BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan jenis korelasi dan pendekatan cross sectional. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berfungsi untuk mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi yang ada, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2011). Studi korelasi pada hakekatnya merupakan penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek (Notoatmojo, 2005). Pendekatan cross sectional menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali, jadi tidak ada follow up (Notoatmojo, 2002). Metode ini digunakan peneliti untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan perawat dalam prinsip pemberian obat 12 benar dengan kepatuhan pemberian injeksi intravena di RSUD Banjarnegara.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti. Bukan hanya objek atau subjek yang dipelajari saja tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek atau objek tersebut. (Alimul H, 2003).
Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum
26
Banjarnegara sejumlah 166 orang dengan jumlah yang berstatus PNS 146 orang dan perawat dengan status kontrak 20 orang (Data bulan desember 2011). 2. Sampel Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagai jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian keperawatan kriteria sampel dapat meliputi kriteria inklusi dan kriteria ekslusi. (Alimul H, 2003).
Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (Sugiyono, 2011).Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005). Sampel yang ditentukan sebagai subjek penelitian adalah Perawat Rumah Sakit Umum Banjarnegara. Teknik pengambilan sampel menggunakan Saturation Sampling yaitu pengambilan sampel yang prosesnya berdasarkan sudah jenuh atau belum suatu sampel. Artinya sampel dikatakan jenuh jika sampel yang terpilih sudah lebih dari setengah populasi ( Agus, 2010). Dalam penelitian ini peneliti hanya mengambil sampel perawat yang berpendidikan DIII keperawatan berjumlah 120 orang. Jumlah tersebut didapatkan dari data Kepegawaian RSUD Banjarnegara yang berada diruang Rawat Inap 122 perawat, dan yang berpendidikan DIIIsebanyak 120 perawat dengan memenuhi criteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut: a. Kriteria Inklusi Merupakan kriteria dimana subjek penelitian mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel (Nursalam,2003) Pada penelitian ini yang menjadi kriteria inklusi adalah perawat RSUD Banjarnegara yang berpendidikan DIII Keperawatan. b. Kriteria Eksklusi Merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian (Nursalam,2003). Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah Saat 27
penelitian responden tidak berada di RSUD Banjarnegara, atau tidak bersedia menjadi responden.
C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih menjadi tempat penelitian adalah di Rumah Sakit Umum Daerah Banjarnegara karena lokasi penelitian ini mudah dijangkau oleh peneliti, dan merupakan institusi tempat peneliti bekerja. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 September sampai dengan 15 Oktober 2012 D. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel bebas (Independent Variabel), yaitu variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terkait. Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi stimulus input (Sugiyono, 2007). Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau dianggap menentukan variabel terikat (Saryono, 2008).Dalam penelitian ini variabel bebas adalah tingkat pengetahuan perawat tentang prinsip 12 benar pemberian obat. 2. Variabel terikat (Dependent Variabel), yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas, variabel ini sering disebut variabel respon output criteria (Sugiyono, 2010). Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi. Variabel dependen disebut juga kejadian, luaran, manfaat, efek atau dampak (Saryono, 2008).Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah kepatuhan pemberian injeksi intravena. E. Definisi Operasional Variabel Devinisi Operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk
28
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau fenomena. Tabel 3-1 Definisi Operasional Variabel
Definisi Operasional
Cara Ukur
Tingkat
Penguasaan informasi
Kuesioner
pengetahuan
oleh perawat tentang
dengan
Hasil Ukur a. Pengetahuan
pertanyaan dan
prinsip 12 benar obat injeksi intravena
pilihan
pemberian
jawaban
injeksi intravena
Ordinal
baik jika nilai
16
perawat tentang 12 benar pemberian
obat
Skala
65-96 b. Pengetahuan sedang jika
:
Benar nilai : 6 Salah nilai : 0
nilai 33-64
c. Pengetahuan kurang jika nilai 0-32
kepatuhan
Tindakan memberikan kuesioner
pelaksanaan
injeksi
prinsip
sesuai
intravena dengan prinsip
Nominal 16
a. Patuh jika nilanya > 8
12 pernyataan dan
pemberian obat benar
pilihan
injeksi intravena
jawaban :
b. Tidak patuh jika nilainya
Ya nilai : 1
≤8
Tidak nilai : 0
F. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan
data
merupakan
kegiatan
penelitian
untuk
melakukan pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian (Alimul H.
2003).
Pengumpulan
data
penelitian
dilakukan
dengan
tehnik
pengumpulan data. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua tehnik pengumpulan data yaitu : 1. Data Primer Menurut Saryono (2008), Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan menggunakan alat pengukuranatau
29
alat pengambil data langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari. Dalam penelitian ini data primer yang ingin diketahui adalah menggunakan dua parameter yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan pengukuran.Teknik pengumpulan data digunakan untuk menjaring data variable adalah hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang prinsip 12 benar pemberian obat dengan kepatuhan pemberian injeksi intravena di RSUD Banjarnegara. 2. Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak diperoleh langsung dari subyek penelitiannya (Saryono, 2008). Peneliti dapat memperoleh data sekunder melalui teknik dokumentasi, catatan, dan literatur. Dalam penelitian ini , peneliti memperoleh data sekunder untuk menentukan populasi dan sampel, yaitu tentang jumlah tenaga perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSUD Banjarnegara dari Bidang Keperawatan RSUD Banjarnegara.
G. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan untuk mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah diolah, Saryono (2008). Alat yang digunakan untuk mengukur variable bebas adalah dengan menggunakan lembar kuesioner, lembar persetujuan, lembar identitas terlampir. Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang hal-hal yang diketahui (Arikunto, 2006). Jumlah pertanyaan terdiri dari 16 pertanyaan tertutup dan tiga pilihan jawaban, dilakukan oleh peneliti sendiri sebagai supervisor ditujukan kepada perawat pelaksana instalasi rawat inap 120 perawat untuk menilai tingkat pengetahuan perawat tentang prinsip 12 benar pemberian obat injeksi intravena, responden tinggal membubuhkan tanda silang (X) pada jawaban yang dianggap benar oleh responden. Pertanyaan mengenai tingkat
30
pengetahuan yang termasuk dalam declaratif knowledge terdapat pada nomor 1, 2, 5, 6, 10, 12 ,15 dan 16, pertanyaan mengenai tingkat pengetahuan yang termasuk dalam procedural knwledge terdapat pada nomor 13, 14, 17, 18, 19, dan 20. pertanyaan mengenai tingkat pengetahuan yang termasuk dalam konditional knowledge terdapat pada nomor
3 dan 11. Pertanyaan dibuat oleh peneliti sendiri
berdasar teori menurut Paris & Cuningham (2011), sehingga perlu uji validitas dan uji reliabilitas yang akan peneliti lakukan sebelum kuesioner dibagikan dengan 10 responden bagian dari sampel, dan responden tersebut tidak masuk sebagai sampel penelitian sebenarnya ( Sugiyono, 2009). Untuk kuesioner pada variabel terikat yaitu kepatuhan pelaksanaan pemberian
injeksi intra vena
sesuai prinsip 12 benar menggunakan
pernyataan tertutup sebanyak 16 pernyataan dan 2 pilihan jawaban, ditujukan kepada kepala ruang untuk menilai perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSUD Banjarnegara. kepala bangsal tinggal memilih dengan mencontreng (√) sesuai dengan yang perawat pelaksana lakukan dalam memberikan injeksi intravena di instalasi Rawat Inap Rumah sakit umum Banjarnegara. Pertanyaan dibuat oleh peneliti sendiri berdasar teori menurut Edopatra (2011), sehingga perlu uji validitas dan uji reliabilitas yang akan peneliti lakukan sebelum kuesioner dibagikan dengan 10 responden bagian dari sampel, dan responden tersebut tidak masuk sebagai sampel penelitian sebenarnya (Sugiyono, 2009).
H. Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen 1. Uji Validitas Instrumen Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Saryono, 2008). Metode kuesioner yang dipakai peneliti sebagai alat ukur harus mengukur apa yang ingin diukur dan harus valid. Hasil penelitian yang valid terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya
31
terjadi pada objek yang diteliti. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak di ukur (Sugiyono, 2007). Untuk
menguji
validitas
instrumen
dalam
penelitian
ini
menggunakan korelasi Product Moment dengan rumus :
N
rxy N
x2
xy ( (
x) 2
x)( N
y) y2
(
y) 2
Keterangan : : koefisien korelasi N
: jumlah subyek : jumlah perkalian skor item dengan skor total item : jumlah skor tiap item : jumlah skor total item : jumlah skor item kuadrat : jumlah skor total skala kuadrat (Arikunto, 2006) Jika koefisien korelasi
antara skor butir dengan skor total
yang diperoleh lebih besar daripada koefisien di tabel nilai-nilai r (r tabel) pada α = 0,05 maka butir tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya butir tersebut dinyatakan tidak valid bila
lebih kecil dari r tabel. Cara yang
mudah
tidaknya
untuk
menentukan
valid
butir
pengujian
bila
menggunakan komputer adalah mengacu pada nilai signifikan (p) yang diperoleh. Bila nilai signifikan (p) yang diperoleh lebih kecil daripada 0,05 maka butir yang diujikan dinyatakan valid (Arikunto, 2006).
32
Tabel 3.2 Interprestasi nilai r Besarnya nilai r
Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200
Tinggi Cukup Agak rendah Rendah Sangat rendah (tak berkorelasi)
Sumber : Arikunto (2006). Hasil uji coba kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan sejumlah 20 item dinyatakan valid sejumlah 16 item dengan nilai (p)<0,05, sedangkan item yang tidak valid sejumlah 4 item tidak diujikan kembali sehingga tidak dapat digunakan sebagai kuesioner penelitian karena pertanyaan yang valid sejumlah 16 item dianggap mampu mengukur tingkat pengetahuan responden tentang materi yang berkaitan denga keselamatan pasien. Sedangkan hasil uji coba untuk mengukur tingkat kepatuhan sejumlah 21 item dinyatakan valid sejumlah 16 item dengan nilai (p)<0,05, sedangkan item yang tidak valid sejumlah 5 item tidak diujikan kembali sehingga tidak dapat digunakan sebagai kuesioner penelitian karena pertanyaan yang valid sejumlah 16 item dianggap mampu mengukur tingkat kepatuhan responden dalam melakukan injeksi intravena yang sesuai dengan prinsip 12 benar. 2. Uji Reliabilitas insrumen Uji reliabilitas adalah sesuatu cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006). Peneliti mencari reliabilitas internal yaitu diperoleh dengan menganalisis data dari satu kali hasil pengetesan (Arikunto, 2006). Pengujian reliabilitas dilakukan dengan internal consistensi adalah mencobakan instrumen sekali saja, kemudian yang diperoleh dianalisis sekali saja, kemudian yang diperoleh dianalisis dengan tekhnik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrument.
33
Adapun tekhnik analisis yang digunakan adalah rumus Alpha Cronbach dengan rumus sebagai berikut: Rumus:
Keterangan : α
= alpha cronbach
k
= banyaknya pertanyaan = Varience dari pertanyaan = varience dari skor (Arikunto, 2006) Standar yang digunakan dalam menentukan reliable atau tidaknya
suatu instrument penelitian umumnya adalah perbandingan antara nilai r hitung diwakili dengan nilai Alpha dengan r table pada taraf kepercayaan 0,95 atau tingkat signifikan 0,05. Tingkat relibilitas dengan metode AlphaCronbach diukur berdasarkan skala alpha (α) 0 sampai dengan 1. Apabila skala Alpha tersebut dikelompokkan ke dalam 5 kelas dengan range yang sama, maka ukuran kemantapan Alpha dapat diprosentasikan seperti tabel berikut ini : Tabel 3-3Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha Alpha
Tingkat Realibilitas
0,00 s.d 0,199
Sangat rendah
>0,20 s.d 0,399
Rendah
>0,40 s.d 0,599
Sedang
>0,60 s.d 0,799
Kuat
>0,80 s.d 1,000
Sangat kuat
Sumber : Arikunto (2006).
34
Hasil uji coba reliabilitas kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan dan tingkat kepatuhan dinyatakan reliable dengan nilai perbandingan antara nilai r hitung diwakili dengan nilai Alpha dengan r table pada taraf kepercayaan sedang yaitu tingkat pengetahuan 0.532 dan tingkat kepatuhan 0.402. Dalam instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner yang disusun oleh peneliti sendiri berdasarkan teori yang ada sehingga harus diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas dan reliabilitas instrumen penulis lakukan pada bulan juli dengan 10 Responden di Rumah Sakit Islam Banjarnegara. Peneliti melakukan penelitian di rumah sakit tersebut karena memiliki karakteristik yang sama dengan Rumah Sakit umum Banjarnegara yaitu sama-sama rumah sakit tipe C.
I. Tehnik Analisis Data 1. Pengolahan Data Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut : a. Editing (seleksi data) Setelah kuesioner terkumpul, maka penulis melakukan seleksi data kuesioner yang telah dibagikan kepada responden dan telah terkumpul kembali kepada penulis. Seleksi data dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jika ada kuesioner yang belum terisi dengan lengkap. b. Koding dan Scoring Koding dan Scoring merupakan kegiatan memberi kode setiap data yang diperoleh, kemudian memberinya skor dengan tujuan untuk mempermudah analisis data, baik untuk analisis deskriptif maupun analisis inferensialnya. Pemberian scoring pada penelitian ini untuk variabel Tingkat pengetahuan pada pilihan benar = 6 dan salah = 0, Kemudian dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu Pengetahuan baik
35
bila skor/nilai jawaban benar = 65-96, Pengetahuan sedang
bila
skor/nilai jawaban benar = 33-64 dan pengetahuan kurang bila skor/nilai jawaban benar = 0-32. Pemberian scoring pada variabel kepatuhan Ya = 1 dan Tidak = 0, Kemudian dikategorikan menjadi dua kategori yaitu patuh bila skor/nilai jawaban Ya = > 8 dan tidak patuh bila skor jawaban Ya = ≤ 8 berdasarkan rumus Sturges, (Supranto, 2000). c. Entry Data Entry Data dapat dilakukan dengan memasukkan data ke dalam komputer untuk selanjutnya dapat dilakukan analisa data. d. Tabulating Tabulating merupakan pengelompokan data dalam bentuk tabel tertentu menurut sifat yang dimiliki menurut tujuan penelitian, kemudian dimasukan kedalam tabel yang sudah disiapkan. Setiap pertanyaan yang sudah diberi skor jawaban, hasilnya dijumlahkan dan diberi kategori sesuai dengan jumlah skor total kuesioner. Data disusun dalam bentuk tabel kemudian menghitung data dalam jumlah dan prosentase dari masing-masing data menggunakan komputer dengan SPSS for windows release 17.0 (Sugiyono, 2010) 2. Analisis Data Data
yang
sudah
terkumpul
kemudian
dianalisa
dengan
menggunakan program komputer dan manual, analisa data meliputi : a. Analisa univariat (Analisis Deskriptif) Analisa univariat (deskriptif) digunakan untuk menjelaskan atau mendeskriptifkan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. Untuk analisa penghitungan skor kategori pada variabel independen dan dependen menggunakan rumus Sturges (Supranto 2000) yaitu : Rumus : C : Xn - X1 K C
: Perkiraan besarnya
36
K
: Banyaknya kelas
Xn
: Nilai observasi terbesar
X1
: Nilai observasi terkecil Untuk pemberian skor kategori pada variabel independen
dengan rumus sturges diperoleh hasil sebagai berikut : C : Xn - X1 K : 96 – 0 3 : 32 Sehingga
dengan
rumus
tersebut
diperoleh
hasil:
Pengetahuan dikatakan baik jika nilai 64-96, pengetahuan dikatakan sedang jika nilai 33-64, pengetahuan dikatakan kurang jika nilai 032. Untuk pemberian skor kategori pada variabel dependen dengan rumus sturges diperoleh hasil sebagai berikut : C : Xn - X1 K : 16 - 0 2 :8 Sehingga dengan rumus tersebut diperoleh hasil : Perawat dikatakan patuh jika nilai > 8 Perawat dikatakan tidak patuh jika nilai ≤8 b.
Analisis Bivariat Analisa bivariat dilakukan dengan membuat tabel silang (contingensy) antara variabel bebas dengan variabel terikat yaitu untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang prinsip at 12 benar pemberian obat dengan kepatuhan pemberian injeksi intravena di Rumah Sakit Umum Banjarnegara.
37
Rumus : = Keterangan : : Chi square : Frekuensi yang diperoleh dari hasil pengamatan sampel : Frekuensi yang diharapkan dalam sampel sebagai pencerminan dan yang diharapkan dari populasi. Untuk melihat seberapa besar hubungan dengan memakai rumus : C=
Keterangan : C
: Koefisien kontigensi
N
: Jumlah populasi : Chi square (Arikunto, 2006) Rumus tersebut untuk mengetahui hubungan yang positif dan
signifikasi antara tingkat pengetahuan perawat tentang prinsip 12 benar pemberian obat dengan kepatuhan pemberian injeksi intravena di Rumah Sakit Umum Banjarnegara. Pengujian hipotesis ini dilakukan pada taraf signifikasi 5% dengan kriteria sebagai berikut : 1. Ho ditolak dan Ha diterima jika p <0,05 yang berarti terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang prinsip pemberian obat 12 benar pemberian obat dengan kepatuhan pemberian injeksi intravena di RSUD Banjarnegara. 2. Ho diterima dan Ha ditolak jika p >0,05 berarti tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang prinsip 12 benar pemberian obat dengan kepatuhan pemberian injeksi intravena di RSUD Banjarnegara.
38
J. Mekanisme Rancangan Penelitian 1. Personil yang melakukan Personil yang melakukan penelitian yaitu mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong Prodi S1 Keperawatan. 2. Jalannya penelitian Penelitian dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu : a. Tahap Persiapan 1) Membuat proposal rencana penelitian. 2) Melakukan perijinan untuk melaksanakan penelitian. b. Tahap Pelaksanaan 1) Melakukan orientasi tempat penelitian 2) Melakukan pendataan sampel. 3) Melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian 4) Melakukan pembagian kuesioner 5) Mengecek kelengkapan kuesioner dan mengoreksi jawaban. 6) Melakukan tabulasi dan menganalisa data. c. Tahap Penyelesaian Menyelesaikan penyusunan skripsi dilanjutkan dengan seminar hasil.
K. Etika Penelitian Etika dalam penelitian keperawatan sangat penting karena berhubungan langsung dengan manusia, sehingga dalam pelaksanannya memperhatikan
peneliti
hak asasi responden. Penelitian akan dilakukan setelah
mendapatkan rekomendasi dari institusi pendidikan kemudian mengajukan permohonan ijin kepada tempat penelitian dengan menekankan masalah prinsip etik yang melipuiti : 1. Prinsip manfaat a. Bebas dari penderitaan , artinya dalam penelitian ini tidak menggunakan tindakan yang dapat menyakiti atau membuat responden menderita. b. Bebas dari eksploitasi, artinya data yang diperoleh tidak digunakan untuk hal-hal yang merugikan responden.
39
2. Prinsip menghargai hak a. Informed Consent Tujuannya agar responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama pengumpulan data. Jika subyek bersedia menjadi responden, maka harus menandatangani lembar persetujuan menjadi responden. Jika subyek menolak menjadi responden maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya. b. Anonimity Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak akan memberi nama responden kepada lembar pengumpulan data (kuesioner yang diisi oleh responden). Lembar tersebut hanya diberi kode tertentu. c. Confidentiality Peneliti menjamin kerahasiaan dari hasil penelitian baik informasi maupun masalah-masalah lainnya, semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.
40