BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Seting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian dilaksanakan selama empat bulan yaitu pada bulan Februari sampai dengan bulan Mei 20014 dan bertempat di SD Negeri Rowoboni 02 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Rowoboni 02 yang berjumlah 22 siswa, yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.
3.1.1 Seting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Rowoboni 02 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. SD Negeri Rowoboni 02 berada di jalan Banyubiru-Muncul Km 4, Dusun Candisari, Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. SDN Rowoboni 02 berada ditepi jalan dan menghadap jalan raya , sebelah kanan sekolah adalah Mushala, belakang dan kiri sekolah merupakan pemukiman penduduk. Bangunan sekolah terdiri dari dua unit. Unit 1 terdiri dari 6 lokat dipergunakan untuk 3 ruang kelas, 1 ruang komputer, 1 ruang kantor sekolah, dan 1 ruang perpustakaan. Unit 2 terdiri dari 3 ruang kelas. Ruang kelas V yang berada ditengah antara kelas IV dan kelas VI. Kelas V yang tepat menghadap halaman sekolah dan membelakangi kantin dan UKS. Posisi gedung sekolah tidak berada di lingkungan padat penduduk. Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dimulai dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei. Pemilihan waktu disesuaikan dengan jadwal dan program semester yang digunakan di SD Negeri Rowoboni 02. Di dalam program semester mata pelajaran IPA kelas V Semester 2 materi memahami perubahan yang terjadi di alam dan mengaitkannya dengan penggunaan sumber daya alam.
29
30
Penelitian dilaksanakan pada bulan-bulan efektif dalam kegiatan belajar mengajar semester 2 tahun pelajaran 2013/2014. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah dan disesuaikan dengan KD yang akan diajarkan, yaitu membahas perubahan yang terjadi di alam dan mengaitkannya dengan penggunaan sumber daya alam. Alokasi waktu dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian
No. 1.
Februari
Pelaksanaan Penelitian
1
2
3
Maret 4
1
2
3
April 4
1
2
3
Mei 4
1
2
3
4
Proposal PTK SIKLUS I Perencanaan
2.
Tindakan Observasi Refleksi SIKLUS II Perencanaan
3.
Tindakan Observasi Refleksi
4.
Pelaporan
Penelitian dilaksanakan selama empat bulan, yaitu dimulai dari bulan Februari sampai bulan Mei 2014. Pada bulan Februari minggu pertama sampai minggu keempat, penulis menyusun proposal penelitian. Pada bulan Maret minggu pertama sampai dengan minggu ketiga, penulis membuat instrumen dan melakukan perencanaan siklus I. Pada bulan Maret minggu keempat sampai
31
dengan bulan April minggu pertama, penulis melakukan tindakan, observasi, refleksi siklus I yang terdiri dari tiga pertemuan, serta perencanaan siklus II sebagai tindak lanjut refleksi siklus I. Pada bulan April minggu kedua sampai dengan minggu ketiga, penulis melakukan tindakan, observasi, dan refleksi siklus II yang terdiri dari tiga pertemuan. Pada bulan April minggu keempat sampai dengan Mei minggu keempat, penulis melakukan pengolahan data, membuat laporan dan konsultasi laporan hasil penelitian.
3.1.2 Subjek Penelitian Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa
kelas V SD Negeri
Rowoboni 02 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang semester 2 tahun pelajaran 2013/2014. Karakteristik siswa kelas V SD Negeri Rowoboni 02 sangat beragam. Jumlah keseluruhan siswa kelas V sebanyak 22 siswa, yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Siswa kelas V rata-rata berusia 11 sampai 13 tahun. Tingkat kemampuan siswa heterogen ada yang pandai, sedang dan ada yang kurang pandai. Demikian pula latar belakang keluarga siswa pun beragam. Pekerjaan orang tua/wali siswa sebagian besar adalah aryawan swasta, pedagang dan petani. Keberagaman latar belakang siswa berdampak pada perbedaan tingkat kesadaran dan perhatian orang tua terhadap pendidikan siswa sehingga motivasi masing-masing siswa pun berdeda. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di elas V karena berdasarkan observasi yang telah dilakukan penulis selama proses pembelajaran berlangsung menunjukkan bahwa antusias siswa dalam memperhatikan penjelasan, merespon pertanyaan masih sangat rendah, siswa cenderung gaduh dan bercerita dengan teman semeja sehingga kurang memperhatikan selama proses pembelajaran berlangsung. Keadaan demikian berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah rata-rata kelas 59 sedangkan KKM IPA
adalah 65. Dari 22 siswa kelas V
sebanyak 15 siswa memperoleh nilai <65 yang berarti siswa belum mencapai KKM dan hanya 7 siswa yang nilainya ≥65 yang berarti 7 siswa tersebut telah mencapai KKM. Data tersebut menjunjukkan bahwa hanya 32% dari jumlah
32
siswa yang sudah memenuhi nilai KKM dan sisanya sebanyak 68% dari keseluruhan jumlah siswa kelas V masih belum mencapai KKM.
3.2 Variabel Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Abdurrahman (2009: 13) variabel adalah karakteristik yang akan diobservasi dari satuan pengamatan yang berubah-ubah atau memiliki gejala bervariasi. Kidder (Sugiyono, 2010: 61) variabel adalah suatu kualitas dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya. Hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain dalam penelitian dapat dibedakan menjadi variabel bebas dan variabel terikat. Adapun variabel penelitian tindakan kelas di SD Negeri Rowoboni 02 kelas V pada mata pelajaran IPA semester
tahun
pelajaran 2013/2014 dapat diuraikan sebagai berikut:
3.2.1 Variabel Bebas (X) Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2010: 61). Dalam penelitian tindaan kelas ini, variabel bebasnya adalah model pembelajaran Talking Stick. Model pembelajaran Talking Stick merupakan pembelajaran dengan memainkan sebuah tongkat sebagai alat penunjuk giliran. Siswa yang mendapat tongat akan diberi pertanyaan dan harus menjawabnya. Kemudian secara estafet tongkat tersebut berpindah ke tangan siswa lainnya secara bergiliran demikian seterusnya.
3.2.2 Variabel Terikat (Y) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas sehingga tidak dapat berdiri sendiri (Sugiyono, 2010 :61). Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar belajar IPA siswa kelas V. Hasil belajar IPA adalah bentuk-bentuk perubahan tingkah laku yang sesuai dengan SK, KD dan Indikator setelah siswa mengikuti pembelajaran IPA.
33
Model pembelajaran Talking Stick membuat siswa belajar dengan asik. Kesadaran siswa untuk belajar IPA membuat antusias belajar siswa tinggi sehingga berimplikasi terhadap adanya aktivitas belajar yang bermakna sehingga meningkatkan hasil belajar IPA. Hasil belajar IPA akan lebih berkesan apabila siswa diberikan penghargaan atas usaha mereka. Selain itu jika siswa diberikan penghargaan lebih dari sebelumnya maka siswa akan terpacu untuk lebih giat dalam belajar. Dengan model pembelajaran Talking Stick dapat mengundang antusias siswa dalam aktifitas pembelajaran dan berdampak pada hasil belajar yang meningkat.
1.3 Prosedur Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Rowoboni 02 kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang semester 2 Ttahun pelajaran 2013/2014 menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Seperti yang diungkapkan oleh Wardhani(2007:1.15) bahwa PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Penelitian ini terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Tidak jauh beda dengan pendapat Carr & Kemmis, Mills, 2000 (dalam Igak Wardhani, 2008:1.4) mendefinisikan penelitian tindakan sebagai “systematic inquiri” yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai praktik yang dilaukannya. Informasi ini digunakan untuk meningatkan
persepsi
serta
mengembangkan
“reflective
practice”
yang
berdampak positif dalam berbagai praktik persekolahan, termasuk memperbaiki hasil belajar siswa. Jadi penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjana sebagai guru, sehingga hasi belajar siswa menjadi meningkat. Model penelitian tindakan kelas ini dirancang menurut Kurt Lewin (dalam Zainal Aqib,2006:21) yang mencakup empat kegiatan utama yang ada pada setiap
34
siklus adalah : (1) menyusun rencana tindakan (planning), (2) pelaksanaan tindaan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi ( reflecting). Berikut masing-masing skema rencana tindakan untuk masing-masing siklus :
Perencanaan siklus I
Tindakan
Pengamatan
Tindakan
Perencanaan siklus II
Refleksi
Pengamatan
Refleksi
Hasil
Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas
3.3.1 Rencana Tindakan Siklus I Recana tindakan pada siklus I terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Rencana tindaan siklus I PTK yang dilakukan di kelas V SD Negeri Rowoboni 02 dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Perencanaan Tahap perencanaan adalah rencana kegiatan berupa langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V, yaitu: (1) menganalisis kompetensi IPA yang meliputi SK, KD dan Indikator, (2) merumuskan tujuan pembelajaran sesuai SK, KD dan Indikator, (3) menyusun materi pembelajaran sesuai rumusan tujuan pembelajaran, (4) menentukan model pembelajaran yaitu model Talking Stick, (5) mempersiapkan sumber, alat, dan media pebelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran, (6) membuat lembar observasi aktivitas guru dan siswa menggunakan model Talking Stick, (7)
35
menyusun alat evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa berupa tes pilihan ganda dan (8) membuat media untuk penghargaan siswa Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan pedoman pelaksanaan proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Rencana pembelajaran yang disusun penulis dikonsultasikan kepada guru kelas V dengan tujuan untuk mendapatkan saran yang membangun dan untuk menyesuaikan dengan karakteristik siswa kelas V. Penulis merevisi rencana pembelajaran yang telah dikonsultasikan, kemudian rencana pembelajaran yang telah direvisi oleh penulis dilengkapi dengan instrumen penelitian yang berupa lembar observasi dan tes evaluasi siklus I.
2. Tindakan Tahap tindaan merupakan pelaksanaan rencana pembelajaran yang telah disusun. Tindakan rencana pembelajaran berlangsung selama 6 x 35 menit atau tiga kali pertemuan. Tindakan dalam rencana pembelajaran terdiri atas tahap persiapan dan tahap pelaksanaan, dimana tahap pelaksanaan meliputi kegiatan awal, inti dan penutup. Kegiatan pada pertemuan pertama terdiri atas kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Kegiatan awal meliputi: (1) menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, (2) memberikan apersepsi dengan mengajak siswa untuk menyanyikan lagu Ibu Pertiwi, (3) memberikan motivasi kepada siswa tentang manfaat belajar penyebab perubahan yang terjadi di alam dan mengaitkannya dengan penggunaan sumber daya alam dengan materi aktivitas alam meliputi banjir, tanah longsor dan angin puting beliung, (4) motivasi penghargaan kepada siswa yang mencapai kriteria tertentu, (5) menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai yaitu siswa dapat mengidentifikasi cara mencegah banjir dan tanah longsor, (6) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. Pada kegiatan inti meliputi: (1) meminta seorang siswa untuk maju kedepan kelas membacakan suatu berita tentang Banjir melalui media surat kabar, (2) melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang
36
topik/tema materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi mahluk hidup dan lingkungan dengan menggunakan gambar pada slide show. (3) menjelaskan materi disertai dengan tanya jawab dengan siswa tentang materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi mahluk hidup dan lingkungan, (4) meminta siswa mencatat hal-hal penting tentang peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi mahluk hidup dan lingkungan, (5) siswa dengan dituntun guru membuat kesimpulan pembelajaran, (6) siswa melakukan gerak dan lagu Bersuka Ria, (7) siswa membaca kembali catatan mereka, (8) setelah beberapa waktu maka siswa diminta untuk menutup buku catatannya, (9) pembelajaran Talking Stick dimulai dengan guru menjelaskan aturan permainan yang dilanjutkan dengan menyanyikan lagu disini senang disana senang, (10) ketika lagu berhenti selanjutnya siswa yang mendapat stick untuk menjawab pertanyaan dekikian seterusnya, (11) meminta siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dimengerti, (12) membantu menyelesaikan masalah dari siswa yang merasa kesulitan dalam pembelajaran dengan Talking Stick, dan (13) memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif. Kegiatan akhir atau penutup meliputi: (1) menuntun siswa membuat rangkuman/simpulan pelajaran, (2) melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, (3) memberikan PR kepada siswa, (4) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan (5) bersama dengan siswa menutup pembelajaran.
Kegiatan pada pertemuan kedua terdiri atas kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Kegiatan awal meliputi: (1) menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, (2) memberikan apersepsi dengan mengajak siswa untuk menyanyikan lagu Ibu Pertiwi, (3) memberikan motivasi kepada siswa tentang manfaat belajar penyebab perubahan yang terjadi di alam dan mengaitkannya dengan penggunaan sumber daya alam dengan materi gempa, tsunami dan gunung meletus (4) motivasi penghargaan kepada siswa yang mencapai kriteria tertentu, (5) menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai yaitu siswa mengidentifikasi aktivitas alam yang tidak dapat dicegah serta
37
dampak yang ditimbulkan dari berbagai aktivitas alam, (6) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. Pada kegiatan inti meliputi: (1) meminta seorang siswa untuk maju kedepan kelas membacakan suatu berita tentang gempa bumi melalui media surat kabar, (2) melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi mahluk hidup dan lingkungan dengan menggunakan gambar pada slide show. (3) menjelaskan materi disertai dengan tanya jawab dengan siswa tentang materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi mahluk hidup dan lingkungan, (4) meminta siswa mencatat hal-hal penting tentang peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi mahluk hidup dan lingkungan, (5) siswa dengan dituntun guru membuat kesimpulan pembelajaran, (6) siswa melakukan gerak dan lagu Bersuka Ria, (7) siswa membaca kembali catatan mereka, (8) setelah beberapa waktu maka siswa diminta untuk menutup buku catatannya, (9) pembelajaran Talking Stick dimulai dengan guru menjelaskan aturan permainan yang dilanjutkan dengan menyanyikan lagu disini senang disana senang, (10) ketika lagu berhenti selanjutnya siswa yang mendapat stick untuk menjawab pertanyaan dekikian seterusnya, (11) meminta siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dimengerti, (12) membantu menyelesaikan masalah dari siswa yang merasa kesulitan dalam pembelajaran dengan Talking Stick, dan (13) memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif. Kegiatan akhir atau penutup meliputi: (1) menuntun siswa membuat rangkuman/simpulan pelajaran, (2) melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, (3) memberikan PR kepada siswa, (4) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan (5) bersama dengan siswa menutup pembelajaran.
Pertemuan ketiga merupakan tindak lanjut datri pertemuan sebelumnya yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Pada pertemuan ketiga digunakan untuk pelaksanaan evaluasi hasil belajar siswa tentang materi yang telah dipelajari
38
pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Pada pertemuan ini kegiatan diawali dengan kegiatan apersepsi yaitu guru bertanya jawab dengan siswa mengingat kembali materi tentang penyebab perubahan yang terjadidi alam dan mengaitkannya dengan sumber daya alam yang meliputi aktifitas alam, seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung, gempa bumi, tsunami dan gunung meletus. Selanjutnya memberikan motivasi kepada siswa untuk mengerjakan tes formatif dengan sungguh-sungguh. Setelah kegiatan awal dilanjutkan dengan kegiatan inti yang meliputi: (1) membagian soal tes formatif kepada siswa, (2) siswa mengerjakan tes formatif secara individu, (3) siswa yang sudah selesai mengerjakan tes formatif dapat mengupulkan lembar jawabnya kepada guru, serta (4) setelah semua siswa selesai mengerjakan tes formatif, siswa menyimak pembahasan tes yang disampaikan oleh guru. Setelah melaksanakan kegiatan inti pembelajaran diakhiri dengan kegiatan akhir yang meliputi: (1) penyampaian materi pada pertemuan berikutnya yaitu tentang sumber daya alam di Indonesia ( mengidentifikasi sumber daya alam di Indonesia, cara menggunakan sumber daya alam dan cara melestarikan sumber daya alam) serta (2) menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam.
3. Observasi Tahap observasi merupakan kegiatan mengamati proses pembelajaran, aktivitas siswa dan aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung sehingga dilakukan seiring dengan tahap tindakan. Observasi merupakan pengamatan dengan tujuan tertentu. Observasi dilakukan secara langsung pada saat pelaksanaan siklus pembelajaran di kelas dengan tujuan mengumpulkan data secara kualitatif mengenai aktivitas guru dan siswa bertujuan untuk mencatat masalah yang terjadi pada saat pelaksanaan siklus pembelajaran yang kemudian akan menjadi refleksi sebagai tindak lanjut. Dalam pelaksanaan tahap observasi yang bertindak sebagai pengajar adalah guru kelas V yaitu Pak Joko serta yang bertindak sebagai observer adalah Ibu Sri Ambar Tugiyati selaku wali kelas IV yang membantu penulis dalam proses penelitian. Pelaksanaan tahap observasi meliputi: (1) mengamati dan mencatat aktivitas guru dan siswa dalam
39
mengimlementasikan langkah-langah pembelajaran menggunakan model Talking Stick, (2) mencatat hal-hal penting berkaitan dengan proses pembelajaran selama berlangsung sesuai dengan langkah-langkah dalam pembelajaran IPA dengan model pembelajaran Talking Stick. Pelaksanaan observasi selain menggunakan lembar observasi juga menggunaan dokumentasi foto sebagai laporan yang berupa gambar aktivitas siswa dan guru selama pembelajarandari awal sampai akhir. Dokumentasi berupa foto digunakan sebagai suatu buti penguat dalam analisis penelitian dalam setiap siklusnya sehingga penjelasan lebih akurat.
4. Refleksi Kegiatan refleksi merupakan kegiatan peninjauan kembali terhadap kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung. Refleksi ini dilakukan oleh observer terhadap praktikan dengan melihat segala aktivitas pembelajaran yang telah diamatinya. Dengan refleksi, segala kegiatan yang telah baik hendaknya di pertahankan dan kegiatan yang masih mengalami kekurangan dapat di perbaiki oleh praktikan supaya dalam pembelajaran berikutnya semua kekurangankekurangan tersebut tidak terulang kembali. Setelah pelaksanaan tahap tindakan dan observasi, penulis melaksanakan tahap refleksi, yaitu mengkaji dan menganalisis hasil tindakan berdasarkan dokumentasi, observasi dan tes evaluasi yang telah dilakukan. Pelaksanaan tahap refleksi meliputi: (1) mengnalisis hasil observasi dan tes evaluasi yang telah dilakukan, (2) menganalisis kekurangan dan keberhasilan guru saat menerapkan pembelajaran IPA menggunakan model Talking Stick, (3) menganalisis aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran, (4) merencanakan tindak lanjut siklus II untuk memperbaiki model pembelajaran Talking Stick yang diterapkan pada siklus I. 3.3.2 Rencana Tindakan Siklus II Rencana tindakan siklus II merupakan hasil tindak lanjut dari refleksi yang dilakukan pada siklus I dengan tujuan agar pelaksanaan pembelajaran lebih maksimal. Rencana tindaan pada siklus II terdiri atas empat tahap, yaitu
40
perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Rencana tindakan siklus II yang dilakukan di kelas V SD Negeri Rowoboni 02 dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Perencanaan Tahap perencanaan siklus II merupakan perencanaan seperti yang dilakukan pada siklus I dan telah disesuaikan dengan hasil refleksi sebagai usaha perbaikan tindakan pada siklus II ini. Pelaksanaan tahap perencanaan siklus II yaitu : (1) menganalisis kompetensi IPA yang meliputi SK, KD dan Indikator, (2) merumuskan tujuan pembelajaran sesuai SK, KD dan Indikator, (3) menyusun materi pembelajaran sesuai rumusan tujuan pembelajaran, (4) menentukan model pembelajaran yaitu model Talking Stick, (5) mempersiapkan sumber, alat, dan media pebelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran, (6) membuat lembar observasi aktivitas guru dan siswa menggunakan model Talking Stick, (7) menyusun alat evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa berupa tes pilihan ganda dan (8) membuat media untuk penghargaan siswa Rencana pembelajaran siklus II merupakan pedoman pelaksanaan proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran tercapai secara lebih maksimal dari pembelajaran pada siklus I. Rencana pembelajaran yang disusun penulis dikonsultasikan kepada guru kelas V dengan tujuan untuk mendapatkan saran yang membangun dan untuk menyesuaikan dengan karakteristik siswa kelas V dan menyesuaikan dengan hasil refleksi. Penulis merevisi rencana pembelajaran yang telah dikonsultasikan, kemudian rencana pembelajaran yang telah direvisi oleh penulis dilengkapi dengan instrumen penelitian yang berupa lembar observasi dan tes evaluasi siklus II.
2. Tindakan Tahap tindaan siklus II merupakan pelaksanaan rencana pembelajaran yang telah disusun. Tindakan rencana pembelajaran berlangsung selama 6 x 35 menit atau tiga kali pertemuan. Tindakan dalam rencana pembelajaran terdiri atas tahap persiapan dan tahap pelaksanaan, dimana tahap pelaksanaan meliputi kegiatan awal, inti dan penutup.
41
Kegiatan pada pertemuan pertama terdiri atas kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Kegiatan awal meliputi: (1) menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, (2) memberikan apersepsi dengan mengajak siswa untuk menyanyikan lagu Memandang Alam, (3) memberikan motivasi kepada siswa tentang manfaat belajar penyebab perubahan yang terjadi di alam dan mengaitkannya dengan penggunaan sumber daya alam dengan materi sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui, (4) motivasi penghargaan kepada siswa yang mencapai kriteria tertentu, (5) menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai yaitu siswa dapat mengidentifikasi cara mencegah banjir dan tanah longsor, (6) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. Pada kegiatan inti meliputi: (1) meminta seorang siswa untuk maju kedepan kelas membacakan puisi “Indahnya Alam Negeri Ini” , (2) melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi mahluk hidup dan lingkungan dengan menggunakan gambar pada slide show . (3) menjelaskan materi disertai dengan tanya jawab dengan siswa tentang materi sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui, (4) meminta siswa mencatat hal-hal penting tentang peristiwa sumber daya alam di Indonesia, (5) siswa dengan dituntun guru membuat kesimpulan pembelajaran, (6) siswa melakukan gerak dan lagu Bersuka Ria, (7) siswa membaca kembali catatan mereka, (8) setelah beberapa waktu maka siswa diminta untuk menutup buku catatannya, (9) pembelajaran Talking Stick dimulai dengan guru menjelaskan aturan permainan yang dilanjutkan dengan menyanyikan lagu disini senang disana senang, (10) ketika lagu berhenti selanjutnya siswa yang mendapat stick untuk menjawab pertanyaan dekikian seterusnya, (11) meminta siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dimengerti, (12) membantu menyelesaikan masalah dari siswa yang merasa kesulitan dalam pembelajaran dengan Talking Stick, dan (13) memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif. Kegiatan akhir atau penutup meliputi: (1) menuntun siswa membuat rangkuman/simpulan pelajaran, (2) melakukan penilaian dan/atau refleksi
42
terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, (3) memberikan PR kepada siswa, (4) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan (5) bersama dengan siswa menutup pembelajaran.
Kegiatan pada pertemuan kedua terdiri atas kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Kegiatan awal meliputi: (1) menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, (2) memberikan apersepsi dengan mengajak siswa untuk menyanyikan lagu Memandang Alam, (3) memberikan motivasi kepada siswa tentang manfaat belajar penyebab perubahan yang terjadi di alam dan mengaitkannya dengan penggunaan sumber daya alam dengan materi cara menggunakan dan melestarikan sumber daya alam (4) motivasi penghargaan kepada siswa yang mencapai kriteria tertentu, (5) menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai yaitu siswa mengidentifikasi cara menggunakan dan melestarikan sumber daya alam , (6) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. Pada kegiatan inti meliputi: (1) melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi mahluk hidup dan lingkungan dengan menggunakan gambar pada slide show . (2) menjelaskan materi disertai dengan tanya jawab dengan siswa tentang materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi mahluk hidup dan lingkungan, (4) meminta siswa mencatat hal-hal penting tentang peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi mahluk hidup dan lingkungan, (5) siswa dengan dituntun guru membuat kesimpulan pembelajaran, (6) siswa melakukan gerak dan lagu Bersuka Ria, (7) siswa membaca kembali catatan mereka, (8) setelah beberapa waktu maka siswa diminta untuk menutup buku catatannya, (9) pembelajaran Talking Stick dimulai dengan guru menjelaskan aturan permainan yang dilanjutkan dengan menyanyikan lagu disini senang disana senang, (10) ketika lagu berhenti selanjutnya siswa yang mendapat stick untuk menjawab pertanyaan dekikian seterusnya, (11) meminta siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dimengerti, (12) membantu menyelesaikan masalah dari siswa yang merasa kesulitan dalam pembelajaran
43
dengan Talking Stick, dan (13) memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif. Kegiatan akhir atau penutup meliputi: (1) menuntun siswa membuat rangkuman/simpulan pelajaran, (2) melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, (3) memberikan PR kepada siswa, (4) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan (5) bersama dengan siswa menutup pembelajaran.
Pertemuan ketiga merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Pada pertemuan ketiga digunakan untuk pelaksanaan evaluasi hasil belajar siswa tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Pada pertemuan ini kegiatan diawali dengan kegiatan apersepsi yaitu guru bertanya jawab dengan siswa mengingat kembali materi tentang penyebab perubahan yang terjadidi alam dan mengaitkannya dengan sumber daya alam yang meliputi aktifitas alam, seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung, gempa bumi, tsunami dan gunung meletus. Selanjutnya memberikan motivasi kepada siswa untuk mengerjakan tes formatif dengan sungguh-sungguh. Setelah kegiatan awal dilanjutkan dengan kegiatan inti yang meliputi: (1) membagian soal tes formatif kepada siswa, (2) siswa mengerjakan tes formatif secara individu, (3) siswa yang sudah selesai mengerjakan tes formatif dapat mengupulkan lembar jawabnya kepada guru, serta (4) setelah semua siswa selesai mengerjakan tes formatif, siswa menyimak pembahasan tes yang disampaikan oleh guru. Setelah melaksanakan kegiatan inti pembelajaran diakhiri dengan kegiatan akhir yang meliputi: (1) penyampaian materi pada pertemuan berikutnya yaitu tentang sumber daya alam di Indonesia ( mengidentifikasi sumber daya alam di Indonesia, cara menggunakan sumber daya alam dan cara melestarikan sumber daya alam) serta (2) menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam.
44
3. Observasi Tahap observasi siklus II dilaksanakan seperti tahap observasi siklus I yaitu, mengamati proses pembelajaran, aktivitas siswa dan aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung sehingga dilakukan seiring dengan tahap tindakan. Observasi merupakan pengamatan dengan tujuan tertentu. Observasi dilakukan secara langsung pada saat pelaksanaan siklus pembelajaran di kelas dengan tujuan mengumpulkan data secara kualitatif mengenai aktivitas guru dan siswa bertujuan untuk mencatat masalah yang terjadi pada saat pelaksanaan siklus pembelajaran yang kemudian akan menjadi refleksi sebagai tindak lanjut. Dalam pelaksanaan tahap observasi yang bertindak sebagai pengajar adalah guru kelas V yaitu Pak Joko serta yang bertindak sebagai observer adalah Ibu Sri Ambar Tugiyati selaku wali kelas IV yang membantu penulis dalam proses penelitian. Pelaksanaan tahap observasi meliputi: (1) mengamati dan mencatat aktivitas guru dan siswa dalam mengimlementasikan langkah-langah pembelajaran menggunakan model Talking Stick, (2) mencatat hal-hal penting berkaitan dengan proses pembelajaran selama berlangsung sesuai dengan langkah-langkah dalam pembelajaran IPA dengan model pembelajaran Talking Stick. Pelaksanaan observasi selain menggunakan lembar observasi juga menggunaan dokumentasi foto sebagai laporan yang berupa gambar aktivitas siswa dan guru selama pembelajarandari awal sampai akhir. Dokumentasi berupa foto digunakan sebagai suatu buti penguat dalam analisis penelitian dalam setiap siklusnya sehingga penjelasan lebih akurat.
4. Refleksi Kegiatan refleksi siklus II dilaksanakan seperti tahap refleksi siklus I yaitu merupakan kegiatan peninjauan kembali terhadap kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung. Refleksi ini dilakukan oleh observer terhadap praktikan dengan melihat segala aktivitas pembelajaran yang telah diamatinya. Dengan refleksi, segala kegiatan yang telah baik hendaknya di pertahankan dan kegiatan yang masih mengalami kekurangan dapat di perbaiki oleh praktikan supaya dalam pembelajaran berikutnya semua kekurangan-kekurangan tersebut tidak terulang kembali.
45
Setelah pelaksanaan tahap tindakan dan observasi, penulis melaksanakan tahap refleksi, yaitu mengkaji dan menganalisis hasil tindakan berdasarkan dokumentasi, observasi dan tes evaluasi yang telah dilakukan. Pelaksanaan tahap refleksi meliputi: mengnalisis hasil observasi dan tes evaluasi yang telah dilakukan serta menganalisis aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran.
1.4 Data dan Cara Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan di kelas V SD Negeri Rowoboni 02 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 berupa data primer dan cara pengumpulannya dengan menggunakan tes, observasi dan dokumentasi.
1.4.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan di kelas V SD Negeri Rowoboni 02 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 berupa data primer. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari penelitian. Data primer merupakan jenis data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diwujudan dengan data hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran Talking Stick. Sedangkan data kualitatif diperoleh dari hasil observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran Talking Stick menggunakan lembar observasi terstruktur. Penelitian ini menggunakan tiga cara pengumpulan data yaitu tes, observasi dan dokumentasi.
1.4.2 Cara Pengumpulan Data Cara pengumpulan data dalam penelitian yang dilakukan di kelas V SD Negeri Rowoboni 02 Kecmatan Banyubiru Kabupaten Semarang semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 dengan menggunakan tes, observasi dan dokumentasi. 1) Tes Purwanto (2012: 33) menyatakan yang dimaksud dengan tes hasil belajar atau achievement test ialah tes yang dipergunakan untuk menilai hasil-hasil
46
pelajaran yang telah diberikan guru kepada muridnya dalam jangka waktu tertentu. Pendapat lain dikemukakan oleh Sudijono (2008: 67) tes merupakan cara atau prosedur dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk serangkaian tugas berupa pertanyaan atau perintah sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi siswa, yang dapat dibandingkan dengan nilai siswa lainnya atau dengan nilai tertentu. Dengan demikian pelaksanaan tes pada siswa bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam belajar materi IPA tentang perubahan yang terjadi di alam dan mengaitannya dengan penggunan sumber daya alam melalui model pembelajaran Talking Stick. Tes dalam penelitian ini dilaksanaan di akhir pertemuan dalam setiap siklus. Adapun kisi-kisi tes evaluasi hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan model pembelajaran Talking Stick, dapat dilihat pada tabel 3.2 untuk siklus I dan tabel 3.3 untuk siklus II sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Tes Evaluasi Siklus I
KD
Indikator
7.6
7.6.1 Menyebutkan aktivitas alam (
Mengidentifikasi
gempa bumi, tsunami, gunung
peristiwa alam yang
meletus, banjir, tanah longsor dan
terjadi di Indonesia
angin puting beliung).
dan dampaknya
7.6.2 Mengidentifikasi peristiwa
bagi mahluk hidup
alam yang dapat dicegah dan yang
dan lingkungan.
tidak dapat dicegah. 7.6.3 Mengidentifikasi cara mencegah banjir. 7.6.4 Mengidentifikasi cara mencegah tanah longsor. Jumlah
Nomor Item
1,5,9,13,17,21,25,29
2,6,10,14,18,22,26,30
3,7,11,15,19,23,27
4,8,12,16,20,24,28 30
47
Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Evaluasi Siklus II
KD
Indikator
7.6
7.6.5 Menyebutkan sumber daya
Mengidentifikasi
alam yang ada di Indonesia.
peristiwa alam yang
7.6.6 Mengidentifikasi sumber
terjadi di Indonesia
daya alam yang dapat diperbaharui
dan dampaknya
dan yang tidak dapat diperbaharui.
bagi mahluk hidup
7.6.7 Mengidentifikasi cara
dan lingkungan.
menggunakan sumber daya alam. 7.6.8 Mengidentifikasi cara melestarikan sumber daya alam. Jumlah
Nomor Item 1,4,7,10,13,16,22
2,5,11,14,17,20,23,25
3,9,15,21,26,28,30
6,8,12,18,19,24,27,29 30
Dalam penelitian ini, bentuk instrumen tes yang digunakan adalah tes evaluasi formatif tertulis dan jenis instrumen yang digunakan adalah tes objektif. Bentu tes yang digunakan adalah bentuk soal pilihan ganda. Sudjana (2008:48) menjelaskan tes pilihan ganda digunakan untuk mengukur pemahaman siswa pada ranah kognitif. Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat. Tes ini berfungsi untu mengetahui sejauh mana keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakuan pada akhir kegiatan tiap-tiap siklus dengan memberikan sejumlah soal tes kepada subjek penelitian. Jawaban dari pilihan ganda hanya dapat dinilai benar atau salah, sehingga pemberian skor hanya dihitung jawaban yang benar.
2) Observasi Dalam penelitian yang dilakukan di SD Negeri Rowoboni 02, salah satu bentuk instrumen non tes yang digunakan adalah observasi. Purwanto (2012:149) berpendapat observasi merupakan metode menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau
48
mengamati individu atau kelompok secara langsung. Adapun yang dikemukakan Sudjana (2008: 84) menyatakan observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun situasi buatan. Pelaksanaan observasi bertujuan untuk mengamati pembelajaran yang berlangsung sehingga mendapat skor aktivitas guru dan skor aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran Talking Stick, agar pelaksanaan pembelajaran dapat sesuai dengan kondisi dan proses yang diharapkan. Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelasanaan pembelajaran. Lembar observasi berisi hal-hal yang dapat mengukur aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui model Talking Stick. Menurut Suparman(2012: 324) skala nilai angka (numerical rating scale) merupakan sekumpulan daftar pernyataan yang mendeskripsikan sifat program intruksional atau pengajar dan angka 1-5 yang menunjukkan nilai dari setiap pernyataan. Namun, skala nilai angka yang digunakan dalam penelitian ini dimodifikasi menjadi lebih sederhana yaitu memiliki rentang skor setiap item soal 1-5 dan pemberian skor menggunakan teknik analitik. Jawaban yang dapat dibuat berdasarkan deskripsi aspek yang diobservasi yaitu skor 1 (mendeskripsikan sangat kurang), skor 2(mendeskripsikan
kurang),
skor
3
(mendeskripsikan
sedang),
skor
4
(mendeskripsikan baik) dan skor 5 (mendeskripsikan sangat baik). Lembar obsevasi aktivitas guru dan ativitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui model Talking Stick diisi oleh observer dengan cara menceklist pada kolom yang sesuai. Kisi-kisi observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model Talking Stick dapat dilihat pada tabel 3.4 untuk kisi-kisi aktivitas guru dan tabel 3.5 untuk kisi-kisi aktivitas siswa berikut ini:
49
Tabel 3.4 Kisi-kisi Observasi Ativitas Guru
Langkah Pembelajaran
Pra Pembelajaran
Langkah-langkah Pembelajaran
Indikator
Talking Stick Memeriksa
Mengecek kesiapan ruang, alat dan
kesiapan
media pembelajaran.
pembelajaran.
Memeriksa kesiapan siswa untuk belajar.
Memberikan
Memberikan apersepsi dengan
apersepi, motivasi
mengajak siswa untuk menyanyi.
dan tujuan
Memberikan motivasi kepada siswa
pembelajaran.
dengan penghargaan kepada siswa yang mencapai kriteria tertentu .
Kegiatan awal
Menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran Talking Stick.
Kegiatan inti
Menyajikan materi
Menyampaikan materi pembelajaran
dan pelaksanaan
dengan sumber belajar yang tepat.
pembelajaran
Mengaitkan materi dengan realitas
dengan model
kehidupan.
Talking Stick.
Menggunakan media secara efektif dan efisien. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media. Menjelaskan aturan permainan Talking Stick.
50
Langkah-langkah
Langkah Pembelajaran
Pembelajaran
Indikator
Talking Stick Mempersilahkan siswa untuk mencatat dan membaca kembali catatannya. Memfasilitasi siswa dalam permainan talking Stick dan menjadi pemberi pertanyaan. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar. Kompetensi Guru
Menggunaan bahasa tulis dengan baik. Memberikan penghargaan pada siswa yang menjawab dengan benar dan memotivasi siswa yang masih salah menjawab pertanyaan.
Kegiatan Akhir
Membimbing siswa membuat
Pembelajaran
simpulan pembelajaran. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa serta memberi PR pada siswa.
Kegiatan Akhir
Menyampaikan materi yang aan dipelajari pada pertemuan berikutnya. Menutup pembelajaran dengan salam penutup. Jumlah
20
51
Tabel 3.5 Kisi-kisi Observasi Aktivitas Siswa
Langkah
Langkah-langkah
Pembelajaran
pembelajaran
Indikator
Talking Stick Pra Pembelajaran
Kegiatan Awal
Memeriksa
Mempersiapkan perlengkapan
kesiapan
pembelajaran
pembelajaran Menyanyi,
Menjawab apersepsi dari guru
menyimak
Memperhatikan motivasi yang
apersepsi, motivasi
disampaikan guru.
dan tujuan
Memperhatikan tujuan pembelajaran
pembelajaran dari
yang harus dicapai.
guru. Pembelajaran
Memperhatikan langkah-langkah
dengan model
pembelajaran Talking Stick yang
Talking Stick
disampaikan guru. Menyimak materi yang disampaikan oleh guru. Aktif menjawab pertanyaan dari guru. Aktif bertanya ketika proses
Kegiatan Inti
pembelajaran. Mencatat hal-hal penting tentang materi yang sudah dipelajari. Siswa membaca kembali catatannya. Melaksanakan permainan Talking Stick dengan mematuhi aturan permainan. Mendapat penghargaan jika menjawab dengan benar.
52
Langkah
Langkah-langkah
Pembelajaran
Pembelajaran
Indikator
Talking Stick Kegiatan akhir
Bertanya jawab dengan guru tentang
pembelajaran.
materi yang belum dimengerti.
Kegiatan
Membuat simpulan dari apa yang telah
Akhir
dipelajari. Merefleksi apa yang sudah dilaksanakan dan memberikan salam penutup. Jumlah
15
3) Dokumentasi Dalam penelitian yang dilakukan di kelas V SD Negeri rowoboni 02, bentuk instrumen non tes yang digunakan selain observasi adalah dokumentasi. Arikunto (2012:206) memaparkan bahwa metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan lapangan, transkip, buku surat notulen rapat, surat kabar, majalah, prasasti, agenda dan sebagainya. Sejalan dengan Arikunto, Sukardi (2005: 81) berpendapat dokumentasi merupakan cara untuk memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumenyang ada pada responden. Berdasarkan sumbernya, dokumen terdiri atas dokumen resmi dan tidak resmi. Dokumen resmi merupakan dokumen yang dikeluarkan oleh suatu lembaga dan dapat berupa surat keputusan dan surat bukti pelaksanaan kegiatan. Dokumen tidak resmi dapat berupa catatan pribadi dan nota dinas yang memberikan informasi terhadap suatu kejadian. Dalam penelitian sebaiknya menggunakan kedua sumber dokumentasi secara intensif secara makimal dan dapat menggambarkankondisi subyek atau obyek penelitian dengan benar. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui daftar nama siswa dan nilai awal IPA sebelum dilakuan penelitian. Dari data tersebut dapat diketahui kemampuan awal siswa, sehingga dapat digunakan sebagai perbandingan yaitu membandingkan antara hasil belajar sebelum penelitian dengan hasil belajar setelah penelitian dilakukan.
53
1.4.3 Validitas, Reliabilitas dan Tingkat Kesukaran Instrumen Langkah penting yang harus dilakukan dalam penelitian untuk menetapkan alat penelitian kepada siswa adalah dengan menguji kualitas alat penilaian tersebut sebelum digunakan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian harus memenuhi kriteria etepatan (validitas), keajegan (reliabilitas) dan tingat kesukaran (difficulty index). Tingkat validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran suatu instrumen penelitian menunjukkan kualitas instrumen penelitian. Instrumen penelitian dikatakan baik jika dapat mengukur apa yang akan diukur dan instrumen tersebut merupakan instrumen yang tepat digunakan untuk mengukur suatu variabel penelitian. Selain itu juga butir-butir soal tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah dengan kata lain tingkat kesukaran item yang baik adalah sedang.
1) Validitas Instrumen Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat ketepatan atau kevalidan sebuah instrumen. Sudjana (2009: 12) menyatakan bahwa validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Sugiyono (2010: 348) mengungkapkan bahwa suatu instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas dihitung dengan cara mengkorelasikan antara nilai yang diperoleh dari setiap item instrumen dengan keseluruhan yang diperoleh. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mngukur apa yang seharusnya diukur secara tepat. Validitas digunakan untuk mengetahui tingkat kevalidan masing-masing butir soal. Sehingga dapat ditentukan butir soal yang gagal dan diterima. Dalam penelitian yang dilakukan di kelas V SD Negeri Rowoboni 02, penulis menggunakan SPSS 16 untuk menghitung kevalidan soal. Validitas butir soal dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan tes sehingga dapat digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini. Penelitian yang dilauan di kels V SD Negeri Rowoboni 02 menggunakan acuan toleransikesalahan sebesar 5% atau taraf kepercayaan sebesar 95% dan jumlah peserta tes 22 siswa, maka
54
nilai
atau
=0,423 (Sugiyono, 2010:455). Pada siklus I dari jumlah
soal yang sebelumnya 30 soal diperoleh 5 soal diyatakan tidak valid dan 25 soal dinyatakan valid. Dan pada siklus II dari 30 soal diperoleh 4 soal dinyatakan tidak valid dan 26 soal dinyatakan valid. Tingkat validitas suatu instrument dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan setiap skor pada butir instrument dengan total skor setelah dikurangi skor butirnya sendiri(corrected item to total correlation). Tabel 3.6 Validasi Soal Tes Formatif
NO
Siklus
1.
Kriteria
No. Soal
Valid
1,2,3,4,5,6,7,9,10,11,13,14,15,16,17,1 8,19,20, 22,23,24,25,28,29,30
I 2.
Tidak valid
8,12,21,26,27
3.
Valid
1,2,3,4,5,6,7,8,10,11,12,14,15,16,17,1 8,19,20, 21,22,24,25,26,27,28,30
II 4.
Tidak Valid
9,13,23,29
2) Reliabilitas Instrumen Uji reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keajegan sebuah instrumen. Suatu tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut hasil hasil yang mantap. Antara validitas dan reliabelnya berhubungan erat, yaitu memenuhi syarat reliabel suatu soal harus valid dahulu. Oleh karena itu reliabel suatu soal tidak perlu diragukan lagi aapabila soal tersebut sudah valid. Penulis juga mnggunakan SPSS 16 untuk mengetahui reliabilitas soal. Purwanto (2013: 154) menjelaskan reliabilitas suatu instrumen merupakan akurasi dan presisi yang dihasilkan oleh alat ukur dalam melakukan pengukuran, sehingga alat ukur yang reliabel akan memberikan hasil pengukuran yang relatif stabil dan konsisten. Keajegan instrumen dapat diketahui dengan menentukan koefisien alpha (α). Uji reliabilitas dihitung menggunakan SPSS 16. Penelitian yang dilakukan di kelas V SD Negeri
55
Rowoboni 02 menggunakan acuan reliabilitas instrumen yang merujuk pada pendapat wardani dkk.(2012: 346), dimana kriteria reliabilitas instrumen meliputi:
Tabel 3.7 Kriteria Reliabilitas Instrumen
Rentang
Kriteria
0,80 – 1,00
Sangat reliabel
<0,80 – 0,60
Reliabel
<0,60 – 0,40
Cukup reliabel
<0,40 – 0,20
Agak reliabel
<0,20
Kurang reliabel
Hasil uji reliabilitas yang dilakukan di kelas VI SD Negeri Rowoboni 02 dengan analisis SPSS 16 seperti pada tabel 3.8 berikut ini:
Tabel 3.8 Hasil Reliabilitas Item Soal Siklus I dan II
Siklus I Bentuk Instrumen
Koefisien Reliabilitas
Kriteria
Pilihan Ganda
0,982
Sangat Reliabel
Siklus II Bentuk Instrumen
Koefisien Reliabilitas
Kriteria
Pilihan Ganda
0,974
Sangat Reliabel
3) Tingkat Kesukaran Salah satu kriteria instrumen yang baik adalah memiliki tingkat kesukaran yang merata atau proposional. Dalam lembar tes yang dibuat harus ada keseimbangan tingkat kesukaran butir sedang, mudah, dan sulit. Menurut Arikunto (Daryanto, 2011:188) bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya
56
suatu soal adalah indeks kesukaran. Selain itu, Sudijono (2008: 370) berpendapat butir-butir soal dikatakan baik jika butir-butir soal tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah, dengan kata lain tingkat kesukaran item yang baik adalah sedang atau cukup. Nilai tingkat kesukaran (TK) suatu item instrumen dapat ditentukan melalui membagi antara jumlah siswa menjawab benar dengan jumlah siswa peserta tes yang diruusan sebagai berikut:
TK =
𝛴𝐵 𝛴𝑃
(Purwanto,2013: 101) Keterangan: TK = tingkat kesukaran ΣB = jumlah siswa menjawab benar ΣP = jumlah siswa peserta tes
Nilai tingkat kesukaran suatu item instrumen merentang antara 0 sampai 1 . Apabila tingkat kesukaran meliputi sukar, sedang dan mudah, maka kriteria tingkat kesukaran instrumen seperti pada tabel 3.9 berikut ini:
Tabel 3.9 Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen
Rentang
Kriteria
0.00 – 0,32
Sukar
0,33 – 0,66
Sedang
0,67 – 1,00
Mudah
(Purwanto, 2013:101)
Purwanto (2013: 100) menjelaskan
nilai tingkat kesukaran suatu item
instrumen sebesar 0 terjadi apabila semua siswa menjawab salah, sebaliknya
57
tingkat kesuaran suatu item instrumen sebesar 1 terjadi apabila semua siswa menjawab benar. Item instrumen sebaiknya berkriteria sedang, karena apabila item instrumen terlalu mudah dan terlalu sukar, maka instrumen tidak dapat membedakan kemampuan siswa. Hasil analisis tingkat kesukaran item soal yang dilakukan di kelas VI Sd Negeri Rowoboni 02 seperti pada tabel 3.10 berikut ini:
Tabel 3.10 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus I dan Siklus II
Siklus I Rentang
Kriteria
Nomor Item
Jumlah
0,00 – 0,32
Sukar
8, 12,21,27
4
0,33 – 0,66
Sedang
1,4,6,7,11,13,14,17,
15
19,20,22,23,24,29,30 0,67 – 1,00
Mudah
2,3,5,9,10,15,16,18
11
,25,26,28 30
Total Siklus II Rentang
Kriteria
Nomor item
Jumlah
0,00 – 0,32
Sukar
9,13,23,
3
0,33 – 0,66
Sedang
1,2,3,4,5,6,8,10,11,12,
24
14,15,16,17,18,19,20, 21,25,26,27,28,29,30 0,67 – 1,00
Mudah Total
1.5
7,22,24,
3 30
Indikator Kinerja Pembelajaran IPA melalui model pembelajaran Talking Stick dikatakan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Rowoboni 02 apabila memenuhi indikator keberhasilan jika 80% dari 22 siswa mencapai ketuntasan
58
belajar dengan nilai hasil belajar ≥65 dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran STAD dengan kategori sangat baik.
3.6 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam pelaksanaan PTK di elas V SD Negeri Rowoboni 02 menggunakan model pembelajaran Talking Stick dalah sebagai berikut :
3.6.1 Data Kuantitatif Data kuantitatif berupa hasil belajar siswa yaitu nilai evaluasi kondisi awal, nilai evaluasi setelah siklus I dan II yang dianalisis untuk menentukan nilai siswa, ketuntasan belajar siswa dan rata-rata yang diperoleh siswa. Skor merupakan hasil pekerjaan menskor yang diperoleh dengan menjumlahkan angka-angka bagi setiap soal tes yang dijawab betul oleh siswa (Arikunto: 2013: 271). Skor diperoleh dengan menjumlahkan angka-angka yang didapat dari setiap item soal pilihan ganda yang berhasil dijawab siswa dengan benar. Soal pilihan ganda adalah bentu tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat. Jawaban dari pilihan ganda hanya dapat dinilai benar atau salah, sehingga pemberian skor hanya dihitung jawaban yang benar. Cara menghitung skor pilihan ganda adalah dengan menghitung jumlah jawaban yang benar dan jawaban salah tidak mempengaruhi skor. Dengan demikian rumus menghitung skornya adalah:
Sk = B (Widyoko, 2012: 74) Keterangan: Sk = skor yang diperoleh peserta tes B = jumlah jawaban benar
Setelah menentukan skor yang diperoleh dari tes, langkah selanjutnya adalahh mengubahnya menjadi nilai. Menurut Arikunto ( 2013: 271) yang
59
menyatakan bahwa nilai merupakan angka ubahan dari skor dengan menggunakan acuan tertentu, yakni acuan norma atau acuan standar. Maka dari itu cara menilai yang digunakan dalam penelitian ini adalah aturan standar percentages correction atau menilai menggunakan persen. Menurut Purwanto (2012: 102) menjelaskan bahwa besarnya nilai yang diperoleh siswa merupakan persentase dari sor maksimum ideal yang seharusnya dicapai jika tes tersebut dikerjakan dengan hasil 100% betul. Sehingga rumus penilaiannya adalah sebagai berikut:
NP =
𝑹 𝑺𝑴
𝒙 𝟏𝟎𝟎
(Purwanto , 2012 : 102) Keterangan: NP
= Nilai persen yang dicari
R
= Skor mentah yang diperoleh siswa
SM
= Skor maksimal
100
= Bilangan tetap
Setelah memperoleh nilai masing-masing siswa langkah berikutnya adalah menentukan ketuntasan belajar atau mengkategorikan siswa dalam kelompok tuntas dan tidak tuntas. Ketuntasan belajar siswa diperoleh dengan menentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang dijadikan pedoman untuk menentukan ketuntasan siswa. Kriteria ketuntasan belajar siswa dikelompokkan dalam dua kategori yaitu tuntas dan tidak tuntas. KKM mata pelajaran IPA yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah adalah 65, sehingga perbandingan nilai KKM dan tes evaluasi hasil belajar siswa dapat dikategorikan dalam kelompok yang sudah tuntas belajar, yaitu apabila nilai yang diperoleh ≥65 dan yang belum tuntas belajar apabila nilai yang diperoleh <65. Kriteria ketuntasan siswa dapat dilihat pada tabel 3.11 berikut ini:
60
Tabel 3.11 Kriteria Ketuntasan Belajar
Nilai
Kriteria
x < 65
Tidak Tuntas
x ≥ 65
Tuntas
(KKM Mata Pelajaran IPA kelas V SD Negeri Rowoboni 02)
Menentukan kriteria ketuntasan hasil belajar siswa sesuai dengan pendapat Poerwanti (2008: 6-18) yaitu dalam penyusunan pedoman konversi skala -5 dengan memperhatikan bahwa batas kualifikasi tuntas adalah 65.
Tabel 3.12 Kriteria Keberhasilan Hasil Belajar
Nilai
Kategori
Ketuntasan
95 keatas
Sangat Baik
Tuntas
85-94
Baik
Tuntas
75-84
Cukup Baik
Tuntas
65-74
Cukup
Tuntas
64 kebawah
Kurang
Tidak Tuntas
Rumus untuk menghitung presentase ketuntasan secara klasikal sebagai berikut:
KB =
𝑵𝑺 𝑵
𝒙 𝟏𝟎𝟎%
Keterangan: KB
= Ketuntasan Belajar
61
NS
= Jumlah siswa yang diatas KKM (nilai ≥ 65)
N
= Jumlah siswa
Setelah mengetahui ketuntasan belajar siswa maka selanjutnya adalah menentukan rata-rata nilai atau mean (M) menggunakan cara menghitung nilai rata-rata data yang dikelompokkan. Untuk menghitung rata-rata nilai yang diperoleh siswa, menggunkan rumus sebagai berikut:
𝛴𝑥 𝑀= 𝑁 (Sudjana, 2011: 125) Keterangan: M
= Mean atau rata-rata
Σx
= Nilai yang diperoleh siswa
N
= Banyakknya siswa
3.6.2 Data Kualitatif Data kualitatif dalam penelitian ini berupa data hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui model Talking Stick. Untuk menhitung data hasil observasi aktivitas guru dan siswa beserta presentasenya menggunakan langkah-langkah berikut ini: 1. Menentukan skor maksimal dan skor minimal. 2. Menentukan jarak interval menggunakan aturan Sturgess (Purwanto: 2013: 199) yaitu k = 1 + 3,3 log n sehingga didapat k = (1 + 3,3 log 22) yaitu 5,4 yang dibulatkan menjadi 5 kelas. 3. Membagi rentang skor menjadi 5 kategori (sangat kurang, kurang, cukup, tinggi dan sangat tinggi). Berdasarkan langkah-langkah menghitung data hasil observasi, maka akan diperoleh distribusi kelas seperti pada tabel 3.14 dan tabel 3,15 berikut ini:
62
Tabel 3.13 Kriteria Tingkat Aktivitas Guru
Rentang
Kriteria
86 – 100
Sangat Tinggi
71 – 85
Tinggi
55 – 70
Cukup
40 – 54
Kurang
25 – 39
Sangat Kurang
Tabel 3.14 Kriteria Tingkat Aktivitas Siswa
Rentang
Kriteria
86 – 100
Sangat Tinggi
71 – 85
Tinggi
55 – 70
Cukup
40 – 54
Kurang
25 – 39
Sangat Kurang
Langkah selanjutnya adalah menghitung skor dari observasi dengan menjumlahkan perolehan skor tiap indikator pengamatan. Selanjutnya mengubah skor tersebut menjadi nilai. Cara yang digunakan untuk menilai hasil observasi sama dengan menilai hasil belajar siswa yaitu dengan aturan percentages corection atau menilai menggunakan persen.
Besarnya nilai yang diperoleh
dalam aktivitas guru dan siswa merupakan presentase dari skor maksimum ideal yang seharusnya dicapai jika indikator pengamatan tersebut tampak dikerjakan dengan hasil 100% dalam implementasi pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran Talking Stick sehingga rumus penilaiannya adalah sebagai berikut:
63
𝑅 𝑁𝑃 = 𝑥 100 𝑆𝑀 (Purwanto, 2012: 102) Keterangan: NP
= Nilai persen yang dicari (aktivitas guru dan aktivitas siswa)
R
= Skor mentah yang diperoleh dari pengamatan aktivitas guru dan aktivitas siswa)
SM
= Skor maksimal aktivitas guru (100) dan skor aktivitas siswa (75).
100
= Bilangan tetap