BAB III METODE PENELITIAN 3.1
Latar dan Karakteristik Subjek Penelitian
3.1.1 Latar Penelitian 1.
Tempat Penelitian Penelitian akan dilakukan di SD Negeri Kumesu 01 Reban Batang Semester II tahun pelajaran 2015/2016.
2.
Waktu penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada semester II Tahun Ajaran 2015/2016 dari bulan Maret 2016.
3.1.2 Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas 5 SD Negeri Kumesu 01 Reban Batang tahun pelajaran 2015/2016 sebanyak 20 siswa., yang terdiri 10 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. 90% siswa berasal dari Desa Kumesu. 80% orang tua siswa bermata pencaharian sebagai petani. Kondisi fisik SD Negeri Kumesu 01 Reban Batang yaitu memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan, 1 lapangan, 1 kamar mandi. Sedangkan kondisi fisik ruang kelas 5 yaitu memiliki 10 meja siswa, 19 kursi siswa, 1 meja guru, 1 kursi guru, 1 papan tulis (white board), 1 penghapus. 3.2
Jenis dan Desain Penelitian
3.2.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Suyanto dalam Mahmud (2011:199) Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan “suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan
melakukan
tindakan-tindakan
tertentu
untuk
memperbaiki
atau
meningkatkan praktik-praktik pembelajaran dikelas lebih profesional. Menurut Nazir dalam Slameto (2015:143) ciri utama dari PTK adalah “tujuannya untuk memperoleh penemuan yang signifikan secara operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan dilaksanakan. Menurut Oja dan Smulyan dalam Mahmud (2011: 209), bentuk penelitian tindakan kelas dibedakan menjadi empat,
21
22
yaitu: (1) guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan kelas kolaboratif, (3) simultan terintegrasi, dan (4) administrasi sosial eksperimental. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk penelitian tindakan kelas kolaboratif, yakni penelitian yang melibatkan guru kelas dan mahasiswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar dan guru bertindak sebagai pengamat (observer). 3.2.2 Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar IPA kelas V SD Negeri Kumesu 01 Reban Batang dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) pada materi energi panas dan bunyi. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral dari Kemmis dan Mc Taggart (Mahmud, 2011:220) yang terdiri dari dua siklus dan masing-masing siklus menggunakan empat komponen tindakan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi dalam suatu spiral yang saling terkait.
3.3
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel dalam penelitian terdiri dari variabel bebas berupa pembelajaran
berbasis CTL dan variabel terikat berupa hasil belajar kognitif IPA. IPA adalah ilmu pengetahuan tentang alam semesta dengan segala isinya serta cara atau metode untuk memahami gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Salah satu materi pokok dalam IPA kelas V SD adalah cahaya dan sifat-sifatnya. Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata. Sumber cahaya adalah suatu benda yang dapat mengeluarkan cahaya sendiri. Sumber-sumber cahaya antara lain : matahari, bintang, lilin menyala, dan lampu. Cahaya mempunyai sifat-sifat seperti : merambat lurus, menembus benda bening, dapat dipantulkan, dapat dibiaskan, dan dapat diuraikan. Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah model pembelajaran yang mengaitkan materi pelajaran dengan dunia nyata siswa yang dapat membantu siswa menemukan hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) memungkinkan siswa belajar untuk
23
menemukan dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan barunya berdasarkan pengetahuan awal yang telah dimiliki dari konsep nyata yang ada di sekitar siswa, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Ada 7 komponen utama dalam model
pembelajaran
Contextual
Teaching
and
Learning
(CTL)
yaitu
konstruktivisme, inkuiri, bertanya, pemodelan, masyarakat belajar, refleksi, dan penilaian autentik. Hasil belajar kognitif adalah total skor yang diperoleh dari skor tes. 3.4
Prosedur Penelitian PTK yang dilaksanakan dalam penelitian ini dilakukan menggunakan
desain PTK model spiral dari Kemmis dan Taggart yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart (1988). Model penelitian ini terdiri dari empat tahap tindakan yaitu, perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Keempat tahap tersebut saling berhubungan dan membentuk sebuah siklus yaitu rangkaian kegiatan yang akan selalu kembali ke langkah semula. Tahap perencanaan merupakan tahap untuk menjelaskan apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut
dilakukan.
Tahap
tindakan
merupakan
tahap
penerapan
isi
rancanangan/rencana yaitu pelaksanaan di kelas. Pengamatan adalah kegiatan mengamati proses pelaksanaan tindakan di kelas. Tahap refleksi adalah tahap mengemukakan kembali tindakan yang telah dilakukan. Jika digambarkan, penelitian tindakan model Kemmis dan Taggart ini tampak pada gambar berikut ini:
Gambar 2 Model Penelitian Kemmis dan McTaggart
24
Penelitian yang dilakukan berupa siklus, dimana dalam setiap siklus direncanakan sebanyak dua kali pertemuan. Hasil evaluasi dan refleksi pertemuan siklus pertama dijadikan dasar penentuan dan pengembangan siklus berikutnya jika diperlukan. Rencana tindakan penelitian meliputi : 1.
Perencanaan a.
Menetapkan waktu penelitian dan kelas yang dijadikan subjek penelitian, yaitu kelas V SD Negeri Kumesu 01 Kecamatan Reban, Kabupaten Batang.
b.
Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang materi cahaya dan sifat-sifatnya yang akan diajarkan dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). RPP digunakan sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
c.
Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS), media dan alat serta bahan pembelajaran yang diperlukan.
d.
Menyusun dan mempersiapkan instrument alat evaluasi yang meliputi: 1) kisi-kisi soal, 2) lembar soal, 3) kunci jawaban, dan 4) pedoman penilaian.
2.
Pelaksanaan tindakan (acting) Peneliti melaksanakan apa yang ada dalam perencanaan yang telah dirancang sebelumnya pada tahap tindakan yang meliputi : a.
Kegiatan Awal 1) Mengecek kesiapan belajar siswa. 2) Melakukan apersepsi dengan memberi pertanyaan yang berkaitan dengan materi dan siswa diberi kesempatan menyampaikan jawaban sesuai pengetahuannya. (Konstruktivisme). Guru menunjukkan contoh peristiwa di lingkungan atau benda nyata yang berkaitan dengan materi. (Konstruktivisme). 3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan
25
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) yang akan dilakukan. b.
Kegiatan inti 1) Kelas dibagi menjadi 5 kelompok. (Masyarakat belajar) 2) Guru membagi lembar kegiatan siswa yang berisi langkah kerja dari kegiatan praktikum yang akan dilakukan. 3) Siswa memperhatikan demonstrasi dan penjelasan guru tentang kegiatan praktikum yang akan dilakukan. (Pemodelan) 4) Siswa tanya jawab dengan guru tentang kegiatan/tugas yang harus dilakukan siswa. 5) Siswa melakukan kegiatan eksperimen menyelidiki sifat-sifat cahaya. (Inkuiri) 6) Siswa mencatat hasil kegiatan eksperimen yang mereka lakukan dengan panduan LKS. (Inkuiri) 7) Siswa mendiskusikan hasil eksperimen dengan kelompoknya. (Inkuiri) 8) Siswa membuat kesimpulan dari kegiatan eksperimen yang dilakukan. (Inkuiri) 9) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. 10) Siswa bersama-sama guru membahas hasil diskusi kelompok. 11) Tanya jawab antar kelompok dan guru tentang hasil diskusi kelompok. (Bertanya) 12) Siswa diberi kesempatan menyampaikan pendapat tentang kegiatan yang telah dilakukan. (Refleksi) 13) Siswa diberi kesempatan merangkum apa yang telah dipelajari. (Refleksi) 14) Siswa
dibimbing
guru
menarik
kesimpulan
dari
kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. (Refleksi) c.
Kegiatan penutup 1.
Siswa mengerjakan soal evaluasi.
2.
Guru menilai hasil kerja siswa, LKS, dan kinerja siswa saat praktek/presentasi. (Penilaian autentik)
26
3.
Pengamatan (observasi) Pengamatan
dilakukan
selama
proses
pembelajaran
hingga
akhir
pembelajaran. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui proses belajar siswa menggunakan lembar observasi dan untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa menggunakan tes formatif terhadap mata pelajaran IPA pokok bahasan sifat-sifat cahaya. 4.
Refleksi Refleksi dilakukan untuk mengevaluasi hasil observasi dan hasil belajar dari
tindakan yang dilakukan. Refleksi dilakukan dalam upaya memahami proses, masalah
dan
kendala
selama
proses
tindakan.
Kegiatannya
meliputi
mendeskripsikan pengaruh penerapan model pembelajaran, persoalan yang timbul dan tindak lanjut untuk tindakan perbaikan pada siklus selanjutnya. Setelah data selesai dianalisis, selanjutnya ditarik kesimpulan tentang keberhasilan atau kegagalan tindakan. 3.5
Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini difokuskan pada hasil belajar
kognitif siswa. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi dan tes. Observasi
digunakan
untuk
mengamati
proses
pembelajaran terutama aktivitas siswa dan guru dalam penerapan model CTL. Tes digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa atau hasil belajar siswa. Tes dilakukan di akhir siklus untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa. Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan bukti-bukti berupa gambargambar selama kegiatan berlangsung. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan soal tes. 1.
Lembar observasi. Lembar observasi terdiri atas lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Lembar pengamatan aktivitas guru digunakan untuk mengamati penerapan langkah-langkah model CTL dalam pembelajaran oleh guru berupa daftar pernyataan aktivitas guru dalam bentuk check list ya dan tidak. Sedangkan lembar pengamatan aktivitas siswa
27
digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah CTL. Lembar pengamatan ini juga berisi daftar pernyataan kegiatan siswa dalam bentuk cheklist. Lembar observasi aktivitas guru dan siswa dapat dilihat pada tabel 3.1 dan tabel 3.2 berikut ini. Tabel 3.1 Pedoman Observasi Aktivitas Guru Dalam Penerapan CTL No
Komponen CTL
Aspek yang diamati
1.
Konstruktivisme
2.
Masyarakat Belajar (kelas)
3.
Pemodelan
4.
Inkuiri
5.
Bertanya
6.
Refleksi
7.
Penilaian autentik
Guru memberi kesempatan siswa belajar dari lingkungan/ benda nyata/peristiwa yangterjadidi sekitarnya. Guru memberi kesempatan siswa menceritakan pengalaman yang terkait materi. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Guru membimbing siswa melakukan kerjasama dalam kelompok. Guru mendemonstrasikan kegiatan eksperimen yang akan dilakukan. Guru menjelaskan langkah kerja. Guru membimbing siswa merumuskan masalah eksperimen. Guru membimbing siswa melakukan kegiatan eksperimen. Guru membimbing siswa menyajikan hasil eksperimen dan melakukan diskusi kelompok. Guru membimbing siswa merumuskan kesimpulan hasil eksperimen. Guru memberi kesempatan siswa mempresentasikan hasil diskusi. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Guru memberi kesempatan siswa menjawab pertanyaan. Guru memberi kesempatan siswa bertanya kepada guru/teman/kelompok lain. Guru memberi kesempatan siswa mengungkapkan pendapat mengenai kegiatan pembelajaran Guru membimbing siswa menyimpulkan materi Guru melakukan penilaian terhadap laporan praktikum (LKS), presentasi,
Ya
Ti dak
28
kinerja praktek, dan tes tertulis. Guru memberi penghargaan kepada kelompok/siswa yang kinerjanya baik.
19.
Tabel 3.2 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran CTL No
Komponen CTL
Aspek yang diamati
1.
Konstruktivisme
2.
Masyarakat Belajar (kelas)
3.
Pemodelan
4.
Inkuiri
5.
Bertanya
6.
Refleksi
7.
Penilaian autentik
Siswa belajar dari lingkungan/benda nyata/peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Siswa menceritakan pengalaman sehari-hari yang terkait dengan materi. Siswa bekerjasama dalam kelompok melakukan eksperimen. Siswa aktif diskusi kelompok Siswa memperhatikan demonstrasi yang dilakukan guru. Siswa memperhatikan penjelasan langkah kerja eksperimen dari guru. Siswa merumuskan masalah eksperimen. Siswa melakukan kegiatan praktek langsung/eksperimen. Siswa menyajikan hasil eksperimen dalam tabel/ tulisan/laporan. Siswa mendiskusikan hasil kegiatan eksperimen Siswa merumuskan kesimpulan hasil eksperimen Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Siswa aktif menjawab pertanyaan guru. Siswa aktif bertanya kepada guru. Siswa aktif bertanya kepada teman/kelompok lain. Siswa menyampaikan pendapat terhadap kegiatan pembelajaran. Siswa menarik kesimpulan materi yang dipelajari. Kelompok/siswa yang kinerjanya paling baik mendapat penghargaan.
Ya
Ti dak
29
3.6 Uji Instrumen Penilaian 3.6.1 Uji Validitas Instrumen 1. Lembar soal tes. Soal tes disusun berdasarkan indikator yang akan dicapai. Bentuk soal tes adalah pilihan ganda atau tes obyektif. Sebuah instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2011:348). Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan Pearson (Arikunto, 2006:170). Rumus korelasi product moment dengan angka kasar adalah sebagai berikut: 𝑟𝑥𝑦 =
𝑥2
𝑛 −
𝑥𝑦 − ( 𝑥) ( 𝑦) 𝑥2 )} 𝑛 𝑦2 −
𝑦2 )}
Keterangan: rxy
= Koefisien korelasi pearson
x
= Variabel bebas
y
= Variabel terikat
n
= Jumlah data
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 22,0. Ada berbagai pendapat tentang kriteria tinggi rendahnya validitas setiap butir instrumen. Kriteria validitas intrumen menurut Sugiyono (2011:373) menyatakan bahwa suatu item instrumen dianggap valid jika memiliki koefissien corrected item to total correlation ≥ 0,374 apabila jumlah siswa sebanyak 14. Sebelum instrumen tes formatif pada siklus 1 dan siklus 2 diberikan, maka sebelumnya perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba instrumen butir soal formatif untuk siklus 1 dan siklus 2 dilakukan pada 14 siswa kelas 6 di SDN Kumesu 01 Kecamatan Reban Batang. Butir soal terdiri dari 25 butir dan berbentuk soal pilihan ganda. Hasil uji validitas siklus 1 dengan bantuan SPSS 22,0 disajikan melalui tabel 3.3 di halaman berikut:
30
Tabel 3.3 Distribusi Uji Validitas Instrumen Butir Soal Siklus 1 No No Butir Urut Soal 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9 10 10 11 11 12 12 13 13 14 14 15 15 16 16 17 17 18 18 19 19 20 20 21 21 22 22 23 23 24 24 25 25
corrected item to total correlation -,350 -,078 ,020 ,559 ,573 ,587 ,453 ,475 ,508 ,564 ,587 ,518 ,504 ,573 ,420 -,018 ,418 ,564 ,532 ,453 -,187 ,490 ,564 ,518 ,453
Kriteria Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Olahan SPSS
Nampak bahwa butir soal nomor 1, 2, 3, 16, dan 21 corrected item to total correlation di bawah 0,374. Berdasarkan klasifikasi validitas, apabila corrected item to total correlation ≤ 0,374, artinya butir soal tidak valid, maka 5 butir soal nomor 1, 2, 3, 16, dan 21 dibuang dan tidak digunakan dalam penelitian. Distribusi hasil uji validitas butir soal pada siklus 2,secara rinci dapat disajikan melalui tabel 3.4 di halaman berikut.
31
Tabel 3.4 Distribusi Uji Validitas Instrumen Butir Soal Siklus 2 Koefisien No No Butir corrected item Urut Soal to total correlation 1 1 ,689 2 2 ,751 3 3 ,648 4 4 ,503 5 5 ,405 6 6 ,357 7 7 ,489 8 8 ,705 9 9 ,381 10 10 ,357 11 11 ,409 12 12 ,705 13 13 ,503 14 14 ,381 15 15 ,419 16 16 -,024 17 17 ,174 18 18 ,771 19 19 -,409 20 20 -,296 21 21 ,517 22 22 ,381 23 23 ,751 24 24 ,411 25 25 ,419
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Olahan SPSS
Nampak bahwa butir soal nomor 16, 17, 19 dan 20 corrected item to total correlation di bawah 0,374. Berdasarkan klasifikasi validitas, apabila corrected item to total correlation ≤ 0,374, artinya butir soal tidak valid, maka 4 butir soal nomor 16, 17, 19 dan 20 dibuang dan tidak digunakan dalam penelitian. Oleh karena penelitian membutuhkan 20 butir soal, maka butir soal nomor 10 tidak dipergunakan dalam penelitian, meski soal tersebut valid , karena validitasnya rendah yaitu di bawah 0,40..
32
3.6.2 Reliabilitas Instrumen Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2011:348). Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi soal pilihan ganda untuk tes formatif siklus 1 dan siklus 2. Untuk menentukan koefisien reliabilitas dengan KR20 (Sugiyono, 2011:359) adalah:
𝑟𝑖 =
𝑘 𝑘−1
𝑠𝑡2 − 𝑝𝑖 𝑞𝑖 𝑠𝑡2
Keterangan: k
= jumlah item dalam instrumen
pi
= proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item 1
qi
= 1-pi
st
2
= varians total
Uji reliabilitas tes dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 22,0 dan intrepetasi terhadap koefisien reliabilitas yang dinyatakan dalam Cronbach’s Alpha yang tersaji melalui tabel 3.5 berikut: Tabel 3.5 Indeks Reliabilitas No 1 2 3 4 5
Indeks 0,80 – 1,00 0,60 - 0,80 0,40 - 0,60 0,20 – 0,40 < 0,20
Interpretasi sangat reliabilitas reliabilitas cukup reliabel agak reliabel Kurang reliabel
Hasil uji reliabilitas butir soal berbentuk soal pilihan ganda, yang terdiri dari 25 butir soal, dilakukan pada SDN Kumesu 01 Kecamatan Reban Batang sejumlah 14 siswa. Adapun hasil yang diperoleh pada siklus 1 adalah Cronbach’s Alpha sebesar 0,848, artinya reliabilitas butir soal sangat reliabilitas, sehingga
instrumen butir soal siklus 1 digunakan dalam penelitian. Hasil uji reliabilitas instrumen butir soal siklus 2 diperoleh Cronbach’s Alpha sebesar 0,865, artinya reliabilitas butir soal siklus 2 sangat reliabilitas, sehingga butir soal dapat
33
digunakan dalam penelitian. Untuk lebih jelasnya distribusi reliabilitas instrumen butir soal siklus 1 dan siklus 2, secara rinci disajikan melalui tabel 3.6 berikut.
Tabel 3.6 Distribusi Uji Reliabilitas Instrumen Butir Soal Siklus 1 dan Siklus 2 No Urut 1 2
Siklus 1 2
Jumlah Butir Soal 25 25
Cronbach’s Alpha ,848 ,865
Interpretasi Sangat reliabilitas Sangat reliabilitas
Sumber: Olahan SPSS
Nampak pada tabel 3.6 bahwa besarnya Cronbach’s Alpha butir soal untuk siklus 1 sebesar 0,848; dan pada siklus 2 sebesar 0,865. Besarnya Cronbach’s Alpha yang diperoleh, berada diantara indeks 0,80-1,00, maka butir soal yang di uji cobakan termasuk sangat reliabel. Dengan demikian, instrumen butir soal untuk siklus 1 dan siklus 2, dapat digunakan dalam penelitian.
3.7
Indikator Kinerja Indikator kinerja yang ingin diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah meningkatnya hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SDN Kumesu 01 Reban Batang setelah menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Sebagai ukuran keberhasilan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah siswa yang nilainya mencapai KKM = 71 ketuntasan siswa mencapai lebih dari 85%. Jika hasil belum memuaskan akan dilakukan siklus II begitu seterusnya. Siklus akan berhenti jika hasil siswa sudah memenuhi KKM dan persentase ketuntasan yaitu 85%.
3.8
Teknik Analisis Data Teknik analisis data menggunakan teknik diskriptif komparatif, yaitu teknik
analisis data yang dipergunakan untuk membandingkan hasil belajar IPA berdasarkan ketuntasan hasil belajar dengan KKM ≥ 71, skor rata-rata, skor minimum, dan skor maksimum pra siklus, siklus 1 dan siklus 2.