serta kelebihan dan kekurangan guru dalam proses pembelajaran. Bentuk analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Miles and Huberman yang meliputi 3 alur yaitu reduksi data/data reduction, penyajian data/data display, dan kesimpulan/conclusion drawing (Sugiyono, 2013: 337). Berikut ini uraian tahapan analisis data: 1. Reduksi Data Reduksi
merupakan
proses
menyeleksi,
menentukan
fokus,
menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data mentah yang ada dalam catatan lapangan. Dengan reduksi data, data semakin mengerucut dan terarah sehingga dapat ditarik kesimpulan dan diverifikasi. Tahap reduksi data ini, peneliti melakukan pemfokusan data hasil obsevasi dan wawancara. Peneliti melakukan reduksi data dengan cara mengelompokkan data yang diperlukan dan membuang data yang tidak diperlukan yang diperoleh dari teknik pengumpulan data yang digunakan. Jika data yang diperoleh dari penerapan model Complete Sentence dengan media gambar seri tidak perlu dianalisis, maka peneliti tidak akan menggunakan data tersebut dengan membuang data tersebut. b. Penyajian Data Penyajian data merupakan sekumpulan data atau informasi dari hasil reduksi yang disusun untuk menarik kesimpulan dan mengambil tindakan yang tepat. Dengan penyajian data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan langkah selanjutnya berdasarkan data yang disajikan. Penyajian data dalam penelitian ini berbentuk tabel, diagram, dan uraian. Peneliti menyajikan data hasil penelitian tindakan kelas yang
66 berupa data hasil pembelajaran, baik dari proses maupun hasil pembelajaran menulis karangan kelas III dengan menerapkan model Complete Sentence dengan media gambar seri dalam bentuk tabel dan diagram batang. c. Penarikan Kesimpulan Langkah terakhir setelah reduksi data dan penyajian data yaitu menarik kesimpulan. Penarikan kesimpulan dilakukan untuk menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal dan permasalahan yang ada. Peneliti menyimpulkan data hasil penelitian yaitu hasil pembelajaran yang mencakup proses dan hasil belajar menulis karangan dengan menerapkan model Complete Sentence dengan media gambar seri.
G. Indikator Kinerja Penelitian Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan kualitas pembelajaran dan hasil belajar sesudah diberikan tindakan melalui penerapan model Complete Sentence dengan media gambar seri pada pembelajaran menulis karangan siswa kelas III SDN 5 Kebumen, dapat dilihat pada tabel 3.5 di bawah ini:
Tabel 3.7 Indikator Kinerja Penelitian Aspek yang diukur 1. Pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran menulis karangan dengan menerapkan model Complete Sentence dengan gambar seri. 2. Respon siswa terhadap pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan model Complete Sentence dengan media gambar seri. 3. Peningkatan keterampilan menulis karangan dengan menggunakan model Complete Sentence dengan media gambar seri.
Target 80%
Cara Mengukur Melalui lembar observasi dan pedoman wawancara terhadap guru.
80%
Melalui lembar observasi dan pedoman wawancara terhadap siswa.
80%
Tes hasil menulis karangan dengan rangsangan visual (KKM = 75)
67 H. Prosedur Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang bersifat kolaboratif. Arikunto, dkk. (2008: 63) mengemukakan ciri khas PTK adalah adanya kolaborasi (kerjasama) antara praktisi (guru dan siswa) dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya diperoleh kesamaan tidakan. Kerjasama antara guru dan peneliti sangat penting dalam menggali dan menghadapi permasalahan yang ada. Kedudukan guru dan peneliti setara, masing-masing memiliki tugas dan tanggung jawab yang saling membutuhkan dan saling melengkapi. Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai sutradara dan yang melaksanakan pembelajaran adalah guru kelas yang bekerjasama dengan peneliti. Model penelitian tindakan kelas menurut Arikunto, dkk. secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi (2008: 16). Dalam merancang dan melaksanakan PTK dibutuhkan berbagai pedoman atau prosedur penelitian untuk memudahkan jalannya penelitian. Prosedur penelitian tindakan kelas ini mengikuti model penelitian tindakan menurut Arikunto, dkk. yang terdiri atas empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Berikut tahapan pelaksanaan penelitian tindakan kelas tersebut: 1. Perencanaan (Planning) Tahap perencanaan peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Langkah peneliti dalam tahap perencanaan yaitu: (a) membuat skenario pembelajaran, (b) membuat instrumen sesuai teknik pengumpulan data, (c) menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung dalam pembelajaran menulis karangan dengan menyiapkan RPP dan media gambar seri, (d) menyiapkan kamera untuk mendokumentasikan langkah-langkah penerapan model Complete Sentence dengan media gambar seri. 2. Pelaksanaan (Acting) Tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan mengenai tindakan
68 kelas. Langkah yang ditempuh dalam tahap ini yaitu melaksanakan pembelajaran sesuai model Complete Sentence dengan media gambar seri pada keterampilan menulis karangan. 3. Pengamatan (Observing) Tahap observasi merupakan kegiatan pengamatan yang dilakukan pengamat terhadap pelaksanaan tindakan. Kegiatan pengamatan dalam penelitian ini dilakukan oleh observer. Observer mengamati
guru dalam
menerapkan model Complete Sentence dengan media gambar seri dalam pembelajaran menulis karangan siswa kelas III SDN 5 Kebumen tahun ajaran 2015/2016. 4. Refleksi (Reflecting) Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan ketika guru telah selesai melaksanakan tindakan, kemudian mendiskusikan dan mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan untuk merancang dan memperbaiki tindakan selanjutnya dengan menentukan langkah-langkah berikutnya. Apabila terdapat masalah dalam tahap refleksi, maka dilakukan pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan yang dihadapi dapat teratasi.
69
Perencanaan Refleksi
Pelaksanaan
SIKLUS I Pengamatan Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
SIKLUS III
Pelaksanaan
Pengamatan
Gambar 3.1 Skema Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (Modifikasi dari Arikunto, 2010: 137) Penelitian ini akan dilaksanakan tiga siklus, yang setiap siklus terdiri atas dua kali pertemuan. Rincian pelaksanaan penelitian ini dalam setiap siklus adalah sebagai berikut. 1. Siklus I Pelaksanaan penelitian ini pada siklus I terdiri dari beberapa tahap di bawah ini. a. Perencanaan Pada
tahap
perencanaan
ini,
yang
dilakukan
peneliti
yaitumerencanakan dan melakukan tindakan-tindakan awal, yaitu (1) melakukan perizinan kepada kepala sekolah yang akan digunakan sebagai tempat penelitian; (2) koordinasi dengan guru kelas III mengenai pelaksanaan tindakan dengan penerapan model Complete Sentence dengan media gambar seri; dan (3) menyusun RPP siklus I mengenai menulis karangan narasi, (4) menyusun skenario pembelajaran penerapan model Complete Sentence dengan media gambar seri, (5) menyiapkan ruang kelas, media pembelajaran dan sarana pendukung lainnya, (6) menyiapkan dan menyusun pedoman wawancara dan lembar observasi.
70 b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan siklus I ini dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Guru memberikan penjelasan tentang pengertian karangan narasi, langkah menulis karangan dari menentukan topik, membuat kalimat, menyusun karangan, hingga membuat karangan dari pikirannya sendiri dengan bantuan gambar. Selain menjelaskan langkah menulis karangan, guru juga menjelaskan penggunaan huruf kapital, tanda titik dan tanda koma. Evaluasi dilaksanakan pada akhir kegiatan pembelajaran yaitu menulis karangan narasi berdasarkan media gambar seri. c. Pengamatan/Observasi Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model Complete Sentence dengan media gambar seri.Alat yang digunakan untuk memperoleh data adalah lembar observasi yang ditujukan kepada guru dan siswa. Sumber data dalam pengamatan ini juga didukung oleh dokumentasi jalannya kegiatan pembelajaran yaitu berupa foto dan video kegiatan belajar mengajar. Kegiatan observasi ini mengamati proses tindakan yang dilakukan melalui aktivitas pembelajaran, dampak atau pengaruh dari tindakan yang dilakukan (hasil belajar siswa) dalam menulis sebuah karangan, dan kendala yang muncul di dalam pelaksanaan tindakan di siklus I. Selama pelaksanaan tindakan ini guru sebagai pelaksana tindakan diamati oleh peneliti dan siswa diamati oleh peneliti dan observer. d. Refleksi Pada tahap refleksi, peneliti melakukan analisis dan penyimpulan terhadap pelaksanaan tindakan atau pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru. Peneliti menelaah hasil observasi yang telah dilakukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan penelitian. Hasil dari refleksi pada siklus I ini akan digunakan sebagai pertimbangan dan juga acuan untuk siklus II. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus I. Diharapkan pada siklus II dapat memperoleh hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan siklus I.
71 2. Siklus II a. Perencanaan Setelah melakukan refleksi terhadap siklus I, peneliti menyusun rencana yang akan dilaksanakan pada siklus kedua. Peneliti membuat rancangan pembelajaran terevisi yang berupa skenario pembelajaran siklus II. Pada tahap ini peneliti merencanakan perbaikan-perbaikan pembelajaran, peneliti juga menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, menyiapkan lembar observasi, LKS dan lembar evaluasi. b. Pelaksanaan Tindakan Tahap kedua dari penelitian tindakan kelas adalah pelaksanaan tindakan. Tahap ini merupakan tahap pengaplikasian rencana pembelajaran yang telah disusun. Pada tahapan ini peneliti melakukan pembelajaran sesuai dengan rancangan pembelajaran yang telah direvisi. Tindakan pada siklus II dilaksanakan dalam dua pertemuan. Pada siklus II guru memberikan penjelasan mengenai karangan deskripsi, langkah menulis karangan dari menentukan topik, membuat kalimat, menyusun karangan, hingga membuat karangan dari pikirannya sendiri dengan bantuan gambar. Selain menjelaskan langkah menulis karangan, guru juga menjelaskan penggunaan huruf kapital, tanda titik, dan tanda koma. c. Pengamatan/Observasi Pada tahap ini observer mengamati jalannya proses pembelajaran berdasarkan lembar observasi yang telah disediakan. Sumber data dalam pengamatan ini juga didukung oleh dokumentasi jalannya kegiatan pembelajaran yaitu berupa foto dan video kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan model Complete Sentence dengan media gambar seri. d. Refleksi Kegiatan refleksi pada tahap ini akan mempertemukan para observer. Hal ini bertujuan untuk menentukan tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus III. Seluruh data yang masuk akan direduksi terlebih dahulu sebelum dilakukan analisis. Pada tahap ini, diusahakan
72 proses refleksi dilakukan dengan cermat guna menentukan tindakan yang selanjutnya yang merupakan tindakan akhir dalam penelitian ini. 3. Siklus III a. Perencanaan Siklus III merupakan siklus terakhir yang dilaksanakan oleh peneliti pada penelitian ini sehingga diharapkan pada siklus III sudah tampak peningkatan hasil belajar siswa khususnya keterampilan menulis karangan sesuai dengan target yang sudah direncanakan. Untuk mencapai target tersebut, maka peneliti harus mengatur rencana yang matang berdasarkan pada refleksi siklus-siklus sebelumnya sehingga pada siklus ini semua kendala dan kekurangan yang muncul dapat diantisipasi. Untuk meningkatkan dan memantapkan siklus II, peneliti membuat RPP siklus III, menyiapkan media pembelajaran, menyiapkan sumber belajar, membuat lembar evaluasi dan lembar kerja siswa serta lembar observasi dengan menambah konsep yang lebih mudah dipahami dan sederhana. b. Pelaksanaan Tindakan Tindakan yang dilaksanakan dalam tahap ini lebih bersifat penyempurnaan dari apa yang telah dilaksanakan. Guru melaksanakan tindakan sesuai dengan skenario dan rancangan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya oleh peneliti. Pada siklus ini guru memberikan penjelasan mengenai karangan persuasi, langkah menulis karangan dari menentukan topik, membuat kalimat, menyusun karangan, hingga membuat karangan dari pikirannya sendiri dengan bantuan gambar. Selain menjelaskan langkah menulis karangan, guru juga menjelaskan penggunaan huruf kapital, tanda titik dan tanda koma. Dalam tahap ini siswa telah terbiasa dengan model Complete Sentence dengan media gambar seri, sehingga diharapkan hasil yang diperoleh akan maksimal. Pelaksanaan pada siklus III ini juga dilakukan dalam dua kali pertemuan sama seperti siklus-siklus sebelumnya.
73 c. Pengamatan/Observasi Tahap observasi dalam siklus ini lebih mengarah pada kesimpulan dan analisis akhir. Mengingat instrumen telah disempurnakan pada tahap sebelumnya, maka diharapkan data yang diperoleh juga lebih akurat. d. Refleksi Tahap refleksi ini merupakan evaluasi tahap refleksi siklus III, diharapkan akan diperoleh pembelajaran yang lebih baik dan maksimal serta hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I, II dan III sehingga kriteria keberhasilan dalam penelitian ini dapat tercapai. Keberhasilan dalam pelaksanaan tindakan ini diharapkan dapat membuktikan bahwa penerapan model Complete Sentence dengan media gambar seri dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan pada siswa kelas III SDN 5 Kebumen tahun ajaran 2015/2016.