BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Jenis, Desain, dan Lokasi Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental research). Eksperimen semu merupakan penelitian yang mendekati eksperimen sungguhan (true experimental research). Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimen, namun pemilahan kedua kelompok tersebut tidak dengan teknik random. (Sugiyono, 2012: 114). 3.1.2 Desain Penelitian Penelitian eksperimen semu ini menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design. Hal tersebut karena hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2012: 116). Pada desain ini, terdapat dua kelompok eksperimen yang dibandingkan yaitu kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2, kedua kelompok tersebut dipilh dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok tersebut diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal, kemudian diberikan perlakuan menggunakan model NHT pada kelompok eksperimen 1 dan model TGT pada kelompok eksperimen 2 dan terakhir diberikan posttest untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan hasil belajar dari perlakuan kedua model tersebut. Bagan desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
44
45
Grup
Pretest
Tindakan
Posttest
Kelompok Eksperimen 1 (NHT)
O1
X1
O2
Kelompok Eksperimen 2 (TGT)
O3
X2
O4
Gambar 3.1 Nonequivalent Control Group Design Terdapat empat kelompok data dalam desain penelitian ini yaitu data pretest kelompok eksperimen 1 NHT (O₁) dan kelompok eksperimen 2 TGT (O₃), data posttest kelompok eksperimen 1 NHT (O₂) dan kelompok eksperimen 2 TGT (O₄). Secara rinci keterangan dari desain penelitian tersebut adalah sebagai berikut. X₁: perlakuan 1 (pembelajaran menggunakan model NHT) X₂: perlakuan 2 (pembelajaran menggunakan model TGT) O₁: hasil pretest kelompok eksperimen 1 (NHT) O₂: hasil posttest kelompok eksperimen 1 (NHT) O₃: hasil pretest kelompok eksperimen 2 (TGT) O₄: hasil posttest kelompok eksperimen 2 (TGT) Setyosari (2013: 156-168) salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil penelitian adalah validitas internal dan eksternal. Validitas internal berkaitan dengan apakah perlakuan yang kita berikan benar-benar menyebabkan hasil observasi dalam penelitian. Menurut Tuckman (dalam Setyosari 2013: 156) cara yang tepat unuk menentukan validitas internal yaitu dengan cara mengidentifikasi dan mengesampingkan sebanyak mungkin perlakuan terhadap validitas. Agar penelitian ini dapat dipercaya ada beberapa validitas internal yang harus dikontrol antra lain yaitu history (sejarah), maturation (kematangan), testing (pengujian sebelumnya), mortality (mortalitas), dan Possible regression and interaction betwen selection, yang akan di paparkan pada bab selanjutnya. Terdapat faktor lain yang bersifat eksternal yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Istilah validitas eksternal merujuk pada generalisasi atau reprentasi temuan-temuan penelitian dan berkenaan dengan sejauh mana kita dapat menggenerelisasi hasil penelitian di luar latar penelitian (Vockell & Asher 1995 dalam Setyosari, 2013: 168). Menurut Sanjaya (2013: 97) validitas eksternal berkaitan dengan teknik sampling yang dilakukan oleh peneliti.
46
3.1.3 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di SD Gugus Ki Hajar Dewantoro yang terletak di Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Tidak semua SD di Gugus Ki Hajar Dewantoro dijadikan objek penelitian, namun hanya mengambil beberapa SD yang sudah mewakili Gugus Ki Hajar Dewantoro. SD tersebut terdiri atas SD inti yaitu SD Negeri Tegaron 02, dan SD imbas yang terdiri dari SD Negeri Rowoboni 02 dan SD Negeri Sepakung 03. Penelitian dilaksanakan bulan Maret-April 2016 pada Semester 2 Tahun Ajaran 2015/2016. 3.2 Variabel dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian Menurut Sugiono (2012: 59) variabel penelitian merupakan suatu atribut/ sifat atau nilai yang dapat diterapkan oleh peneliti agar dapat dipelajari dan ditarik kesimpulanya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap keluaran atau hasil yang menjadi sebab timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel bebas yaitu model pembelajaran kooperatif tipe NHT (X1) dan TGT (X2). Sedangkan variabel terikat merupakan keluaran atau hasil yang terjadi karena pengaruh variabel bebas. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA (Y). 3.2.3 Definisi Operasional Variabel 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (X1) Model pembelajaran kooperatif NHT yang dilakukan dengan persiapan guru untuk menyajikan materi, membagi siswa ke dalam kelompok kecil yang heterogen, setiap anggota kelompok mendapatkan nomor yang berbeda, guru mengajukan pertanyaan dalam bentuk LKS dan setiap anggota kelompok berfikir bersama menyatukan pendapat untuk menentukan jawaban yang tepat. Pemberian jawaban dilakukan dengan menyebutkan nomor secara acak. Setelah siswa selesai memberikan
jawaban
selanjutkan
mengklarifikasi jawaban-jawaban siswa.
guru
memberi
kesimpulan
dengan
47
2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (X2) Model pembelajaran kooperatif TGT yang dilakukan dengan presentasi guru untuk menyajikan materi, guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil yang heterogen, setiap anggota kelompok belajar bersama menentukan jawaban yang tepat pada LKS, setiap siswa berlomba mewakili kelompoknya untuk bertanding dengan anggota tim lainnya yang sebelumnya kemampuannya setara di meja turnamen untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada kuis, pemberian penghargaan ketika kelompok mendapatkan skor tertinggi. 3. Hasil Belajar IPA (Y) Hasil belajar IPA merupakan tingkat pencapaian belajar siswa berupa skor yang diperoleh berdasarkan posttest hasil belajar siswa pada ranah kognitif setelah mengikuti proses pembelajaran IPA. 3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel Menurut Sugiyono (2012: 297) populasi adalah semua wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek dengan kualitas dan karakteristik tertentu ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 SD Gugus Ki Hajar Dewantoro Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang, dengan jumlah siswa 106 yang terdiri dari 6 SD dengan rincian sebagai berikut: Tabel 3.1 Daftar Jumlah Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar Gugus Ki Hajar Dewantoro No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Sekolah Status SD Negeri Tegaron 02 SD Inti SD Negeri Tegaron 01 SD Imbas SD Negeri Sepakung 01 SD Imbas SD Negeri Sepakung 03 SD Imbas SD Negeri Rowoboni 01 SD Imbas SD Negeri Rowoboni 02 SD Imbas Jumlah Keseluruhan
Jumlah Siswa Kelas 5 38 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 20 Siswa 8 Siswa 25 Siswa 106 siswa
Berbeda dengan populasi, sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2012: 297). Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas 5 SD Negeri Tegaron 02 yang berjumlah 39
48
siswa dibagi menjadi dua kelompok. Siswa kelas 5A yang berjumlah 19 siswa (kelompok eksperimen 1) dan siswa kelas 5B yang berjumlah 19 siswa (kelompok eksperimen 2). SD Negeri Tegaron 02 mewakili SDN inti di Gugus Ki Hajar Dewantoro. Sedangkan SD yang mewakili SD imbas di Gugus Ki Hajar Dewantoro adalah SD Negeri Sepakung 03 (kelompok eksperimen 1) dan SD Negeri Rowoboni 02 (kelompok eksperimen 02). Secara ringkas dijelaskan pada tabel berikut: Tabel 3.2 Daftar Subjek Penelitian No 1.
2. 3.
Nama Sekolah SD Negeri Tegaron 02
Status SD Inti
SD Negeri Sepakung SD Imbas 03 SD Negeri Rowoboni SD Imbas 02 Jumlah Keseluruhan
Kelas 5
Jumlah Siswa 19 Siswa
5
19 Siswa
5
20 Siswa
5
25 Siswa
Kelompok Eksperimen 1 (NHT) Eksperimen 2 (TGT) Eksperimen 1 (NHT) Eksperimen 2 (TGT) 83 Siswa
Teknik pengambilan sampel menggunakan jenis probability sampling yaitu cluster sampling (area sampling). Cluster sampling (area sampling) merupakan teknik pengambilan anggota sampel yang dilaksanakan berdasarkan gugus atau kelompok (Sanjaya, 2013: 242). Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara memilih perwakilan dari beberapa SD yang memiliki status berbeda, yaitu SD Negeri Tegaron 02 yang mewakili SD Inti, SD Negeri Sepakung 03 dan SD Negeri Rowoboni 02 yang mewakili SD Imbas. Alasan yang memperkuat pengambilan sampel menggunakan teknik sampling ini adalah keterbatasan dalam masalah biaya, masalah waktu, masalah ketelitian serta masalah teknis lainnya.
49
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data hasil belajar IPA SD kelas 5. Untuk memperoleh data tersebut penulis menggunakan teknik tes untuk mengukur variabel terikat dan observasi sebagai metode pengumpulan data untuk mengukur variabel bebas. Tes adalah seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka (Margono, 2010: 170). Bentuk tes yang digunakan adalah pilihan ganda yang terdiri dari pretest dan posttest. Selain teknik tes, penelitian yang dilakukan juga menggunakan teknik observasi. Observasi adalah pengamatan tentang suatu kejadian dan mencatatnya pada alat observasi (Wina, 2013: 270). Lembar observasi berupa lembar aktifitas guru dan lembar aktifitas siswa dalam penerapan model pembelajaran NHT dan TGT. 3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data 3.4.2.1 Tes Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan lembar soal pretest dan posttest berupa tes pilihan ganda. Untuk menjamin bahwa instrumen tes berupa pilihan ganda ini layak digunakan dalam penelitian, maka terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap instrumen yang digunakan melalui tahapan: 1) penyusunan kisi-kisi soal, 2) uji coba instrumen soal, 3) uji reliabilitas, 4) uji validitas, 5) daya pembeda, 5) tingkat kesukaran, dan 7) fungsi pengecoh. Untuk menguji instrumen soal tidak dilakukan di SD yang menjadi subjek penelitian, tetapi diujikan di SD luar subjek penelitian. Penyusunan kisi-kisi soal yang nantinya digunakan sebagai pretest dan posttest berdasarkan pada Standar Kompetensi yang telah dipilih yaitu 7 memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam. Sedangkan Kompetensi Dasarnya adalah 7.6 mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan. Kisi-kisi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
50
Tabel 3.7 Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba Kompetensi Dasar 7.6 Mengidentifikasi 1. peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk 2. hidup dan lingkungan.
Indikator Menjelaskan penyebab terjadinya berbagai peristiwa alam di Indonesia. Mengelompokkan peristiwa alam yang dapat dicegah dan yang tidak dapat dicegah.
3. Menganalisis dampak yang ditimbulkan dari peristiwa alam terhadap makhluk hidup dan lingkungan. 4. Menjelaskan usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya peristiwa alam.
Butir Soal 2,3,4,5,6,7,8,10,11, 12,14,15, 22,23,24,30,34 1,9
17,19,25,26,27,28,29 ,31,33,35,37,38,39, 40 13,16,18,20,21,32,36
Pengujian instrumen dilakukan di SD Negeri Kebondowo 01 yang berada di Gugus Diponegoro dengan jumlah responden 35 siswa. Berdasarkan hasil uji coba instrumen tersebut, kemudian dilakukan analisis uji reliabilitas, validitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan kualitas pengecoh dengan bantuan Anates Ver 4.0.9. 3.4.2.2 Reliabilitas Untuk dapat mengetahui kosistensi alat ukur diperlukan uji reliabilitas. Ketentuan reliabilitas mengacu pada pendapat Arikunto (2012: 115) menyatakan bahwa instrumen yang memiliki nilai reliabilitas > 0,7 dapat dikatakan instrumen yang reliabel. Setelah melakukan penghitungan menggunakan Anates Ver 4.0.9, diperoleh hasil uji reliabilitas sebesar 0,86. Angka koefisien reliabilitas Alpha ini berada pada kategori reliabel. Artinya intrumen yang digunakan penulis dapat digunakan untuk penelitian.
51
3.4.2.3 Validitas Penetapan
butir
soal
yang
valid
digunakan
sebagaimana
yang
dikemukakan oleh Azwar (2011: 158) semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap sangat memuaskan. Oleh karena itu dalam penelitian ini menggunakan batas minimal koefisien korelasi > 0,30. Sehingga apabila koefisien korelasinya < 0,30 dinyatakan tidak valid. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan batas minimal koefisien korelasi 0,30 Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan dari 40 soal diperoleh data ada 20 item soal yang memiliki koefisien korelasi skor butir dengan skor total masuk dalam kategori valid ≥ 0,30. Koefisien korelasi validitas item ke 20 soal tersebut bergerak antara 0,30 sampai dengan 0,50, oleh karena itu 20 soal inilah yang akan digunakan untuk penelitian. Nomor-nomor soal yang valid adalah nomor soal 1, 2, 3, 4, 8, 9, 10, 11, 14, 16, 19, 25, 29, 30, 31, 32, 36, 37, 38, dan 39. 3.4.2.4 Daya Pembeda Daya pembeda adalah suatu kemampuan butir soal untuk membedakan siswa tergolong dalam kelompok pandai atau kurang pandai. Kriteria untuk menentukan daya pembeda menggunakan pedoman yang digunakan oleh Fernandes sebagai berikut: Indeks
Kategori
D ≥ 0,40
Sangat baik
0,30 ≤ D < 0,40
Baik
0,20 ≤ D < 0,30
Sedang
D < 0,20
Buruk
Hasil analisis daya pembeda dari 40 soal yang diujikan menunjukkan bahwa yang memiliki D ≥ 0,40 dengan kriteria sangat baik terdapat 15 soal yang terdiri dari nomor soal 1, 2, 3, 4, 5, 8, 10, 11, 14, 16, 31, 32, 36, 37, dan 39 dengan persentase 37,5%. Daya pembeda 0,30 ≤ D < 0,40 dengan kriteria baik terdapat 10 soal yang terdiri dari nomor soal 6, 13, 15, 17, 19, 22, 25, 29, 30, dan 38 dengan presentase 25%. Daya pembeda 0,20 ≤ D < 0,30 dengan kriteria sedang terdapat 10 soal yang terdiri dari nomor soal 9, 12, 18, 21, 23, 27, 28, 33, 35, dan 40
52
dengan persentase 25%. Selanjutnya daya pembeda D < 0,20 dengan kriteria buruk terdapat 5 soal yang terdiri dari nomor 7, 20, 24, 26, dan 34 dengan persentase 12,5%. 3.4.2.5 Tingkat Kesukaran dan Fungsi Pengecoh Tingkat kesukaran merupakan angka yang menunjukkan peserta didik menjawab benar pada butir soal. Kriteria untuk menentukan tingkat kesukaran menggunakan pedoman yang digunakan Thorndike, klasifikasi tingkat kesukaran soal sebagai berikut. 0,00 – 0,30 soal tergolong sukar, 0,31 – 0,70 soal tergolong sedang, dan 0,71 – 1,00 soal tergolong mudah. Kategori soal mudah dengan klasifikasi 0,71 – 1,00 terdapat 28 soal yang terdiri dari nomor soal 1, 2 , 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 13, 16, 17, 18, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, dan 38 dengan persentase 70% . Kategori soal sedang dengan klasifikasi 0,31 – 0,70 terdapat 11 soal dengan nomor soal 5, 11, 12, 14, 15, 19, 20, 21, 22, 39, dan 40 dengan persentase 27,5%. Selanjutnya kategori soal sukar dengan klasifikasi 0,00 – 0,30 terdapat 1 soal dengan nomor soal 28 persentase 2,5%. Dilihat dari fungsi pengecoh, nampak bahwa semua soal pengecohnya berfungsi, meskipun dengan kriteria yang berbeda-beda namun masih terdapat 6 item yang perlu diperhatikan kualitas pengecohnya, yaitu nomor soal 12, 24, 28, 36, 37, dan 40. Berdasarkan hasil coba instrumen soal yang telah diujikan pada siswa kelas 5 SD Negeri Kebondowo 01, lalu hasil uji coba instrumen soal tersebut diolah dengan menggunakan aplikasi Anates 4.0.2 dan semua hasil yang diperoleh mulai dari reliabilitas, validitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan fungsi pengecoh yang telah dipaparkan di atas, maka dapat terlihat bahwa instrumen soal tersebut termasuk dalam klasifikasi soal yang baik sehingga layak digunakan untuk penelitian. 3.4.2.6 Lembar Observasi Penulis menggunakan instrumen observasi yang digunakan untuk mendapatkan data tentang pencapaian kegiatan yang dilakukan guru maupun siswa dalam proses pembelajaran. Lembar observasi tersebut diserahkan kepada
53
guru atau observer untuk mengetahui apakah langkah-langkah penerapan model pembelajaran benar-benar sudah dilakukan sebagamana mestinya atau tidak. Lembar observasi terdiri atas kisi-kisi lembar observasi guru dan siswa yang digunakan untuk mengamati kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran menggunakan model kooperatif NHT pada kelompok eksperimen 1 dan model kooperatif TGT pada kelompok eksperimen 2. Lembar observasi guru yang diamati adalah kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran NHT pada kelompok eksperimen 1 dan model pembelajaran TGT pada kelompok eksperimen 2. Berikut ini merupakan tabel kisi-kisi observasi guru dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran NHT pada kelompok eksperimen 1. Tabel 3.3 Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT NO 1. 2.
KEGIATAN GURU Pertemuan ke-1
NOMOR ITEM
Guru memberikan soal pretest Guru menyampaikan materi peristiwa alam menggunakan media gambar Guru membentuk kelompok hetrogen yang terdiri dari 4-5 siswa
1 2
4.
Guru membagikan nomor kepada setiap siswa
4
5.
Guru membagikan LKS kepada siswa
5
6.
Guru meminta setiap siswa untuk berdiskusi kelompok
6
3.
3
Pertemuan ke-2 1. 2. 3. 4. 5.
Guru memanggil nomor secara random untuk menjawab soal Guru memberikan pertanyaan/quis dari hasil diskusi Guru mengklarifikasi jawaban siswa
1
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang hasil belajarnya tinggi Guru memberikan soal posttest
4
2 3
5
Berikut ini merupakan tabel kisi-kisi observasi guru dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran TGT pada kelompok eksperimen 2.
54
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT NO
KEGIATAN GURU Pertemuan ke-1
1 2
NOMOR ITEM 1 2
1.
Guru memberikan soal pretest Guru menyampaikan materi peristiwa alam menggunakan media gambar Guru membentuk kelompok heterogen yang terdiri dari 4-5 siswa Guru membagikan LKS kepada setiap siswa Guru meminta setiap kelompok untuk memulai mengerjakan soal yang ada dalam LKS Pertemuan ke-2 Guru menyiapkan meja-meja turnamen
2.
Guru menjelaskan aturan dari games tournament
2
3.
Guru meminta siswa menjawab setiap pertanyaan yang ada di kartu Guru memberikan penghargaan kepada kelompok sesuai dengan perolehan skor yang tertinggi Guru memberikan soal posttest
3
3 4 5
4. 5.
3 4 5
1
4 5
Sedangkan pada lembar observasi siswa yang diamati adalah keterlibatan siswa dalam penerapan model pembelajaran NHT pada kelompok eksperimen 1 dan TGT pada kelompok eksperimen 2. Berikut ini merupakan tabel kisi-kisi observasi siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran NHT pada kelompok eksperimen 1. Tabel 3.5 Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT NO
1 2 3
KEGIATAN SISWA Pertemuan ke-1 Siswa mengerjakan soal pretest Siswa mengamati gambar peristiwa alam dan menyimak penjelasan dari guru Siswa berkumpul membentuk kelompok sesuai dengan arahan guru
NOMOR ITEM 1 2 3
55
4
Siswa menerima nomor yang telah diberikan guru
4
5
Siswa memperhatikan aturan diskusi
5
6
Siswa menerima LKS
6
1 2 3 4 5
Pertemuan ke-2 Siswa yang memiliki nomor yang sama mengangkat tangan untuk menyiapkan jawaban Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru
1 2
Siswa menyimak penjelasan guru tentang jawaban yang tepat Siswa yang hasil belajarnya tinggi mendapatkan penghargaan dari guru Siswa mengerjakan soal posttest
3 4 5
Berikut ini merupakan tabel kisi-kisi observasi siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran TGT pada kelompok eksperimen 2. Tabel 3.6 Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT NO
KEGIATAN SISWA Pertemuan ke-1
NOMOR ITEM
1
Siswa mengerjakan soal pretest
1
2
Siswa mengamati gambar dan menyimak penjelasan dari guru Siswa berkumpul membentuk kelompok sesuai arahan dari guru Siswa mendapatkan LKS dari guru
2
5
Siswa mendiskusikan jawaban dari LKS secara kelompok Pertemuan ke-2
5
1
Siswa mewakili kelompok bermain di meja turnamen
1
2
Siswa memperhatikan aturan dari games tournament
2
3
Siswa menjawab setiap pertanyaan yang ada di kartu
3
4
Siswa mendapatkan penghargaan dari guru
4
5
Siswa mengerjakan soal posttest
5
3 4
3 4
56
3.5 Prosedur Pemberian Perlakuan Berdasarkan pertimbangan karakteristik siswa SD yang berada di wilayah Kecamatan Banyubiru relatif sama. Pembentukan kelompok dalam penelitian ini peneliti mengambil 1 gugus di Kecamatan Banyubiru sebagai populasi penelitian. Gugus penelitian yang diambil yaitu Gugus Ki Hajar Dewantoro. Pada Gugus Ki Hajar Dewantoro terdapat SD-SD yang ditunjuk untuk menjadi sampel penelitian. SD yang ditunjuk sebagai sampel dalam penelitian ini adalah SDN Tegaron mewakili SD inti, SDN Rowoboni 02 dan SDN Sepakung 03 mewakili SD imbas. Melihat jumah siswa kelas 5 di SDN Sepakung 03 sebanyak 20 siswa, SDN Rowoboni 2 sebanyak 25 siswa, dan SDN Tegaron 02 mempunyai jumlah siswa yang banyak yaitu 39 siswa. Berdasarkan jumlah siswa SDN Tegaron 02 maka jumlah siswa di bagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok 1 model pembelajaran NHT yang berjumlah 19 siswa dan kelompok 2 model pembelajaran TGT yang berjumlah 19 siswa, sedangkan SDN Sepakung 03 diberikan perlakuan kelompok 1 model pembelajaran NHT dan SDN Rowoboni 02 diberikan perlakuan kelompok 2 model pembelajaran TGT. Pembentukan kelompok beracuan pada jumlah siswa. Kedua kelompok eksperimen tersebut memiliki kondisi yang sama, yaitu rata-rata umur dari kedua kelompok eksperimen yaitu 10 tahun dan pemberian perlakuan pada kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 belum pernah diberikan perlakuan model NHT dan TGT sebelumnya. Pemberian perlakuan dilakukan oleh penulis baik pada kelompok eksperimen 1 maupun kelompok eksperimen 2. Pemberian perlakuan kedua kelompok eksperimen pun dilakukan dalam waktu 2 x 2 x 35 menit. Instrumen penilaian untuk mengukur pencapaian pada kedua model pembelajaran dilakukan dengan menggunakan lembar pretest untuk mengukur pengetahuan awal siswa dan posttest untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa. Soal pretest dan posttest dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 20 soal. Untuk subjek yang mempunyai skor nilai pretest tertinggi sehingga mencapai skor ekstrem maka tidak diikutsertakan sebagai subjek penelitian, sedangkan untuk
57
siswa yang pada saat pretest maupun posttest tidak masuk maka subjek juga tidak diikutkan sebagai subjek penelitian. Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan penulis pada kelompok eksperimen 1 dalam menerapkan model NHT. Pendahuluan a) guru mengucapkan salam, berdoa, dan mengabsen siswa, siswa menjawab salam, berdoa, dan absen. b) guru memeriksa kesiapan siswa untuk memulai pembelajaran, siswa menyiapkan diri untuk mengikuti proses pembelajaran c) guru memberikan soal pretest untuk mengukur pengetahuan awal siswa, siswa mengerjakan soal pretest secara individu d) guru menginformasikan cakupan materi serta menjelaskan tujuan pembelajaran, siswa memperhatikan cakupan materi yang akan dipelajari dan tujuan yang akan dicapai. Kegiatan inti pada sintak persiapan, a) guru menempelkan gambar peristiwa alam di papan tulis, siswa memperhatikan dengan seksama gambar yang diitempelkan, b) guru dan siswa tanya jawab mengenai materi yang disajikan, c) guru menjelaskan materi menggunakan media gambar, siswa mendengarkan dengan seksama penjelasan guru d) guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami, siswa bertanya jika ada yang belum dipahami pada materi yang dipelajari. Pada sintak kedua penomoran (numbering), e) guru membentuk kelompok secara heterogen, siswa membentuk kelompok berdasarkan arahan guru, f) guru memberikan nomor yang berbeda pada setiap anggota kelompok, setiap aggota kelompok mempunyai nomor yang berbeda. Pada sintak ketiga pertanyaan dan berfikir bersama, g) guru mengarahkan siswa untuk bekerja dalam kelompok, siswa mendengarkan arahan guru untuk bekerja dalam kelompok, h) guru memberikan LKS untuk didiskusikan pada kelompok, siswa berfikir bersama untuk menyatukan pendapatkan menjadi jawaban kelompok. Pada sintak keempat pemberian jawaban, i) guru menunjuk nomor siswa secara acak untuk mewakili kelompoknya menjawab pertanyaan, siswa yang nomornya ditunjuk mewakili kelompok untuk menjawab pertanyaan. Pada sintak kelima memberi kesimpulan, j) guru mengkarifikasi atas jawaban-jawaban yang diberikan siswa, siswa memperhatikan jawaban yang sudah tepat. Pada sintak keenam penghargaan kelompok, k) guru memberikan penghargaan kelompok berdasarkan perolehan
58
skor tertingi, siswa yang kelompoknya memperoleh skor tertinggi mendapatkan penghargaan kelompok dari guru. Kegiatan penutup a) guru memberikan soal posttest untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa, siswa mengerjakan soal posttest secara individu. Pada kelompok eksperimen 2 dalam menerapkan model pembelajaran TGT. Kegiatan Pendahuluan, a) guru mengucapkan salam dan mengabsen siswa, siswa menjawab salam dan absen. b) guru memeriksa kesiapan siswa untuk memulai pembelajaran, siswa menyiapkan diri untuk mengikuti proses pembelajaran c) guru memberikan soal pretest untuk mengukur pengetahuan awal siswa, siswa mengerjakan soal pretest secara individu d) guru menginformasikan cakupan materi serta menjelaskan tujuan pembelajaran, siswa memperhatikan cakupan materi yang akan dipelajari dan tujuan yang akan dicapai. Kegiatan inti pada sintak presentasi guru, a) guru menempelkan gambar peristiwa alam di papan tulis, siswa memperhatikan dengan seksama gambar yang diitempelkan b) guru dan siswa tanya jawab mengenai materi yang disajikan, c) guru menjelaskan materi menggunakan media gambar, siswa mendengarkan dengan seksama penjelasan guru, d) guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami, siswa bertanya jika ada yang belum dipahami pada materi yang dipelajari. Kegiatan inti pada tahap belajar dalam kelompok, a) guru membentuk kelompok secara heterogen, siswa membentuk kelompok sesuai arahan guru, b) guru membagikan LKS, siswa menerima LKS yang diberikan guru, c) guru mengarahkan siswa untuk belajar bersama dengan kelompoknya, siswa mendengarkan arahan guru untuk belajar bersama dalam kelompoknya, d) guru meminta siswa untuk memulai mengerjakan soal LKS, siswa berdiskusi bersama untuk mengerjakan soal LKS. Pada sintak ketiga games tournament, e) guru membagi siswa berdasarkan tingkat kemampuan yang setara, siswa terbagi berdasarkan tingkat kemampuan yang setara, f) guru meminta siswa untuk mewakili kelompoknya bertanding dengan teams lainnya untuk menjawab soal quis, siswa bertanding dengan team lainnya untuk menjawab quis. Pada sintak keempat penghargaan kelompok, g) guru memberikan penghargaan kelompok
59
berdasarkan perolehan skor tertinggi, siswa yang kelompoknya mendapatkan skor tertinggi mendapatkan penghargaan kelompok dari guru. Pada kegiatan penutup, a) guru memberikan soal posttest untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa, siswa mengerjakan soal posttest secara individu. 3.6 Teknik Analisis Data Teknik analisis data terdiri atas teknik deskriptif dan teknik analisis statistik (teknik uji coba instrumen, uji prasyarat, dan uji hipotesis). 3.6.1 Teknik Deskriptif Teknik deskriptif memaparkan hasil analisis Min, Max, Mean, SD, distribusi frekuensi bergolong, dan grafik, baik masing-masing kelompok eksperimen (E1, E2). Teknik deskriptif dilakukan menggunakan bantuan SPSS 16. 3.6.2 Teknik Analisis Statistik Teknik analisis statistik terdiri dari teknik uji coba instrumen, uji prasyarat, dan uji hipotesis. Uji coba instrumen menggunakan program Anatest Ver 4.0.9. Uji prasyarat meliputi uji normalitas dan homogenitas. Setelah dilakukan uji prasyarat kemudian dapat dilaksanakan uji t (beda rata-rata) sebagai acuan untuk menguji hipotesis. 3.6.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah setiap kelas mempunyai distribusi data yang normal atau tidak, apabila data berdistribusi normal maka dapat digunakan statistika parametrik sedangkan apabila data tidak berdistribusi normal maka digunakan statistik nonparametrik. Acuan data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi/probabitas > 0,05. Dalam uji normalitas data ini bisa menggunakan bantuan software SPSS 16 yaitu analyzenonparametrik-one sampel KS-masukan variabel pada jendela variabel-klik normal pada test distribution-ok. 3.6.2.2 Uji Homogenitas Uji homogenitas varian bertujuan untuk mengetahui apakah varian kedua kelompok homogen atau tidak. Acuan varian data kedua kelompok homogen
60
adalah jika nilai probabilitas/signifikansi >0,05. Analisis uji homogenitas varian ini bisa dilakukan menggunakan software SPSS 16 yaitu Analyze-Desciptives Statistic masukkan variabel pada jendela variabel-klik tombol Plots-levene test untuk transormed-klik continue-ok. 3.6.2.3 Uji Beda Rata-rata Uji t (uji beda rata-rata) dapat dilakukan jika uji asumsi/prasyarat berupa normalitas dan homogenitas terpenuhi. Uji beda/ uji t bertujuan untuk mengetahui perbedaan skpr posttest pada kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Setelah dilakukan uji homogen, jika diperoleh hasil bahwa varian sama maka uji t menggunakan Equal Variances Assumed (diasumsikan varian sama) dan jika varian berbeda menggunakan Equal Variances Not Assumed (diasumsikan varian berbeda). Dasar dari pengambilan keputusan tersebut dapat dilihat pada nilai probabilitas pada kolom sig. (2-tailed). Apabila nilai probabilitas > 0,05 maka H0 diterima, jika nilai probabilitas < 0,05 maka Ha diterima. Analisis uji t bisa dilakukan menggunakan software SPSS 16 yaitu Analyze-Compare MeansIndependent Samples T Test masukkan variabel pada jendela variabel-klik ok. 3.7.4 Uji Hipotesis 1. Menentukan Hipotesis Ho: Tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA dalam pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe NHT dan TGT siswa kelas 5 SD Gugus Ki Hajar Dewantoro Banyubiru. Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA dalam pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe NHT dan TGT siswa kelas 5 SD Gugus Ki Hajar Dewantoro Banyubiru. 2. Melakukan uji t menggunakan Equal Variances Assumed dengan pengujian. H0 ditolak jika t hitung < t tabel, Ha diterima jika t hitung > t tabel Berdasarkan signifikansi: H0 ditolak jika signifikansi > 0,05 Ha diterima jika signifikansi < 0,05
61
3. Kesimpulan Setelah dianalisis hasil uji hipotesis kemudian dirumuskan kesimpulan sebagai berikut: H0 : μ1 = μ2 Tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SD Gugus Ki Hajar Dewantoro Banyubiru dalam pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dan Teams Games Tournament (TGT). Ha : μ1 ≠ μ2 Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SD Gugus Ki Hajar Dewantoro Banyubiru dalam pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dan Teams Games Tournament (TGT).