BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini terdapat empat kelompok yang dibandingkan, yakni satu kelompok sebagai kelas kuasi eksperimen I, satu kelompok sebagai kelas kuasi eksperimen II, satu kelompok sebagai kelas kuasi eksperimen III, dan satu kelompok sebagai kelas kuasi eksperimen IV. Subjek penelitian tidak dipilih secara acak dan perlakuan pada masing-masing kelompok dimanipulasikan. 2.
Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kelompok kontrol
non-ekuivalen (the nonequivalent control group design). Adapun bentuk desain yang digunakan dalam penelitian ini menurut Ruseffendi (2010, hlm. 53) adalah sebagai berikut ini. 0 X1 0 0 X2 0 0 X3 0 0 X4 0 Keterangan : 0 = pretes dan postes X1 = perlakuan terhadap kelompok kuasi eksperimen 1 X2 = perlakuan terhadap kelompok kuasi eksperimen II X3 = perlakuan terhadap kelompok kuasi eksperimen III X4 = perlakuan terhadap kelompok kuasi eksperimen IV Dari bentuk desain penelitian di atas dapat diuraikan bahwa pemilihan subjek penelitian tidak dilakukan secara acak, adanya pretes dan postes (0) untuk keempat kelompok tersebut, serta kelompok eksperimen I diberikan perlakuan (X1) yakni pembelajaran berbasis masalah dengan menggunakan masalah terbuka kontekstual, pada kelompok eksperimen II dilakukan pembelajaran berbasis
35
36
masalah dengan menggunakan masalah terbuka nonkontekstual (X2),
pada
kelompok eksperimen III dilakukan pembelajaran berbasis masalah dengan menggunakan masalah tertutup kontekstual (X3), dan pada kelompok eksperimen IV dilakukan pembelajaran berbasis masalah dengan menggunakan masalah tertutup nonkontekstual (X4). B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD seKecamatan Cimalaka yang peringkat sekolahnya termasuk ke dalam kelompok asor. Pengelompokkan tersebut didasarkan pada nilai rata-rata ujian sekolah (US) matapelajaran matematika tingkat SD/MI Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang tahun ajaran 2014/2015. Dalam pengelompokkannya, seluruh SD di Kecamatan Cimalaka dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok unggul, papak, dan asor. Menurut Crocker dan Algina (dalam Surapranata, 2009, hlm. 24), ‘pembagian kelompok unggul, papak dan asor dapat dilakukan dengan berbagai macam metode bergantung pada keperluannya, namun yang paling stabil dan sensitif serta paling banyak digunakan adalah dengan menentukan 27% kelompok atas dan 27% kelompok bawah’. Adapun hasil dari pembagian SD yang termasuk kelompok unggul, papak, dan asor tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1 di halaman 37. 2.
Sampel Pemilihan sampel pada populasi SD berkategori asor di Kecamatan
Cimalaka dilakukan dengan pertimbangan jumlah subjek dari kelompok sampel penelitian yang akan diteliti. Adapun sekolah yang dipilih pada penelitian ini, karena memiliki dua rombongan belajar adalah SDN Citimun II dan SDN Cibeureum II di mana kelas V-A SDN Citimun II sebagai kelompok kuasi eksperimen I, kelas V-B SDN Citimun II sebagai kelompok kuasi eksperimen II, kelas V-A SDN Cibeureum II sebagai kelompok kuasi eksperimen III, dan kelas V-B SDN Cibeureum II sebagai kelompok kuasi eksperimen IV.
37
Tabel 3.1 Daftar Populasi Sekolah Dasar se-Kecamatan Cimalaka Jumlah Jumlah Siswa Kelas Keterangan Rombel V 1. SDN Margamukti 90,19 2 46 2. SDN Malangbong 89,88 1 16 3. SDN Cimalaka I 88,53 1 21 4. SDN Cibeureum IV 87,78 1 16 Unggul 5. SDN Galudra 87,19 1 13 6. SDN Nyalindung I 86,82 1 17 7. SDN Cibeureum I 86,63 1 31 8. SDN Cimalaka III 85,89 2 71 9. SDN Nyalindung II 85,65 1 11 10. SDN Margamulya 85,32 1 26 11. SDN Citimun I 85,30 1 26 12. SDN Mandalaherang III 85,19 1 29 13. SDN Karangpawulang 84,58 2 48 14. SDN Cilimbangan 84,47 1 39 Papak 15. SDN Licin 83,79 1 60 16. SDN Mandalaherang I 83,71 2 38 17. SDN Mandalaherang II 83,30 1 28 18. SDN Palasah 82,94 1 33 19. SDN Cibeureum III 82,08 1 17 20. SDN Cimalaka II 81,94 2 38 21. SDN Gajahdepa 81,80 1 23 22. SDN Sukalerang II 80,24 1 14 23. SDN Cibeureum II 78,53 2 58 24. SDN Cikole 77,50 1 21 25. SDN Cimuja 77,05 1 16 Asor 26. SDN Panorama 76,90 1 26 27. SDN Mulyasari 74,54 2 36 28. SDN Sukalerang I 73,88 2 44 29. SDN Citimun II 62,27 2 47 Sumber: UPTD Kecamatan Cimalaka, Agustus 2015
No.
Nama Sekolah
Nilai UN
C. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Citimun II dan SDN Cibeureum II yang berlokasi di Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat. Alasan pemilihan kedua sekolah tersebut menjadi tempat penelitian, karena lokasi kedua sekolah tersebut sangat strategis sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian. Alasan lainnya, karena kedua sekolah tersebut memiliki lebih dari satu rombongan belajar pada kelas yang akan diteliti oleh peneliti. Hal
38
tersebut dapat meringankan beban peneliti yang melakukan penelitian pada empat kelas sekaligus. Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari bulan Maret 2016 sampai bulan Mei 2016. Penelitian ini diawali pembuatan instrumen penelitian. Instrumen yang telah dibuat selanjutnya divalidasi oleh pihak ahli. Adapun untuk kegiatan penelitian ke lapangan yang dimulai dengan pretes, dilakukan pada minggu ketiga dan keempat bulan Maret 2016. Setelah pretes pada keempat kelompok kuasi eksperimen selesai dilakukan, selanjutnya diberikan perlakuan pada masing-masing kelompok sesuai dengan perlakuan yang telah ditetapkan untuk masing-masing kelompok. Pemberian perlakuan pada keempat kelompok kuasi ekssperimen dilakukan selama satu bulan. Di akhir penelitian, setiap kelompok diberikan postes untuk mengetahui sejauhmana peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa pada masing-masing kelompok. Postes ini dilakukan pada minggu pertama bulan Mei 2016. D. Variabel dalam Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Maulana (2009, hlm. 8), variabel bebas atau sering disebut sebagai variabel anteseden, stimulus, atau prediktor yaitu yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab timbulnya variabel terikat. Sementara itu, variabel terikat atau bisa disebut juga sebagai variabel konsekuen, output, atau kriteria yaitu variabel yang dipengaruhi atau akibat dari adanya variabel bebas. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran berbasis masalah ditinjau dari keterbukaan dan kekontekstualan masalah dan variabel terikatnya adalah kemampuan pemecahan masalah matematis. E. Definisi Operasional 1. Pembelajaran berbasis masalah menurut Sanjaya (2006, hlm. 212) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. 2. Keterbukaan masalah menurut Takahashi (Mahmudi, 2008, hlm. 13), adalah soal yang memiliki banyak solusi atau strategi penyelesaian.
39
3. Kekontekstualan masalah menurut Zulkardi dan Ilma (2006, hlm. 2) adalah soal-soal matematika yang menggunakan berbagai konteks sehingga menghadirkan situasi yang pernah dialami secara real bagi anak. 4.
Kemampuan pemecahan masalah menurut Adjie & Maulana (2006, hlm. 14) adalah kemampuan yang termasuk suatu keterampilan, karena dalam pemecahan masalah melibatkan segala aspek pengetahuan (ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, evaluasi) dan sikap mau menerima tantangan. Adapun indikator kemampuan pemecahan masalah tersebut adalah mengidentifikasi unsur yang diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur, membuat model matematika, menerapkan strategi menyelesaikan masalah dalam/luar
matematika,
menjelaskan/menginterpretasikan
hasil,
menyelesaikan model matematika dan masalah nyata, dan menggunakan matematika secara bermakna. 5. Bangun datar menurut Maulana (2010, hlm. 18) adalah kurva yang dijejaki dengan titik awal dan titik akhir yang sama, dan pada sebarang bagian kurva tersebut tidak menyilang, dan tidak dijejaki kembali. F. Instrumen Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain adalah tes kemampuan pemecahan masalah matematis, format observasi kinerja guru, format observasi aktivitas siswa, angket dengan skala Likert, dan wawancara. Uraian dari masing-masing instrumen yang digunakan tersebut adalah sebagai berikut ini. 1.
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Bentuk soal untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis
pada penelitian ini adalah uraian. Materi yang diteskan adalah materi pemecahan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas bangun datar persegi dan persegi panjang. Tes ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu pretes untuk mengetahui kemampuan awal pemecahan masalah matematis siswa dan postes untuk mengetahui kemampuan akhir pemecahan masalah matematis siswa setelah diberi perlakuan. Penyusunan instrumen tes kemampuan pemecahan masalah matematis ini diawali dengan penyusunan kisi-kisi soal, dilanjutkan dengan menyusun soal, dan membuat pedoman penskoran untuk setiap butir soal. Untuk memperoleh
40
kualitas soal yang baik, instrumen yang telah dibuat tersebut dikonsultasikan kepada pihak ahli untuk divalidasi isi dan tampilannya. Selanjutnya, intrumen diuji cobakan kepada siswa kelas V SDN Hariang agar diketahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda dari instrumen yang telah dibuat tersebut. Penjelasan mengenai teknik pengujian instrumen tes kemampuan pemecahan masalah matematis tersebut adalah sebagai berikut. a.
Validitas butir soal Pengujian validitas butir soal instrumen tes kemampuan pemecahan masalah
matemtis dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows. Hasil perhitungan dengan cara di atas selanjutnya ditafsirkan dengan ketentuan suatu soal dikatakan valid apabila nilai Sig. (2-tailed) lebih kecil dari α yang digunakan, yaitu 0,05. Adapun hasil dari pengujian validitas butir soal berdasarkan cara perhitungan di atas dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Tabel 3.2 Rekapitulasi Perhitungan Validitas Butir Soal
b.
Nomor Soal
Nilai Sig. (2-tailed)
Keterangan
1a 1b 2 3 4 5
0,007 0,000 0,000 0,000 0,000 0,006
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Reliabilitas butir soal Menurut Ruseffendi (2010, hlm. 158) reliabilitas instrumen adalah
ketetapan alat evaluasi dalam mengukur atau ketetapan siswa dalam menjawab alat evaluasi itu. Pengujian reliabilitas ini dilakukan untuk mengetahui reliabel atau tidaknya instrumen yang telah dibuat. Rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas penelitian ini adalah rumus Alpha atau rumus Cronbach Alpha, karena bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah uraian. Perhitungan reliabilitas instrumen penelitian ini dengan rumus Cronbach Alpha dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0 for windows.
41
Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Reliabilitas Instrumen Cronbach's Alpha
N of Items
.705
6
Hasil perhitungan dengan rumus di atas, selanjutnya diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi koefisien reliabilitas. Salahsatu koefisien reliabilitas yang dapat digunakan adalah klasifikasi koefisien reliabilitas menurut Guilford. Adapun klasifikasi koefisien reliabilitas menurut Guilford (dalam Ruseffendi, 2010, hlm. 160) tersebut adalah sebagai berikut. Tabel 3.4 Koefisien Reliabilitas Koefisien korelasi 0,00 – 0,20 0,20 – 0,40 0,40 – 0,70 0,70 – 0,90 0,90 – 1,00 c.
Interpretasi kecil rendah sedang tinggi sangat tinggi
Tingkat kesukaran Derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut
tingkat kesukaran. Untuk mengetahui tingkat atau indeks kesukaran setiap butir soal yang berbentuk uraian, perhitungan tingkat kesukaran soal dapat dilakukan dengan menggunakan rumus menurut (Arifin, 2012, hlm. 135) sebagai berikut.
Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal dengan menggunakan rumus di atas, selanjutnya diinterpretasikan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan. Menurut Sundayana (2015, hlm. 76) tingkat kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut.
42
TK ≤ 0,00 0,00 < TK ≤ 0,30 0,30 < TK ≤ 0,70 0,70 < TK < 1,00 TK = 1,00
Terlalu sukar Sukar Sedang/Cukup Mudah Terlalu mudah
Hasil perhitungan tingkat kesukaran instrumen penelitian berdasarkan rumus di atas dan klasifikasi interpretasi tingkat kesukaran di atas dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Nomor Soal 1a 1b 2 3 4 5 d.
Tingkat Kesukaran 0,441 0,092 0,031 0,099 0,034 0,075
Keterangan Cukup Sukar Sukar Sukar Sukar Sukar
Daya pembeda Menurut Sundayana (2015, hlm. 74) daya pembeda soal adalah kemampuan
suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Untuk mengetahui daya pembeda setiap butir soal yang berbentuk uraian dapat menggunakan rumus menurut Arifin (2012, hlm. 133) sebagai berikut.
Keterangan: DP = daya pembeda X KA = rata-rata skor kelompok atas X KB = rata-rata skor kelompok bawah Menurut Sundayana (2015, hlm. 77) kriteria penafsiran daya pembeda adalah sebagai berikut.
43
DP ≤ 0,00
Sangat jelek
0,00 < DP ≤ 0,20
Jelek
0,20 < DP ≤ 0,40
Cukup
0,40 < DP ≤ 0,70
Baik
0,70 < DP ≤ 1,00
Sangat baik
Hasil dari perhitungan daya pembeda instrumen penelitian ini berdasarkan rumus dan penafsiran di atas adalah sebagai berikut. Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Nomor Soal
Daya Pembeda
Keterangan
1a 1b 2 3 4 5
0,125 0,043 0,045 0,119 0,055 0,052
Jelek Jelek Jelek Jelek Jelek Jelek
Dari tabel di atas, diketahui bahwa daya pembeda semua butir soal dalam instrumen tes penelitian ini tergolong jelek. Mengingat kemampuan yang akan diukur dalam penelitian ini termasuk kemampuan berpikir tingkat tinggi, maka kesemua soal tersebut tetap dipertahankan, karena untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah tentunya tidak mungkin menggunakan soal yang tingkat kesukarannya sedang. Kemampuan berpikir tingkat tinggi harus diukur dengan menggunakan soal yang tingkat kesukarannyapun tinggi dan soal yang kesukarannya tinggi tersebut pasti daya pembedanya jelek, karena tidak mampu membedakan kemampuan siswa yang unggul dan siswa asor dalam menjawab soal tersebut. Dengan demikian, soal-soal yang telah diujicobakan dan termasuk soal dengan daya pembeda jelek tersebut tetap digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. 2.
Observasi Menurut Maulana (2009, hlm. 35) observasi merupakan pengamatan
langsung dengan menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, dan jika perlu pengecapan. Observasi yang dilakukan pada penelitian ini
44
mencakup observasi terhadap aktivitas siswa dan kinerja guru selama pembelajaran baik di kelas kuasi eksperimen I, II, III, dan IV. Observasi dilakukan dengan menggunakan pedoman dan format observasi aktivitas siswa dan kinerja guru di keempat kelompok kuasi eksperimen yang diteliti. 3.
Angket Instrumen angket ini digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap
pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah. Angket dengan skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini berisi 20 pernyataan yang harus direspon oleh siswa apakah siswa sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), atau sangat tidak setuju (STS) terhadap pernyataan yang dikemukakan pada angket tersebut. G. Prosedur Penelitian Secara umum penelitian ini memiliki beberapa prosedur yang terbagi menjadi beberapa tahapan, yakni sebagai berikut. 1.
Persiapan
a.
Menetapkan dan mengembangkan bahan ajar.
b.
Menyusun instrumen yang akan digunakan saat penelitian berdasarkan indikator yang hendak diukur.
c.
Validasi instrumen kepada ahli untuk menguji validitas isi dan validitas muka.
d.
Uji coba instrumen untuk menguji validitas reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran instrumen.
e.
Revisi dan penyempurnaan instrumen.
f.
Mengurus perizinan penelitian.
g.
Berkunjung ke sekolah untuk menyampaikan surat izin dan meminta izin penelitian.
h.
Melakukan observasi pembelajaran di sekolah dan berkonsultasi dengan guru kelas untuk menentukan waktu, dan teknis pelaksanaan penelitian.
2.
Pelaksanaan
a.
Memberi pretes kemampuan pemecahan masalah matematis terkait materi penyelesaian masalah yang berkaitan dengan bangun datar kepada kelas kuasi eksperimen I, II, III, dan IV. Tujuan dilakukan pretes ini yaitu untuk
45
mengukur kemampuan awal pemecahan masalah matematis siswa keempat kelas tersebut terkait materi yang akan diajarkan. b.
Melakukan pembelajaran sesuai jadwal dan materi yang sudah ditetapkan.
c.
Memberikan postes pada keempat kelas kuasi eksperimen untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
d.
Memberikan angket kepada keempat kelas kuasi eksperimen untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini dan melakukan wawancara untuk melengkapi data yang diperlukan.
3.
Pengolahan data
a.
Melakukan analisis dan mengolah data dari hasil yang telah diperoleh selama penelitian, baik pengolahan data kuantitatif maupun kualitataif.
b.
Melakukan penyusunan laporan.
H. Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil pretes dan postes kemampuan pemecahan masalah matematis. Adapun data kualitatif diperoleh dari hasil observasi kinerja guru, observasi aktivitas siswa, angket terkait respon siswa terhadap pembelajaran dan wawancara. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai pengolahan dan analisis data kuantitatif dan data kualitatif dalam penelitian ini. 1.
Data Kuantitatif Data hasil dari pretes dan postes terkait kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa pada materi penyelesaian masalah yang berkaitan dengan bangun datar dari keempat kelas kuasi eksperimen yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis melalui uji normalitas, uji homogenitas, dan uji perbedaan rata-rata. Adapun penjelasan dari cara menguji normalitas, homogenitas, dan perbedaan rata-rata data hasil penelitian adalah sebagai berikut. a.
Uji Normalitas Data Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya data yang
akan dianalisis. Perhitungan uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji
46
Shapiro-Wilk, karena sampel pada penelitian ini kurang dari 50 orang. Adapun cara perhitungan uji normalitas data hasil penelitian ini dengan uji Shapiro-Wilk tersebut dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0 for windows. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk melihat kesamaan varians dari keempat sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Jika diketahui datanya normal, maka uji homogenitas dapat dapat dilakukan dengan uji Levene. Jika datanya tidak normal atau data dari salah satu sampel tidak normal, maka tidak perlu melakukan uji homogenitas, melainkan langsung menguji perbedaan rata-rata dari keempat kelompok sampel. c.
Uji Perbedaan Rata-Rata Uji perbedaan dua rata-rata dilakukan untuk mengetahui perbedaan rata-rata
kemampuan pemecahan masalah matematis antara kelas kuasi eksperimen I, II, III, dan IV. Perhitungan uji perbedaan dua rata-rata dilakukan menggunakan uji Anova Satu Jalur karena sampel yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari 3 sampel. Jika terdapat minimal satu kelompok sampel yang sebaran datanya tidak berdistribusi normal atau tidak homogen, maka uji perbedaan rata-rata dilakukan dengan menggunakan uji Kruskal-Wallis. Pengujian tersebut dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0 for windows. Adapun uji lanjutan dari pengujian KruskalWallis tersebut menggunakan uji Mann Whitney. d.
Menghitung Gain Normal Penghitungan gain normal dilakukan untuk mengetahui peningkatan yang
terjadi pada kelas kuasi eksperimen I, II, III, dan IV setelah diberikan perlakuan. Perhitungan gain normal dapat dilakukan dengan rumus menurut Hake (Sundayana, 2015, hlm. 151) sebagai berikut.
Gain normal yang telah diperoleh dengan menggunakan rumus di atas, selanjutnya ditafsirkan sesuai klasifikasi menurut Sundayana (2015, hlm. 151) yang disajikan pada Tabel 3.7 sebagai berikut.
47
Tabel 3.7 Interpretasi Gain Ternormalisasi Nilai Gain Ternormalisasi -1,00 ≤ g < 0,00 g = 0,00 0,00 < g < 0,30 0,30 ≤ g < 0,70 0,70 ≤ g ≤ 1,00 2.
Interpretasi terjadi penurunan Tetap Rendah Sedang Tinggi
Data Kualitatif Pengolahan data kualitatif yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut. a.
Lembar observasi Lembar observasi ini akan dijadikan sebagai data pendukung dalam
penelitian ini. Adapun observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran dan kinerja guru dalam mengajar. Untuk memudahkan dalam menginterpretasikan hasil observasi yang diperoleh, penyajian lembar observasi dibuat dalam bentuk tabel. Indikator yang termuat dalam lembar observasi dikuantitatifkan sesuai kriteria yang muncul pada aspek yang diobservasinya. Selanjutnya, data kuantitatif itu ditafsirkan sesuai dengan kriteria keberhasilannya. Adapun kriteria keberhasilan yang dimaksud adalah sebagi berikut. Tabel 3.8 Interpretasi Data Hasil Observasi Persentase Keberhasilan 81%-100% 61%-80% 41%-60% 21%-40% 0%-20% b.
Interpretasi sangat baik (SB) baik (B) cukup (C) kurang (K) sangat kurang (SK)
Angket Angket yang digunakan dalam peneltian ini berdasarkan bentuknya adalah
skala sikap Likert, di mana angket ini berisi sekumpulan pernyataan yang meminta setiap siswa untuk memberikan respon atas pernyataan tersebut. Respon
48
yang diharapkan dari siswa atas pernyataan tersebut adalah sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka setiap alternatif jawaban memiliki perhitungan skor sebagai berikut. Tabel 3.9 Skor Perhitungan Angket Pernyataan Positif Negatif
SS 5 1
S 4 2
TS 2 4
STS 1 5
Data angket yang telah diperoleh, selanjutnya dianalisis dengan cara mencermati banyaknya centangan dalam setiap kolom. Frekuensi centangan pada masing-masing kolom dikalikan dengan nilai kolom yang bersangkutan untuk selanjutnya dijumlahkan keseluruhanya, sehingga diperoleh nilai untuk setiap butir pernyataan. Jumlah nilai tersebut kemudian ditafsirkan dan dibuat simpulannya. Adapun penafsiran dari nilai untuk setiap butir pernyataan yang telah diperoleh tersebut adalah sebagai berikut. 1) Jika rata-rata jawaban siswa lebih dari 3, maka respon siswa positif. 2) Jika rata-rata jawaban siswa sama dengan 3, maka respon siswa netral. 3) Jika rata-rata jawaban siswa kurang dari 3, maka respon siswa negatif.