BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dimulai dengan penyusunan proposal penelitian yang dimulai pada bulan Februari 2012, karena mengingat ujian skripsi diadakan pada semester tiga. Pelaksanaan PTK yang direncanakan terdiri dari dua siklus, yaitu siklus I berlangsung pada tanggal 12, 14, dan 17 Maret 2012, dan siklus II berlangsung pada tanggal 9, dan 11 April 2012. Waktu itu dipilih karena berkaitan dengan standar kompetensi/kompetensi dasar sesuai dengan alokasi waktu seperti dalam kalender pendidikan. 3.1.2 Tempat Penelitian Dalam penelitian ini mengambil lokasi di SD Negeri Simpar Kecamatan Bandar Kabupaten Batang. SD Negeri Simpar berdiri sejak tahun 1976 di atas tanah bengkok desa seluas 2.500 m2, yang berada di daerah pedesaan Simpar Kecamatan Bandar Kabupaten Batang. SD Negeri Simpar dipilih sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan penulis bekerja sebagai guru kelas VI di sekolah tersebut, sehingga mempermudah dalam mencari data, mengolah data, peluang waktu yang luas dan mengenal karateristik siswa yang ada di sekolah tersebut. 3.1.3 Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri Simpar sebanyak 20 siswa terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Sebagian besar siswa berasal dari keluarga buruh tani dengan penghasilan, dan tingkat pendidikan yang rendah. 3.2
Variabel yang Akan Diteliti Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variable bebas dan variable terikat.
Variabel bebasnya adalah penerapan model pembelajara kooperarif tipe STAD, sedangkan variable terikatnya adalah hasil belajar siswa.
24
25
Untuk memperjelas batasan penelitian dibuat definisi operasional sebagai berikut: 1.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dengan mengelompokkan siswa menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang. Setiap kelompok harus heterogen (Ibrahim, 2000:10).
2.
Hasil belajar adalah hasil dari proses pembelajaran yang berupa kemampuan untuk memahami konsep yang akan diukur dengan tes. Dalam hal ini adalah tes hasil belajar yang berupa nilai tes pada prasiklus, nilai tes setelah siklus 1 dan nilai tes setelah siklus 2.
3.3
Prosedur Penelitian Penelitian tindakan kelas ini sebanyak 2 siklus. Tiap siklus prosedur terdiri dari 4
komponen kegiatan pokok yaitu : 1) perencanaan, 2) tindakan, 3) observasi, dan 4) refleksi. Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini dijabarkan sebagai berikut : 1)
Tahap kegiatan awal, meliputi: a.
Observasi awal
b.
Tes awal: untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam memahami konsep pengolahan data sebelum diadakan tindakan, yang nantinya digunakan sebagai nilai awal yang diperlukan dalam pembagian kelompok melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tes awal diambil dari nilai hasil tes sebelumnya. Di samping itu, diperlukan dalam pengolahan nilai peningkatan hasil belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD.
2)
Perencanaan, adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini meliputi: a.
membuat skenario pembelajaran, menyusun RPP.
b.
membuat lembar observasi untuk melihat kondisi belajar mengajar di kelas ketika model pembelajaran kooperatif tipe STAD diterapkan.
c.
mendesain alat evaluasi untuk melihat apakah materi pembelajaran matematika telah dikuasai oleh siswa.
3)
Pelaksanaan tindakan, kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah
26
melaksanakan skenario pembelajaran yang telah dibuat. Cara prosedur model pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut para ahli adalah sebagai berikut: Nur Asma ( 2008 : 51 ) kegiatan pembelajaran model STAD ini memiliki 5 tahap: a.
Penyajian kelas Pada tahap ini di gunakan waktu 20-45 menit untuk penyajian materi oleh guru.Sebelum menyajikan materi pelajaran guru dapat menjelaskan tujuan pelajaran, memberi motivasi untuk berkooperatif, menggali pengetahuan siswa. Dalam Penyajian materi dapat menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi. Pada tahap ini guru memulai materi dengan menyampaikan indikator, dilanjutkan dengan apersepsi dan penyajian materi tentang pengolahan data.
b.
Kegiatan belajar kelompok Siswa belajar dalam kelompok mengerjakan LKS tentang materi pengolahan data.
c.
Pemeriksaan terhadap hasil kegiatan kelompok Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok ke depan kelas dan meminta tanggapan serta masukan dari kelompok lain.
d.
Siswa mengerjakan soal-soal tes secara individu Melakukan evaluasi secara individu untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar yang di capai.
e.
Pemeriksaan hasil tes
Pemeriksaan hasil tes di lakukan oleh guru. Pada tahap ini juga di adakan perhitungan skor perkembangan individu. Perhitungan skor indiviodu di maksudkan agar siswa terpacu untuk memperoleh prestasi terbaik sesuai dengan kemampuannya. Perhitungan skor individu yang di kemukakan oleh (Nur Asma, 2008:97) : Skor kuis 1. Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar 2. 10 sampai 1 poin di bawah skor dasar 3. Skor dasar sampai 10 poin di atas skor dasar 4. Lebih dari 10 poin di atas skor dasar 5. Pekerjaan sempurna (tanpa memperhatikan skor dasar)
Poin perkembangan 5 poin 10 poin 20 poin 30 poin 30 poin
27
f.
Penghargaan kelompok Penghargaan kelompok berdasarkan dengan skor rata-rata kelompok dengan kualifikasi super, hebat dan baik. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut (Kamdi, 2009: 5)
adalah sebagai berikut: Langkah 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi murid. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengomunikasikan kompetrensi dasar yang akan dicapai serta memotivasi murid. Langkah 2 Menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi kepada murid. Langkah 3 Mengorganisasikan murid ke dalam kelompok-kelompok belajar. Guru menginformasikan pengelompokan murid. Langkah 4 Membimbing kelompok belajar. Guru memotivasi serta memfasilitasi kerja murid untuk materi pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Langkah 5 Evaluasi. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Langkah 6 Memberikan penghargaan. Guru memberi penghargaan hasil belajar individu dan kelompok. Menurut Rachmadiarti (2001), terdapat 6 langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif, yaitu: Fase 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa: Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. Fase 2 Menyajikan informasi: Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bacaan. Fase 3 Mengkoordinasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar: Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok. Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar: Guru membimbing kelompokkelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas. Fase 5 Evaluasi: Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Fase 6 Memberikan penghargaan: Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya
28
maupun hasil belajar individu dan kelompok. Dari berbagai sintaks pembelajaran kooperatif tipe STAD tersebut ada bagian pokok dalam pembelajaran yaitu mengajar, belajar kelompok, tes dan penghargaan. Ada pun dalam penelitian ini model pembelajaran Kooperatif tipe STAD dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Fase 1: Menyampaikan indikator pencapaian hasil belajar dan memotivasi siswa. Guru menyampaikan indikator pencapaian hasil belajar yang akan dicapai dalam pembelajaran dan memotivasi siswa untuk mempelajari materi pembelajaran dengan baik. Fase 2 Menyajikan materi, guru menyampaikan dan menyajikan materi pelajaransecara klasikal. Fase 3: Mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok . Kegiatan-kegiatan dalam fase ini diantaranya adalah sebagai berikut: Membentuk 5 kelompok kecil, tiap kelompok terdiri dari 4 siswasecara heterogen yang telah ditentukan oleh guru berdasarkan skor awal. Menginformasikan pada siswa untuk mengerjakan tugas secara berkelompok dan setiap anggota kelompok bertanggungjawab pada kelompok masing-masing dan terhadap diri sendiri. Menyuruh siswa mengerjakan soal dalam LKS secara berkelompok. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya siswa mengerjakan secara mandiri dan selanjutnya dicocokkan dan didiskusikan ketepatan jawabannya dengan teman sekelompok. Jika ada anggota kelompok yang belum memahami, maka teman sekelompoknya yang sudah faham menjelaskan, sebelum meminta bantuan kepada guru. Fase 4: Membimbing siswa dalam belajar dan bekerja dalam kelompok. Guru bertindak sebagai fasilitator mengawasi, mengamati, dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan. Fase 5: Evaluasi. Evaluasi digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dalam menyerap materi pembelajaran dan indikator pencapaian hasil belajar. Fase 6: Penghargaan kelompok.
29
Penghargaan kelompok dilakukan dalam dua tahap perhitungan, yaitu: 1) Menghitung skor individu dan skor kelompok Cara pemberian skor pada pembelajaran kooperatif tipe STAD sangat berperan untuk memotivasi siswa bekerja sama dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran yang diberikan. Setelah siswa mempelajari materi secara berkelompok, setiap siswa mengerjakan kuis secara individual dan memperoleh skor kuis serta nilai perkembangan. Nilai perkembangan bergantung pada kemajuan yang dicapai siswa dengan memperhatikan skor kuis atau skor dasar siswa. Skor dasar siswa adalah rata-rata skor siswa yang bersangkutan untuk kuis-kuis terdahulu, dengan syarat materi yang diujikan pada kuis-kuismasih berada dalam satu topik. Jika belum pernah diadakan kuis untuk topik tersebut, maka skor dasar siswa adalah skor tes awal. 2) Menghargai prestasi kelompok Kemudian berkaitan dengan banyaknya tingkat penghargaan kelompok, menurut (Muslimin dkk, 2000) kriteria untuk status kelompok meliputi cukup, baik, sangat baik dan sempurna 4)
Observasi/evaluasi, pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan serta melakukan evaluasi.
5)
Refleksi hasil yang diperoleh dalam tahap observasi/evaluasi dikumpulkan serta dianalisis dalam tahap ini. Kelemahan-kelemahan/ kekurangan-kekurangan yang terjadi pada setiap siklus akan diperbaiki pada siklus berikutnya.
3.4 3.4.1
Data dan Cara Pengumpulannya Teknik Pengumpulan Data. Data yang diambil diperoleh dengan cara sebagai berikut:
a.
Observasi dilakukan dengan menggunakan instrumen pengukuran, lembar penilaian dan lembar observasi. Observasi diperoleh dari proses pembelajaran.
b.
Hasil Tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menguasai, menyerap materi pembelajaran pada ranah kognitif, serta mengukur tingkat pencapaian indikator kinerja. Hasil tes diperoleh melalui tes tertulis.
30
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data. Berdasarkan teknik pengumpulan data, instrumen yang digunakan adalah: 1.
Lembar Observasi. Lembar Observasi dikembangkan berdasarkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan langkah-langkah sebagai berikut: a.
Persiapan pembelajaran, penyampaian tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa
2.
b.
Penyajian materi pembelajaran
c.
Belajar dalam kelompok
d.
Bimbingan belajar dan bekerja dalam kelompok
e.
Evaluasi
f.
Penghargaan kelompok
Tes Butir soal tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah butir tes uraian dan
pilihan ganda, karena untuk mengetahui taraf serap siswa agar lebih bervariasi dalam mengukur hasil belajar mengingat, memahami, menerapkan, mengorganisasikan ide/gagasanseperti dalam ranah kognitif taksonomi Bloom. Soal tes dikembangkan berdasarkan SK dan KD mata pelajaran Matematika kelas VI Semester II. Pada post tes siklus 1 menggunakan soal uraian dengan alasan untuk mengukur pencapaian indikator hasil belajar dalam Kompetensi Dasar, yaitu siswa dapat menulis tabel, diagram garis, lingkaran dan batang. Sehingga soal yang cocok dengan indikator adalah soal uraian.Sedangkan pada siklus 2 menggunakan soal pilihan ganda dengan alasan bisa mencakup materi yang lebih luas, lebih cepat dalam penskoran, lebih objektif, serta agar bervariasi dari soal tes siklus 2.
31
Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Sekolah
: SD Negeri Simpar
Kelas/Semester
: VI/II
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: Pengolahan Data
Standar Kompetensi
: 7. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan data.
Kompetensi Dasar yang diujikan
Indikator Hasil Belajar
No. Soal
Klasif ikasi
Bobot
Jenis Soal
Uraian Soal
Kunci Jawab an
7.1 Menyajikan data ke dalam bentuk tabel, diagram batang, dan lingkaran
Siswa dapat menulis data dalam bentuk tabel Siswa dapat menulis data dalam bentuk diagram garis Siswa dapat menulis dalam bentuk diagram batang Siswa dapat menulis data dalam bentuk diagram lingkaran
1
C3
25
Uraian
Terlam pir
Terlam pir
2
C3
25
Uraian
Terlam pir
Terlam pir
C3
25
Uraian
Terlam pir
Terlam pir
C4
25
Uraian
Terlam pir
Terlam pir
7.2 Menentukan rata-rata hitung dan modus sekumpula data
Siswa dapat menentukan nilai ratarata(mean) Siswa dapat menentukan median suatu data Siswa dapat menentukan modus suatu data
3
4
1–3
C3
30
PG
Terlam A pir C D
4-6
C3
30
PG
Terlam A pir C B
7-10
C3
40
PG
Terlam B pir B A D
32
3.4.3 Validasi Data Validasi data bergantung pada validasi instrumennya. Data yang bebentuk angka (Kuantitatif) menggunakan validitas teoritik artinya data berupa hasil belajar siswa antar siklus. Data kualitatif (observasi) divalidasi melalui triangulasi: triangulasi sumber, data berasal dari beberapa sumber. Data juga diperoleh dengan menggunakan face validality yang artinya peneliti dan observer melakukan cross cheek data. 3.5
Indikator Kinerja Penelitian ini dikatakan berhasil jika: 1. 75% siswa secara klasikal mendapat nilai ≥ 65 (telah mencapai KKM, nilai KKM=65), artinya minimal 15 dari 20 jumlah anak kelas VI telah tuntas belajar.
3.6
Analisis Data Berdasarkan data yang terkumpul, maka analisis data yang dapat dilakukan
adalah hasil observasi dan hasil tes. 1.
Hasil observasi akan dianalisis dengan langkah sebagai berikut: a.
Reduksi.
Reduksi
data
meliputi
proses
memilih,
memusatkan,
menyederhanakan, meringkas, dan mengubah data yang terekam atau tertulis di lapangan. Tidak hanya merangkum data saja, tapi juga harus mengubah data untuk dimengerti sesuai pokok masalah yang akan dituju. b.
Pemaparan Data. Data-data hasil reduksi kemudian dipaparkan dalam bentuk paragraf-paragraf yang saling berhubungan (narasi) yang diperjelas melalui matriks, grafik atau diagram. Pemaparan data berfungsi untuk membantu kita merencanakan tindakan selanjutnya.
2.
Data hasil tes. Data hasil tes akan dianalisis dengan statistik diskriptif, yaitu membandingkan , verifikasi dan dihubungkan dengan penelitian data sebelum tindakan dan data nilai tes setelah dilaksanakan tindakan (siklus 1 dan nilai tes setelah siklus 2). Data hasil tes meliputi prasiklus, siklus 1, dan siklus meliputi: a) Nilai rata-rata digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam satu kelas. Nilai rata-rata diperoleh dengan cara membagi jumlah nilai siswa dalam
33
satu kelas dengan jumlah siswa dalam satu kelas. Selain itu nilai rata-rata digunakan untuk membandingkan peningkatan hasil belajar pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. Untuk mengetahui nilai rata-rata kelas pada prasiklus maupun postest tiaptiap siklus digunakan rumus: ∑ X : N = R, ∑X = jumlah nilai siswa dalam satu kelas N = jumlah siswa dalam satu kelas R = nilai rata-rata b) Grafik, dipakai untuk menyajikan, menggambarkan hasil belajar matematika pada tiap-tiap siklus. c) Persentase, digunakan untuk menyajikan dan menggambarkan hasil belajar tiap-tiap siklus. Setelah melalui tahapan-tahapan penelitian, maka untuk selanjutnya penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian makna data, mencatat keteraturan dan penggolongan data. Data yang terkumpul disajikan secara sistematis dan diberi makna.