BAB III METODE PENELITIAN
Metode Penelitian Penelitian adalah proses mencari sesuatu secara sistematis dalam waktu tertentu dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku. Metode ilmiah berkehendak kepada upaya pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbanganpertimbangan logis, yaitu mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis (Nazir, 1985). Untuk itu akan berhubungan erat dengan prosedur, serta alat desain penelitian. Prosedur merujuk kepada urutan- uratan pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu penelitian, dan alat-alat merupakan instrumen yang akan digunakan dalam mengukur atau dalam mengumpulkan data-informasi yang dibutuhkan, serta desaian penelitian yang mengacu pada bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan.
Cara Pendekatan Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif, dengan mana akan diarahkan pada upaya memahami aktivitas sosioekonomi pada komunias dibo-dibo. Dengan pendekatan tersebut di atas, maka pendekatan induktif dilakukan dengan menangkap aktivitas komunitas dibo-dibo di tengah-tengah masyarakat suku Sahu, yang mana dilihat dari pola kehidupan mereka sehari-hari.
Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. 33
Komunitas Dibo-dibo (Studi tentang Aktivitas Sosio-Ekonomi Komunitas Dibo-dibo di Sahu Kabupaten Halmahera Barat)
Penelitian deskriptif adalah suatu metode untuk membuat penginderaan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai faktafakta dan sifat-sifat populasi. Diungkapkan Nazir (1985), bahwa tujuan penggunaan metode penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Oleh karena itu, Nazir (1985) mengungkapkan bahwa banyak ahli menamakan metode penelitian deskriptif dengan nama survey normatif (normative survey), serta dalam pemahaman yang lebih luas disebut metode survey. Menurut Wells (dalam Nazir, 1985) metode survei adalah “penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan faktual baik tentang situasi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun daerah”. Dengan demikian, penelitian ini akan bersifat deskriptif, yang mana akan memberikan gambaran yang secermat mungkin mengenai suatu keadaan, gejala, individu atau kelompok tertentu (dalam hal ini adalah kelompok dibo- dibo) (Koentjaraningrat, 1980).
Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Kecamatan Sahu dan Sahu Timur dengan jumlah desa pada kedua kecamatan ini mencapai 35 desa. Namun dengan pertimbangan efektivitas pengambilan data, maka lokasi dari penelitian ini lebih difokuskan pada beberapa desa, diantaranya Balisoan, Awer dan Worat-worat. Ketiga desa ini dapat memberikan data terkait dengan persepsi keluarga-keluarga yang menjadi penyuplai hasil kebun kepada dibo-dibo. Dengan pertimbangan tempat tinggal komunitas dibo- dibo yang tersebar ke seluruh di Kab. Halmahera Barat, maka penelitian ini akan terkonsentrasi pada beberapa lokasi yang menjadi tempat tinggal komunitas dibo-dibo. adapun lokasi tersebut adalah desa TedengKecamatan Jailolo, Awer-Kec. Sahu Timur, Desa Payo-Kec. Jailolo dan Desa Worat-worat Kec. Sahu. 34
Metode Penelitian
Unit Amatan dan Analisa Unit Amatan Unit Amatan adalah satu unit yang darinya data diperoleh. Penentuan unit amatan ini didasarkan pada pertimbanganpertimbangan tertentu, lebih khususnya adalah pertimbanganpertimbangan untuk memperoleh data yang bisa menggambarkan aktivitas sosio-ekonomi komunitas dibo-dibo. Dengan demikian, pertimbangan unit amatan ini dilihat pada dua hal, yakni pertimbangan kategori dan pertimbangan jumlah. 1). Pertimbangan kategori lebih dimaksudkan untuk memasukan informan kunci ke dalam kategori yang sama, yang mengarah pada sumber data yang sama pula. 2). Pertimbangan jumlah dalam setiap kategori adalah besarnya individu yang digunakan untuk dijadikan sumber data dalam penelitian. Penentuan besarnya jumlah sangat bergantung kepada ketercukupan data yang diperoleh untuk setiap kategori. Dengan demikian, maka unit amatan dalam penelitian ini adalah a. Dibo-dibo yang bukan berasal dari Masyarakat Suku Sahu, yang berjumlah 3 orang. Pemilihan terhadap dibo-dibo yang bukan berasal dari Masyarakat Sahu didasarkan pada pertimbangan untuk melihat strategi mereka untuk memperoleh akses kepada masyarakat Suku Sahu sebagai masyarakat penghasil. b. Dibo-dibo yang berasal dari masyarakat Suku Sahu, yang berjumlah 3 orang. Pemilihan terhadap mereka didasarkan pada pertimbangan untuk memperoleh data lapangan berupa cara atau pun strategi mereka dalam mengembangkan hubunga dengan masyarakat penghasil. Di samping itu pula, kedudukan mereka juga dilihat dalam hubungannya untuk memperoleh data mengenai dinamika hubungan kekerabatan dengan aktivitas mereka sebagai dibo-dibo. c. Dibo-dibo yang berasal dari luar daerah namun kawin-mawin dengan masyarakat Suku Sahu, yang berjumlah 4 orang. Penentuan mereka sebagai unit amatan didasarkan pada pertimbangan bahwa mereka dapat memberikan informasi berupa 35
Komunitas Dibo-dibo (Studi tentang Aktivitas Sosio-Ekonomi Komunitas Dibo-dibo di Sahu Kabupaten Halmahera Barat)
strategi mereka dalam menjalankan usaha mereka serta kedudukan mereka dalam masyarakat Suku Sahu. Unit Analisa Unit Analisa adalah unit yang nantinya kesimpulan berlaku atau berkaitan dengan unit tersebut. Dari pengertian ini, maka yang menjadi unit analisa adalah komunitas dibo-dibo.
Jenis Data Data adalah informasi yang sangat diperlukan dalam penelitian ini. Adapun jenisnya dibagi dalam dua bentuk, sesuai dengan keperluan penelitian ini, diantaranya : 1. Data Primer Data primer penelitian ini adalah aktivitas sosial dan ekonomi yang dilakukan oleh komunitas dibo-dibo. selain itu, kedudukan dan fungsi komunitas dibo-dibo dalam kehidupan masyarakat suku Sahu. 2. Data Sekunder Untuk melengkapi penelitian ini maka dilakukan studi kepustakaan yang diwujudkan dalam penggunaan literaturliteratur yang terkait dengan penelitian ini, diantaranya teori tentang komunitas.
Cara Pengambilan Data Dalam pengambilan data lapangan, dilakukan dalam beberapa cara, yakni : a) Observasi Partisipatif Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap aktivitas dibo-dibo. Untuk menjalankan pengamatan 36
Metode Penelitian
ini, penulis mengamati dan partisipatif terhadap salah satu dibodibo, dengan jabaran sebagai berikut : 1. Pukul 06:00 WIT penulis datang ke rumah salah satu informan kunci. Dalam tahap ini, hal utama yang diobservasi adalah persiapan-persiapan yang dilakukan. Kemudian bersama-sama berangkat menuju pelabuhan. 2. Pukul 08:00-09:45 penulis bersama informan kunci berada dalam kapal penyeberangan ke Ternate. Dalam tahap ini, penulis mengobservasi hubungan antar sesama dibo-dibo, terutama komunikasi mereka. 3. Pukul 10:00-12:00 adalah observasi penawaran dibodibo dari Jailolo denga jaringan mereka di Ternate. b) Wawancara mendalam Wawancara mendalam dilakukan dengan memakai pedoman wawancara yang telah disusun sebelumnya oleh penulis. Adapun pedoman wawancara dibuat untuk dipakai menjadi arah pertanyaan yang ditanyakan kepada informan kunci. Dalam menentukan informan kunci, dilakukan wawancara kepada 10 orang dibo-dibo, sebagaimana yang telah ditentukan sebagai unit amatan dalam penelitian ini. Selain dibo-dibo, dilakukan wawancara kepada penyuplai yang tersebar di beberapa desa, seperti Worat-worat, Balisoan dan Awer. c) Menyalin data sekunder Teknik yang berikut adalah menyalin data sekunder. Dalam teknik ini, dilakukan pengumpulan data berupa buku-buku penunjang serta penelitian-penelitian terdahulu tentang studi mengenai komunitas. Di samping itu, dikumpulkan mengenai corak dan pola hidup masyarakat suku Sahu.
37