31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah penulis sendiri yaitu di Perum Mitra Batik Blok C110 RT/RW 01/17 Kel. Karsamenak Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya, karena semua alat dan bahan ada di rumah penulis. Atas dasar itulah, dalam melakukan penelitian eksperimen tiga jenis daun mangga ini penulis melakukan penelitian di rumah, sebagai laboratorium dengan latar alam tempat penulis melakukan percobaan.
B. Desain Penelitian “Desain artinya rencana, tetapi apabila dikaji lebih lanjut kata itu dapat berarti pula pola, potongan, bentuk, model, tujuan dan maksud. “(Echols dan Hassan Shadily, 1976, hlm. 177). Desain Penelitian menurut William M.K. Trochim (2006) “Research design can be thought of as the structure of research...it is the "glue" that holds all of the elements in a research project together.” Sedangkan Lincoln dan Guba (1985, hlm. 226) mendefinisikan “rancangan penelitian sebagai usaha merencanakan kemungkinan-kemungkinan tertentu secara luas tanpa menunjukkan secara pasti apa yang akan dikerjakan dalam hubungan dengan unsur masing-masing.” Desain penelitian menurut Mc Millan dalam Ibnu Hadjar (1999, hlm. 102) adalah: “rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian.” Dalam
penelitian
eksperimental,
desain
penelitian
disebut
desain
eksperimental. Desain eksperimen dirancang sedemikian rupa guna meningkatkan validitas internal maupun eksternal. Hadi (1982, hlm. 441) mengkategorikan desain eksperimen menjadi enam yaitu: “simple randomaized, treatment by levels designs, treatments by subjects designs, random replications designs, factorial designs, dan groups within Vania Griselda Subjana, 2014 EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
32
treatment designs.” Sedangkan Ibnu Hadjar (1999, hlm. 327) membedakan desain penelitian eksperimen murni menjadi dua yaitu pre-test, post-test kelompok kontrol dan post-test kelompok kontrol. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif melalui eksperimen. Desain penelitian sendiri sangat penting karena tanpa adanya desain penelitian, suatu kegiatan tidak akan memiliki rencana yang matang. Hal ini dijelaskan pula oleh Arikunto (2010, hlm. 90) bahwa: “ Desain penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai ancar- ancar kegiatan, yang akan dilaksanakan”. Menurut Alwasilah (2002) mengemukakan dalam bukunya yang berjudul Pokoknya Kualitatif” adalah:”... desain penelitian mirip filsafat hidup atau paradigma yang dimiliki setiap orang... sebagai rujukan dan sudut pandang, juga sebagai pembatas ruang dan gerak peneliti”. Dari pendapat Alwasilah ini penulis dapat menyimpulkan bahwa desain penelitian memberikan aturan untuk membatasi pergerakan dan penelitian, dimaksudkan agar penelitian dapat berjalan sesuai tujuan. Penulis memilih desain penelitian yang sesuai dengan penelitian eksperimen tiga jenis daun mangga ini yaitu desain kualitatif. Menurut Sugiyono (2013) mengungkapkan bahwa: Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Diungkapkan Moleong (Arikunto, 2010, hlm. 21) karakteristik penelitian kualitatif yang harus dipenuhi, yaitu “ latar alamiah, manusia sebagai alat, analisis data secara induktif, deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil”. Lebih lanjut Arikunto ( 2010, hlm. 28) menegaskan bahwa: ”Desain penelitian kualitatif adalah bersifat fleksibel dengan langkah dan hasil yang tidak dapat dipastikan sebelumnya...langkah penelitian baru diketahui dengan mantap dan jelas setelah penelitian selesai”.
Vania Griselda Subjana, 2014 EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
33
Dalam penelitian studi eksperimen ini penulis sebagai instrumen data menggunakan sumber data tertulis, dan benda yang diamati untuk melihat pengaruh perbedaan warna yang dihasilkan pewarna alam dari tiga jenis daun mangga melalui mordanting awal, dan mordanting iring. Penelitian ini menggunakan zat mordan tawas, baking soda, jeruk nipis dan ferro sulfat dengan fiksasi tawas, baking soda, jeruk nipis, dan ferro sulfat. Selain itu penelitian ini bersifat alamiah, hasilnya tidak dapat dipastikan sebelum penelitian selesai.
C. Metode Penelitian Diungkapkan Sugiyono (2012, hlm. 2) metode penelitian adalah sebagai berikut: Metode penelitian adalah cara ilmiah utuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dikembangkan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen karena berdasarkan tujuan daun mangga ini yaitu meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap tanda- tanda yang dihasilkan suatu kelompok tertentu dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda, dalam hal ini adanya pemberian perlakuan yang beragam terhadap kain sutra melalui beragam tahapan mordanting, kemudian warna yang dihasilkan dibandingkan dan dianalisis. Menurut Alwasilah (2002, hlm. 71) mengenai penelitian eksperimen “Istilah eksperimental menunjukan adanya kontrol terhadap data yang diakses peneliti.” Sedangkan eksperimen menurut Arikunto (2010, hlm. 9) berkenaan metode penelitian eksperimen dalam bukunya yang berjudul Prosedur Penelitian adalah: ...penelitian sengaja membangkitkan timbulnya sesuatu kejadian atau keadaan, kemudian diteliti sebagaimana akibatnya. Dengan kata lain, eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti...Ekperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan. Penelitian ini dilakukan secara bertahap diantaranya tahap pertama adalah tahap perencanaan. Meliputi penyusunan dan pengajuan proposal, mengajukan Vania Griselda Subjana, 2014 EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
34
izin penelitian serta penyusunan instrumen dan perangkat penelitian. Selanjutnya adalah tahap pelaksanaan, pada tahap ini peneliti mulai melaksanakan penelitian eksperimen tiga daun mangga yang berbeda dan perlakuannya sama antara satu daun mangga dengan daun mangga yang lain, lalu yang terakhir adalah tahap penyelesaian yang terdiri dari proses analisis data dan penyusunan laporan penelitian.
D. Definisi Operasional Untuk memperjelas penelitian yang dikaji, penulis merumuskan definisi operasional sebagai berikut 1. Ekperimen adalah suatu penelitian yang berdasarkan uji coba secara sistematik. Konteks eksperimen dalam penelitian ini adalah uji coba pengolahan varian warna alam adalah dari bahan daun mangga arumanis, gedong, dan manalagi. 2. Warna alam adalah warna yang dihasilkan dari unsur atau benda alam seperti dari hewan, tumbuhan, dll. Konteks warna alam dalam peneliti ini adalah daun mangga. 3. Kain sutera merupakan kain yang berasal dari filamen ulat sutera bombyx mori. Konteks kain sutera dalam penelitian ini adalah bahan kain yang dijadikan media untuk proses pewarnaan.
E. Instrumen Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2000, hlm. 134) bahwa ”instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.” Sedangkan menurut Moleong (2007, hlm.9) mengenai penelitian kualitatif yaitu: Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan alat (instrumen) pengumpul data utama, karena peneliti adalah manusia dan hanya manusia yang dapat berhubungan dengan responden atau objek lainnya, serta mampu memahami ikaitan kenyataan-kenyataan di lapangan. Oleh karena itu, peneliti juga berperan serta dalam pengamatan atau participant observation. Vania Griselda Subjana, 2014 EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
35
Dari pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang bertujuan membantu peneliti mengumpulkan keterangan untuk mencapai suatu tujuan. Lembar observasi pengolahan ekstrak pewarna alam daun mangga yang digunakan untuk memperoleh data mengenai ukuran bahan dan alat yang digunakan agar data penelitian dapat lebih mudah disusun. Penulis menggunakan lembar observasi tahapan proses kegiatan yang dilakukan sebelum pencelupan seperti pada Tabel 3.1, membuat larutan mordan pada Tabel 3.2, dan membuat larutan fiksasi pada Tabel 3.3.
Tabel 3.1 Lembar Pengamatan Proses Pengolahan Ekstrak Daun Mangga Arumanis, Gedong dan Manalagi No
Jenis Kegiatan yang Dilakukan
Hasil Pengamatan
Evaluasi
Persiapan dan 1.
pengecekan alat yang akan digunakan
2.
Penimbangan kain Pemilihan dan
3.
pengolahan daun sebelum dilakukan perebusan
4.
Pengecekan volume air hasil rebusan
5.
Pengolahan zat warna alam( ekstraksi) setelah perebusan
Vania Griselda Subjana, 2014 EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
36
Tabel 3.2 Lembar Pengamatan Proses Persiapan Larutan Mordan No 1.
Jenis Kegiatan yang Dilakukan
Hasil Pengamatan
Evaluasi
Alat yang digunakan
2.
Penimbangan berat kain yang digunakan
3.
Pengukuran jumlah zat mordan dan air yang digunakan
4.
Proses pembuatan larutan mordan
Vania Griselda Subjana, 2014 EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
37
Tabel 3.3 Lembar Pengamatan Proses Persiapan Larutan Fiksasi No 1.
Jenis Kegiatan yang Dilakukan
Hasil Pengamatan
Evaluasi
Alat yang digunakan
2.
Pengukuran jumlah zat fiksasi yang digunakan
3.
Pengukuran jumlah air yang digunakan
4.
Proses pembuatan larutan
Instrumen penelitian mengenai hasil warna alam daun mangga setelah di mordanting dan dicelup pada ekstrak daun mangga arumanis, gedong, dan manalagi akan dipaparkan dalam lembar pengamatan Tabel 3.4 berikut ini:
Tabel 3.4 Lembar Pengamatan Hasil Pengolahan Warna Alam Daun Mangga No
ZAT MORDAN
HASIL WARNA Mordanting
Mordanting
Vania Griselda Subjana, 2014 EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
38
Awal 1.
Tawas [Al₂(SO₄)₃]
2.
Jeruk Nipis [C₆H₈O₇]
3.
Baking Soda[NaHCO₃]
4.
Ferro Sulfat [FeSO₄]
Iring
Keterangan: Daun mangga yang digunakan adalah Daun mangga Arumanis, Gedong, dan Manalagi
Lembar pengamatan hasil warna alam daun mangga setelah mordanting, pencelupan ekstrak, dan fiksasi agar lebih mudah dianalisis, dapat dilihat pada Tabel 3.5 di bawah ini: Tabel 3.5 Lembar Pengamatan Hasil Pengolahan Warna Alam Daun Mangga Menggunakan Mordan HASIL WARNA ALAM SESUDAH No
FIKSASI
ZAT FIKSASI
Mordanting Awal 1.
Tawas [Al₂(SO₄)₃]
2.
Jeruk Nipis [C₆H₈O₇]
3.
Baking Soda[NaHCO₃]
4.
Ferro Sulfat [FeSO₄]
Mordanting Iring
Keterangan: Daun mangga yang digunakan adalah Daun mangga Arumanis, Gedong, dan Manalagi dan Zat mordan yang digunakan Tawas, Baking Soda, Jeruk Nipis, Ferro Sulfat. Berikut Tabel untuk melihat perbandingan warna ketiga jenis mangga: Tabel 3.6 Lembar Pengamatan Hasil Pengolahan Warna Alam Daun Mangga HASIL WARNA ALAM No
Zat Mordan
MANGGA ARUMANIS Mordanting
Mordanting
MANGGA GEDONG Mordanting
Mordanting
MANGGA MANALAGI Mordanting
Mordanting
Vania Griselda Subjana, 2014 EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
39
Awal
1
Iring
Awal
Iring
Awal
Iring
5
15
5
10
5
15
5
10
5
15
5
10
menit
menit
menit
menit
menit
menit
menit
menit
menit
menit
menit
menit
Tawas/ Netral
2
Jeruk Nipis/ Asam
3
Baking Soda/ Basa
4
Ferro Sulfat/ Logam
Tabel 3.7 Lembar Pengamatan Hasil Pengolahan Warna Alam Daun Mangga dengan Mordan* HASIL WARNA ALAM MORDAN * MANGGA ARUMANIS No
1
MANGGA GEDONG
MANGGA MANALAGI
Zat
Mordanting
Mordanting
Mordanting
Mordanting
Mordanting
Mordanting
Fiksasi
Awal
Iring
Awal
Iring
Awal
Iring
5
15
5
10
5
15
5
10
5
15
5
10
menit
menit
menit
menit
menit
menit
menit
menit
menit
menit
menit
menit
Tawas/ Netral
2
Jeruk Nipis/ Asam
3
Baking Soda/ Basa
4
Ferro Sulfat/ Logam
Ket * Mordan Tawas, Jeruk nipis, Baking Soda, Ferro Sulfat
Instrumen penelitian bermula dari rancangan pertanyaan/ kisi- kisi yang membantu dalam pembahasan. Menurut Arikunto (2010, hlm. 205) mengenai kisikisi, mengatakan bahwa Peneliti akan mendapat kemudahan dalam menyusun instrumen karena kisi- kisi berfungsi sebagai pedoman. Kisi- kisi adalah sebuah tabel yang menunjukan hubungan antara hal- hal yang disebutkan dalam baris dengan hal- hal yang disebutkan dalam kolom. Kisi- kisi penyusunan instrumen Vania Griselda Subjana, 2014 EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
40
menunjukan kaitan antara variabel yang diteliti dengan sumber data dari mana data akan diambil, metode yang digunakan dan instrumen yang disusun. Kisi-kisi yang dikembangkan ileh peneliti dalam pelaksanaan penelitian ini disajikan pada Tabel berikut ini:
Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Eksperimen Daun Mangga (Arumanis/ Gedong/ Manalagi) (Mangifera L indica) Sebagai Pewarna Kain Sutera
No 1.
Variabel Penelitian Kelompok warna yang a. dihasilkan dari mordanting awal, dan mordanting iring menggunakan mordan asam, b. basa, netral dan logam c.
d.
2.
Teknik Pengumpulan data Warna mordanting Praktek awal, dan iring, mordan Eksperimen, asam. Dokumentasi Warna mordanting awal, dan iring, mordan basa. Warna mordanting awaldan iring, mordan netral. Warna mordanting awaldan iring, mordan logam. Praktek Mordanting Awal Warna mordanting Eksperimen, awal asam Dokumentasi menggunakan fiksasi asam, basa, netral dan logam. Warna mordanting Indikator
Mordanting yang 1. menghasilkan warna paling a. baik secara visual pada kain sutera, jika dicelup zat warna daun mangga arumanis/ gedong/ manalagi dengan menggunakan b. fiksasi asam, basa, netral,
Vania Griselda Subjana, 2014 EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
41
dan logam
No
Variabel Penelitian
awal basa menggunakan fiksasi asam, basa, netral dan logam. c. Warna mordanting awal netral menggunakan fiksasi asam, basa, netral dan logam. d. Warna mordanting awal logam menggunakan fiksasi asam, basa, netral dan logam.
Indikator
Teknik Pengumpulan data
2. Mordanting Iring a. Warna mordanting iring asam menggunakan fiksasi asam, basa, netral dan logam. b. Warna mordanting iring basa menggunakan fiksasi asam, basa, netral dan logam. c. Warna mordanting iring netral menggunakan fiksasi asam, basa, netral dan logam. d. Warna mordanting iring logam menggunakan fiksasi asam, basa, netral dan logam. Vania Griselda Subjana, 2014 EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
42
3.
Perbedaan warna mangga arumanis, gedong dan manalagi yang dihasilkan
a. Tampilan zat warna alam mangga arumanis b. Tampilan zat warna alam mangga gedong c. Tampilan zat warna alam mangga manalagi
Praktek Eksperimen, Dokumentasi, Observasi
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data berperan penting dalam keberhasilan suatu penelitian. Hal ini disebabkan semua data untuk penelitian dikumpulkan berdasarkan perancangan dari teknik pengumpulan data, sebagaimana yang diungkapkan oleh Blaxter dkk. (2001, hlm. 229) data itu dapat terdiri dari tanggapan-tanggapan terhadap sebuah kuesioner ataupun transkripsi-transkipsi wawancara, catatan-catatan atau rekaman-rekaman observasi serta dokumen dan data juga bisa terdiri dari yang bersifat numerik ataupun kata-kata. Teknik Vania Griselda Subjana, 2014 EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
43
mengumpulkan data yang digunakan dalam penelitian eksperimen ini adalah menggunakan metode eksperimen, observasi dan dokumentasi.
1. Eksperimen Sugiyono (2012:109) menambahkan “Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.” Sama halnya dengan penelitian ini, melakukan pengendalian yaitu dengan waktu pencelupan. Penelitian eksperimen menurut Yatim Riyanto (dalam Zuriah, 2006: 57) adalah “penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sistematis, logis, dan teliti di dalam melakukan kontrol terhadap kondisi.” Penelitian ini menggunakan pengukuran zat fiksasi dan mordan dengan ketentuan yang sudah disepakati sebelumnya. Pengukuran ini merupakan kontrol terhadap kondisi pencelupan. Pengendalian kondisi penelitian ini adalah waktu lamanya pencelupan.
2. Observasi Melalui observasi, penulis dapat melihat apa yang tidak bisa diungkapkan, karena peneliti merasakan sendiri suatu penelitian. Menurut Alwasilah (2002, hlm. 211) “Observasi penelitian adalah pengamatan sistematis dan terencana yang diniati untuk perolehan data yang dikontrol validitasnya dan realibilitasnya.” Sedangkan menurut Yehoda dkk. dalam (Narbuko dkk. , 2003, hlm. 70) Pengamatan akan menjadi alat pengumpulan data yang baik apabila: 1. Mengabdi kepada tujuan penelitian 2. Direncanakan secara sistematik 3. Dicatat dan dihubungkan dengan proporsi- proporsi yang umum 4. Dapat dicek dan dikontrol validitas, realibilitas, dan ketelitiannya. Menurut Arikunto (2010, hlm. 199) pendapatnya tentang observasi mengatakan bahwa: Di dalam pengertian psikologi, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi, observasi dapat dilakukan Vania Griselda Subjana, 2014 EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
44
melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecapan. Apa yang dikatakan ini sebenarnya adalah pengamatan langsung. Observasi merupakan pencarian fakta yang ada di dunia nyata, hal ini sejalan dengan pendapat Nasution dalam Sugiyono (2006) menambahkan uraian diatas bahwa: Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas. Teknik pengumpulan data observasi penelitian pewarna alam tiga jenis daun mangga pada kain sutera ini yaitu observasi terhadap perbedaan warna serta kecenderungan warna yang dihasilkan mordanting awal pada tawas, baking soda, jeruk nipis dan ferro sulfat, mordanting iring tawas, baking soda, jeruk nipis, dan ferro sulfat, jika dicelup pada zat warna alam daun mangga arumanis, gedong dan manalagi pada kain sutera. Selanjutnya dilakukan observasi perbandingan mordanting yang paling menghasilkan warna paling baik secara visual pada kain sutera serta perbandingan warna paling baik dari ketiga jenis daun mangga.
3. Dokumentasi Dokumentasi
sangat
diperlukan
untuk
mendapatkan
keterangan,
memperkuat wawasan keilmuan secara teoritis dan mendapat masukan tentang segala sesuatu mengenai pewarna alam, agar tujuan dalam penelitian dapat tercapai dengan baik. Menurut Andi (2010, hlm. 192) dokumen merupakan rekaman yang bersifat tertulis atau film dan isinya merupakan peristiwa yang telah berlalu. Jadi, dokumen bukanlah catatan peristiwa yang terjadi saat ini dan masa yang akan datang, namun catatan masa lalu. Adapun menurut Guba dan Lincolin (1981) dalam Moleong (2002, hlm. 161) dokumentasi adalah setiap bahan tertulis atau film dari record yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan dari seorang penyelidik Vania Griselda Subjana, 2014 EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
45
Teknik pengumpulan data dokumentasi lainnya yang penulis gunakan yaitu alat dokumentasi perekam kegiatan penelitian eksperimen daun mangga berupa foto-foto proses kegiatan yang diperoleh dari pemotretan sendiri untuk mendapatkan keterangan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Dokumentasi sangat penting dalam penelitian dikarenakan dokumentasi bisa untuk landasan penelitian. Teknik dokumentasi lainnya yang digunakan yaitu alat perekam kegiatan penelitian eksperimen daun tiga jenis daun mangga berupa fotofoto proses kegiatan yang dilakukan oleh penulis sendiri untuk mendapatkan keterangan dalam penelitian. Diharapkan dengan dokumentasi ini penulis dapat menjabarkan dengan baik penelitian yang penulis lakukan.
G. Analisis Data Analisis data sebaiknya dilakukan secepatnya, tidak boleh menunggu data menumpuk untuk memudahkan dalam penyusunannya. Dengan menyusun sesegera mungkin, setiap tahapan pengumpulan data akan terfokus dengan jelas. Sebagaimana pendapat Arikunto (2010, hlm. 278) bahwa:” secara garis besar, pekerjaan analisis data meliputi tiga langkah yaitu persiapan, langkah-langkah dan penerapan data sesuai dengan pendekatan atau desain penelitian.”Penulis dalam menganalisis data membaginya dalam beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Tahap persiapan Tahap persiapan sebelum penelitian adalah memilih tumbuhan yang banyak tersedia di sekitar penulis tinggal dan berpotensi menghasilkan warna alam yang unik selain itu juga belum banyak diteliti oleh peneliti lain, serta memastikan kain sutera dapat menarik zat warna yang ada dalam daun mangga. Selain itu studi pendahuluan dilakukan untuk menentukan zat mordan dan zat fiksasi yang sesuai untuk zat warna daun mangga. Studi pendahuluan juga untuk menentukan zat mordan dan zat fiksasi yang sesuai dengan daun mangga. Dari studi pendahuluan dapat menentukan penelitian ini dapat diteruskan atau tidak. Penelitian zat pewarna alam daun mangga sudah Vania Griselda Subjana, 2014 EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
46
banyak yang menelitinya dan terbukti memiliki warna ekstraksi yang baik dan bagus untuk tekstil. Namun, belum ada yang meneliti perbedaan dari pewarna alami ketiga jenis daun mangga. Zat mordan yang baik untuk pewarna daun mangga ini diantaranya mordan jenis basa Baking Soda [NaHCO₃]. mordan jenis logam Ferro Sulfat/ Besi II Sulfat [FeSO₄], mordan jenis netral Tawas/ Alumunium Sulfat [Al₂(SO₄)₃], dan mordan jenis asam Jeruk nipis/ Asam Sitrat [C₆H₈O₇]. Fiksasi yang digunakan yaitu fiksasi jenis logam Ferro Sulfat/ Besi II Sulfat [FeSO₄], fiksasi jenis netral Tawas/ Alumunium Sulfat [Al₂(SO₄)₃], dan fiksasi jenis asam Jeruk nipis/ Asam Sitrat [C₆H₈O₇]. Tahap selanjutnya adalah mengumpulkan data yang akan dilakukan melalui studi pustaka, dan bertanya pada ahli. Kemudian setelah data terkumpul, selanjutnya pembuatan proposal yang diseminarkan, kemudian proposal tersebut dikonsultasikan kepada pembimbing yang telah ditunjuk oleh dewan skripsi. Proposal yang disetujui merupakan syarat untuk perizinan penelitian. Surat ini dikeluarkan oleh Rektorat melalui Fakultas dengan tembusan dekan FPBS UPI, Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa FPBS UPI, setelah surat ini diperoleh penulis, maka penelitian bisa dimulai.
2. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan analisis data dimulai dengan tahap persiapan alat yang digunakan sebagai penunjang dalam penelitian eksperimen daun mangga, selanjutnya tahap pengolahan ekstak daun mangga dan kemudian tahap pengolahan kain, meliputi mordanting awal, dan mordanting iring yang akan penulis paparkan sebagai berikut: a. Persiapan Alat dan Bahan Suatu penelitian dapat berhasil apabila memiliki alat dan bahan yang sesuai dengan penelitian tersebut. Penelitian zat pewarna alam dari daun mangga ini memerlukan alat-alat diantaranya panci, kompor, sendok plastik, tali rapia, Vania Griselda Subjana, 2014 EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
47
jepitan, gelas ukur, timbangan digital, blender, gunting, sarung tangan plastik, saringan, baskom. Alat- alat ini dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut ini :
Citel
Kompor
Sendok Plastik
Tali Rapia
Jepitan Baju
Gelas Ukur
Timbangan Digital
Blender
Gunting Kain
Vania Griselda Subjana, 2014 EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
48
Sarung Tangan Karet
Saringan Plastik
Baskom
Kipas Angin
Sendok Kayu
Wadah Kaca
Gambar 3.1 Alat-alat yang dipergunakan dalam penelitian Sumber: Dokumentasi Pribadi
Kain yang digunakan dalam penelitian ini adalah kain sutera asli. Kain sutera memiliki sifat menyerap zat pewarna yang lebih baik dibandingkan dengan jenis kain lainnya. Sifat sutera ini diharapkan dapat menunjukan warna yang lebih bervariasi dan lebih tajam. Kain sutera yang penulis pakai adalah kain sutera satin Cina (Pure Silk Satin China) dengan merek Xinda yang diperoleh di Toko Wong Cihideung Tasikmalaya. Sutera China dipilih karena dikenal dengan kualitas yang sangat baik dibandingkan dengan produk sutera negara lain. Contoh kain sutera ini dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:
Vania Griselda Subjana, 2014 EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
49
Jenis Kain Sutera Satin Cina (Xinda)
Gambar 3.2 Jenis kain yang digunakan dalam penelitian 1) Ekstraksi Daun Mangga Ekstrak daun Mangga dapat diambil dari semua bagian pohonnya yaitu daun, batang, akar, bunga dan buah. Penelitian ini menggunakan bagian daun yang dirasa aman untuk kelangsungan pohon Mangga. Daun dari ketiga jenis Mangga ini, penulis ambil yang sudah tua untuk mendapatkan warna yang lebih baik. Daun Mangga penelitian ini penulis ambil dari tiga tempat yang berbeda. Daun Mangga Arumanis, penulis ambil di depan penulis sendiri yaitu di Perum Mitra Batik Jalan Batik Keris II C110 RT/RW 01/17 Kel. Karsamenak Kec. Kawalu Kota Tasikmalaya. Daun Mangga Gedong di peroleh dari depan rumah Ibu Hj. Ade di Perum Mitra Batik Jalan Batik Keris II C RT/RW 01/17 Kel. Karsamenak Kec. Kawalu Kota Tasikmalaya. Daun Mangga Manalagi penulis ambil dari depan rumah Ibu Hj. Emin di Jalan Rumah Sakit Gang Arjo No.7 RT/RW Kel. Empang Sari Kec. Tawang Kota Tasikmalaya.
Vania Griselda Subjana, 2014 EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
50
Gambar 3.3 Pohon Mangga Arumanis, Mangga Gedong Gincu dan Mangga Manalagi Sumber; Dokumentasi Pribadi
2) Zat Mordan Zat mordan membantu dalam proses penyerapan warna alam pada kain. Penulis menggunakan empat jenis zat mordan diantaranya mordan jenis basa Baking Soda (NaHCO₃), mordan jenis logam Ferro Sulfat/ Besi II Sulfat (FeSO₄), mordan jenis netral Tawas/ Alumunium Sulfat (Al₂(SO₄)₃), dan mordan jenis asam Jeruk nipis/ Asam Sitrat (C₆H₈O₇).yang penulis peroleh di toko kimia. Zat mordan yang digunakan penulis dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Gambar 3.4 Zat Mordan (Dokumentasi Pribadi) Vania Griselda Subjana, 2014 EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
51
3) Zat Fiksasi Zat fiksasi membantu dalam proses penguncian warna agar warna yang sudah terserap kain tidak mudah luntur. Zat fiksasi yang penulis gunakan yaitu fiksasi jenis basa Baking Soda (NaHCO₃), fiksasi jenis logam Ferro Sulfat/ Besi II Sulfat (FeSO₄), fiksasi jenis netral Tawas/ Alumunium Sulfat (Al₂(SO₄)₃), dan fiksasi jenis asam Jeruk nipis/ Asam Sitrat (C₆H₈O₇). yang diperoleh dari toko kimia dan warung. Zat fiksasi dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Gambar 3.5 Zat Fiksasi (Dokumentasi Pribadi)
Zat mordan yang digunakan yaitu mordan jenis basa Baking Soda (NaHCO₃). mordan jenis logam Ferro Sulfat/ Besi II Sulfat [FeSO₄], mordan jenis netral Tawas/ Alumunium Sulfat [Al₂(SO₄)₃], dan mordan jenis asam Jeruk nipis/ Asam Sitrat [C₆H₈O₇]. Fiksasi yang digunakan yaitu fiksasi jenis logam Ferro Sulfat/ Besi II Sulfat [FeSO₄], fiksasi jenis netral Tawas/ Alumunium Sulfat [Al₂(SO₄)₃], dan fiksasi jenis asam Jeruk nipis/ Asam Sitrat [C₆H₈O₇]. a. Pengolahan Ekstrak Daun Mangga Proses pengolahan ekstrak daun mangga ini melalui beberapa proses yaitu: 1) Memilih daun mangga yang segar dan cukup tua Vania Griselda Subjana, 2014 EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
52
2) Menyiapkan daun mangga yang sudah dipilih 3) Merendam daun mangga untuk menghilangkan daun mangga dari kotoran dan getah 4) Setelah perendaman dan daun kering dari air, dilakukan penimbangan 5) Lalu menghaluskan daun mangga dengan blender 6) Setelah daun mangga halus, daun mangga direbus hingga tersisa setengahnya 7) Ekstrak daun mangga diendapkan semalam 8) Ektrak daun mangga kemudian disaring kembali untuk menghilangkan endapan 9) Ektrak siap untuk pencelupan
b. Pengolahan Kain (Mordanting) Kain sutera harus direndam dalam larutan Teepol lalu dijemur semalaman, setelah itu kain sutera dicuci dan dikeringkan kembali ditempat yang terhindar dari sinar matahari. Hal ini dimaksudkan agar kain sutera dapat lebih menyerap warna. Selanjutnya kain siap dilakukan tahapan mordanting awal, dan mordanting iring. Agar tahapan mordanting dapat lebih jelas dipaparkan dalam Tabel 3.11 , dan Tabel 3.12 berikut ini
Vania Griselda Subjana, 2014 EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
Tabel 3.11 Tahapan Mordanting Awal (Asam/ Basa/ Netral/ Logam) + Fiksasi No 1.
Proses Tahapan Mordanting
Keterangan Gambar
Memasukkan kain ke dalam zat mordan (mordanting)
2.
Kain dikeringkan setelah mordanting di tempat yang tidak terkena sinar matahari.
3.
Kain dimasukkan ke larutan pewarna daun mangga...*
4.
Kain setelah pencelupan dikeringkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari.
5.
Setelah kering, kain dimasukkan ke dalam zat fiksasi
6.
Setelah dicelup ke larutan fiksasi, kain dibilas dan dikeringkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari. Keterangan: *) Daun mangga Arumanis, Gedong, Manalagi
Vania Griselda Subjana, 2014 EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
54
Tabel 3.12 Tahapan Mordanting Iring + Fiksasi No
Proses Tahapan Mordanting
1.
Kain dimasukkan ke dalam zat mordan
Keterangan Gambar
(mordanting) yang sudah dicampur pewarna daun mangga..* dalam satu wadah yang sama kemudian dipanaskan dengan api kecil. 2.
+
Kain dikeringkan di tempat yang terhindar dari sinar matahari.
3.
Setelah kering, kain dimasukkan ke dalam zat fiksasi.
4.
Selanjutnya, kain di jemur di tempat yang terhindar dari sinar matahari.
Keterangan : *) Daun Mangga Arumanis, Gedong, Manalagi
3. Tahap Penerapan data Setelah mendapatkan hasil pengumpulan data observasi dan dokumentasi, selanjutnya dilakukan analisis data hasil penelitian studi eksperimen daun mangga pada kain sutera, sesuai dengan desain penelitian kualitatif. Penerapan data dalam penelitian eksperimen ini dilakukan secara deskriptif analisis yang diperoleh dari proses pengolahan warna alam, mencakup pengolahan ekstrak zat warna alam daun mangga, proses persiapan larutan mordan, dan proses persiapan larutan fiksasi. Vania Griselda Subjana, 2014 EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
55
Selanjutnya hasil pewarnaan mordanting awal, dan mordanting iring menggunakan zat mordan tawas, baking soda, jeruk nipis, dan ferro sulfat dengan membandingkan warna yang dihasilkan dari pewarna ketiga jenis daun mangga (Arumanis, Gedong, dan Manalagi) melalui perlakuan mordanting sebagaimana Tabel 3.2 dan Tabel 3.3 Analisis berikutnya dilakukan dengan membandingkan mordanting awal, dan mordanting iring menggunakan zat mordan tawas, baking soda, jeruk nipis dan ferro sulfat berdasarkan warna yang dihasilkan berdasarkan Tabel 3.4 dan Tabel 3.5. Untuk mempermudah mendeskripsikan permasalahan penelitian, penulis menggunakan kisi-kisi pada Tabel 3.6. Selanjutnya untuk yang terakhir menyimpulkan hasil dari penelitian sehingga menjadi suatu laporan karya ilmiah.
Vania Griselda Subjana, 2014 EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu