BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian sosial yang bertujuan untuk mengetahui
dan
menganalisis
penerapan
prinsip-prinsip
University
Governance di Universitas Mahasaraswati Denpasar. Bertolak dari permasalahan tersebut, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Melalui penelitian deskriptif diharapkan dapat memperoleh pemahaman secara cermat terhadap gejalagejala dan fakta-fakta aktual terkait dengan penerapan prinsip-prinsip
University Governance di Universitas Mahasaraswati Denpasar. Sedangkan pendekatan kualitatif digunakan untuk memperoleh gambaran secara lengkap baik lisan maupun tertulis mengenai penerapan prinsip-prinsip
University Governance di Universitas Mahasaraswati Denpasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif didasarkan pada dua alasan. Pertama, permasalahan yang dikaji dalam penelitian tentang transformasi nilai-nilai kearifan lokal khususnya filosofi Tri Hita Karana membutuhkan sejumlah data lapangan yang sifanya kontekstual. Kedua, pemilihan pendekatan ini didasarkan pada keterkaitan masalah yang dikaji dengan sejumlah data primer dari subjek penelitian yang tidak dapat dipisahkan dari latar alamiahnya, tanpa ada rekayasa serta pengaruh dari luar.
3.2. Penentuan Nara Sumber Wawancara dilakukan dengan pihak-pihak yang terkait dengan pengelolaan Universitas Mahasaraswati Denpasar dengan kriteria: 1) memiliki
pemahaman
atas
penyelenggaraan
tata
kelola
Universitas
Mahasaraswati Denpasar, 2) terlibat langsung dan memiliki tanggung jawab 87
atas jalannya kegiatan di Universitas Mahasaraswati Denpasar, dan 3) memiliki wewenang dalam pengambilan keputusan sesuai dengan jabatan tertentu yang diemban dalam pelaksanaan tata kelola Universitas Mahasaraswati Denpasar. Nara sumber yang termasuk dalam kategori stakeholder eksternal berjumlah tiga orang yaitu: Koordinator Kopertis Wilayah VIII, Ketua Alumni Universitas Mahasaraswati Denpasar, dan orang tua mahasiswa. Sedangkan nara sumber yang termasuk dalam kategori stakeholder internal berjumlah 19 orang terdiri dari: Wakil Ketua Yayasan Perguruan Rakyat Saraswati, Rektor dan Wakil Rektor Universitas Mahasaraswati Denpasar, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar, Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Mahasaraswati Denpasar, Dekan Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati Denpasar, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar, Dekan Fakultas Teknik Universitas Mahasaraswati Denpasar,
wakil
Mahasaraswati
Dosen
Denpasar,
yang
menjadi
Kepala
LPPM
Anggota
Senat
Universitas
Universitas
Mahasaraswati
Denpasar, Ketua Badan Penjaminan Mutu Universitas Mahasaraswati, Pembina Tri Hita Karana Universitas Mahasaraswati Denpasar, dan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Mahasaraswati Denpasar. Total nara sumber dalam penelitian ini berjumlah 22 orang.
3.3. Teknik Pengumpulan Data Data dan informasi terkait dengan penerapan prinsip-prinsip
University Governance kedalam tata kelola perguruan tinggi di Universitas Mahasaraswati Denpasar seperti transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi dan keadilan dikumpulkan melalui teknik wawancara tidak berstruktur yang dilaksanakan dengan menggunakan petunjuk umum wawancara (pedoman wawancara) yang memuat garis besar yang akan 88
ditanyakan yang berkaitan dengan prinsip–prinsip university governance dan tata kelola penyelenggaraan universitas. Wawancara dilakukan dengan pihak-pihak yang terkait secara langsung dengan tata kelola perguruan tinggi dan penerapan Tri Hita Karana di Universitas Mahasaraswati Denpasar. Pelaksanaan wawancara dilakukan dengan membuat jadwal wawancara terlebih dahulu dengan Wakil Ketua Pengurus Yayasan Perguruan Rakyat Saraswati, Rektor, Wakil Rektor dan setelah itu dengan para Dekan, Ketua LPPM, Ketua BPM, Pembina Tri Hita Karana, dan Wakil Ketua BEM. Peneliti merasa bersyukur karena hubungan baik dengan pihak–pihak Universitas, sehingga hubungan ini juga mempermudah peneliti untuk melaksanakan wawancara dengan suasana persaudaraan dan tidak ada kecurigaan karena semua dilakukan untuk kepentingan akademis. Pernah juga wawancara dilakukan, dan dalam perjalanan wawancara itu responden menanyakan ini untuk kepentingan apa? Peneliti menjawab ini untuk kepentingan akademik, akhirnya wawancara dapat dilanjutkan lagi. Karena memang wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang bagaimana pihak-pihak terkait dalam melaksanakan tata kelola yang baik berlandaskan prinsip-prinsip university governance dengan berlandaskan kepada filosofi Tri Hita Karana.
Wawancara dilakukan dengan
pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan
lalu direkam dengan alat
perekam, yang selanjutnya peneliti segera untuk menyalin kedalam ketikan supaya data-data dan maksud dari wawancara yang terjadi tidak kehilangan makna. Suatu misal dalam wawancara ada ekspresi responden ketika ditanya soal apakah pelaksanaan sudah transparan, dan ekspresi itu juga mencerminkan suatu kedaan dimana peneliti dapat menjelaskannya. Kemudian, telaah dokumen digunakan untuk melengkapi atau mendukung data penelitian yang diperoleh dari wawancara, sehingga hasil penelitian akan lebih dapat dipercaya. Dokumen-dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: a) Statuta Universitas Mahasaraswati Denpasar, 89
b) Rencana Strategis Universitas Mahasaraswati Denpasar Tahun 2013-2017, c) Manual Akademik Universitas Mahasaraswati Denpasar, d) Etika dan Tata Krama Kehidupan Kampus Universitas Mahasaraswati Denpasar, e) Manual Prosedur Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Akademik Universitas Mahasaraswati Denpasar, f) Standar Akademik Universitas Mahasaraswati Denpasar, g) Kebijakan Akademik Universitas Mahasaraswati Denpasar, h) Peraturan Akademik Universitas Mahasaraswati Denpasar, i) Pokok-Pokok Kepegawaian Universitas Mahasaraswati Denpasar, j) Borang AIPT dan k) borang tentang penerapan Tri Hita Karana, l) buku pedoman di tiap-tiap Fakultas, di Universitas Mahasaraswati Denpasar.
3.4. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis data berdasarkan model analisa interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman yang terdiri atas empat komponen yang saling berinteraksi, yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Proses siklusnya dapat dilihat pada gambar berikut (Sugiyono, 2007: 246): Pengumpulan data
Penyajian data
Reduksi data
Penarikan kesimpulan dan verifikasi
Gambar 3.1. Teknik Analisis Data
90
Berdasarkan gambar tersebut, dapat dikemukakan sistematika analisis data dalam penelitian ini yaitu: pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data-data lapangan yang diperoleh kemudian dicatat dalam catatan lapangan berbentuk deskriptif tentang apa yang dilihat, apa yang di dengar, dan apa yang dialami atau dirasakan oleh subjek penelitian. Kemudian data yang diperoleh dari lapangan dilakukan reduksi, dirangkum dan dipilih hal-hal yang pokok dan difokuskan pada halhal yang penting serta disusun secara sistematis dengan tujuan agar data tersebut menjadi lebih mudah dipahami dan dikendalikan. Proses reduksi data berlangsung terus-menerus selama penelitian berlangsung. Pada proses reduksi data, data-data yang diperoleh selanjutnya dipilah dan data yang tidak sesuai dengan pertanyaan penelitian disisihkan terlebih dahulu. Dengan demikian diperoleh data yang diperlukan untuk proses selanjutnya. Setelah reduksi data selesai, dilakukan penyajian data atau display data berupa tampilan atau laporan informasi yang diperoleh sebagai hasil dari reduksi data yang memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Pada penelitian ini data disajikan secara sistematis dalam bentuk uraian dekriptif. Hasil penyajian data selanjutnya digunakan untuk membuat kesimpulan. Dalam penelitian kualitatif, penarikan kesimpulan telah dilakukan sejak penelitian dimulai di mana peneliti mencari makna dan data yang dikumpulkannya dan melakukan penarikan kesimpulan, pada awalnya masih bersifat tentatif atau kabur dan diragukan akan tetapi dengan bertambahnya data maka kesimpulan tersebut menjadi lebih mendasar. Penarikan kesimpulan penelitian dilakukan sesuai dengan data-data yang diperoleh dalam penelitian dan telah dianalisis. Kesimpulan dalam hal ini merupakan jawaban dari rumusan pertanyaan penelitian yang dicari selama proses penelitian.
91
3.5. Keabsahan Data Agar data atau informasi yang diperoleh dapat menjadi valid, maka data atau informasi dari satu pihak dicek kebenarannya dengan cara memperoleh data dari sumber lain, misalnya dari pihak kedua, ketiga dan seterusnya. Untuk mendapatkan data yang absah peneliti juga membandingkan data-data hasil wawancara dengan Ketua Yayasan dan Rektorat yang dibandingkan dengan para dekan dan dosen sedangkan data-data yang didapat dari para dekan dibandingkan dengan pendapat para dosen dan mahasiswa. Satu contoh, misalnya dekan menyatakan bahwa mahasiswa paling tidak mendapat pengajaran untuk satu mata kuliah dalam satu semester dengan 16 kali pertemuan dan jika itu kurang maka seorang dosen wajib untuk memberikan jam tambahan. Setelah dikonfirmasi dengan Ketua BEM memang itu terjadi walaupun ada beberapa dosen yang tidak dapat memenuhi kewajibannya. Untuk dosen yang tidak memenuhi kewajibanya mahasiswa dapat menyampaikan kepada ketua program studi untuk mendapatkan perkuliahan tambahan. Tujuan mendapatkan informasi dari pihak lain ialah untuk membandingkan informasi tentang hal yang sama yang diperoleh dari berbagai pihak, agar ada jaminan tentang tingkat kepercayaan data. Metode ini disebut triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Selain untuk mengecek kebenaran data triangulasi juga dilakukan untuk memperkaya data. Denzin (dalam Moleong, 2006: 330) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber yang membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui 92
waktu dan alat yang berbeda. Hal ini menurut Moleong (2006:331) dapat dicapai dengan jalan: 1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, 2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, 3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu, 4) membandingkan keadaaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan, dan 5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
3.6. Definisi Operasional Konsep utama yang digunakan dalam penelitian ini merupakan lima prinsip dari University
governance, yaitu transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas, indepensensi dan keadilan. Berikut merupakan tabel yang menunjukkan indikator untuk masing-masing konsep tersebut: Tabel 3.1. Definisi Operasional dan Indikator Prinsip-Prinsip University Governance Prinsip Transparansi
Definisi operasional Universitas sebagai suatu industri bertanggung jawab atas kewajiban keterbukaan informasi serta penyediaan informasi pada stakeholders, sehingga posisi pengelolaannya dapat mencerminkan kondisi riil (Muhi, 2010)
Indikator Keterbukaan bidang keuangan (laporan dan penggunaan dana) Keterbukaan sistem dan prosedur penerimaan mahasiswa baru Keterbukaan prosedur rekrutmen SDM Keterbukaan pemilihan pejabat struktural Keterbukaan informasi kepada pemangku kepentingan lain (Wijatno, 2009)
93
Prinsip Akuntabilitas
Responsibilitas
Independensi
Keadilan
94
Definisi operasional
Indikator
Universitas harus mempunyai uraian tugas dan tanggung jawab secara tertulis dan jelas dari setiap pejabat struktural, anggota senat, pengurus yayasan, dosen, dan karyawan. Termasuk kriteria dan pengukuran kinerja pegawai. Terdapat mekanisme audit internal yang melakukan penilaian kinerja secara independen (Wijatno, 2009)
Terdapat uraian kerja yang jelas dan tertulis dari setiap pejabat struktural, anggota senat, pengurus yayasan, dosen, dan karyawan
Universitas harus selalu mengutamakan kesesuaian pengelolaan yang dilakukan dengan peraturan perundangundangan maupun prinsipprinsip yang dianut untuk institusi berkualitas. Setiap bagian memiliki tugas yang jelas dengan alokasi tanggung jawabnya masing-masing (Muhi, 2010)
Terdapat pembagian tugas yang jelas
Pelaksanaan peran dan tanggung jawab pihak yayasan maupun rektorat dalam pengelolaan universitas terbebas dari setiap bentuk benturan kepentingan. Pengambilan keputusan dapat dilakukan tanpa tekanan dari pihak lain karena ditujukan secara objektif untuk kepentingan universitas (Wijatno, 2009)
Terdapat kebebasan penuh yang diberikan yayasan pada rektorat untuk menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi
Perlakuan yang adil dan berimbang kepada para pemangku kepentingan terkait, yaitu mahasiswa, masyarakat, dosen, karyawan, serta pengurus yayasan (Wijatno, 2009)
Menerapkan perlakuan yang sama pada seluruh civitas akademika tanpa diskriminasi
Terdapat susunan kriteria penilaian kinerja Terdapat audit kinerja (Wijatno, 2009)
Terdapat peraturan kode etik yang berlaku. (Wijatno, 2009)
Tidak terdapat konflik kepentingan antara yayasan dan rektorat (Wijatno, 2009)
Penerapan sistem reward and punishment (Wijatno, 2009; Muhi, 2010)
Tabel berikut merupakan tabel yang menunjukkan indikator untuk masing-masing dimensi Tri Hita Karana: Tabel 3.2. Definisi Operasional dan Indikator Dimensi Tri Hita Karana Dimensi Parhyangan
Definisi operasional Mengatur hubungan manusia dengan Tuhan
Indikator Punya tempat suci (pura) dan fasilitas keagamaan lainnya Bangunan tempat suci di utamaning utama mandala Tempat suci terawat dengan baik Ada simbol-simbol agama dan benda sakral yang ditempatkan sesuai dengan ketentuan sastra agama Menyelenggarakan hari raya keagamaan Seluruh civitas akademika mendapatkan kesempatan secara proporsional melaksanakan kegiatan keagamaan Pengadaan dan pembuatan sarana/prasarana upakara serangkaian dengan upacara keagamaan dilakukan di kampus
Pawongan
Mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia
Ada kepedulian terhadap hak-hak dosen, pegawai non dosen, dan mahasiswa Ada kegiatan peningkatan kualitas sumberdaya manusia, misalnya kursus, seminar, sarasehan, lokakarya dan sejenisnya Tugas dosen dilaksanakan sesuai aturan yang berlaku Ada sanski bagi dosen/pegawai yang indisipliner Ada partisipasi dosen/pegawai dalam kegiatan kemanusiaan. Memberikan pelayanan administrasi/ akademik yang optimal bagi mahasiswa
95
Dimensi Palemahan
Definisi operasional Mengatur hubungan manusia dengan alam lingkungan
Indikator Memiliki program penyelamatan dan pelestarian lingkungan. Memanfaatkan lahan secara efisien dan melakukan konservasi lahan dengan baik. Lingkungan kampus memiliki keanekaragaman flora yang tinggi Melestarikan tanaman langka/ dilindungi Memiliki tanaman yang mencerminkan unsur-unsur panca mahabuta Memiliki serta menerapkan sistem Manajemen Lingkungan Struktur Kampus harus sesuai dengan tri
angga Sumber: Yayasan Tri Hita Karana, 2015.
96