BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian tentang hubungan Pajanan Debu Kayu Lingkungan dengan Kapasitas Fungsi Paru Karyawan, dilakukan di bagian produksi CV. Valasindo Sentra Usaha, berlokasi di Jalan Solo-Purwodadi Km. 8.5 Dukuh Mundu RT 03 RW 07 Desa Selokaton, Kecamatan, Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar.
Sumber: CV. Valasindo Sentra Usaha. 2012 Gambar 2 : Lokasi penelitian CV. Valasindo Sentra Usaha, di Jalan Solo-Purwodadi Km. 8.5 Dukuh Mundu RT 03 RW 07 Desa Selokaton, Kecamatan, Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan mulai 1 Juli 2015 sampai dengan Januari tahun 2016 jadwal pelaksanaan penelitian pada Tabel 1. Tabel 1. Jadwal pelaksanaan penelitian Hubunngan Pajanan Kadar Debu Kayu Lingkungan Dengan Kapasitas Fungsi Paru Pada Karyawan Bagian Produksi di CV. Valasindo Sentra Usaha Kabupaten Karanganyar Kegiatan
Waktu
Pengumpulan data karakteristik populasi
2 minggu
Pengisian kuasioner
3 hari
Pemeriksaan debu/ Pemeriksaan spirometri
1 hari
Pengolahan data
1 bulan
Analisis data
1 bulan
Penyusunan tesis
3 bulan, 1 minggu
17
18
B. Tata Laksana Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis
penelitian
yang
digunakan
adalah
observasional
analitik,
menggunakan pendekatan cross sectional yaitu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, Artinya tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan (Notoadmodjo, 2010). Populasi (N :125) random sampling Sampel (n: 32 ) Pajanan Debu Kayu > NAB Penurunan Kapasitas Fungsi Paru
Terpajan Debu Kayu < NAB Penurunan Kapasitas Fungsi Paru
Uji Korelasi Spearman Rank
Gambar 3. Alur Penelitian Hubungan Pajanan Kadar Debu Kayu Lingkungan dengan Kapasitas Fungsi Paru Pada Karyawan Produksi CV. Valasindo Sentra Usaha Gondangrejo Kabupaten Karanganyar. 2. Populasi Penelitian Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan di bagian produksi CV. Valasindo Sentra Usaha Kabupaten Karanganyar sejumlah 125 orang. 3. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut dengan penetapan ciri-ciri populasi yang menjadi sasaran dan akan diwakili oleh sampel di dalam penelitian berdasarkan inklusi dan ekslusi. Dengan kreteria sebagai berikut :
19
a. Kriteria Inklusi : 1) Jenis Kelamin Laki-laki 2) Kebiasaan berolah raga dalam kategori kadang-kadang. 3) Umur 29-56 tahun 4) Lama Bekerja Lebih dari 2 tahun. 5) Status Gizi dengan Indeks Masa Tubuh Dalam Kategori tidak kurus. 6) Tidak Merokok. b. Kreteria Eksklusi: 1) Tenaga kerja tidak masuk saat pengukuran penelitian. 2) Tenaga kerja pindah dari bagian produksi. 4. Teknik Sampling Pada penelitian ini teknik sampling yang digunakan dengan teknik Simple Random Sampling. (Hadi, 2014). Sampel minimal pada penelitian ini diambil dengan rumus pengambilan sampel minimal adalah sebagai berikut:
Keterangan : λ2 = Nilai sebaran normal baku, besarnya tergantung tingkat kepercayaan (TK), jika TK 90% = 1.64, TK 95% = 1.96 dan TK 99% = 2.57 S
= Jumlah Sampel Minimal yang diperlukan
N = Jumlah Populasi P
= 0.5
Q = 0.5 d
= besar penyimpangan : 0.1, 0.05 dan 0.01 Rumus di atas maka dapat dilakukan perhitungan terhadap sampel
minimal yang akan diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
20
S = 28.9 5. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : a. Variabel bebas (Independent Variable) Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (Riwidikdo, 2009). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Kadar debu kayu lingkungan. b. Variabel terikat (Dependent Variable). Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen (Riwidikdo, 2009). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kapasitas fungsi paru. c. Variabel pengganggu Variabel pengganggu adalah variabel yang mempengaruhi antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel pengganggu terkendali dalam penelitian ini yaitu : umur, lama bekerja, status gizi, kebiasaan berolahrga, status merokok. 6. Definisi Operasional Variabel a.
Kadar debu kayu lingkungan. Kadar debu kayu lingkungan adalah jumlah kadar debu kayu di lingkungan kerja yang terpapar ke pekerja selama bekerja, yang diukur dengan alat ukur High
21
Volume Sampler yang hasilnya dinyatakan dengan satuan mg/m3, dengan skala data skala Ordinal. b.
Kapasitas Fungsi paru Kapasitas Fungsi paru adalah Kemampuan Ekspirasi dan inspirasi paru dengan melihat Vital Kapasitas Vital (Vital capacity, VC dan Kapasitas vital paksa (forced vitas capacity) pekerja yang dinilai dengan menggunakan metode pengukuran Spirometri dengan alat ukur spirometer yang hasilnya dinyatakan dengan satuan liter dengan skala data rasio.
7. Sumber Data Penelitian a. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambil data, langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari (Saryono, 2013). Data primer dalam penelitian ini melalui hasil pengukuran Kadar debu kayu ligkungan dengan High Volume Sampler, Kapasitas Fungsi Paru dengan Spirometer, dan berdasarkan hasil wawancara untuk mengetahui nama, tempat/tanggal lahir, pekerjaan, alamat, jenis kelamin, umur, lama kerja, kebiasaan berolahraga, kebiasaan merokok, Pengukuran Indeks Masa Tubuh. b. Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain yaitu: Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Karanganyar, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Propinsi Jawa Tengah dan CV. Valasindo Sentra Usaha Gondangrejo Kabupaten Karanganyar. 8. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yaitu: a. Observasi Observasi (pengamatan) adalah suatu hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsangan (Notoatmodjo, 2012).
22
Peneliti melakukan observasi langsung untuk mengamati lingkungan kerja yang terpapar kadar debu kayu di bagian produksi CV. Valasindo Sentra Usaha Kabupaten Karanganyar. b. Wawancara Menurut Notoatmodjo (2012), wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, di mana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (subjek penelitian). Peneliti melakukan wawancara untuk mengumpulkan data dengan jalan mengadakan komunikasi (tanya jawab) langsung (face to face) dengan subjek penelitian yaitu tenaga kerja di bagian produksi CV. Valasindo Sentra Usaha Kabupaten Karanganyar, sehingga diperoleh keterangan yang jelas dan lengkap sesuai dengan informasi yang dibutuhkan peneliti. 9. Instrument Penelitian Menurut Arikunto (2006), instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan pengumpulan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan mudah. Instrumen penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini yaitu: a. Spirometer Spirometer suatu alat untuk mengukur kapasitas fungsi paru. 1) bahan pendukung a) Penjepit hidung. b) Mouthpiece. c) Timbangan badan dengan ketelitian 0.1 kg yang digunakan untuk mengukur berat badan. d) Macrotoise atau meteran gulung yang digunakan untuk mengukur tinggi badan. e) Kuesioner atau daftar pertanyaan yang berisi identitas nara ukur beserta riwayat kerja, pengalaman, keluhan dan sebagainya yang kemungkinan
23
menjadi penyebab terjadinya kelainan fungsi paru pernafasan apabila didapatkan kelainan dari hasil pemeriksaan. f) Kertas untuk mencetak hasil pemeriksaan. 2) Prosedur Pemeriksaan. a) Tahap Persiapan. (1) Nara ukur dari unit kerja yang sudah di tentukan. (2) Nara ukur harus kooperatif dengan pemeriksa. (3) Nara ukur telah mendapat istirahat 24 jam atau pada pagi hari ketika akan mulai bekerja atau siang hari dan setelah istirahat paling sedikit 15 menit sebelum di ukur. (4) Nara ukur 2 jam sebelum diukur bebas rokok dan tidak dalam keadaan perut kenyang. (5) Nara ukur dalam keadaan sehat tidak ada flu/infeksi saluran napas bagian atas seperti radang tenggorokan, sariawan dan harus hati-hati dengan nara ukur yang mempunyai penyakit hernia dan asma karena dapat merangsang sesak nafas karena kelelahan. (6) Untuk nara ukur wanita tidak dalam keadaan hamil. (7) Pakaian yang dikenakan terutama baju dan ikat pinggang dikendorkan lebih dahulu. (8) Sikap/ posisi nara ukur adalah duduk tegak diatas kursi tanpa sandaran lengan agar tidak mengganggu gerakan saat diukur atau berdiri yang penting konsisten. (9) Nara ukur sebaiknya dilatih menggunakan spirometer dengan baik dan benar terlebih dahulu sebelum diukur dan melaksanakan dibawah aba-aba dari pemeriksaan tanpa kertas perekam dari spirometri, dan sesudah cukup baik istirahat 15 menit untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan yang direkam dalam kertas perekam. (10) Penelitian
terhadap
tenaga
kerja
sebaiknya
pemeriksaan kembali setelah 8 jam bekerja.
dilakukan
24
b) Tahap Pelaksanaan Nara ukur diwawancarai dengan memakai kuesioner yang sudah disiapkan, kemudian diukur tinggi badannya dan ditimbang berat badannya. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan spirometri. (1) Data nara ukur dimasukkan: (a). Alat dirangkai dengan benar, kemudian nyalakan alat (power on), tunggu beberapa saat sampai muncul tulisan pada layar LCD dan tunggu sampai printer berhenti. (b). Tanggal dan temperatur dimasukkan. Untuk alat tertentu date, time dan temperature dibangun secara otomatis (c). Kursor dipindahkan atau Baro P untuk memasukkan harga tekanan (dalam satuan Torr) 1 atm = 76 cmHg. Toor dalam satuan mmHg. (d). Nomor ID dimasukkan maksimal 10 digit. (e). Age dimasukkan usia antara 6 s/d 99 tahun. (f). Height dimasukkan, tinggi badan diukur 90 s/d 220 cm (g). Weight dimasukkan, berat badan yang diukur 10 s/d 200 kg. (h). Sex, jenis kelamin untuk laki-laki angka 1 dan untuk wanita angka 2. (i). Race adalah pilihan warna kulit, untuk orang timur adalah oriental atau black. (j). Race 10%, persentase warna kulit intervalnya adalah 50 s/d 100% (k). Terakhir tekan enter, alat siap untuk mengukur. (2) Proses pemeriksaan. (a). Pengukuran VC (Vital Capacity). Pengukuran Vital Capacity pertama, ditekan tombol VC, nara ukur diberikan pengarahan agar nara ukur dipasang penjepit hidung dan mouthpiece di mulut. Kedua, ditekan tombol Start, kemudian nara ukur diminta bernafas biasa (tidak breathing) melalui mouthpiece/ mulut;
25
kira-kira 2-3 kali. Setelah bunyi tit, ditekan tombol enter. Selanjutnya nara ukur segera menarik nafas sedalam-dalamnya terus–terus–terus sampai maksimum, lalu hembuskan/ ekspirasi biasa terus – terus – terus sampai habis. Ketiga, ditekan tombol stop dan diperiksa kurva hasil rekaman, bila hasil rekaman meragukan pengukuran diulang lagi. (b). Pengukuran FVC (Force Vital Capacity). Pengukuran force vital capacity pertama, ditekan tombol FVC, nara kukur diberikan pengarahan agar dipasang penjepit hidung dan mouthpiece di mulut. Kedua ditekan tombol start kemudian nara ukur diminta bernafas biasa (tidak breathing) melalui mouthpiece kira-kira 2-3 kali, selanjutnya setelah bunyi tit, tekan tombol enter dan nara ukur segera menarik nafas sedalam-dalamnya terus – terus – terus sampai maksimum, lalu hembuskan dengan hentakan cepat, keras dan sekuat-kuatnya terus – terus – terus sampai habis. Ketiga ditekan tombol stop dan diperiksa kurva hasil rekaman, bila hasil rekaman meragukan, pengukuran diulang lagi, apabila kurva hasil rekaman sudah tidak meragukan lagi, tekan tombol print. 3) Pelaporan Pembacaan hasil Vital Capacity (VC), Forced Vital Capacity (FVC) dan Forced Expiration Volume 1st second (FEV1) dilakukan secara langsung pada hasil print out dengan memperhatikan bentuk kurva yang terbentuk. Pelaporan dilakukan dengan memasukkan nilai-nilai dan interpretasinya yang tertera pada hasil rekaman tersebut tanpa memberi komentar. Dalam kondisi khusus dimana diperlukan keterangan berupa komentar mengenai hasil rekaman harus diperiksa dan dikonsultasikan kepada dokter ahli paruparu.
26
Laporan dibuat mengikuti format dari Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja Provinsi DIY (Dinakertrans Propinsi DIY, 2010). b. High Volume Sampler. High Volume Dust Sampler adalah alat ukur debu total di lingkungan kerja 1) Bahan dan Peralatan Pendukung a) Dust Sampler dilengkapi dengan pompa penghisap udara b) Timbangan analitik dengan sensitivitas 0.001 c) Pinset d) Desikator e) Tripot f) Kotak tempat filter g) Filter Hidrofobik 2) Prosuder Kerja a) Filter yang diperlukan disimpan didalam desikator selama 24 jam agar mendapatkan kondisi stabil. b) Filter kosong di timbang sampai diperoleh berat konstan, minimal 3 kali penimbangan, sehingga diketahui berat filter sebelum pengambilan contoh. Catat berat filter blanko dan filter contoh masing-masing dengan berat B1(mg), W1 (mg). Masing-masing filter tersebut di taruh di dalam holder setelah diberi nomor (kode). c) Filter contoh dimasukan kedalam dust sampler holder dengan menggunakan pinset. d) Pompa pengisap udara di hidupkan dan kalibrasi dengan kecepatan laju aliran udara dengan pengaturan menggunakan flowmeter (flowmeter harus dikalibrasi). Kalibrasi harus dilakukan sebelum sampling dan pada saat akhir akhir sampling. Catat data kalibrasi masing – masing minimal 3 kali pembacaan. 3) Tahap Pengambilan Contoh a) Dust sampler di atas di hubungkan dengan pompa penghisap udara dengan menggunakan selang silikon atau teflon.
27
b) Rangkaian peralatan diletakkan pada titik pengukuran (didekat tenaga kerja terpapar debu) dengan menggunakan tripod kira-kira setinggi zona pernapasan tenaga kerja. c) Pompa pengisap udara dihidupkan dan lakukan pengambilan contoh dengan kecepatan laju aliran udara (flowrate). d) Contoh udara diambil selama beberapa menit hingga satu jam (tergantung pada kebutuhan, tujuan, dan kondisi di lokasi pengukuran). e) Pengambilan contoh dilakukan 4 kali durasi pengambilan contoh selama satu jam dan 16 kali bila durasi pengambilan contoh selam 30 menit. f) Setelah selesai pengambilan contoh, alat dimatikan dan debu bagian luar holder di bersihkan untuk menghindari kontaminasi. g) Filter dipindahkan dengan menggunakan pinset ke kaset filter dan setelah sampai di laboratorium di masukkan ke dalam desikator selama 24 jam. 4) Tahap penimbangan dan penyajian data a) Filter blanko sebagai pembanding dan filter contoh di timbang dengan menggunakan timbangan analitik yang sama sehingga diperoleh berat filter blanko dan filter contoh masing-masing B2 (mg) dan W2 (mg). b) Hasil penimbangan dicatat berat filter blanko dan filter contoh sebelum pengukuran dan setelah pengukuran pada formulir 5) Tahap Perhitungan a) Kadar debu total di udara di hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Dengan : C adalah kadar debu total di udara (mg/m3) W2 adalah berat filter contoh setelah pengambilan contoh (mg) W1 adalah berat filter contoh sebelum pengambilan contoh (mg) B2 adalah berat filter blanko setelah pengambilan contoh (mg)
28
B1 adalah berta filter blanko sebelum pengambilan contoh (mg) V adalah volume udara pada waktu pengambilan contoh b) Kadar debu total selama 8 jam kerja/hari, dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : atau
Dengan : TWA adalah Time Weighted Average Cl adalah kadar debu total di udara pada contoh-1 saat waktu pengukuran ke-1 (mg/m3) C2 adalah kadar debu total di udara pada contoh-2 saat waktu pengukuran ke -2 (mg/m3) Cn adalah kadar debu total di udara pada contoh-n saat waktu pengukuran ke-n (mg/m3) T1 adalah waktu pengukuran jam ke 1 (jam) T2 adalah waktu pengukuran jam ke 2 (jam) Tn adalah waktu pengukuran jam ke n (jam) 6) Tahap Pelaporan a) Formulir yang telah disediakan diisi laporan teknis b) Laporan dibuat tentang kadar debu total yang diukur selam 8 jam kerja dalam kertas folio yang disedian berdasarkan petunjuk pembuatan laporan. (Dinakertrans Propinsi DIY, 2010). 10. Pengolahan Data a. Editing Hasil pengamatan di lapangan dilakukan penyutingan terlebih dahulu, secara umum editing merupakan kegiatan pengecekan dan perbaikan isian formulir.
29
b. Coding Formulir yang telah
diedit selanjutnya dilakukan peng”kode”an atau
“coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. c. Data Entry Paket program yang digunakan untuk “entri data” penelitian ini adalah paket program SPSS for Window dan dilakukan dengan ketelitian untuk menghindari terjadinya bias. d. Tabulating Data
yang
sudah
melalui
tahapan
coding
selanjutnya
akan
dikelompokkan sesuai dengan tujuan penelitian kemudian dimasukkan ke dalam tabel yang sudah disiapkan dan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi. e. Cleaning Data setiap sumber data atau subjek penelitian yang telah dimasukkan dan di tabulasi, perlu di cek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. 11. Analisis Data Analisis data menggunakan komputer program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) for windows version 16. a. Uji Univariat Variabel dilakukan deskripsi masing-masing tentang umur, lama kerja, Indeks Masa Tubuh, hasil pengukuran kadar debu kayu dan hasil pengukuran kapasitas fungsi paru yang disajikan dalam bentuk frekuensi. b. Uji Bivariat Analisis bivariat adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui interaksi dua variabel, baik berupa komparatif, asosiatif maupun korelatif (Saryono, 2013). Analisis bivariat pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui korelasi antara dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Uji statistik non parametrik yang digunakan adalah Spearman Rank.
30
Kemaknaan hitungan statisik dilihat dengan menggunakan derajat kemaknaan α = 0.05 sehingga apabila variabel penelitian statistik menunjukan
< 0.05 maka dikatakan kedua
bermakna,
sedangkan
nilai
variabel statistik ada korelasi
≥ 0.05 maka dikatakan maka dikatakan
kedua variabel statistik tidak ada korelasi bermakna.