41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuantitatif. Tipe penelitian kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen (Arikunto, 2010). 3.2 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu atau kuasi eksperimen, dengan rancangan pre dan post test tanpa kelompok kontrol atau pre and post test without control. Dalam rancangan ini peneliti akan mengadakan pengamatan langsung terhadap satu kelompok subjek dengan dua kondisi yang dilaksanakan tanpa adanya kelompok pembanding, sehingga setiap subjek merupakan kelas kontrol atas dirinya sendiri (Arikunto, 2010).
42 Desain dalam penelitian dapat disusun sebagai berikut:
Pre test
Lansia
O1
Latihan Rentang Gerak Sendi Pasif
Post test O2
Gambar 3.2 Desain Penelitian Keterangan: O1: Pre test luas gerak sendi siku lansia sebelum latihan rentang gerak sendi pasif. O2: Post test luas gerak sendi siku lansia sesudah latihan rentang gerak sendi pasif. 3.3 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel adalah karakteristik yang melekat pada populasi, bervariasi antara satu subjek ke subjek yang lain atau dari suatu objek ke objek yang lain, dan diteliti dalam suatu penelitian. Variabel penelitian dikembangkan berdasarkan konsep/teori dan hasil penelitian terdahulu sesuai dengan fenomena atau masalah penelitian (Dharma, 2011).
43 Adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.3.1 Variabel Independen Variabel independen atau variabel bebas (X) adalah
variabel
kemunculan
yang
variabel
dipandang terikat
yang
sebagai diduga
merupakan akibatnya (Sugiyono, 2011). Variabel Independen (X) dalam penelitian ini adalah: Latihan rentang gerak sendi pasif (Passive Range of Motion). 3.3.2 Variabel Dependen Variabel dependen atau variabel terikat (Y) adalah variabel yang diramalkan, akibat yang dipradugakan, dan yang bervariasi mengikuti perubahan
atau
variabel
bebas.
Variabel
dependen tidak dimanipulasi, melainkan diamati variasinya sebagai hasil yang dipradugakan berasal dari variabel bebas (Sugiyono, 2011). Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah: Luas gerak sendi siku lansia.
44 3.4 Defenisi Operasional Menurut Notoatmodjo (2010), defenisi operasional adalah ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati/ diteliti. No
Variabel
Defenisi
Alat Ukur
Operasional 1.
Ukur
Latihan
Latihan rentang gerak sendi
Jam, Intervensi
Rentang
yang dilakukan peneliti.
ROM pasif pada
Gerak
Latihan ROM pasif dilakukan sendi siku
Sendi Pasif
pada sendi siku Lansia di
dilakukan 5 – 10
(Passive
PSMK Salatiga. Jenis
menit tiap
Range Of
rentang gerak sendi yang
pertemuan.
Motion
dilakukan peneliti pada
Exercises)
sendi siku lansia adalah gerak fleksi, ekstensi dan hiperekstensi. Latihan dilakukan selama 4 minggu secara berturut-turut, 5 kali dalam seminggu dengan pengulangan pergerakan selama 8 kali untuk setiap gerakan.
Hasil
-
45 2
Luas Gerak
Lingkup gerak atau rentang
Goniometer.
Rasio
Sendi Siku
yang dapat dilakukan oleh
Goniometer
sendi siku tubuh manusia.
adalah alat ukur luas gerak sendi dengan skala ukur 0°-180°.
3.5 Responden Penelitian 3.5.1 Populasi Populasi pada penelitian ini adalah lansia di Panti Sosial Menara Kasih Salatiga. Jumlah keseluruhan populasi dalam penelitian ini adalah 11 orang. 3.5.2 Sampel Pemilihan sampel dalam penelitian ini dengan cara Non-Probability sampling, yaitu pemilihan sampel yang tidak dilakukan secara acak. Non Probability sampling digunakan
semata-mata
hanya
berdasarkan
nilai
praktisnya, bukan berdasarkan pada kemungkinan yang diperhitungkan.
Meskipun
peluang
terpilih
menjadi
sampel tidaklah sama, namun Non probabilty sampling masih dibenarkan jika sampel terpilih dapat mewakili
46 populasinya (Dharma, 2011). Non probability sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Total
purposive sampling. Total purposive sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan maksud dan tujuan tetentu yang ditentukan oleh peneliti (Sugiyono, 2011). Sampel dalam penelitian ini adalah 11 Lansia
yang
mengalami hambatan mobilitas fisik. Kriteria Inklusi: 1. Lansia dengan umur ≥ 60 tahun dengan hambatan mobilitas fisik 2. Lansia yang mengalami keterbatasan gerak sendi dalam hal ini sendi ekstremitas atas khususnya sendi siku. 3. Responden
kooperatif
dan
bersedia
menjadi
responden. Kriteria eksklusi: 1. Responden dengan nyeri berat pada ekstremitas atas. 2. Subjek penelitian menolak menjadi responden penelitian.
47 3.6 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 19 Februari hingga 21 Maret 2016 di Panti Sosial Menara Kasih Salatiga. 3.7 Teknik Pengumpulan Data 3.7.1 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau menilai variabel pada subjek penelitian (Dharma, 2011). Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah goniometer (alat ukur luas gerak sendi).
Gambar
3.7.1.
Pengukuran
luas
gerak
sendi
menggunakan Goniometer 180°
siku
48 Goniometer adalah alat ukur luas gerak sendi tubuh manusia, berbentuk busur derajat dan dapat bergerak penuh atau
setengah
lingkaran.
Alat
ini
digunakan
untuk
mengevaluasi rentang gerak sendi dengan skala ukur 0°-180° ataupun 0°-360°. Skala dapat dimulai dari 0° sampai 180° dan sebaliknya, dan 0° sampai 360° atau sebaliknya. Skala ukur pada Goniometer memiliki interval yang bervariasi, mulai dari 1°, 5° dan 10°. Goniometer adalah alat yang sudah baku dan digunakan untuk mengukur dengan tepat derajat gerakan pada sendi tertentu. Alat ini telah digunakan secara luas di bidang rehabilitasi dan telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Goniometer digunakan untuk mengukur luas gerak sendi yang dapat dilakukan baik aktif maupun pasif. Pada latihan rentang gerak sendi pasif, validitas goniometer bergantung pada pengetahuan pengukur tentang struktur anatomi tubuh manusia dan kemampuan menerapkan kemampuan visual inspeksi dan palpasi letak dari sendi tulang, sedangkan reliabilitas pengukuran goniometer bervariasi tergantung pada sendi dan jenis gerakan yang akan diukur, ukuran goniometer yang
dipilih
untuk
mengukur
luas
gerak
sendi
tidak
mempengaruhi reliabilitas pengukuran, reliabilitas goniometer dengan skala ukur 0°-180°, telah diuji pada sendi siku dan menunjukkan reliabilitas yang tinggi. Goniometer dapat
49 digunakan untuk mengukur sendi tubuh antara lain, sendi pada bahu, siku, pergelangan tangan, jari tangan, pinggul, lutut,
dan
pergelangan
kaki.
Cara
pengukuran
pada
goniometer terbilang sederhana, namun perlu diperhatikan dengan teliti penempatan goniometer pada letak aksis sendi yang akan diukur
agar hasil pengukuran lebih akurat.
Goniometer terdiri atas 4 bagian utama yaitu body, movement arm, fulcrum (axis),
dan stabilization arm. Misalnya, jika
dilakukan pengukuran luas gerak sendi siku tubuh untuk gerak fleksi dan ekstensi, goniometer diatur dalam skala ukur 180° , fulcrum (axis) goniometer diletakkan pada pada aksis sendi siku tubuh, stabilization arm di posisikan sejajar dengan acromion humerus (tonjolan pada tulang lengan atas), sedangkan movement arm goniometer diposisikan sejajar dengan Proc. Styloideus (tonjolan pada tulang radius lengan bawah), setelah itu pasien diminta melakukan pergerakan fleksi maupun ekstensi, hasil pengukuran dapat di lihat pada short end goniometer. Pengukuran dapat dilakukan pada saat pasien duduk, berbaring maupun berdiri. Hal ini disesuaikan dengan jenis gerak sendi yang akan diukur dan kondisi pasien. Apabila akan dilakukan pengukuran sendi ekstremitas atas, posisi tubuh yang dianjurkan adalah berdiri, berbaring (posisi supinasi & pronasi) ataupun duduk (posisi sitting),
50 sedangkan apabila akan dilakukan pengukuran pada sendi ekstremitas bawah posisi berbaring (supinasi & pronasi) lebih baik daripada posisi duduk dan berdiri
karena dapat
mendukung keakuratan hasil pengukuran. Pengukuran luas gerak sendi siku pada lansia di Panti Sosial Menara Kasih Salatiga menggunakan goniometer dengan skala ukur 0°180°. Pengukuran pada responden dilakukan sebelum dan sesudah responden diberikan latihan rentang gerak sendi pasif (Clarkson, 2000). 3.7.2 Cara Pengumpulan Data Cara atau prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu:
Mengajukan permohonan ijin penelitian kepada instansi tempat penelitian.
Memilih sampel yang sesuai dengan kriteria penelitian.
Menjelaskan maksud, tujuan penelitian, manfaat, peran
serta
responden
selama
penelitian
dilakukan dan menjamin kerahasian responden.
Mengajukan permohonan persetujuan penelitian kepada responden.
51
Setelah responden setuju, responden diminta menandatangani surat pernyataan persetujuan menjadi responden.
Melakukan pre test yaitu mengukur luas gerak sendi siku lansia menggunakan goniometer untuk mengetahui luas gerak sendi siku lansia sebelum diberi perlakuan latihan rentang gerak sendi pasif. Hasilnya dicatat dalam lembar hasil pemeriksaan yang telah disediakan.
Melakukan
observasi
responden
selama
diberikan latihan rentang gerak sendi pasif dalam kurun waktu perlakuan yaitu 4 minggu.
Melakukan post test yaitu melakukan pengukuran luas gerak sendi siku menggunakan alat ukur goniometer, untuk mengukur luas gerak sendi siku lansia setelah diberi perlakuan latihan rentang gerak sendi pasif. Responden post test sama dengan responden pre test.
Semua data hasil pemeriksaan dicatat untuk selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisis data.
52 3.8 Analisis Data 3.8.1 Analisa Univariat Analisa univariat adalah analisa yang dilakukan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel yang diteliti, untuk data numerik, dengan menghitung mean, median, standar deviasi, nilai minimal dan nilai maksimal. Penyajian
data
dari
masing-masing
variabel
menggunakan tabel dan diinterpretasikan berdasarkan hasil yang diperoleh (Notoadmojo, 2010). Variabel dalam penelitian ini digambarkan dalam bentuk frekuensi dan presentase yaitu: a) Usia dan, b) Jenis kelamin. 3.8.2 Analisis Bivariat Analisis bivariat adalah analisa hubungan antara dua variabel yang saling mempengaruhi artinya variabel yang satu mempengaruhi variabel yang lain (Notoatmodjo, 2010). Dalam
hal
ini
untuk
mengetahui
apakah
ada
pengaruh dari latihan rentang gerak sendi pasif terhadap peningkatan luas gerak sendi siku lansia yang dilakukan dengan cara mengukur luas gerak sendi siku lansia
53 menggunakan goniometer. Analisis data bivariat dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for windows. Sebelum melakukan uji statistik yang sebenarnya terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data hasil pengukuran luas gerak sendi siku pre test dan post test pada masing-masing komponen gerakan (ekstensi, fleksi dan hiperekstensi). Jika data berdistribusi normal, maka digunakan uji
Paired samples t-test. Paired
samples t-test digunakan untuk uji statistik data pada variabel seperti rata-rata (mean), standar deviasi, hasil t dan signifikansi. Sedangkan apabila hasil uji normalitas, menunjukkan data tidak berdistribusi normal, maka digunakan uji wilcoxon. Uji wilcoxon digunakan untuk menguji
perbandingan
dua
rata-rata
sampel
yang
berpasangan, uji ini digunakan sebagai alternatif dari uji parametrik Paired samples t-test (Priyatno, 2012). Analisa bivariat dilakukan untuk melihat ada tidaknya pengaruh
variabel
independen
terhadap
variabel
dependen, dianalisis dengan tingkat kemaknaan 95% (nilai α yaitu 0,05). Dalam penelitian ini yang dilihat adalah ada tidaknya pengaruh latihan rentang gerak sendi pasif (variabel independen) terhadap luas gerak sendi siku ekstensi, fleksi, dan hiperekstensi (variabel
54 dependen) pada lansia dengan hambatan mobilitas fisik di Panti Sosial Menara Kasih Salatiga.
Latihan ROM
pasif dikatakan berpengaruh terhadap luas gerak sendi siku lansia, dapat dilihat dari hasil uji hipotesis dengan membandingkan nilai signifikansi dengan nilai α. Jika nilai signifikansi lebih besar dari nilai α, maka hipotesis nol (H0) diterima atau dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada pengaruh latihan ROM pasif terhadap luas gerak sendi siku, sedangkan jika nilai signifikansi kurang dari atau sama dengan nilai α, maka hipotesis nol (H0) ditolak atau dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh latihan ROM pasif terhadap luas gerak sendi siku (Sugiyono, 2011).