BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Tempat Penelitian dilakukan di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di Tangerang. Dan waktu penelitian dimulai pada 21 agustus 2014. B. Desain Penelitian Penelitian
ini
menggunakan
penelitian kausal.
Penelitian
kausal
merupakan penelitian untuk menganalisis pengaruh antara variabel dengan variabel lainnya. Penelitian ini digunakan untuk menganalisis pengaruh luas dan sifat bukti audit, ambang batas materialitas, dan ragam salah sai terhadap pencapaian risiko audit. C. Definisi Operasional Variabel dan Skala Pengukuran. 1. Variable Dependent Variabel dependen diwakili oleh pencapaian risiko audit. Mencapai risiko audit sebagai probabilitas bahwa harapan normatif auditor untuk pendapatan dimulai dari nilai sebenarnya setidaknya jumlah material. Di dalam pencapaian risiko audit ini lebih mengedepankan wawasan para auditor terhadap pencapaian risiko audit itu sendiri. Ada lima hal yang mendasari peneliti dalam membuat pertanyaan ini yaitu: a. Seberapa penting para auditor memandang pencapaian risiko audit itu sendiri.
51
52
b. Sejauh mana pengetahuan para auditor dalam mempertimbangkan risiko audit sehingga dapat dicapai. c. Seberapa penting risiko audit dapat dicapai bagi auditor dalam mengeluarkan pendapatnya. d. Sama kah prosedur pencapaian risiko audit antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya, dan. e. Termasuk dalam urutan keberapakah penentuan pencapaian risiko audit di dalam rencana audit. 2. Variabel Independen Variabel independen diwakili oleh 3 variabel yaitu a. Luas dan sifat bukti audit (X1) Perspektif menyeluruh dalam standar audit saat ini adalah bahwa bukti audit lebih mungkin mengurangi atau paling buruk, tidak berpengaruh pada risiko audit yang dicapai. Auditor meningkatkan luasnya bukti dengan membuat lebih banyak usaha ke dalam bukti sifatnya diberikan. Konstruk usaha mengacu pada sebuah kombinasi dari prosedur audit, beberapa di antaranya mungkin memerlukan sampling dan orang lain mungkin tidak (misalnya, analisis, penyelidikan, berjalan-through, wawancara). Jika auditor melakukan ansambel ini prosedur sekali, auditor akan membuat '' satu usaha '' ke dalam ruang bukti. Luas bukti audit menggunakan 2 tingkat, kedua tingkatan ini cukup kuat dan realistis, yang berarti 1 tingkat suara
53
memberikan kesempatan yang maksimum untuk mempengaruhi pencapaian risiko audit dan tingkat lainnya memberikan suara secara kualitatif lebih rendah. Selanjutnya sifat bukti audit dalam setiap tingkat luas bukti, yang berarti untuk tingkat 1 dalam pengambilan risiko luas bukti audit, sifat bukti audit didasari 3 tingkatan yaitu : Badan Usaha Negara, Perantara informasi manajemen yang menekankan pada laporan keuangan, dan perantara informasi manajemen yang tidak menekankan pada laporan keuangan. b. Ambang batas materialitas (X2) Materialitas kuantitatif atau juga ambang batas materialitas merupakan suatu garis pemisah antara apa yang harus dicatat dan tidak dicatat dalam akun dan apa yang diungkapkan dilaporan keuangan dan apa yang tidak diungkapkan pada laporan keuangan secara terpisah. Ambang batas materialitas merupakan faktor kuantitatif dari
akuntan
dan
auditor
dimana
mereka
harus
mempertimbangkanya ketika membuat penilaian materialitas. Namun secara luas diakui bahwa faktor- faktor kualitatif juga harus dipertimbangkan. Ambang batas materialitas biasanya dinyatakan sebagai persentase dari suatu dasar penilaian.
54
c. Ragam salah saji (X3) Manajemen dengan asumsi jujur, salah saji material dalam laporan keuangan berasal karena pemahaman manajemen terhadap Badan Usaha Negara, yang tergantung pada kualitas perantara informasi manajemen yang menekankan pada laporan keuangan dan perantara informasi manajemen yang tidak menekankan pada laporan keuangan, selalu sampai tingkat tertentu. Bahkan tim manajemen yang jujur telah dibatasi rasionalitas, dan dengan demikian tergantung pada kedua prasangka penilaian dan kesalahan penilaian random. Ragam salah saji menggunakan dua tingkatan: salah saji yang tidak disengaja karena bias estimasi dan salah saji disengaja karena penipuan. Sebagai salah satu yang akan dilakukan dalam penelitian eksperimental, memilih parameter tertentu untuk setiap tingkat jenis salah saji asumsi, sehingga baik wajar mengingat ekologi dinginkan untuk menggeneralisasi dan cukup besar untuk membantu memastikan asumsi kuat wajar ( Kerlinger dan Lee , 2000) .
55
Ringkasan definisi operasional dari masing- masing variabel dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini : Tabel 3.1 PengukuranVariabel Skala No.
Variabel
Dimensi
Indikator pengukuran
1.
2.
Dependen: pencapaian risiko audit.
rekursif (recursive) Proses penelurusuran bukti (evidencedrive) untuk menentukan keyakinan dan menilai akan keaslian dan kebenaran bukti audit guna mendukung penerbitan opini audit. (Bell et.al., 2005).
a. Risiko audit yang dicapai b. Risiko Inheren c. Risiko pengendalian d. Risiko deteksi yang dicapai
Kuantitas bahan bukti yang didapatkan mencerminkan Independen : audit yang a. Relevansi Bukti Bukti kecukupan. Kecukupan (luas) dan dikumpulkan oleh auditor mencakup b. Ketepatan Bukti sifat bukti audit informasi yang sangat persuasive.
Skala ordinal
Skala Ordinal
(Arens, Elder, Beasley., 2008).
3.
4.
Ambang Batas Materialitas
Ragam salah saji
Materialitas dianggap sebagai ambang batas atau titik pemisah daripada suatu karakteristik kualitatif pokok yang dimiliki informasi agar dianggap berguna. (KDPPLK) paragraf 30) Mengharuskan auditor untuk memutuskan jumlah gabungan salah saji dalam laporan keuangan yang akan mereka anggap material di awal pengauditan bersamaan dengan ketika mereka mengembangkan strategi audit secara keseluruhan. (PSA 25 (SA 312)).
a. Materialitas kuantitatif b. Materialitas kualitatif
Skala Ordinal
a. Fraud b. Kemungkinan salah saji
Skala Ordinal
56
D. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah seluruh auditor independen yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP). Sedangkan sampel dari penelitian ini adalah auditor yang bekerja di KAP kota Tangerang sampel tersebut diambil dari 12 KAP yang terdaftar di Institut Akuntan Pubik Indonesia (IAPI). Hal ini dirasa cukup representative untuk menjadi responden dalam penelitian . Adapun teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu atau kriteria. Berikut ini kriteria yang dijadikan dasar dalam pemilihan sampel : 1. Kantor Akuntan Publik (KAP) Tangerang yang telah terdaftar di Direktori Kantor Akuntan Publik 2013 yang di terbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). 2. Pendidikan respoden minimal Diploma 3 (D3) dengan masa kerja minimal 3 bulan. 3. Responden meliputi seluruh auditor-auditor yang bekerja di KAP Tangerang baik senior, junior, manajer, maupun rekan/partner dan seluruh gender. 4. Auditor yang memiliki Nomor Regestrasi maupun tidak. 5. Auditor yang pernah melakukan pekerjaan di Bidang Auditing.
57
Berdasarkan kriteria yang ditentukan, berikut ini adalah tabel beberapa KAP yang memenuhi kriteria untuk sampel. Tabel 3.2 Nama dan Alamat Kantor Publik No 1 2 3 4 5
6 7 8 9 10 11 12
Nama KAP
Alamat KAP
KAP Abdul Hamid & Khairunnas
Perkantoran Ciputat Indah Permai. Blo k C No.30. Jl. Ir. Juanda No.50 Ciputat. Tangerang 15419
KAP Drs. Bambang Mudjiono & Widiarto
Bintaro Trade Center, Blo k C2 No.1. Bintaro Jaya Sektor VII. Tangerang Selatan 15224
KAP Ery & Rekan
Jl. Taman Permata XII Blo k L-15. Bintaro Sektor IX, Cluster Neo Permata, Pondok Aren. Tangerang 15227
KAP Made Sudarma, Tho mas & Dewi (cabang)
Ruko Garden Boulevard Blo k U No. 9. BSD City, Serpong. Tangerang
KAP Drs. Moch. Imransyah
Komplek BPKP II No.1 A. Jl. H. Abdul Gan i Kampung Utan, Ciputat Timu r. Tangerang Selatan 15412
KAP Noor Salim, Nursehan, Sinarahardja
Komplek Perumahan Larangan Indah. Jl. Anggrek III No.28 RT 003 / 005 Ciledug. Tangerang 15154
KAP Drs. Nunuk Saryadi
Jl. Intan Raya CC 13 Villa Mutiara, Ciputat. Tangerang Selatan 15413
KAP Drs. Polim Mukri
Jl. As oka II Blok C 676 Poris Indah. Tangerang 15148
KAP Drs. Soe warno, Ak.
Komplek BPKP II No.2 A Jl. H. Abdul Gani. Kampung Utan, Ciputat Timu r. Tangerang 15412
KAP Suganda Akna SuhrI & Rekan
Ruko Vienna Blok B No.2 Lantai 2 Jl. Raya Kelapa Dua Gading Serpong. Tangerang 15820
KAP Sukard i Hasan DAN Rekan
Jl. Kavling Pemda II No.279 Karawaci. Tangerang 15139
KAP Susianto
Ruko Golden Eight Blok G.32. Jl. Ki Hajar Dewantara. Summarecon Serpong
Sumber : Daftar KAP yang diterbitkan oleh IAPI
58
E. Tekhnik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan melalui metode survey dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner tersebut ditujukan kepada para auditor yang bekerja pada KAP di kawasan Tangerang. Data penelitian dikumpulkan dengan mengirimkan kuesioner melalui perantara (contact person) atau dengan mendatangi secara langsung KAP-KAP di wilayah Tangerang. Setelah mengetahui data yang diperlukan dalam melakukan penelitian, maka tehnik pengumpulan data yang peneliti lakukan adalah dengan menggunakan kuesioner yaitu dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan dimana responden tinggal memilih pilihan jawaban yang dianggap paling sesuai. Setiap responden diminta untuk memilih salah satu jawaban dalam kuesioner yang sesuai dengan persepsinya di antara alternative jawaban yang telah di sediakan. Pernyataan-pernyataan dalam kuesioner dibuat menggunakan skala likert yaitu 1 sampai dengan 5 untuk mendapatkan rentang jawaban sangat setuju sampai dengan jawaban sangat Tidak setuju dengan member tanda cek (√) atau tanda silang (×) pada kolom yang dipilih. Kuesioner dengan bentuk ini lebih menarik responden karena kemudahannya dalam memberi jawaban dan juga waktu yang diguakan untuk menjawab akan lebih singkat. Seperti contoh sebagai berikut :
59
Sangat
Setuju (S)
Netral (N)
Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju (SS) 1
2
3
(TS)
Setuju (STS)
4
5
F. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer. Data primer yaitu sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau tidak melalui perantara. Data primer yang berasal dari jawaban responden atas kuesioner yang dibagikan yang sebelumnya didahului dengan presentasi singkat mengenai tujuan pengisian kuesioner serta penjelasan lain jika terjadi kesulitan interprestasi untuk dapat ditanyakan kepada peneliti. Sumber data penelitian ini adalah skor total yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah dikirim kepada auditor yang bekerja di KAP Jakarta Barat dan Jakarta Utara. G. Metode Analisis Data. Kegiatan pengolahan data dengan melakukan tabulasi terhadap kuesioner dengan memberikan dan menjumlah kan bobot jawaban pada masing- masing pertanyaan untuk masing- masing variabel. Analisa data menggunakan regresi berganda (multiple regression) untuk menguji pengaruh variabel-variabel independen terhadap variable dependen. Kemudian dilakukan pengecekan dengan melakukan plot data untuk melihat adanya data linear atau tidak linear.
60
1. Pengujian Kualitas Data a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner (Ghozali, 2013). Uji validitas dilakukan untuk mengetahui seberapa baik suatu instrument mengukur konsep yang seharusnya diukur. Variabelvariabel yang akan diuji dalam penelitian ini ada 3 macam, yaitu luas dan sifat bukti audit, ambang batas materialitas, dan ragam salah saji. Variabel-variabel tersebut diukur dengan menggunakan instrument yang telah digunakan oleh peneliti sebelumnya dengan tetap disesuaikan kondisi dan lingkungan sampel yang akan diuji (Gita, 2010:66). Uji validitas ini menggunakan Confimatory Factor Analysis (CFA) yang digunakan untuk menguji apakah suatu konstruk mempunyai
unidimesionalitas
atau
apakah
indikator- indikator
(autonom1 sampai autonomy4) yang digunakan dapat mengkonfirmasi sebuah konstruk variabel (AUTONOMI). b. Uji Reliabilitas Reabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013).
61
Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan denga dua cara, yaitu: 1) Repeated Measure atau pengukuran ulang : disini seseorang akan disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya. 2) One Shot atau pengukuran sekali saja: disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. 2. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum sum, range, kurtosis, dan sweekness (ke mencengan distribusi) (Ghozali, 2013). 3. Uji Asumsi Klasik Untuk dapat melakukan analisis regresi berganda perlu pengujian asumsi klasik sebagai persyaratan dalam analisis agar data tersebut dapat bermakna dan bermanfaat. Adapun uji asumsi kalsik yang dipakai yaitu uji Normalitas, Uji Multikololinearitas, Uji Heteroskedasitas, sedangkan uji autokorelasi tidak digunakan karena data penelitian merupakan data primer dalam bentuk kuesioner dan tidak berhubungan dengan model data yang memakai rentang waktu. a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai
62
distribusi normal atau tidak. Modal regresi yang baik adalah meniliki distribusi data normal atau mendekati normal. Distribusi data normal menggunakan statistik parametrik sebagai alat pengujian. Sedangkan distribusi tidak normal digunakan untuk analisis pengujian statistik non parametrik. Untuk mengetahui distribusi data suatu penelitian, salah satu alat yang digunakan adalah menggunakan uji Kolmogorov. Kita bisa melihat distribusi data dengan membandingkan Z hitung dengan Z tabel dengan kriteria sebagai berikut : 1) Jika Z hitung (Kolmogorov Smirnov) < Z tabel (1,96), atau angka signifikansi > taraf signifikansi (ɑ ) 0,05; maka distribusi data dikatakan normal. 2) Jika Z hitung (Kolmogorov Smirnov) > Z tabel (1,96), atau angka signifikansi < taraf signifikansi (ɑ ) 0,05 distribusi data dikatakan tidak normal. (Ghozali, 2013) b. Uji Multikolinieritas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). (Ghozali, 2013) . Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut :
63
1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel- variabel bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat. 2) Menganalisis matrik korelasi variabel -variabel bebas. Jika antara variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,09), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas. 3) Multikolonieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya lebih dari 10% dan memiliki nilai variance inflation factor (VIF) kurang
dari 10, maka model regresi tersebut bebas
dari masalah multikoleniaritas. c. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidak samaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedatistisitas. (Ghozali, 2013) Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari heteroskedasitas. Untuk mendeteksi adannya heteroskedastisitas melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). yaitu dengan melihat pola-pola tertentu pada grafik,
dimana
adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah
sumbu residual
X (Y
prediksi – Y sesungguhnya). Dasar pengambilan keputusan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
64
1) Jika ada pola tertentu seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit). Maka telah terjadi heteroskedastisitas. 2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Pada uji heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan uji Spearman’s rho yaitu mengorelasikan variabel indepnden dengan residualnya. Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi. Jika korelasi antara variabel independen dengan residual memberikan signifikan lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi problem heteroskedastisitas (Priyatno, 2009). 4. Uji Kesesuaian Model a. Koefisien Determinasi Tujuan penguji Koefisien Determinasi untuk menguji tingkat keeratan atau keterikataan antara variabel independen (x) dan variabel dependen (y) yang abisa dilihat dari besarnya nilai koefisien determinasi (adjusted R-square). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berati kemampuan variabelvariabel independen dalam menjelaskan keterikatannya dengan variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel variabel dependen.
65
b. Uji secara simultan (uji f) Uji F dilakukan untuk menguji signifikan variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama- sama pengujian dilakukan 5% dengan kriteria pengujian sebagai berikut : H0 : β1 = β2 = β3 = ....... Βk = 0 artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara semua variabel independen dengan variabel dependen Ho : β1 ≠ β2 ≠ β3
≠ ......
Βk = 0 artinya ada pengaruh yang signifikan antara
variabel independen terhadap variabel dependen. 5. Uji Hipotesis a. Uji secara parsial (uji t) Uji t dilakukan untuk menguji signifikan variabel bebas terhadap variabel
terikat
secara
individual,
hal
ini
dilakukan
dengan
membandingkan t hitung dengan tabel pada level of significant 5% dengan kriteria penguji sebagai berikut Ha : β = 0 artinya tidak ada pengaruh signifikan variabel independen terhadap variabel variabel dependen. H0
:
β ≠ 0 artinya ada pengaruh signifikan variabel independen terhadap
variabel dependen. a. Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak b. Jika t hitung > t tabel maka H1 diterima dan H0 ditolak
66
a.Jika F hitung < F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak b.Jika F hitung > F tabel H1 diterima dan H0 ditolak b. Analisis Linear Berganda Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi berganda (multiple regression), hal ini sesuai dengan rumusan, tujuan
dan
hipotesis
penelitian
ini.
Metode
regresi
berganda
menghubungkan satu variabel dependen dengan beberapa variabel independen dalam suatu model prediktif tunggal. Uji regresi berganda digunakan untuk menguji Pengaruh Luas dan Sifat Bukti Audit, Ambang Batas Materialitas, dan Ragam Salah Saji Terhadap Pencapaian Risiko Audit. Hubungan antara variabel tersebut dapat digunakan dengan perumusan sebagai berikut : Y = ɑ + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e Dimana : Y
= Pencapaian Risiko Audit
α
= Konstanta
b
= Slope atau koefisien regresi atau intersep
X1
= Luas dan Sifat Bukti Audit
X2
= Ambang Batas Materialitas
X3
=
e
= error
Ragam Salah Saji
Secara Statistik ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir aktual dapat diukur dari nilai statistik t1 nilai statistik F serta koefisien
67
determinasinya. Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima. Pengujian hipotesis menggunakan analisis data panel (Pooled date) yang bertujuan untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen serta kemampuan model dalam menjeleskan tentang penacapaian risiko audit.