BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di pedagang ikan hias jalan Peta Kota Bandung. Penelitan berlangsung pada bulan April sampai dengan Juni 2013.
3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus merupakan metode untuk menghimpun dan menganalisis data berhubungan dengan studi kasus. Sesuatu dijadikan kasus biasanya karena ada masalah, kesulitan, hambatan, penyimpangan, tetapi bisa juga sesuatu dijadikan kasus meskipun tidak ada masalah, namun dijadikan kasus karena keunggulan dan keberhasilannya (Sukmadinata 2007). Penelitian yang ditelaah adalah keadaan masyarakat yang dilihat dari persoalan atau kasus tertentu, baik dalam suatu lembaga, kelompok, maupun individu. Adapun cara pelaksanaannya dengan teknik wawancara, dan panduan daftar pertanyaan, dalam penelitian ini peneliti harus benar-benar berbaur dengan kehidupan masyarakat sehari-hari, dengan tidak memberi sugesti kepada masyarakat yang sedang diteliti.
3.3 Jenis dan Sumber Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan pedagang ikan hias. Untuk mempermudah pelaksanaan wawancara disediakan daftar pertanyaan
untuk
memperoleh
keseragaman
pertanyaan
(terlampir)
berdasarkan kuesioner yang telah dipersiapkan. 2. Data sekunder merupakan data pelengkap yang didapat dari berbagai pihak yang terkait dengan penelitian ini dan diperoleh dari instansi atau lembaga yang ada kaitannya dengan penelitian antara lain : Badan Pusat Statistik Kementrian Kelautan Perikanan, Dinas Pertanian Perikanan Kota Bandung.
16
17
3.4 Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode sensus. Metode sensus adalah suatu metode penelitian yang dilakukan terhadap seluruh anggota populasi, tanpa terkecuali (Santoso 2004). dengan mengumpulkan jumlah responden sebanyak 56 orang.
3.5 Definisi dan Operasionalisasi Variabel Sebelum melaksanakan penelitian maka dijelaskan terlebih dahulu definisi serta variabel yang akan dilaksanakan dilapangan nanti, guna melengkapi dan menguji data yang diperlukan dalam penelitian. Diantaranya operasionalisasi variabel dijelaskan sebagai berikut. 1. Ikan hias digemari karena keindahan yang dimilikinya, baik dari warna yang menarik, bentuk tubuh, sirip, mata maupun sifat-sifat khusus yang begitu mempesona. Pada umunmya orang menikmati keindahan ikan hias untuk memenuhi kebutuhan spiritual dengan memeliharanya di akuarium atau kolam (Neldaswenti 1988 dalam Handayani 2000) 2. Pedagang kaki lima merupakan unit usaha kecil yang melakukan kegiatan mendistribusi barang dan jasa, dengan sasaraan utama untuk menciptakan lapangan kerja dan penghasilan bagi mereka (Kurniadi dan Nogi 2005). 3. Saluran Distribusi adalah lembaga distributor atau lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan untuk menyalurkan barang atau jasa dari produsen kekonsumen (Nitisemito 1984). 4. Faktor internal, merupakan faktor yang berperan penting dalam suatu kegiatan usaha pedagang ikan hias, faktor ini biasanya meliputi : Tenaga kerja, pendapatan, riwayat pendidikan, dan jenis kelamin pedagang (Rulyaman dan Indryani 2009). 5. Faktor eksternal merupakan faktor pendukung dalam kegiatan usaha pedagang ikan hias, hal yang meliputi faktor eksternal adalah tempat, modal, teknologi dan kepercayaan. (Rulyaman dan Indryani 2009). 6. Kekuatan adalah kondisi suatu pedagang yang mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dengan tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan,
18
sehingga diharapkan memberikan keunggulan kompetitif bagi pedagang di pasar, dengan indikator sebagai berikut (Saputro dkk. 2007): a. Penerapan manajemen yang baik dari pedagang dalam merintis usaha ini b. Pemahaman identitas produk oleh pedagang c. Memiliki diversifikasi produk ikan hias d. Berpengalaman dalam bisns ikan hias e. Kualitas produk baik 7. Kelemahan adalah kondisi pedagang dimana adanya kelemahan-kelemahan internal yang mempengaruhi kemampuan bersaing dengan para pesaing, dengan indikator sebagai berikut (Saputro dkk. 2007) : a. Daya tampung ikan hias terbatas b. Masih menggunakan fasilitas umum c. Keterbatasan fasilitas operasi dan transportasi yang memadai d. Pangsa pasar masih kecil e. Kegiatan promosi belum optimal 8. Peluang adalah situasi penting dimana kondisi pedagang berada dalam situasi yang mengguntungkan dalam lingkungan pemasaran, dengan indikator sebagai berikut (Mutaqqin 2013): a. Keberadaan lokasi yang strategis b. Sarana dan prasarana yang memudahkan dalam berbelanja c. Tingkat harga yang terjangkau d. Produk yang ditawarkan menarik e. Industri ikan hias terus mengalami pertumbuhan 9. Ancaman adalah kondisi dimana pedagang berada dalam situasi yang tidak menguntungkan, dengan indikator sebagai berikut (Mutaqqin 2013): a. Pengaruh pasar-pasar modern terhadap usaha ikan hias b. Adanya peraturan daerah c. Adanya pesaing dari pedagang ikan hias lain d. keberadaan tempat yang ilegal e. Perubahan selera konsumen
19
3.6 Metode Analisis Data Setelah mengumpulkan informasi yang sesuai dengan penelitian terhadap kelangsungan para pedagang ikan hias, tahapan selanjutnya adalah diidentifikasi dan dianalisis. Semua informasi tersebut dalam model kuantitatif perumusan strategi SWOT .
Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan
beberapa metode sebagai berikut : 1. Pengamatan (Observasi) dalam hal ini peneliti mengumpulkan data secara langsung mengamati kegiatan pedagang ikan hias. 2. Wawancara (Interview) adalah mengumpulkan data dengan menggunakan wawancara secara langsung dengan para pedagang ikan hias di Jalan Peta guna memperoleh bahan masukan. 3. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara menyiapkan beberapa pertanyaan yang ada kaitannya dengan penelitian dan meminta responden untuk mengisi kuesioner tersebut.
3.6.1
Uji Validitas dan Reliabilitas Azwar (2009), validitas berasal dari kata Validity yang mempunyai arti
sejauhmana ketetapan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Validitas dinyatakan secara empirik oleh suatu koefisien, yaitu koefisien validitas. rxy
Dimana:
n( XY ) ( X )( Y )
n( X
2
) ( X ) 2 n( Y 2 ) ( Y ) 2
rxy
=
koefisien korelasi suatu butir/item
N
=
jumlah subyek
X
=
skor suatu butir/item
Y
=
skor total (Arikunto 2005)
Nilai r kemudian dikonsultasikan dengan rtabel (rkritis). Bila rhitung dari rumus di atas lebih besar dari rtabel maka butir tersebut valid, dan sebaliknya. Sugiyono (2006) menyatakan bahwa uji validitas merupakan suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu alat, dengan tujuan untuk mengukur kebenaran dan ketepatan data yang digunakan dalam suatu penelitian. Untuk
20
melakukan uji validitas dapat dilakukan dengan membandingkan nilai kelayakan (r) dengan nilai r kritis yang ditetapkan (Sugiyono 2006), umumnya r kritis digunakan untuk mendefinisikan batas validitas suatu hasil pengolahan data, yang nilainya ditetapkan sebesar r = 0,3. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui adanya konsistensi alat ukur dalam penggunaannya, atau dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. teknik ini dilakukan dengan cara mengadakan pengkuran ulang kepada responden, kita meminta responden yang sama agar menjawab semua pertanyaan dalam alat pengukur sebanyak dua kali. Uji reliabilitas (Husaini dkk. 2003), adalah proses pengukuran terhadap ketepatan dari suatu alat pengolahan data. Pengujian ini dimaksudkan untuk menjamin konsistensi serta kestabilan responden sehingga bila diulang berkali-kali akan menghasilkan data yang sama, sehingga akan diperoleh pengaruh yang sama terhadap berbagai kelompok responden. Untuk mengukur reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan metoda yaitu (Sugiyono 2006) : Cronbach Alpha (α) : (
3.6.2
)(
∑
)
Metode Kualitatif Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, artinya data yang
dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data yang dikumpulkan berdasarkan naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya (Moleong 2004). Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah menggambarkan sebuah kenyataan dibalik kejadian secara mendalam. Penggunaan pendekatan kualitatif terhadap penelitian yaitu mencocokan antara kejadian yang sebenarnya dengan teori yang berlaku dengan menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini terdiri dari beberapa skala yaitu skala interval dan skala ordinal. Skala interval adalah skala pengukuran yang mempunyai selisih sama antara satu pengukuran dengan pengukuran yang lain,
21
tetapi tidak memiliki nilai nol mutlak, misalnya nilai kuesioner reponden (Statistika FMIPA Universitas Haluoleo 2012).
Skala ordinal adalah skala
ranking, di mana kode yang diberikan memberikan urutan tertentu pada data, tetapi tidak menunjukkan selisih yang sama dan tidak ada nol mutlak, misalnya tingkat pengalaman responden (Statistika FMIPA Universitas Haluoleo 2012). 1.
Analisis data yang digunakan untuk memecahkan masalah ini adalah dengan menggunakan metode SWOT, (Rangkuti 2006). a) Pertama-tama menyusun kolom dan menentukan sub-sub variabel dalam tiap variabel SWOT 5 sampai 10 sub variabel. b) Memberi bobot masing-masing variabel dalam kolom2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak faktor strategis. c) Menghitung rating (dalam kolom3) untuk masing-masing variabel dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. d) Mengkalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi. e) Menjumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. f) Menghitung kuesioner pada lembar jawaban pilihan ganda, untuk jawaban no. 1-5 dan 11-15, nilai A=4, B=3, C=4, D=1 sedangkan untuk 6-10 dan 16-20, nilai A=1,B=2, C=3, D=4.
Tabel 3. Model Analisis SWOT dari Hasil Responden NO
Faktor-faktor Strategis
Total ( Sumber : Rangkuti 2006)
Bobot
Rating
Skor
22
Contoh Tabel 3 diatas merupakan tabel indikator pedagang ikan hias di Jalan Peta, untuk mencari nilai kelayakan usaha dalam menelaah kekuatan, kelemahan, ancaman, dan peluang dengan menggunakan teknik SWOT. 2. Setelah semua dihitung, didapatlah hasil total skor dari masing-masing analisis SWOT. Kemudian untuk menentukan kedudukan pedagang ikan hias menggunakan matrik dengan rumus :
Keterangan ; S
= Kekuatan (Strength)
W = Kelemahan (Weakness) O
= Peluang (Opprtunity)
T
= Ancaman (Threats) Dari rumus tersebut akan didapatkan koordinat satu titik, dimana titik
itulah yang menentukan kedudukan perusahaan dalam analisis SWOT. Dapat dilihat pada Gambar 2. BERBAGAI PELUANG 3. Mendukung
1. Mendukug
strategi turnKELEMAHAN INTERNAL
Strategi agresif
around
KEKUATAN INTERNAL
4. Mendukung
2. Mendukung
strategi
strategi
defensive
diversifikasi
BERBAGAI ANCAMAN Gambar 2. Analisis SWOT (Rangkuti 2006)
23
Penjelasan :
Kuadran 1 : Merupakan situasi yang sangat menguntungkan perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Rangkuti 2006).
Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar) (Rangkuti 2006).
Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan
ini
adalah
meminimalkan
masalah-masalah
internal
perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik dengan mengadakan peninjauan kembali terhadap kualitas produk/ Turn-Around Strategy (Rangkuti 2006).
Kuadran 4 : Merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi
berbagai
ancaman
dan
kelemahan
internal
,
perusahaan/pedagang mengharuskan manajemen mendukung strategi defensif (Rangkuti 2006). 1. Gambaran Kuisioner, menurut Rangkuti pemberian skor dari jawaban responden dibagi menjadi dua jenis, yaitu : a. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang dan kekuatan yang semakin besar diberi rating 4, tetapi jika peluang dan kekuatan semakin kecil, diberi rating 1 . b. Pemberian nilai rating untuk faktor ancaman dan kelemahan adalah kebalikannya. Dimana jika nilai ancaman dan kelemahan sangat besar,
24
ratingnya adalah 1, tetapi jika ancaman dan kelemahan sangat kecil diberi rating 4.