BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu. Dalam penelitian eksperimen terdapat dua variabel, yaitu veriabel bebas dan variabel terikat (Arikunto, 2008). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya adalah penggunaan pendekatan pembelajaran studi kasus, dan variabel terikatnya adalah kemampuan menerapkan konsep siswa.
A. Desain Penelitian Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Control Pre-Test Post-Test Design (Wiersma, 1995). Tabel 3.1. Control Pre-Test Post-Test Design Kelompok G1 G2
Pretest T1 T1
Perlakuan X1 X2
Keterangan : G1 : kelas dengan pendekatan studi kasus (perlakuan) G2 : kelas dengan pendekatan konsep (kontrol) T1 : Pretest T2 : Posttest X1 : PBM menggunakan pendekatan pembelajaran studi kasus X2 : PBM menggunakan pendekatan konsep
19
Posttest T2 T2
20
B. Definisi Operasional Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang perlu dijelaskan secara operasional untuk menghindari berbagai penafsiran. Penjelasan tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Pembelajaran studi kasus Pendekatan pembelajaran studi kasus di sini adalah pembelajaran dengan
metode diskusi pada kelas perlakuan dengan pola kegiatan (problem posing, problem solving dan peer persuasion) diberikan suatu masalah yang ada dalam kehidupan nyata yaitu siswa diberikan beberapa bahan makanan dan diminta untuk menganalisis kandungan zat makanan tersebut berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka miliki sebelumnya dan siswa diminta untuk membuat menu makan seimbang, serta memberikan solusi untuk beberapa gangguan yang muncul akibat dari kekurangan atau kelebihan zat makanan. Sedangkan untuk kelas kontrol di sini adalah kelas yang menggunakan pendekatan konsep dengan metode diskusi dengan pola kegiatan siswa dan guru melakukan diskusi kelas mengenai konsep zat makanan, makanan seimbang, dan gangguan yang berkaitan dengan gizi beserta pemecahan masalahnya. 2.
Kemampuan menerapkan konsep Pengertian kemampuan menerapkan konsep dalam hal ini adalah nilai siswa
ketika siswa dapat mencapai indikator kemampuan menerapkan konsep yaitu
21
dapat menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru dan menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan peristiwa apa yang sedang terjadi. Kemampuan menerapkan konsep pada siswa ini dijaring dengan menggunakan soal berbentuk uraian yang dilakukan dua kali yaitu, pretest dan posttest pada subkonsep zat makanan dan gizi yang terdapat pada materi sistem pencernaan makanan yang dipelajari di SMA kelas XI. Pretest diberikan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa agar hasil pada posttest merupakan benar-benar merupakan pengaruh dari perlakuan yang diberikan.
C. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah dua kelas XI disalah satu SMA Negeri di wilayah Bandung Timur. Satu kelas diambil sebagai kontrol dan satu lagi adalah kelas yang akan diberikan perlakuan dengan jumlah siswa 42 orang pada masing- masing kelas. Teknik pengambilan subjek penelitian dilakukan secara purposif yaitu teknik yang digunakan
karena
mempunyai
tujuan
tertentu
(Arikunto,
2008).
Adapun
pengambilan subjek penelitian disertai dengan alasan karena pada sekolah bersangkutan, kelas XI terbiasa dengan pendekatan pembelajaran yang biasa digunakan guru yaitu pendekatan konsep pada dua kelas yang guru tersebut ajar. Sehingga pendekatan pembelajaran studi kasus masih merupakan hal baru bagi mereka namun tidak terlalu awam untuk mengenali masalah dalam kehidupan nyata yang berkaitan dengan konsep dalam pembelajaran.
22
D. Instrumen 1) Soal pretest dan postest; merupakan uraian yang berjumlah 10 soal yang digunakan untuk menguji penguasaan keterampilan menerapkan konsep siswa pada materi sistem pencernaan makanan. 2) Angket respon siswa; instrumen ini terdiri atas 13 pertanyaan, digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran pendekatan studi kasus yang diterapkan. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik ini menggunakan 2 macam alat pengumpul data, yaitu pretest- posttest dan angket. Pretest dilakukan pada awal pembelajaran sistem pencernaan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menerapkan konsep. Posttest diberikan pada akhir pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pendekatan pembelajaran studi kasus terhadap kemampuan menerapkan konsep siswa pada konsep zat makanan dan gizi. Angket diberikan pada akhir pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan pendekatan pembelajaran studi kasus. Sebelum digunakan sebagai alat untuk mengambil data, dilakukan judgment oleh beberapa dosen yang berkompeten dalam aspek kriteria butir pernyataan pretest- posttest dan angket. F. Pengolahan Data Uji Coba Instrumen
23
Sebelum digunakan sebagai tes akhir pada kelas yang dijadikan sampel dalam penelitian, soal uraian untuk menjaring penguasaan keterampilan menerapkan konsep terlebih dahulu diujicobakan di kelas yang telah mengalami pembelajaran tentang sistem pencernaan makanan di kelas XI IPA SMA Negeri di wilayah Bandung Timur pada bulan Mei tahun 2010. Analisis ini meliputi uji validitas (korelasi skor butir dengan skor total), reliabilitas, daya pembeda, dan uji tingkat kesukaran. Dari 11 soal yang diujicobakan, terpilih 10 soal yang digunakan dalam penelitian. Uji butir soal dilakukan dengan bantuan software Anatest TM 0.4 version. Berikut hasil analisis uji butir soal yang telah dilakukan. 1.
Validitas Butir Soal Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat validitas atau
kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2008). Oleh karena itu, untuk mengetahui instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah valid maka dilakukan analisis validitas empirik. Untuk menguji validitas butir soal digunakan rumus koefisien Product Moment sebagai berikut:
Keterangan: = koefisien korelasi antara variable X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan = skor tiap butir soal = skor total tiap butir soal = jumlah siswa
24
Nilai
yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan
validitas butir soal dengan menggunakan kriteria pada Tabel 3.2. Tabel 3.2. Klasifikasi Validitas Butir Soal Nilai 0,80 < 0,60 < 0,40 < 0,20 < 0,00 <
≤ 1,00 ≤ 0,80 ≤ 0,60 ≤ 0,40 ≤ 0,20
Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah (Arikunto, 2008)
Hasil uji validitas instrumen ketertampilan menerapkan konsep yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: Tabel 3.3. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Validitas Tes Keterampilan Menerapkan Konsep No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Penguasaan Kognitif Nilai Kategori 0.642 Tinggi 0.583 Cukup 0.697 Tinggi 0.246 Rendah 0.437 Cukup 0.459 Cukup 0.771 Tinggi 0.693 Tinggi Sangat 0.821 Tinggi 0.722 Tinggi 0.711 Tinggi
Dari perhitungan validitas instrumen yang di ujicobakan diperoleh soal yang valid umtuk dijadikan instrumen ada 10 soal dari 11 soal. Soal
25
nomer empat memiliki validitas yagn rendah, sehingga tidak dipakai sebagai instrumen
2.
Reliabilitas Tes Reliabilitas adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yakni sejauh
mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg atau konsisten (tidak berubah-ubah) walaupun diteskan pada situasi yang berbedabeda (Arikunto, 2008). Nilai reliabilitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien reliabilitas. Reliabilitas tes dihitung dengan menggunakan perumusan:
r11 =
[
n n-1
][
1- ∑σi2 σi2
]] (Arikunto, 2008)
Keterangan: r11 = reliabilitas instrumen ݊ = jumlah soal
∑σi2 σi2
= jumlah varians skor tiap item = varians total Nilai r11 yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan
reliabilitas instrumen dengan menggunakan kriteria pada Tabel 3.4. Tabel 3.4. Interpretasi Reliabilitas Tes Nilai r11
Kriteria
0,80 <
≤ 1,00
Sangat Tinggi
0,60 <
≤ 0,80
Tinggi
26
0,40 <
≤ 0,60
Cukup
0,20 <
≤ 0,40
Rendah
0,00 <
≤ 0,20
Sangat Rendah (Arikunto, 2008)
Dari perhitungan reliabilitas instrumen yang diujicobakan, diperoleh nilai reliabilitas penguasaan keterampilan menerapkan konsep adalah 0,83. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen tersebut termasuk dalam kategori “sangat tinggi”. Dilakukan revisi butir soal untuk sial nomor lima dan enam, sedangkan nomor empat di eliminasi. 3.
Tingkat Kesukaran Butir Soal Tingkat kesukaran butir soal adalah proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut (Arikunto, 2008). Tingkat kesukaran butir soal dihitung dengan menggunakan perumusan:
Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Nilai P yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dengan menggunakan kriteria pada Tabel 3.5. Tabel 3.5. Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal Nilai P
Kriteria
0,00
Sangat Sukar
27
0,00 <
≤ 0,30
Sukar
0,31 <
≤ 0,70
Sedang
0,71 < ≤ 1,00
Mudah
1,00
Sangat Mudah (Arikunto, 2008)
Hasil uji tingkat kesukaran instrumen keterampilan menerapkan konsep dari soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.6. Tabel 3.6. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes Keterampilan Menerapkan Konsep
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
4.
Keterampilan menerapkan konsep Nilai Kategori 0.62 Sedang 0.78 Mudah 0.66 Sedang 0.80 Mudah 0.75 Mudah 0.71 Mudah 0.58 Sedang 0.69 Sedang 0.64 Sedang 0.62 Sedang 0.62 Sedang
Daya Pembeda Soal Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang tidak pandai (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2008).
28
Daya pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan perumusan:
Keterangan: DP = daya pembeda butir soal
JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Nilai DP yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan daya pembeda butir soal dengan menggunakan kriteria pada Tabel 3.7. Tabel 3.7. Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal Nilai P Negatif 0,00 – 0,20 0,20 – 0,40 0,40 – 0,70 0,70 – 1,00
Kriteria Soal dibuang Jelek Cukup Baik Baik sekali (Arikunto, 2008)
Dari hasil uji daya pembeda instrumen tes keterampilan menerapkan konsep, didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 3.8. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Daya Pembeda Tes Keterampilan Menerapkan Konsep No. 1. 2.
Penguasaan Kognitif Nilai Kategori 0.53 Baik 0.28 Cukup
29
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
0.46 0.10 0.21 0.21 0.39 0.32 0.42 0.32 0.32
Baik Jelek Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Cukup Cukup
G. Teknik Pengolahan Data Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan pengolahan terhadap data kuantitatif dan data kualitatif tersebut melalui langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pengolahan Data Kuantitatif Data yang bersifat kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang diolah dengan menggunakan program SPSS 17,0 for windows. Pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji statistik terhadap hasil data pretest dan posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Langkah-langkah yang ditempuh untuk uji statistik data pretest dan posttest adalah sebagai berikut: a) Menghitung hasil pretest dan posttest penguasaan keterampilan menerapkan konsep. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
30
b) Melakukan Uji Prasyarat 1). Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh memiliki varians yang homogen atau tidak. Rumus homogenitas yang digunakan adalah :
Keterangan : F = uji homogenitas α = taraf signifikansi 0,05 n1 = jumlah subjek penelitian 1 n2 = jumlah subjek penelitian 2 2). Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal.menggunakan rumus dari Kolmogorov-Smirnov. c) Melakukan Uji Hipotesis Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari penggunaan pendekatan pembelajaran studi kasus terhadap kemampuan menerapkan
31
konsep pada konsep sistem pencernaan
makanan, dilakukanlah
pengujian sebagai berikut : 1). Jika data yang dianalisis berdistribusi normal dan homogen, maka untuk pengujian hipotesis dilakukan uji parametrik, seperti uji Z. 2). Jika salah satu atau kedua data yang dianalisis tidak berdistribusi normal maka dilakukan uji statistika nonparametrik, yaitu uji Mann-Whitney. Tabel 3.9. Analisis Statistik Uji Hipotesis
Uji Prasyarat
Uji Homogenitas
Uji Normalitas
Data Homogen
Data Normal
Uji Homogenitas
Uji Normalitas
Data Homogen -
Data Tidak Normal Data Tidak Normal Data Tidak Normal
Uji Hipotesis Uji Uji Statistik Statistik Nonparame Parametris trik Uji U Uji Z Mann Whitney √ Uji U Uji Z Mann Whitney √ √ √ (Sudjana, 2005)
Dari hasil analisis statistik data yang ada, maka uji statistik yang digunakan adalah uji Mann-Whitney (uji nonparametrik) karena karakteristik data yang ada menunjukan data homogen tetapi tidak berdistribusi normal dan data tidak berpasangan.
32
Pengujian hipotesis dengan uji Mann Whitney, merupakan uji nonparametrik untuk data yang tidak berpasangan. Nilai U dapat di tentukan oleh rumus :
Keterangan : U dan U’ = nilai uji Mann Whitney n1 = jumlah subjek penelitian 1 n2 = jumlah subjek penelitian 2 R1 = ranking subjek penelitian 1 R2 = ranking subjek penelitian 2 Karena data yang diolah memiliki jumlah yang besar maka distribusi U memiliki rumus mean :
dan nilai standar errornya memiliki rumus :
Keterangan : µu = mean distribusi U σu = standar error N = jumlah subjek penelitian keseluruhan Data yang diolah memiliki jumlah subjek penelitian yang melebihi 20 orang untuk tiap kelasnya, maka untuk mengetahui signifikansinya dapat di
33
tentukan dengan cara menghitung nilai Z. Setelah di ketahui nilai Z-nya, pengujian hipotesis didapatkan jika nilai Z ≥ harga kritis, maka H1 diterima dan jika nilai Z < haarga kritis, maka H1 ditolak.
Keterangan : Z = nilai distribusi kontinyu U’ = nilai uji Mann Whitney µu = mean distribusi U σu = standar error Sedangkan untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari penggunaan pendekatan pembelajaran studi kasus terhadap kemampuan menerapkan konsep pada konsep sistem pencernaan makanan dapat menggunakan rumus indeks gain. Indeks gain yang diperoleh lalu dibandingkan dengan standar yang diinginkan. Setelah data hasil penelitian (pretest dan posttest) terkumpul, kemudian dilakukan pengolahan data dengan tahapan sebagai berikut :
1) Pemberian skor tiap siswa (soal penerapan konsep) dengan cara menghitung jumlah jawaban yang benar. 2) Menghitung tingkat kemampuan menerapkan konsep, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
3) Menghitung nilai rata-rata siswa dengan menggunakan rumus :
34
4) Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menerapkan konsep, digunakan rumus nilai indeks gain Hake (Meltzer, 2003)
Indeks gain yang diperoleh kemudian ditafsirkan dengan kategori berdasarkan tabel di bawah : Tabel 3.10. Kategori indeks gain menurut Meltzer (2003), yang dinormalkan Rentang nilai
Kategori
G > 0,7
Tinggi
0,3 > G > 0,7
Sedang
G ≤ 0,3
Rendah
2. Pengolahan Data Kualitatif Data kualitatif yang terdiri dari angket siswa. Berikut mekanisme pengolahan data angketnya. Dalam menganalisis hasil angket, skala kulitatif ditransfer ke dalam skala kuantitatif. Angket respon siswa instrumen ini terdiri atas 13 pertanyaan, digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran pendekatan studi kasus yang diterapkan. Angket yang digunakan berupa skala Guttman, dengan kriteria pilihan; “ya” atau “tidak”.
35
Untuk pernyataan dengan keriteria “ya”, diberi nilai 1, demikian juga untuk pernyataan dengan kriteria “tidak” juga diberi nilai 1. Setelah semua data terkumpul, data tersebut dipersentasekan.
Kemudian dilakukan interpretasi jawaban angket dengan cara membuat kategori untuk setiap kriteria berdasarkan tabel aturan Koentjaraningrat tahun 1990 dalam (Ginanjar, 2008) sebagai berikut. Tabel 3.11. Katagori Interpretasi Data Angket Auran Koentjaraningrat Persentase 0% 1 % - 25 % 26 % - 49 % 50 % 51 % - 75 % 76 % - 99 % 100 %
Kategori Tidak ada Sebagian kecil Hampir separuhnya Separuhnya Sebagian besar Hampir seluruhnya Seluruhnya (Koentjaraningrat, 1990)
I. Tahapan Penelitian 1. Tahap Persiapan, dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian, meliputi: a)
Studi literatur dan perizinan penelitian.
b) Menyusun proposal dan instrumen penelitian. c)
Penyusunan instrumen.
d) Melaksanakan seminar prosposal. e)
Revisi proposal penelitian dari hasil seminar proposal penelitian
36
f)
Pertimbangan (judgement) instrumen penelitian kepada dosen ahli.
g) Revisi instrumen penelitian hasil pertimbangan dosen ahli. h) Melakukan uji coba instrumen.
2. Tahap Pelaksanaan, dilakukan pada saat penelitian berlangsung di dalam kelas, kegiatan ini meliputi: a) Penjaringan data awal berupa pretest. b) Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (PBM) tentang Sistem Pencernaan Makanan. Untuk
kelas
eksperimen,
PBM
dilakukan
di
kelas
dengan
menggunakan tiga kegiatan utama yaitu problem posing, problem solving, dan peer persuasion. Kegiatan pembelajaran dilakukan selama 4 x 40 menit. Tabel 3.12. Rincian Proses Belajar Mengajar (PBM) tentang Sistem Pencernaan Makanan dengan Pendekatan Studi Kasus Pertemuan 1 (2 x 40 menit) Kegiatan awal
Rincian Pembelajaran dengan Pendekatan Studi Kasus Pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa tentang
kemampuan
menerapkan
konsep
(dilakukan di luar jam pelajaran Biologi selama 30’) 1‘ 1) Guru memulai pembelajaran dengan menarik perhatian siswa dengan cara menyajikan berbagai
37
5’
bahan makanan di depan kelas 2) Guru memberikan motivasi dengan memberikan pertanyaan produktif, “ dalam sehari, berapa kali
Lanjutan tabel 4’ 3.12 Pertemuan 1 (2 x 40 menit)
kalian makan nasi?” 3) Memberikan acuan bahan pelajaran dan
Rincian Pembelajaran dengan Pendekatan Studi Kasus
mengaitkan
materi
sekarang
dengan
materi
sebelumnya yaitu mengenai ciri makhluk hidup Kegiatan inti
yang memerlukan makan.
35’ 1) Guru memberikan materi pengantar tentang sistem
pencernaan
makanan
subkonsep
zat
makanan, bahan makanan, EER, dan beberapa kelainan pada manusia akibat ketidaksesuaian konsumsi makanan. 5’
2) Kegiatan Problem Posing: (a) Guru menugaskan siswa untuk menunjukan porsi makanan yang biasa mereka buat dalam
12’
kehidupan sehari-hari dalam satu kali makan. (b) Guru memberikan permasalahan ”apakah porsi makan yang biasa dimakan sudah cukup memenuhi kebutuhan tubuh akan
38
nutrisi?”. 3’
3) Kegiatan Problem Solving : (a) Guru membagikan Lembar Kegiatan Siswa
Lanjutan tabel 3.12 Pertemuan 1 (2 x 40 menit)
(LKS) tentang kasus kandungan energi dalam makanan, kebutuhan dengan energi yang dibutuhkan Rincian Pembelajaran Pendekatan Studi Kasus
dari makanan selama satu hari, dan menyusun menu makan seimbang yang harus dikerjakan perkelompok sebagai pedoman penyelesaian 10’
studi kasus. (b) Guru menugaskan siswa untuk berdiskusi mengisi Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang
Kegiatan penutup
dibagikan guru secara berkelompok.
2’ 1) Siswa ditugaskan mencari literatur yang relevan dari berbagai sumber untuk mendukung jawaban mereka dalam mengisi LKS 2) Guru besama siswa membuat kesimpulan dari 3’
materi pembelajaran yang telah dilakukan (LKS yang belum dijawab dibawa ke rumah masing-masing dan dikerjakan berkelompok)
Pertemuan 2 (2 x 40 menit)
Rincian Pembelajaran dengan Pendekatan Studi Kasus
39
Pertemuan 2 (2 x 40 menit)
Rincian Pembelajaran dengan Pendekatan Studi Kasus (Siswa secara berkelompok mengerjakan LKS selama satu hari di rumah dan menyiapkan
Lanjutan tabel 3.12 Pertemuan 2 (2 x 40 menit)
berbagai hal yang diperlukan untuk
Rincian Pembelajaran dengan Pendekatan Studi Kasus dipresentasikan sesuai arahan yang tertera dalam LKS)
20’
1) Kegiatan Problem Solving (a) Satu kelompok siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas
15’
2) Kegiatan Peer Persuasion (a) Siswa dan guru melakukan diskusi kelas tentang pembahasan pembelajaran yang tadi
5’
dipresentasikan (b) Siswa ditugaskan untuk mendeskripsikan kemungkinan penyakit yang akan timbul apabila kelebihan atau kekurangan mengkonsumsi makanan dan memberikan alternatif
pemecahan
atau
solusi
dari
permasalahan yang ada. 3) Guru meninjau kembali, menegaskan dan
40
meluruskan konsep pada akhir pembelajaran.
5’
4) Posttest kemampuan menerapkan konsep setelah perlakuan
30’
diberikan
(pembelajaran
dengan
pendekatan studi kasus)
Lanjutan tabel 3.12 5’
Pertemuan 2 (2 x 40 menit)
5) Pemberian angket untuk mengetahui tanggapan
Rincian Pembelajaran dengan Pendekatan Studi Kasus 6)
siswa
terhadap
pembelajaran
yang
telah
dilakukan. Angket yang diberikan memiliki soal sebanyak 13 soal jawaban ”ya” atau ”tidak”
Untuk kelas kontrol, proses PBM dilakukan di kelas dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang telah biasa digunakan yaitu pendekatan konsep yang dilakukan dengan waktu 2 x 40 menit. Tabel 3.13. Rincian Proses Belajar Mengajar (PBM) tentang Sistem Pencernaan Makanan dengan Pendekatan Konsep Pertemuan 1 (2 x 40 menit)
Rincian Pembelajaran dengan Pendekatan Konsep Pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa tentang kemampuan menerakna konsep (dilakukan di luar jam pelajaran Biologi selama 30 menit)
Kegiatan Awal 1’
1) Guru memulai pembelajaran dengan menarik perhatian
41
siswa dengan cara menyajikan berbagai bahan makanan di depan kelas 2) Guru
memberikan
motivasi
dengan
memberikan
3’ pertanyaan produktif, “ dalam sehari, berapa kali kalian
Lanjutan tabel 3.13 Pertemuan 1 (2 x 40 menit) 3’
makan nasi?”
Rincian Pembelajaran dengan Pendekatan Konsep 3) Memberikan acuan bahan pelajaran dan mengaitkan materi sekarang dengan materi sebelumnya yaitu mengenai ciri makhluk hidup yang memerlukan makan.
Kegiatan inti 1) Guru memberikan materi pengantar tentang sistem 15’ pencernaan makanan subkonsep zat makanan, bahan makanan, EER, dan beberapa kelainan pada manusia akibat ketidaksesuaian konsumsi makanan.
2) Guru memberikan permasalahan ”apakah porsi 3’
makan yang biasa dimakan sudah cukup memenuhi kebutuhan tubuh akan nutrisi?”
3) 10’
memecahkan masalah yang diberikan.
4) 10’
Siswa melakukan diskusi kelas untuk
Siswa
ditugaskan
untuk
mendeskripsikan kemungkinan penyakit yang
42
akan timbul apabila kelebihan atau kekurangan mengkonsumsi
makanan
seimbang
dan
memberikan alternatif pemecahan atau solusi dari permasalahan yang ada. Lanjutan tabel 3.13 Pertemuan 1 (2 x 40 menit)
Rincian Pembelajaran dengan Pendekatan Konsep
Kegiatan Penutup 5’
1) Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari konsep yang dipelajari pada akhir pembelajaran.
30’
2) Melakukan posttest.
43
TAHAP PERSIAPAN
Penyusunan kelengkapan penelitian
Perijinan penelitian
Pembuatan Instrument
RPP dan LKS
soal keterampilan menerapkan konsep, Angket
Judgement
Uji coba
Revisi
TAHAP PELAKSANAAN Pretest
KBM menggunakan pendekatan
KBM menggunakan pendekatan
pembelajaran studi kasus (kelas
konsep (kelas kontrol)
perlakuan)
44
Angket
Posttest
Pengambilan data Hasil Belajar
Pengolahan data (pretest, posttest, angket)
PENYUSUNAN LAPORAN Gambar 2. Alur Penelitian
45