BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Sidomukti 04, Kecamatan
Bandungan, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah.SD Negeri Sidomukti 04 merupakan SD inti dan memiliki guru yang lengkap. Alasan mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan relasi yang cukup baik dengan pihak sekolah, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subjek penelitian yang sangat sesuai dengan target peneliti, serta jarak antara tempat tinggal peneliti dan tempat penelitian yang cukup dekat. Suasana SD yang berada di pegunungan sangat nyaman untuk digunakan sebagai tempat belajar. Kondisi fisik SD Negeri sidomukti 04 masih tergolong baik ditambah dengan buku-buku yang dimilii sekolah cukup memadai untuk dijadikan sumber belajar siswa, meskipun untuk media pembelajaran masih terbatas serta belum tersedianya laboraturium komputer dan perpustakaan bagi siswa. Jumlah kelas di SD Negeri Sidomukti 04 ada 6 kelas (kelas 1 sampai kelas 6), terdapat 1 ruang mushola, 1 ruang UKS, 1 ruang penyimpanan (gudang), 1 ruang guru dan 1 ruang kepala sekolah. Jumlah guru di SD Negeri Sidomukti 04 terdapat 9 orang, yaitu guru kelas 1 sampai kelas 6, 1 guru agama islam, 1 guru olahraga, dan 1 guu wiyata bhakti. Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2015/2016. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Februari sampai Maret semester II tahun pelajaran 2015/2016. Pada bulan Februari peneliti melakukan persiapan. Bulan Maret peneliti mulai melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan siklus I dan siklus II. Mulai bulan April peneliti membuat laporan hasil penelitian. Penelitian dilaksanakan di kelas 2 SDN Sidomukti 04 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Subyek penelitiannya yaitu seluruh siswa kelas 2 SD Negeri Sidomukti 04 dengan jumlah siswa 15 orang yang terdiri dari 9 anak laki-laki dan 6 anak perempuan. Karakteristik siswa kelas 2 SD rata-rata berumur
24
25
atara 7-8 tahun yang pemikirannya masih tahap operasional kongkret dan siswa usia Sekolah Dasar tidak dapat lepas dari perminan. Latar belakang siswa ditinjau dari tingkat ekonomi yang rata-rata orangtuanya sebagai petani dan pedagang. Sebagian besar siswa memiliki saudara yang banyak sehingga mereka kurang mendapat perhatian dari orang tua. Kondisi ini menyebabkan perhatian orang tua terhadap anak β anaknya masih sangat kurang. Dengan demikian berdampak pada hasil belajar siswa sangat rendah. Peneliti adalah guru kelas 2 SD Negeri Sidomukti 04 Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang.
3.2
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian ini terdiri dari 2 variabel, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas yaitu pendekatan PMR dan variabel terikat yaitu hasil belajar. Pendekatan PMR adalah pembelajaran matematika dengan KD 3.1 Melakukan pembagian bilangan dengan langkah berpikir menerima permasalahan tentang pembagian, menyimak penjelasan pembagian menggunakan permainan dakon, membentuk kelompok diskusi (@siswa), menyelesaikan masalah dengan permainan dakon, menyampaikan hasil diskusi kelompok, dan menyimpulkan hasil diskusi kelompok. Hasil belajar adalah besarnya skor non tes (skor afektif dan psikomotor) dan sekor tes (skor kognitif).
3.3
Prosedur Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tidakan Kelas. Dalam penelitian ini menggunakan model Kemmis yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (WijayaKusuma: 2012). Prosedur penelitian terdiri dari 2 siklus. Setiap siklusnya meliputi 3 tahapan yang meliputi perencanaan (plann), tindakan dan pengamatan (action and observe), serta refleksi (reflect). Berikut adalah gambaran model spiral menurut Kemmis dan Mc Taggart dalam Wijaya Kusumah (2012:20-21) dapat dilihat pada gambar 3.1
26
Gambar 3.1 Model Spiral dari C. Kemmis dan Mc. Taggart Sebelum dilaksanakan penelitian,, menyusun suatu perencanaan apa yang akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelakasanaan pembelajaran. Pemberian perlakuan dimulai dengan merancang rencana pelaksanaan pembelajaran. Setelah perencanaan akan dilaksanakan tindakan dengan suatu pengamatan atau observasi yang dilakukan bersamaan mengenai jalannya kegiatan pembelajaran, dan selanjutnya melakukan refleksi berdasarkan hasil pengamatan. Hasil refleksi Siklus I dapat digunakan untuk mengetahui kekurangan dalam pelaksanaan tindakan sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan siklus berikutnya. Sebelum
melakukan
tindakan
terlebih
dahulu
harus
merancang
perencanaan untuk persiapan pelaksanaan supaya kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dapat terkonsep dari sesuai yang diharapkan. a. Perencanaan Perencanaan sebelum melakukan tindakan meliputi : 1. Persiapan dengan meminta ijin dari sekolah yang akan dijadikan tempat untuk melakukan observasi dan penelitian tidakan kelas. 2. Berkonsultasi dengan guru kelas mengenai materi pembelajaran yang akan digunakan sebagai penelitian serta waktu pelaksanaan penelitian.
27
3. Menentukan kegiatan pembelajaran yang akan diberikan, standar kompetensi, dan alokasi waktu. 4. Menyusun
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
yang
langkahnya
disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran Matematika Realistik. 5. Menyiapkan alat peraga dan media papan dakon sesuai dengan materi ajar dan metode pembelajaran yang diterapkan. 6. Mendiskusikan sintaks pembelajaran matematika realistic berbantuan permainan tradisional dakon supaya guru dapat memahami langkahlangkahnya dan sepaham dengan observer sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. 7. Pembuatan soal tes evaluasi yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran. 8. Pembuatan lembar observasi guru dan siswa untuk mengamati kegiatan yang dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung. b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi kegiatan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksaan Pembelajaran. Kegiatan pembelajaran pada siklus I terdiri dari 2 pertemuan, setiap pertemuan (2x35menit). Pada siklus I materi
yang diajarkan
adalah tentang
pembagian bilangan sebagai
pengurangan berulang menggunakan permainan tradisional dakon. Pada pertemuan pertama rencana yang disusun membahas tentang pengertian pembagian
sebagai
pengurangan
berulang.
Pertemuan
kedua
untuk
membuktikan pembagian sebagai pengurangan berulang, siswa diajak bermain dakon untuk membuktikannya. Dalam pertemuan kedua ini juga dilaksanakan evaluasi akhir siklus. Pertemuan I a. Kegiatan awal Guru mengawali pembelajaran dengan memberikan salam pembuka, mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran dengan memimpin doa dan selanjuttnya melakukan presensi.
28
1) Apersepsi Guru
menggali
pengetahuan
siswa
dengan
memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang memancing siswa untuk berpikir lebih mengarah pada materi. 2) Motivasi Memberikan pernyataan yang dapat menumbuhkan semangat siswa dalam belajar, dan menyuruh untuk lebih aktif dalam pembelajaran di kelas. 3) Tujuan pembelajaran Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran. b. Kegiatan inti 1) Guru memberikan penjelasan materi secara sederhana tentang konsepkonsep yang harus dikuasi oleh siswa. 2) Siswa menyebutkan contoh yang ada disekitar mereka. 3) Guru memperkenalkan alat bantu pembelajaran yang berupa papan dakon Matematika. 4) Siswa bersama-sama membahas materi yang telah dipelajari, dan guru memberikan timbal balik dari jawaban siswa. 5) Siswa mendapat kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal yang kurang jelas. 6) Siswa dibantu oleh guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari. c. Kegiatan Akhir 1) Siswa bersama guru melakukan refleksi pembelajaran. 2) Guru menyampaikan kegiatan yang aka dilakukan pada pertemuan berikutnya. 3) Guru memberikan pesan penyemangat dan rencana kegiatan pada pertemuan berikutnya sebelum menutup pelajaran.
29
Pertemuaan II a. Kegiatan awal Guru mengawali pembelajaran dengan memberikan salam pembuka, mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran dengan memimpin doa dan selanjuttnya melakukan presensi. 1. Apersepsi Guru menggali pengetahuan siswa dengan memberikan pertanyaanpertanyaan yang memancing siswa untuk berpikir lebih mengarah pada materi. 2. Motivasi Memberikan pernyataan yang dapat menumbuhkan semangat siswa dalam belajar, dan menyuruh untuk lebih aktif dalam pembelajaran di kelas. 3. Tujuan pembelajaran Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
dan
langkah-langkah
pembelajaran. b. Kegiatan inti 1) Siswa mengingat kembali tentang permaianan tradisional dakon Matematika. 2) Siswa diarahkan untuk meembentuk kelompok yang tiap kelompoknya beranggotakan 4-5 siswa dan dipilih secara heterogen. 3) Siswa bersama guru menyiapkan kelas dan peralatan yang digunakan dalam kegiatan kelompok. 4) Setiap kelompok menerima sebuah papan dakon dari guru. 5) Siswa mendapat penjelasan mengenai cara permainan tradisonal dakon Matematika dalam mempelajari materi. 6) Siswa bekerja sama dalam mengerjakan tugas dari guru dengan membagi tugas tersebut dan setiap siswa mempunyai tanggung jawab yang sama. 7) Siswa dapat menuliskan jawabannya pada kertas yang telah disediakan.
30
8) Siswa mendapat informasi dari guru tentang kegiatan yang telah tersaji dalam permainan tradisional dakon Matematika. 9) Siswa melakukan tanya jawab dengan teman agar siswa yang kurang dapat memahami dapat dibantu oleh temannya untuk mempelajarinya. 10) Siswa mendapat kesempatan untuk belajar maupun bertanya pada guru mengenaai hal-hal yang kurang jelas. c. Kegiatan Akhir 1) Siswa bersama guru melakukan refleksi pembelajaran. 2) Siswa mengerjakan tes evaluasi yang diberikan guru. 3) Siswa diminta belajar dirumah, untuk mempelajari materi yang masih belum jelas dengan berlatih mengerjakan soal yang dirasa sakit. 4) Guru memberikan pesan penyemangat dan rencana kegiatan pada pertemuan berikuttnya sebelum menutup pelajaran. Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pada setiap pertemuan di siklus I, yaitu pertemuan 1 dan 2. Observasi untuk mengamati guru dan siswa. Hasil observasi dari siklus I bisa digunakan peneliti untuk perbaikan di siklus berikutnya. Hal-hal yang diamati adalah sebagai berikut: 1.
Pengamat mengamati proses kegiatan guru dalam penggunaan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik.
2.
Pengamat mencatat semua temuan pada saat proses pembelajaran.
3.
Untuk siswa yaitu perhatian siswa dalam memahami materi yang disampaikan, semangat siswa dalam mengerjakan tugas, keaktifan siswa dalam melakukan permainan tradisional dakon.
4.
Untuk guru yaitu persiapan, membuka pelajaran, memotivasi siswa, penguasaan materi, penyajian sesuai dengan uraian materi, bimbingan yang diberikan pada siswa dan evaluasi.
c.
Refleksi Refleksi dilakukan di akhir pertemuan 1 dan 2. Dilakukan untuk
memaknai dari kegiatan pembelajaran dan mengimplementasikan dalam kehidupan. Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dapat merefleksi diri tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan demikian
31
peneliti akan dapat mengetahui efektifitas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Seperti yang diharapkan hasil refleksi yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut: 1. Guru telah melakukan perbaikan pelajaran sesuai dengan perencanaan pembelajaran. 2. Siswa aktif dan giat selama proses pembelajaran. 3. Siswa berani dalam bertanya dan mengungkapkan pendapat dalam pembelajaran. 4. Secara sungguh-sungguh siswa mengerjakan tugas dan aktif mengikuti pembelajaran.
3.4
Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penilaian
Jenis Data Jenis data adalah data primer yang diperoleh langsung dari subjek penelitian . Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif berasal dari hasil tes dan hasil observasi.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan nontes yaitu berupa tes tertulis dan observasi dengan instrumen yang digunakan adalah butirbutir soal dan lembar observasi. 1. Observasi Observasi dilakukan untuk mengetahui pencapaian kegiatan pembelajaran mulai dari apersepsi, eksplorasi, elaborasi, konfirmasi, hingga penutup menggunakan pembelajaran matematika dengan RPP yang telah disusun. 2. Tes Tes digunakan untuk menilai dan mgukur hasil belajar siswa, terutama hasil kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai tujuan dari pembelajaran yang dilakukan. Pada penelitian ini menggunakan teknik tes untuk mengetahui hasil belajar matematika kelas 2 semester II tahun pelajaran
32
2015/2016. Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa, dengan menilai hasil tes evaluasi siswa dengan teknik berikut ini: π πππ Nilai hasil belajar = π πππππππ ππππ
π₯ 100
Kemudian data dianalisis dengan cara menghitung rata-rata kelas dan presentase ketuntasan belajaranya sebagai berikut: Nilai rata-rata kelas =
πππππ π ππ π€π π ππ π€π
Presentase ketuntasan belajar =
π ππ π€π π¦πππ π‘π’ππ‘ππ πππππππ ππ’πππ β π ππ π€π
π₯ 100
Instrumen Pengumpulan Data 1. Lembar Observasi Lembar observasi dibuat berdasarkan sintaks pembelajaran Matematika. Pengisian lembar observaasi ini dengan menggunakan tanda checklist (β) pada kolom jawaban sesuai hasil yang diamati obsever pada setiap pembelajaran. Adapun kisi-kisi lembar obsever guru dan siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi No
Aspek
1
Kegiatan Awal Pembelajaran
2
Melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan pembelajaran Matematika.
3
Kegiatan akhir pembelajaran
No.Item
Jumlah
1, 2, 3
3
4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 12, 13, 14, 15
Jumlah
8
4 15
2. Butir Soal Tes Butir soal tes dikembangkan berdasarkan kompetensi dasar yang ada dalam silabus. Soal tes ini berbentuk isian singkat yang diberikan pada akhir kegiatan pembelajaran.
33
Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Tes Matematika Kompetensi Dasar / Standar
Indikator
No . Item
Jumlah
3, 4
2
2, 5
2
bilangan
1, 10
2
bilangan
6, 7, 8, 9
4
Kompetensi 3.Melakukan
1. Menuliskan
perkalian dan
sebagai
pembagian
berulang sampai habis.
bilangan sampai dua angka 3.1 Melakukan pembagian bilangan
pembagian pengurangan
2. Menyatakan
pembagian
sebagai lawan perkalian. 3. Membagi
satu
dengan bilangan 1. 4. Membagi
satu
dengan bilangan itu sendiri.
3.5
Syarat Soal yang Baik Sebelum instrument soal test diberikan terlebih dulu diujicobakan pada
siswa yang bukan merupakan subjek penelitian. Instrument diujicobakan pada siswa kelas 3 SD Negeri Sidomukti 04 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang dengan jumlah siswa 23 siswa. Tujuan dari pelaksanaan uji coba instrument adalah mengetahui kelayakan item soal yang nantinya akan dipergunakan untuk pengukuran variabel penelitian.
3.5.1
Uji Validitas Uji validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji
instrumen pada tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes individual setelah proses pembelajaran pada tiap siklus dengan menggunakan Pendekatan Matematika Realistik. Untuk mengetahui validitas, instrumen terlebih dahulu diuji cobakan di kelas 3 SD Negeri Sidomukti 04 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Untuk
34
mengetahui tingkat validitas dengan melihat angka pada (Corrected Item To Total Correlation).Validitas menurut Sudjono, A., (2001) dalam Wardani Naniek Sulistya, dkk (2012:342), adalah βketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir soal untuk mengukur apa yang seharusnyaβ. Sebutir soal dapat dikatakan telah validitas yang tinggi atau valid, apabila skor pada butir soal yang bersangkutan memiliki kesesuaian atau kesejajaran arah dengan skor totalnya. Atau ada korelasi pasif yang signifikan antara skor soal dengan skor totalnya. Uji validitas dilakukan oleh bantuan SPSS 16,0. Kriteria untuk koofesien validitas instrument Wardani Naniek Sulistya, dkk (2012:344), memberikan rentang indeks validitas, secara rinci disajikan dalam tabel berikut. Tabel 3.3 Kriteria Indeks Validitas No
Indeks
Kriteria
1
0,81 β 1,00
Sangat tinggi
2
0,61 β 0,80
Tinggi
3
0,41 β 0,60
Cukup
4
0,21 β 0,60
Rendah
5
0,00 β 0,20
Sangat rendah
Instrumen tes formatif (siklus I dan II) sebelum diberikan, maka sebelumnya perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba instrumen tes formatif (siklus I dan II) dilakukan pada 23 siswa di SD Negeri Sidomukti 04. Setelah selesai uji coba instrumen tes formatif dan dilakukan penghitungan uji validitas dengan bantuan SPSS 16, 0. Hasil uji validitas butir soal pada siklus I, secara lebih rinci dapat disajikan melalui tabel 3.4 berikut :
35
Tabel 3.4 Distribusi Validitas Butir Soal Siklus I dan II No
Indeks
1
0,81 β 1,00
2
0,61 β 0,80
SIKLUS I No Soal
1, 6, 7, 16, 17, 18, 25
Kriteria
0,41 β 0,60
20, 21, 22,
0,21 β 0,40
5
0,00 β 0,20
4, 8, 10, 11, 12, 14 3, 9, 19
Kriteria Sangat
tinggi
tinggi
Tinggi
1, 2, 4, 10
Tinggi
5, 6, 8, 11, Cukup
23, 24
4
No Soal
Sangat
2, 5, 13,15, 3
SIKLUS II
12, 16, 17, 18, 19, 21,
Cukup
23, 24, 25 Rendah Sangat
3, 7, 9, 13, 15, 20, 22 14
rendah
Rendah Sangat rendah
Hasil uji validitas siklus I dari 25 butir soal diperoleh butir soal yang valid sebanyak 22 butir soal (1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15,16 , 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25). Sedangkan 3 butir soal yang tidak valid (3, 9, 19) memiliki Correlated item-total correlation
dengan kriteria sangat rendah atau tidak
digunakan. 20 butir soal yang dipilih selanjutnya akan digunakan pada Siklus I Hasil uji validitas siklus II dari 25 soal diperoleh hasil butir soal yang valid sebanyak 21 soal (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25) dengan Correlated item-total correlation diatas 0,30 dengan kriteria valid. Sedangkan 1 butir soal yang tidak valid (14) memiliki Correlated item-total correlation dibawah 0,20 tidak akan digunakan atau dibuang. Dan 20 soal yang telah dipilih akan digunakan untuk soal Siklus II.
36
3.5.2
Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menjamin instrumen yang digunakan
merupakan sebuah instrumen yang handal, konsisten, dan stabil, sehingga bila digunakan berkali-kali akan menghasilkan data yang sama. Pengukuran tingkat reliabilitas digunakan berkali-kali akan menghasilkan data yang sama. Pengukuran tingkat reliabilitas alat pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan Ilpha Croncbrach. Besarnya KoefisienAlpha merupakan tolak ukur dari tingkat reliabitas. Tahapan uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS.Menurut Azwar Saifudin (2012:346) menyatakan bahwa realibilitas merupakan pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil suatu konsep dapat dipercaya keajegan, kestabilan, dan konsistensinya. Kriteria pengukuran koefisien reliabilitas instrument dalam penelitian ini menurut Wardani Naniek Sulistya dkk (2012:346), dapat dilihat pada tabel dibawah ini, sebagai berikut : Tabel 3.5 Kriteria Indeks Reliabilitas Rentang
Kriteria
0,80 β 1, 00
Sangat Reliabel
0,60 β 0, 80
Reliabel
0,40 β 0,60
Cukup Reliabel
0, 20 β 0,40
Agak Reliabel
β€ 0,20
Kurang Reliabel
Hasil uji reliabilitas dilakukan pada kelas 3 SD Negeri Sidomukti 04 diuji menggunakan SPPS versi 16,0 for windows adalah sebagai berikut :
37
Tabel 3.6 Distribusi Reliabititas Butir Soal Siklus I dan Siklus II Jumlah Butir
Cronboachβs
Soal
Alpha
1
25
.907
Sangat Reliabel
2
25
.886
Sangat Reliabel
SIKLUS
Kriteria
Berdasarkan tabel 3.8, nampak besarnya Cronboachβs Alpha butir soal untuk siklus I sebesar .907 dan siklus II sebesar .886 dengan butir soal 25 dengan subyek penelitian 23 siswa kelas 3 SD Negeri Sidomukti 04 dikatakan sangat reliabel. Dengan demikian instrumen soal untuk siklus I dan II, dapat digunakan dalam penelitian.
3.5.3
Tingkat Kesukaran Soal Tingkat kesukaran adalah proporsi siswa yang menjawab benar. Tingkat
kesukaran berkisar dari 0 sampai dengan 1. Makin besar tingkat kesukaran makin mudah soal tersebut begitu pula sebaliknya makin kecil tingkat kesukaran makin sukar soal tersebut (Zulaiha, 2008:14). Tingkat kesukaran soal pilihan ganda diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan rumus berikut(Wardani, Naniek Sulistya, 2012:338) : π΅ π Keterangan : π =
P
= Proporsi peserta didik yang menjawab benar
B
= Jumlah peserta didik yang menjawab benar
N
= Jumlah peserta didik Tingkat kesukaran dibagi menjadi 3 kategori yaitu soal sukar, soal sedang
dan soal mudah. Berikut ini adalah kriteria tingkat kesukaran soal (Wardani, Naniek Sulistya, 2012:338) :
38
Tabel 3.7 Kriteria Tingkat Kesukaran Siswa Rentang Nilai
Tingkat Kesukaran
0,00 β 0,25
Sukar
0,26 β 0, 75
Sedang
0,76 β 1,00
Mudah
Tingkat kesukaran soal dilakukan setelah instrumen tes formatif (siklus 1 dan siklus 2) dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Setelah dilakukan tingkat kesukaran soal pada instrumen tes formatif siklus 1 dan siklus 2 dari 25 soal yang valid terdapat soal yang masuk dalam kategori sukar, sedang, dan mudah. Tingkat kesukaran disajikan melalui tabel 3.10 Distribusi hasil uji tingkat kesukaran siklus 1 berikut ini. Tabel 3.8 Distribusi Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus I dan II
No
1
2
Siklus I
Rentang Nilai
No Soal
0,26 β 0, 75
2, 3, 5, 8, 9,
0,76 β 1,00
Siklus II Tingkat
Kesukaran Sedang
No Soal 1, 2, 3, 5, 6,
12, 14, 16,
7, 8, 9, 12,
17, 19, 21,
14, 15, 20,
22, 24, 15
23, 24, 25
1, 4, 6, 7, 10,
Mudah
4, 10, 11,
11, 13, 15,
13, 16, 17,
18, 20, 23
18, 19, 21,
Tingkat Kesukaran Sedang
Mudah
22 Hasil perhitungan tingkat kesukaran pada siklus I dari 25 soal, menunjukkan 14 soal memiliki tingkat kesukaran sedang (2, 3, 5, 8, 9, 12, 14, 16, 17, 19, 21, 22, 24, 15) dan 11 soal menunjukkan tingkat kesukarannya rendah (1, 4, 6, 7, 10, 11, 13, 15, 18, 20, 23). Sedangkan hasil uji tingkat kesukaran sikllus II menunjukkan 15 butir soal yang memiliki tingkat kesukaran sedang (1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 12, 14, 15, 20, 23, 24, 25) dan 10 soal menunjukkan tingkat kesukaran
39
mudah (4, 10, 11, 13, 16, 17, 18, 19, 21, 22). Dari beberapa butir soal yang memiliki kesukaran sedang hanya 10 yang akan dipilih untuk tes siklus I dan II sedangkan butir soal yang masih tersisa akan dipilih untuk tugas kelompok.
3.6
Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
deskriptif komparatif. Teknik deskriptif komparatif adalah teknik statistik yang dipergunakan untuk membandigkan hasil belajar matematika antar siklus yang meliputi ketuntasan belajar, skor minimum, skor maksimum dan skor rata-rata hasil siklus 1 dan hasil siklus 2.
3.7
Indikator Kinerja Indikator kinerja yang dicapai apabila banyaknya siswa yang tuntas belajar
lebih dari β₯ 90% dari seluruh siswa.
24