BAB III METODE PENELITIAN
A.
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Matrikstama Andalan Mitra, sebuah
perusahaan perdagangan, yang beralamatkan di Jl. Daan Mogot KM.12 No.9 Jakarta 11730. Pemilihan lokasi dilakukan dengan melakukan pertimbangan bahwa PT. Matriks merupakan salah satu perusahaan yang sedang berkembang, namun sering terjadi masalah dalam pengendalian persediaan bahan baku, yang mengganggu proses produksi.
B.
Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan merupakan jenis
penelitian deskriptif, yaitu suatu bentuk penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran atas suatu fenomena-fenomena yang ada. Penelitian ini dilakukan karena adanya suatu masalah pada wilayah operasional perusahaan, yaitu sering terjadi kekurangan bahan baku dalam proses produksi. Maka dari itu dalam penelitian ini peneliti menguji dengan menggunakan metode MRP dan berharap dapat memberikan masukan ataupun gagasan kepada perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah yang timbul dalam lingkungan operasional perusahaan.
45
46
Dengan adanya penelitian inipun dapat diketahui fakta mengenai sistem yang berjalan diperusahaan dengan melakukan studi kasus. Sehingga dapat diketahui apa saja kekurangan dalam sistem pengendalian persediaan bahan baku pada PT. Matrikstama Andalan Mitra.
C.
Definisi dan Operasionalisasi Variabel Dalam operasionalisasi
variabel
ini
bertujuan untuk
mengetahui
bagaimana pengaruh pengukuran variabel dalam penelitian ini. MRP sebagai variabel independen (X) dan efisiensi total biaya persediaan sebagai variabel dependen (Y). MRP adalah prosedur logis, aturan keputusan dan teknik pencatatan terkomputerisasi yang dirancang untuk menterjemahkan “Jadwal Induk Produksi” atau MPS (Master Production Schedulling) menjadi “Kebutuhan Bersih” atau NR (Net Requirement) untuk semua item, (Arman dan Yudha, 2008:245-246). Sedangkan biaya total persediaan merupakan semua biaya yang ditimbulkan akibat adanya persediaan, yang terdiri dari, biaya penyimpanan, biaya pemesanan, biaya penyiapan apabila bahan-bahan produksi sendiri, dan biaya kekurangan bahan jika persediaan tidak mencukupi, (Rangkuti, 2007:16-18).
D.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penilitian ini
adalah sebagai berikut: 1. Penelitian Lapangan ( Field Research ):
47
Untuk memperoleh data primer maka peneliti melakukan dengan cara : a. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung maupun tidak langsung di lapangan terhadap segala aktivitas yang berhubungan dengan pengendalian persediaan bahan baku perusahaan pada PT. Matrikstama Andalan Mitra, sehingga memperoleh gambaran yang nyata mengenai kegiatan operasi perusahaan. b. Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab dan diskusi secara langsung dengan pihak perusahaan, khususnya yang terkait dengan dalam proses pengendalian bahan baku. c. Dokumentasi mempelajari
yaitu
metode
pengumpulan
dan
mengumpulkan
data
dengan
dokumen-dokumen
cara yang
berhubungan secara langsung berupa laporan permintaan produk jadi, daftar kebutuhan bahan baku dan beberapa cacatan persediaan bahan baku yang mendukung kebutuhan proses penelitian maupun tidak secara langsung. 2. Studi kepustakaan ( Library Research ) Yaitu pengumpulan data dan teori yang mendukung pembahasan mengenai perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku dengan metode MRP untuk menunjang penelitian ini, dengan mendapatkannya dari buku-buku perkuliahan, penelitian terdahulu, jurnal serta yang lainnya
48
lalu mengutip beberapa teori yang dikemukakan oleh beberapa ahli yang ada kaitannya dengan permasalahan yang dibahas.
E.
Jenis dan Sumber Data Sumber data berasal dari sumber internal perusahaan, sedangkan jenis data
yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Data Primer Merupakan data yang diperoleh langsung dari perusahaan atau data yang
terjadi di lapangan yang di peroleh dari teknik wawancara khususnya dengan pihak yang berwenang dengan penelitian ini lalu diolah penulis. Data primer dapat berupa :
2.
-
Aliran proses produksi
-
Biaya pesan, biaya simpan
-
Lead Time pemesanan bahan baku
Data sekunder Merupakan data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk yang sudah
jadi, dan data sekunder berupa : -
BOM
-
Komposisi bahan
-
Data permintaan suatu hasil produk/jasa perusahaan
-
Data aktual persediaan bahan baku
49
F.
Metode Analisis Data Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode
penelitian ilmiah karna dengan menggunakan analisis data – data yang diperoleh dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Penulis menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan atau kualitatif, dimana data – data yang berhasil dikumpulkan diolah dan kemudian dianalisis yang merupakan suatu cara atau langkah dalam mengelola data primer untuk memecahkan masalah penelitian. Metode analisis data yang digunakan dalam pembahasan penelitian ini: 1)
Analisis Deskriptif Kualitatif Metode analisa kualitatif yaitu untuk mendapatkan informasi dan gambaran yang jelas mengenai sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi, produk-produk yang dipasarkan, dan juga untuk mengetahui bagaimana prosedur pembelian, pemesanan, serta pengendalian persediaan bahan baku pada PT. Matrikstama Andalan Mitra.
2)
Analisis Deskriptif Kuantitatif Analisis kuantitatif dilakukan untuk mengetahui berapa besarnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam persediaan bahan baku ini. Dan untuk mengetahui jumlah pemesanan yang optimal dengan biaya persediaan yang minimal. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode MRP (Material
50
Requirements Planning). Dengan metode MRP ini dapat memberikan kemudahan dalam menentukan waktu pemesanan, ukuran lot yang akan dipesan, dan mampu meminimalisasi biaya persediaan. Dan format perhitungan dengan sistem MRP adalah sebagai berikut: Tahap pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : a.
Mengumpulkan data – data dan informasi yang relevan sesuai dengan tujuan peneliti, yaitu data jadwal induk produksi (Master Production Schedule), data struktur produk (Bill Of Material) dan catatan persediaan (Inventory Record)
b.
Menghitung jumlah kebutuhan bersih dan besarnya pesanan yang optimal untuk setiap item bahan baku.
c.
Menentukan waktu yang tepat dalam melaksanakan rencana pemesanan untuk memenuhi kebutuhan bersih
d.
Menghitung kebutuhan tiap bahan baku yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan bersih
e.
Mengelola dan menganalisis data berapa besarnya efisiensi yang diukur dari hasil yang paling rendah dengan melakukan perbandingan tiap teknik-teknik lot sizing yang digunakan dalam penelitian ini. Kemudian dibandingkan dengan metode yang ada di perusahaan sehingga didapat suatu kesimpulan terhadap penelitian yang dilakukan. Berikut ini adalah tabel untuk format sistem MRP.
51
Tabel 3.1 Format MRP
Sumber: Irwansyah (2010)
Langkah-langkah mengisi format rencana MRP adalah sebagai berikut: 1.
Gross Requirement (kebutuhan kotor) Adalah jumlah keseluruhan bahan baku yang diperlukan pada suatu periode, yang telah ditentukan sebelumnya pada saat penjadwalan produksi.
2.
OH : On Hand (persediaan di tangan) Adalah persediaan awal yang ada ditangan pada suatu periode, dengan cara perhitungannya adalah sebagai berikut: a)
Apabila tidak ada kebutuhan bersih dan tidak ada rencana penerimaan pada periode sebelumnya, maka besarnya persediaan di tangan didapat dengan mengurangi persediaan ditangan periode sebelumnya dengan kebutuhan kotor periode sebelumnya.
b) Apabila terdapat rencana penerimaan tetapi tidak ada kebutuhan bersih, maka besarnya persediaan di tangan didapat dari mengurangi
52
persediaan ditangan periode sebelumnya dengan kebutuhan kotor periode sebelumnya. c)
Apabila terdapat kebutuhan bersih dan rencana penerimaan maka besarnya persediaan di tangan didapat dengan mengurangi persediaan ditangan periode sebelumnya dengan kebutuhan bersih periode sebelumnya.
3.
NR : Net Requirement (kebutuhan bersih) Adalah jumlah kebutuhan bersih dari bahan baku yang diperlukan agar dapat memenuhi kebutuhan produksi pada periode yang akan datang. Kebutuhan bersih diperoleh dengan: a) Apabila jumlah rencana penerimaan dan persediaan di tangan untuk suatu periode lebih besar dari kebutuhan kotor, maka tidak ada kebutuhan bersih pada periode tersebut. b) Apabila jumlah rencana penerimaan dan persediaan di tangan untuk suatu periode lebih kecil dari kebutuhan kotor, maka kebutuhan bersih diperoleh dari kebutuhan kotor dikurang dengan rencana penerimaan dan persediaan di tangan.
4.
PORec : Planned Order Receipts (rencana penerimaan pemesanan) Adalah jumlah pesanan yang direncanakan akan masuk sesuai dengan perhitungan awal, yang ditentukan dengan menggunakan beberapa teknik lit sizing. Dalam perhitungan lott sizing ini bertujuan untuk mengembangkan rencana kebutuhan bersih bahan baku guna memperoleh rencana pemesanan
53
bahan baku sesuai dengan kebutuhan, secara keseluruhan model perhitungan ukuran lot diujicoba satu per satu untuk mendapatkan model perhitungan lot dengan tingkat biaya terendah dan hasilnya dipakai sebagai acuan untuk menentukan jumlah pemesanan bahan baku sesuai dengan kebutuhan, ketepatan waktu dan efisiensi biaya Adapun teknik Lott Sizing yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a) Lot for Lot Dalam menghitung MRP dengan teknik Lot for Lot, hal pertama yang harus ditentukan adalah kebutuhan kotor. Jika dalam suatu periode jumlah persediaan di tangan masih besar, maka perusahaan akan menghabiskan persediaan tersebut dan akan melakukan rencana penerimaan pesanan ketika persediaan di tangan sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan kotor, dan besarnya tepat sebesar kebutuhan bersih. b) Economic Order Quantity (EOQ) Perhitungan EOQ sudah mencakup biaya-biaya pemesanan dan penyimpanan. Perumusan yang dipakai dalam teknik ini adalah sebagai berikut:
EOQ = √2SD H dimana: D = penggunaan atau permintaan yang diperkirakan per periode waktu;
54
S = biaya pemesanan (persiapan pesanan dan penyiapan mesin) perpesanan; H = biaya penyimpanan per unit per periode Besarnya EOQ selalu tetap, dan akan melakukan rencana pemesanan jika persediaan di tangan sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan baku lagi. c) Fixed Period Requirement (FPR) Pada teknik FPR dihitung dengan cara menjumlahkan kebutuhan bersih pada periode saat perhitungan dengan kebutuhan bersih periode yang akan datang. Dalam teknik FPR selang waktu antar pemesanan dibuat tetap dengan ukuran lot pada kebutuhan bersih. d) Part Period Balancing (PPB) Dalam teknik PPB ukuran lot didapat dengan menggunakan pendekatan sebagian periode ekonomis (Economic Part Period, EPP), yaitu dengan membagi biaya pemesanan dengan biaya penyimpanan per unit per periode.
5.
PORel : Planned Order Release (rencana pemesanan) Adalah jumlah item yang direncanakan untuk dipesan agar memenuhi perencanaan di masa mendatang dengan harapan dapat diterima perusahaan pada saat yang tepat. Rencana pemesanan sama dengan rencana penerimaan
55
pesanan, yang membedakan hanya periode pelaksanannya yaitu lebih besar dari waktu tunggu pemesanan Dan setelah mengetahui hasil dari perhitungan dengan menggunakan metode MRP diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan dalam menjalankan kegiatan operasi perusahaan yang tepat, terutama dalam melakukan perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku. Sehingga dapat memperlancar proses produksi, dan menghasilkan biaya dan waktu yang efisien. Dan tidak ada pelanggan yang merasa kecewa, sehingga perusahaan memperoleh laba yang maksimal.