BAB III METODE PENELITIAN Metode atau metodik berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘metha’ yang berarti melalui atau melewati, ‘hodos’ yang berarti jalan atau cara, sehingga secara sederhana metode merupakan suatu cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Penelitian menurut Theodorsone (Slamet, 2006: 1) merupakan usaha untuk mempelajari suatu problem (permasalahan) secara sistemik dan objektif dengan maksud menarik prinsip-prinsip umum. Metode penelitian merupakan cara yang telah disepakati secara sistematis, logis, rasional, dan terarah mengenai bagaimana pekerjaan sebelum, ketika, dan sesudah pengumpulan data (Ariyani, 2014: 46). A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Taman Satwa Taru Jurug Kota Surakarta. Alasan peneliti mengambil lokasi di Taman Satwa Taru Jurug Kota Surakarta dikarenakan Taman Satwa Taru Jurug yang menjadi salah satu potensi wisata kurang diperhatikan. Padahal TSTJ dapat dikolaborasikan dalam setiap event Pemerintah Kota Surakarta dan dapat dijadikan ujung tombak dalam pengembangan sektor pariwisata daerah, khususnya Kota Surakarta. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan selama 8 (Delapan) bulan, yaitu pada bulan Mei 2015 hingga Desember 2015. Mengenai jadwal atau tahapan dalam penelitian ini peneliti sajikan dalam tabel 3.1.
27
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian Kegiatan
Tahun 2015 Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember 1
2
3
4
5
6
7
8
Penyusunan Proposal Perizinan Penelitian Pengumpulan Data Analisis Data Penyusunan Laporan
B. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dimana dalam pemilihan strategi atau pendekatan penelitian peneliti menggunakan pendekatan penelitian studi kasus. Studi kasus (case-studies) adalah salah satu metode penelitian dalam ilmu sosial, apabila dilihat sebagai pendekatan penelitian, studi kasus termasuk kedalam pendekatan deskriptif kualitatif (Arikunto, 2006: 82), karena bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai apa yang tengah diteliti. Dalam penelitian yang menggunakan metode ini, dilakukan pemeriksaan longitudinal yang mendalam terhadap suatu keadaan atau kejadian yang disebut sebagai kasus dengan menggunakan cara-cara yang sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis informasi, dan pelaporan hasilnya. Sebagai hasilnya, akan diperoleh pemahaman yang mendalam tentang mengapa sesuatu terjadi dan dapat menjadi dasar bagi riset selanjutnya. Penelitian studi 28
kasus ialah usaha penelitian dimana dalam upaya pemilihan objek yang akan diteliti, objek tersebut memiliki kekhasan namun tidak terlepas dari konteks sosial lain. Secara lebih mendalam, studi kasus merupakan penelitian yang mengkaji suatu kasus yang terjadi, baik kasus tersebut sederhana ataupun rumit (Denzin, 2009). Penelitian ini memusatkan perhatian pada salah satu objek yang dipelajari sebagai suatu kasus, sehingga studi kasus yang digunakan ialah metode studi kasus tunggal (Yin, 2000: 25). Alasan peneliti menggunakan pendekatan studi kasus dikarenakan terdapat suatu pola yang khas dalam pengembangan Taman Satwa Taru Jurug yang dilakukan oleh Perusda TSTJ sebagai pihak pengelola, terlebih Taman Satwa Taru Jurug memiliki beragam potensi yang mampu dijadikan sebagai objek wisata unggulan, namun dalam proses berjalannya hingga kini keberadaan Taman Satwa Taru Jurug belum terlalu nampak dipermukaan, khususnya sebagai suatu objek destinasi wisata yang wajib dikunjungi oleh wisatawan domestik dan manca negara. C. Data dan Sumber Data Data merupakan bukti atau fakta yang berisi keterangan mengenai apa saja yang diinformasikan dari dalam diri objek kepada peneliti. Data yang digunakan dalam penelitian ini ialah jenis data kualitatif, dimana data yang dinyatakan atau disajikan berupa kata, kalimat, dan gambar. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Sumber Data Primer Dalam penelitian ini, data primer diperoleh melalui observasi di Kota Surakarta, yaitu di Taman Satwa Taru Jurug, serta pada Paguyuban Bakul TSTJ dan mastarakat sekitar. Sekaligus juga dilakukan wawancara dengan pihakpihak yang berkaitan langsung dengan tema dan judul penelitian yaitu: 1. Direksi dan Pegawai Perusahaan Daerah Taman Satwa Taru Jurug. 2. Pedagang dan Paguyuban Bakul Taman Satwa Taru Jurug. 3. Pengunjung TSTJ. 29
2. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder merupakan data yang peneliti peroleh dari sumber lain secara tidak langsung. Sumber data sekunder dapat diperoleh melalui dokumen-dokumen resmi yang berkaitan dengan objek penelitian baik berupa catatan-catatan penunjang, literature, baik yang berwujud fisik, soft file yang juga berasal dari internet. Buku-buku perpustakaan, dokumentasi, arsiparsip dan keterangan-keterangan lain yang berhubungan dengan masalah penelitian yang digunakan sebagai pelengkap dan pendukung dari data primer. Data sekunder dapat berupa jumlah koleksi satwa dan tumbuhan Taman Satwa Taru Jurug yang diperoleh dari Perusda TSTJ. D. Teknik Sampling Teknik perolehan sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling (Slamet, 2006: 45). Yaitu dengan menggunakan purposive sampling, informan diperoleh dengan cara mencari informan dengan pertimbangan bahwa informan yang dipilih benar-benar mengetahui informasi yang akan digali (Sugiyono, 2009: 84). Pengambilan jenis teknik sampling ini berdasar atas tujuan dari penelitian. Yang dijadikan sampel dalam penelitian ini antara lain: Direksi dan Pegawai Perusahaan Daerah Taman Satwa Taru jurug, pedagang dan Paguyuban Bakul TSTJ, serta pengunjung TSTJ. E. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti, antara lain: 1. Observasi Nasution, 1988 (Sugiyono, 2009: 226), mengutarakan bahwa observasi atau pengamatan merupakan kegiatan dasar dalam semua ilmu pengetahuan. Observasi atau pengamatan merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menjumpai objek secara langsung menggunakan pancaindra yang bertujuan untuk menelaah fenomena atau gejala yang terjadi, sehingga peneliti memperoleh informasi berupa pengetahuan apa yang sebenarnya sedang diteliti. 30
Dalam penelitian ini observasi dilakukan di Taman Satwa Taru Jurug, serta Paguyuban Bakul TSTJ.
Gambar 3.1. Interaksi antara pengunjung dengan pedagang TSTJ (Dok. Pribadi, Oktober 2015). 2. Wawancara Wawancara merupakan teknik dalam memperoleh data dengan cara tanya jawab sambil secara langsung peneliti bertatap muka dengan informan yang dijadikan sampel dalam penelitian, wawancara merupakan cara yang dipakai dalam usaha memperoleh data atau informasi melalui kegiatan interaksi sosial antara peneliti dan objek yang diteliti (Slamet,2006: 101). Teknik wawancara yang digunakan ialah wawancara terstruktur atau structured interview (Sugiyono, 2009: 233). Yaitu peneliti mempersiapkan instrument penelitian berupa interview guide, serta dibantu dengan instrument tambahan berupa alat perekam yang dapat membantu pelaksanaan wawancara. Pihak-pihak yang dijadikan informan antara lain: Direksi dan Pegawai
31
Perusahaan Daerah Taman Satwa Taru jurug, pedagang dan Paguyuban Bakul TSTJ, serta pengunjung TSTJ 3. Dokumentasi Teknik dokumentasi merupakan metode yang dilakukan dengan penelusuran data historis, atau mengumpulkan data-data tertulis yang sudah tersedia sebelumnya. Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan melihat dan melakukan analisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau orang lain terkait tentang tema penelitian. Dokumen merupakan sejumlah besar fakta dan data yang tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagaian besar data berbentuk surat-surat, arsip-arsip, catatan harian, cinderamata, laporan, foto, dan sebagainya. Sifat data ini tidak terbatas pada ruang dan waktu tertentu, sehingga memberikan keuntungan pada peneliti mengetahui beragam kegiatan yang telah berjalan dalam waktu yang tak terbatas. Secara detail bahan dokumenter antara lain: surat-surat pribadi, buku atau catatan harian, kliping, dokumen pemerintah dan swasta, data di server dan flashdisk, data pada website, dan lain-lain (Moelong, dalam Herdiansyah, 2010: 143) F. Validitas Data Validitas data merupakan kegiatan dalam penelitian yang bertujuan untuk membuktikan keabsahan data-data yang telah diperoleh dari informan-informan yang telah diteliti. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber data. Triangulasi sumber data yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informan atau data yang sama dari sumber yang berbeda, kemudian dari data tersebut dianalisis menjadi suatu kesimpulan yang selanjutnya dimintakan kesepakatan bersama (member check) dari masing-masing informan (Sugiyono, 2009: 274). Triangulasi sumber data dilakukan secara beberapa kali peneliti menanyakan pertanyaan yang sama namun kepada informan yang berbeda, serta dengan observasi secara berkala guna meneliti kegiatan yang dilakukan pada 32
Direksi dan Pegawai Perusahaan Daerah Taman Satwa Taru jurug, pedagang dan Paguyuban Bakul TSTJ, pengunjung TSTJ, serta masyarakat sekitar. G. Teknik Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model analisis interaktif. Model analisis interaktif sendiri terdiri dari tiga alur kegiatan, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (Miles dan Habermas, 1992: 16). 1. Reduksi Data Reduksi data merupakan tahapan awal dalam alur analisis data, reduksi data adalah tahap pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data yang masih bersifat ‘kasar’ yang muncul dari catatan tertulis di lapangan (Slamet, 2006: 141). Reduksi data dalam aktivitasnya dilakukan secara terus menerus selama penelitian masih berlangsung.Tahapan selanjutnya dari reduksi data ialah membuat ringkasan, melakukan pengkodingan, dan menulis memo (catatan kecil). 2. Penyajian Data Penyajian data yang digunakan dalam penelitian ini ialah pemaparan hasil data lapangan secara deskriptif naratif. Dalam penyajian data ini seluruh data hasil lapangan dipilih mana yang nantinya dapat mewakili dan mana yang dapat disajikan secara praktis. 3. Penarikan Kesimpulan Pada tahap penarikan kesimpulan, dari pengumpulan data awal, dilakukan reduksi data, kemudian dipilih mana saja yang akan disajikan selanjutnya ialah ditarik kesimpulan dan juga verifikasi hasil data. Penarikan kesimpulan sendiri merupakan sebagian dari konfigurasi yang utuh (Slamet, 2006: 142). Kesimpulan yang telah ditentukan selanjutnya diverifikasi, yaitu dengan ara direfleksikan kembali apa yang telah kembali ditemukan serta dilakukan tukar pendapat dengan pihak yang mengetahui namun merupakan
33
pihak yang berada diluar diri informan guna memperoleh kebenaran “intersubjektif”. H. Profil Informan Penelitian dilakukan pada pihak-pihak yang terkait dari proses pengelolaan sekaligus pengembangan Taman Satwa Taru Jurug, yakni Direksi atau Pegawai Perusahaan Daerah Taman Satwa Taru Jurug, Pedagang dan Paguyuban Bakul Taman Satwa Taru Jurug, serta pengunjung. Informan-informan dalam penelitian ini dipilih dengan sengaja yang dianggap dapat memberikan informasi tentang masalah yang diteliti. Penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara kepada para informan, jumlah informan dalam penelitian ini sebanyak 11 informan. Berikut adalah pendiskripsian informan secara lebih lengkap: a. Nonot Harwanto Nonot merupakan lelaki separuh baya yang berusia 46 Tahun, beliau merupakan Kepala Seksi Pemasaran dan Rekreasi di Perusahaan Taman Satwa Taru Jurug Kota Surakarta. Beliau telah menjabat di Perusahaan Taman Satwa Taru Jurug pada periode kedua beliau. Nonot bertempat tinggal di Sangkrah RT 01 RW VII. Beliau merupakan seorang yang berhubungan dengan berbagai pihak yang hendak bekerjasama dengan Jurug. b. Ganang Achmad Nugroho, S.H. Ganang adalah sosok lelaki dengan usia 40 Tahun yang bekerja sebagai Manajer HRD di Peruda Taman Satwa Taru Jurug. Beliau merupakan seorang yang gemar bercerita dari pengalaman beliau ketika bekerja di Jurug, hingga saat ini beliau telah bekerja di Jurug selama 1,5 Tahun. Pada periode awal beliau menjabat sebagai staff bagian Kepegawaian dan karena kegigihannya beliau sekarang menjadi bagian Manajer. Dengan latar belakang sarjana hukum beliau mampu secara tegas memberikan arahan kepada jajarannya serta pegawai Perusda Jurug untuk taat dan mengikuti aturan yang ada demi kemajuan Taman Satwa Taru Jurug. Ganang saat ini beralamat di Tipes RT 02 34
RW XVI. Kutipan motivasi beliau adalah “memaksimalkan apa yang kita punya”. c. Yuni Mujiyati S.Pt. Yuni Mujiyati merupakan wanita berusia perempuan 33 Tahun yang menggunakan
kerudung,
menjabat
sebagai
manajer
operasional,
mengkoordinasi bagian Kasi Perawatan Satwa, Kasi Sarana dan Prasarana, serta Kasi Kebresihan. d. Ir. Tunggul Pramono Hadi Pak Tunggul merupakan pria separuh baya berusia 54 Tahun yang sudah bekerja di Jurug kurang lebih selama 25 Tahun sejak Tahun 1989, menjabat sebagai Manajer Pemasaran dan Pendidikan, di Perusda Jurug beliau mengkoordinasi Kasi Pemasaran dan Rekreasi, Kasi Pendidikan, dan Kasi Usaha dan Jasa. e. Hartono Setyo Nugroho, S.E. Menjabat sebagai Manajer Keuangan, Bapak Hartono merupakan seorang dengan usia 40 Tahun merupakan seorang yang pendiam, namun mau terbuka terhadap pertanyaan dari peneliti,
di Perusda
Jurug beliau
mengkoordinir Kasi Keuangan, Kasi Akuntansi, dan Kasi Portir dan PKc. f. Darno Darno merupakan seorang pedagang sekaligus menjabat sebagai Humas Paguyuban Bakul Taman Satwa Taru Jurug. Saat ini berusia 45 Tahun, beliau telah berjualan di Jurug selama satu dekade lebih, sehingga beliau mengetahui proses perkembangan yang terjadi pada Taman Satwa Taru Jurug. Selain bekerja di Jurug, beliau merupakan warga yang tinggal di sekitar Jurug, yaitu di Ngoresan RT 02 RW XVIII, Jebres, Solo. g. Agung Seorang pria dengan usia 49 Tahun, bekerja sebagai wiraswasta merupakan seorang ayah dari seorang anak, beralamatkan Gerdu RT 01, RW V, Sragen Tengah, Sragen. Pak Agung merupakan pengunjung yang sering datang 35
ke Jurug, dan setelah memiliki seorang anak kunjungan beliau di Jurug saat ini merupakan yang ketiga kalinya. Belaiu merupakan pria yang ramah. h. Diyan Diyan dengan usia 31 Tahun, bekerja sebagai karyawati. Perempuan yang bertempat tinggal di Jalan Semeru, Desa Sidorejo, Kabupaten Madiun merupakan seorang pengunjung yang datang bersama teman-temannya, kunjungan ini merupakan pertama kali beliau datang ke Jurug, beliau sudah pernah berkunjung ke kebun binatang lain yang ada di Surabaya dan Jakarta. Dan menurut beliau Jurug merupakan kebun binatang yang sudah cukup baik. i. Jiman ‘Bagong’ Seorang pedagang atau bakul Bakso Bagong di Jurug, pria usia 60 Tahun, dengan perawakan yang sedikit gemuk, merupakan sosok yang ramah, terlabih kepada pengunjung yang ada di Jurug untuk menawarkan dagangannya. Sebagai pedagang di Jurug dia juga termasuk dalam anggota PBTJ (Paguyuban Bakul Taman Jurug). j. Warti Ibu Warti merupakan seorang pedagang camilan dan minuman di Jurug, perempuan 53 Tahun, sebagai pedagang sekaligus anggota PBTJ. k. Roman, 25 Tahun, Wiraswasta, Jalan Ki Hajar Dewantoro 59, Jebres, Solo. Merupakan seorang pria perawakan yang sedang, tidak terlalu tinggi, berkunjung ke Jurug dengan teman merupakan seorang yang terbuka dan berani mengungkapkan penyataan terkait kritikan dan masukan untuk Jurug. Berdasarkan deskripsi tentang karakteristik informan dapat diperjelas secara ringkas dalam matriks berikut ini:
36