BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Kerangka Pikir Kerangka pikir bermula dari permasalahan yang berkaitan dengan hubungan antara
performa organisasi dalam memberikan pelayanan kepada para pelanggannya. Juga fakta di lapangan sehubungan dengan pemanfaatan dalam penerapan sistem infromasi yang terintegrasi beserta faktor kepemimpinan yang kesemuanya berpengaruh pada tingkat Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di pemerintah kota Tangerang. Peningkatan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) sebagai salah satu indikator penting dalam proses penyelenggaraan pelayaanan publik sesuai dengan misi organisasi untuk mencapai kinerja organisasi seperti yang diharapkan
melalui output berupa
pelayanan berkualitas yang sesuai dengan harapan masyarakat Tangerang. Bertolak dari pemikiran itulah penulis mencoba untuk mendesain penelitian secara kuantitatif dengan berfokus kepada penyelanggaraan ijin usaha perdagangan kecil dan menengah. Sedangkan berdasarkan metode desain penelitian yang dipilih, maka terdapat dua sumber data pada penulisan kali ini yaitu: sumber data primer berupa jawaban-jawaban kuesioner dan sumber data sekunder berupa hasil pengamatan dan wawancara dengan para pihak yang terkait dengan penelitian.
1
Permasalahan: • Performa Organisasi dan Pelayanan • Sistim Informasi • Kepemimpinan
Desain Penelitian • Kuantitatif
Sumber Data • Data Primer • Data Sekunder Indeks Kepuasan Masyarakat
Misi Organisasi Penyelenggaraan Pelayanan Publik Ijin Usaha perdagangan Kecil dan Menengah
Kinerja organisasi Pelayanan berkualitas Harapan Masyarakat
Kepuasan Masyarakat Gambar 3. 1 Kerangka Pikir
3.2
Desain Penelitian Desain penelitian menurut Nazir (1999:99) merupakan proses yang terdiri atas
perencanaan penelitian, dan proses operasional penelitian. Dalam penelitian ini, desain penelitian yang digunakan adalah explanatory survey sebagai jalur penelitian (ilmu non eksak) yang bertujuan menemukan eksplanasi teoritis, dan sebagai tipe penelitian yang bersangkutan dengan cara pengumpulan data atau informasi (Rusidi,200311-12). Yang dalam penelitian ini sebagai upaya mengumpulkan informasi dari responden dengan menggunakan kuesioner. Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji jawaban rasional sehingga dapat menjelaskan fenomena yang menjadi masalah. Peneliti menggunakan desain penelitian tersebut karena tidak hanya menggambarkan dan menjelaskan fakta empirik yang ditemui di lapangan tetapi juga 2
melakukan analisis pengaruh baik secara parsial maupun simultan antara variabel satu dengan variabel lainnya. Dalam tulisan ini analisis implementasi sistim informasi manajemen, kinerja pelayanan dan kepemimpinan pemerintah daerah serta jenis Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) terhadap indeks kepuasan masyarakat di Kota Tangerang. Untuk mendukung hipotesis dalam tulisan ini maka disebarkan kuesioner-kuesioner sejumlah sampel yang dibutuhkan pada dinas yang terkait di berbagai kecamatan di kabupaten Tangerang.
3.3
Variabel Penelitian Variabel merupakan konsep (abstraksi fenomena) yang memiliki variasi sifat, besaran
atau jumlah yang bernilai kategorial atau berjenjang (Rusidi, 2003:53). Dalam penelitian ini terdapat empat variabel, yaitu implementasi system informasi manajemen (X1), kualitas pelayanan (X2), dan kepemimpinan (X3) serta satu variabel dummy yaitu jenis pelanggan yang dilayani (Z) sebagai variabel bebas (X) dan variabel indeks kepuasan masyarakat sebagai varibel terikat (Y). yang dijelaskan sebagai berikut: a. Implementasi sistem informasi manajemen (X1) merupakan kegiatan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sistem informasi manajemen, yaitu melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan masyarakat yang meliputi dimensi-dimensi organisasi, penafsiran, dan penerapan (Jones, 1983) b. Kualitas pelayanan (X2) merupakan tanggapan dari pelanggan dari hasil dari penilaian terhadap fitur yang dimiliki ataupun oleh produk dan servis itu sendiri, yang merupakan hubungan antara tingkat kepuasan konsumsi pelanggan terkait dengan proses pemenuhannya, baik level pemenuhannya diatas ataupun dibawah ekpektasi pelanggan (Oliver, 1997 p.13). Terdapat 10 dimensi yang menentukan kualitas pelayanan 3
diantaranya aksesibiltas, komunikasi, kompetensi, kesopanan, kredibilitas, reliabilitas, responsif, keamanan, keadaan fisik, dan tingkat empati kepada pelanggan (Parasuraman et.al, 1985 p.48) c. Kepemimpinan (X3) merupakan aktivitas dan kemampuan seorang pemimpin dalam mengerahkan dan mengarahkan para staf guna mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya, yang meliputi dimensi-dimensi kecerdasan, kedewasaan dan motivasi berprestasi (Davis, 1972) d. Jenis pelayanan menurut usaha (Z) merupakan bentuk layanan yang disediakan dalam pelayanan usaha perdagangan sesuai dengan jenis pelayanan yang diperlukan oleh warga masyarakat sesuai dengan bidang usaha perdaganga. Jenis pelayanan dapat berupa pelayanan bagi usaha kecil dan pelayanan bagi usaha menengah. e. Indeks Kepuasan Masyarakat (Y) merupakan data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan public dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya, yang meliputi dimensi-dimensi kecepatan, ketepatan, kemudahan, dan prosedur pelayanan (Ndraha, 1997 & 2005). Tabel 3. 1 Operasionalisasi Variabel Penelitian No
Variabel
1
Implementasi sistem informasi manajemen (X1) (O.Jones, 1983).
Dimensi
Indikator
a. Organisasi
1) 2) 3) 4)
b. Penerapan
1) Kesiapan pelaksana 2) Ketersediaan sarana prasarana kerja 3) Dukungan biaya
4
Ukuran besarnya organisasi pembagian tugas secara jelas pengendalian tugas pengendalian pekerjaan
4) Dukungan organisasi keseluruhan 5) Dukungan pimpinan
c. Penafsiran
2
Kualitas pelayanan (X2) (Steers, 1985)
a.
Akses dan Komunikasi
1) 2) 3) 4)
Kesesuaian arah kebijakan Kesesuaian maksud kebijakan Kesesuaian tujuan kebijakan Tingkat penyesuaian terhadap perubahan lingkungan
1) Kemudahan akses tempat pelayanan 2) Lokasi pelayanan di tempat strategis 3) Kemudahan mendapatkan akses
informasi berkaitan dengan pelayanan 4) Informasi yang diberikan sederhana 5) Informasi pelayanan terbuka untuk
seluruh pelanggan.
3
Kepemimpinan (X3) (Davis, 1972)
b.
Kompetensi dan Kredibilitas
1) 2) 3) 4)
Petugas paham prosedur pelayanan Petugas terampil memandu pelayanan Petugas jujur dalam pelayanan Petugas dapat diandalkan dalam memberikan pelayanan
c.
Kondisi pelayanan
1) 2) 3) 4)
Responsif kepada saran Responsif kepada pertanyaan Keadaan fisik fasilitas memadai Penampilan petugas yang menarik
d.
Empati pada 1) Pelayanan petugas memenuhi pelanggan ekspektasi pelanggan 2) Petugas sopan dalam melayani 3) Petugas sabar dalam memberikan penjelasan tentang pelayanan 4) Kepercayaan terhadap pelayanan 5) kesungguhan petugas melayani pelanggan
a.
Kecerdasan
5
1) Kecerdasan pemimpin 2) Pemimpin berpengetahuan luas 3) Pemimpin berkemampuan tinggi
4
3.4
Indeks Kepuasan Masyarakat (Y) (Ndraha, 1997 & 2005)
b.
Kedewasaan 1) Stabilitas emosi dapat dijaga 2) Matang dalam memberikan perintah 3) Adil terhadap bawahan
c.
Motivasi berprestasi
a.
Kecepatan
1) Cepat merespon keluhan 2) Kekurangan syarat administrasi segera diinformasikan 3) Cepatan merespon saran
b.
Ketepatan
1) Tepat perkirakan waktu tunggu 2) Tepat waktu dalam memproses 3) Biaya yang dikenakan pasti
c.
Kemudahan
1) Jumlah outlet/loket memadai 2) Jumlah petugas mencukupi 3) Masyarakat mudah dalam memperoleh informasi
d.
Keadilan
1) Bersikap adil dalam waktu pelayanan 2) Bersikap adil dalam penetapan biaya 3) Tidak membeda-bedakan individu yang satu dengan yang lainnya
e.
Prosedur
1) Prosedur ysng relative mudah 2) Prosedur disampaikan dengan jelas 3) Pelaksanaan prosedur jelas
Teknik Penarikan Sampel
6
1) 2) 3) 4)
Mendorong pengembangan bawahan Mendorong pengembangan organisasi Memperlihatkan hasil yang dicapai Keberhasilan kerja disampaikan kepada bawahan
Menurut Arikunto (1998:132), unit analisis merupakan satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subyek penelitian. Berdasarkan pemahaman tersebut dan fokus penelitian ini, maka unit analisis sebagai satuan pengamatan adalah Individu-individu sebagai warga masyarakat kota Tangerang yang telah memperoleh pelayanan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), yang tersebar pada 13 kecamatan. 3.4.1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas, obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono 1994:57). Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan masyarakat yang telah memperoleh layanan Surat Izin Usaha Perdagangan periode tahun 2008, yang dapat diperinci berdasarkan jenis usaha dan kecamatannya yaitu sebagai berikut: Tabel 3. 2 Daftar Jumlah Unit Usaha Menurut Jenis usaha Kecamatan Usaha Kecil Usaha Menengah Usaha Besar Total Jumlah Usaha Tangerang 134 33 164 331 Jatiuwung 126 34 168 328 Pinang 109 32 158 299 Ciledug 138 28 137 303 Larangan 157 35 173 365 Cipondoh 175 40 197 412 Karawaci 140 45 220 405 Cibodas 121 36 176 333 Periuk 98 31 152 281 Neglasari 87 25 123 235 Batuceper 72 22 109 203 Benda 104 18 90 212 Karang Tengah 134 27 131 292 1595 406 1998 Jumlah 3999
Sumber : Dinas Perindagkopar Kota Tangerang, 2009 3.4.2. Sampel
7
Sebuah sampel adalah bagian populasi. Survei sampel adalah suatu prosedur dalam mana hanya sebagian dari populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari populasi (Nazir, 1999:325). Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan teknik restricted sample, yakni sampel ditarik dari populasi yang telah dikelompokkan lebih dahulu (Nazir, 1999:332). Mula-mula populasi dibagi atas kelompok atau sub sampel, dan sampel ditarik dari masing-masing kelompok tersebut. Karenanya sampel yang dibatasi ini lebih lanjut digunakan proportional probability (Nazir,1999:332). yakni dalam penelitian ini, sampel ditarik dari populasi yang telah dikelompokkan, yang dalam hal wilayah penelitian ini dikelompokkan menurut kecamatan yang ada dalam wilayah Kota Tangerang. Dengan populasi yang telah dibatasi terhadap individu-individu warga masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan surat ijin usaha perdagangan dalam wilayah kota Tangerang yang berjumlah 1.998 orang, selanjutnya ditentukan besarnya ukuran sampel dengan menggunakan rumus (Isaac dan Michael, dalam Sugiyono 2003:98) sebagai berikut:
s=
λ2 .N .P.Q d ( N − 1) + λ2 .P.Q 2
dimana ditentukan λ2 dengan dk sama dengan 1, taraf kesalahan 5%, dengan ditentukan P=Q=0,5, d=0,05, dan s = jumlah sampel. Dengan memperkirakan bahwa hubungan antara variabel merupakan hubungan yang cukup erat, maka dengan menggunakan tabel sampel Isaac dan Michael (dalam Sugiyono 2003:99) diperoleh ukuran sampel sebanyak 297 warga masyarakat yang telah memperoleh pelayanan surat ijin usaha perdagangan. Selanjutnya besarnya ukuran sampel itu kemudian dibagi secara proporsional sesuai dengan wilayah usaha objek penelitian, yaitu sampel dibagi kedalam 13 kecamatan, dengan alokasi ukuran sampel menggunakan rumus:
ni = dimana: 8
Ni x.n N
ni
= Ukuran sampel yang harus diambil dari stratum-I (suatu wilayah tempat usaha)
Ni
= Ukuran populasi stratum -I (suatu wilayah tempat usaha)
N
= Ukuran populasi keseluruhan
N
= Ukuran sampel keseluruhan Berdasarkan rumus tersebut, maka banyaknya sampel untuk setiap kelompok jenis usaha
yang ada di Kota Tangerang adalah sebagai berikut: Tabel 3. 3 Banyaknya Sampel Wilayah Kota Tangerang Jenis Usaha
3.5
Jumlah Sampel Ideal Jumlah Sampel Terkumpul
Usaha Kecil
118
169
Usaha Menengah
30
60
Usaha Besar
149
68
Jumlah Total Sampel
297
297
Prosedur dan Teknik Pengumpulan Data Data primer penelitian ini adalah berbagai informasi yang diterima langsung dari
responden terpilih secara lisan, maupun tertulis melalui penyebaran kuesioner yang menyangkut tentang suatu masalah yang berkaitan dengan variable penelitian. Data sekunder penelitian ini adalah berbagai informasi yang diterima tentang suatu kenyataan atau masalah empirik dari responden dimana informasi tersebut telah tersusun dan diolah secara tertulis, yang meliputi komposisi aparat, keadaan penduduk, fungsi dan tugas pokok, dan struktur organisasi, serta dokumen lainnya yang berkaitan.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik sebagai berikut:
• Kuesioner 9
Yaitu menyebarkan daftar pertanyaan yang bersifat tertutup, dimana setiap pertanyaan sudah disiapkan alternatif jawaban, sehingga responden hanya memilih salah satu jawaban yang dianggap sesuai dengan kenyataan. Kuesioner disusun berdasarkan urutan variabel, dimana masing-masing jawaban menurut responden paling tepat, dipilih dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban yang tersedia
• Wawancara Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung terhadap responden guna memahami persepsi masyarakat dan bagaimana pelayanan itu dilaksanakan dalam kegiatan pemerintah, disamping itu wawancara dapat dijadikan alat kontrol terhadap jawaban hasil kuesioner yang dianggap meragukan atau perlu pendalaman. Responden dalam teknik pengumpulan data ini, adalah sejumlah warga masyarakat yang menjadi responden penelitian.
• Observasi Yaitu mengamati dan merekam secara langsung terhadap gejala-gejala yang berhubungan dengan variabel penelitian yang berlangsung di Kota Tangerang
• Studi Kepustakaan Dilakukan dengan cara melihat dan mempelajari berbagai bahan bacaan, seperti buku teoritis, makalah ilmiah, jurnal, dokumen dan laporan yang berkaitan dengan variabel penelitian.
3.6
Instrumen Penelitian
10
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk Kuesioner, yang format jawabannya terdiri dari lima alternatif. Kuesioner ini menggunakan skala likert, dengan penilaian atas pilihan jawabannya yang disediakan adalah sebagai berikut: SB = Kategori Sangat Baik B = Kategori Baik C = Kategori Cukup K = Kategori Kurang SK = Kategori sangat Kurang Skor yang diberikan kepada setiap jawaban atas pertanyaan yang diajukan adalah SB B C K SK
3.7
= = = = =
skor 5 skor 4 skor 3 skor 2 skor 1
Metode Analisis Langkah pertama yang harus dilakukan sebelum pengujian dengan analisis data adalah
melakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner berdasarkan jawaban yang diberikan responden. Hal ini dilakukan setelah menaikkan skala data dari ordinal ke interval. Pengujian dilakukan untuk mengetahui perbedaan kekuatan dari masing-masing item pertanyaan. Untuk melihat keeratan hubungan antar variabelnya digunakan klasifikasi Guilford (1965:145) sebagai berikut: Less than 0,20 : slight; almost neighligible relationship 0,20 – 0,40
: low correlation
0,40 – 0,70
: moderate correlation
0,70 – 0,90
: high correlation
0,90 – 1,00
: very high correlation
3.7.1. Pengujian Kuesioner
11
Pengujian Kuesioner dilakukan melalui uji validitas item dan uji reliabilitas variabel. Proses uji kesesuaian Kuesioner adalah sebagai berikut a.
Uji Validitas Instrumen Penelitian Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen
(Arikunto, 1998:160). Oleh karena itu, untuk mengukur validitas instrumen, peneliti menggunakan validitas internal yang berupa uji validitas dengan analisa butir pada masing-masing variabel. Langkah-langkah dalam menganalisis setiap butir adalah: 1). Skor butir pertanyaan sebagai nilai X, dan skor total sebagai nilai Y 2). Mengkorelasikan butir-butir pertanyaan dengan skor total menggunakan teknik korelasi melalui koefisien Product-Moment dari Pearson dengan rumus sebagai berikut:
r
XY
=
n ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
[n ∑ X
2
][
− (∑ X ) n ∑Y 2−(∑ Y ) 2
2
]
Keterangan: rXY = Koefisien validitas item yang dicari X = Skor butir pertanyaan Y = Skor total pertanyaan Nilai r hitung dibanding dengan nilai r tabel dengan α = 1 %, maka pernyataan tersebut dianggap valid
b.
Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian. 12
jika r hitung ≥ r tabel
Uji reliabilitas dilakukan jika seluruh item valid atau setelah item yang tidak valid disisihkan. Teknik uji yang yang digunakan adalah teknik korelasi belah dua (split-half) dengan formula Spearman-Brown (Singarimbun, 1995:143). Skor interval item-item berurutan ganjil dijumlahkan sehingga diperoleh skor total belahan ganjil. Demikian pula skor interval item-item berurutan genap dijumlahkan sehingga diperoleh skor total belahan genap. Selanjutnya skor total belahan ganjil dan belahan genap dikorelasikan melalui Koefisien Korelasi Pearson. Langkah kerja ini dilakukan setelah prosedur penaikan skala dari ordinal ke interval. Nilai korelasi yang diperoleh kemudian digunakan untuk mengukur reliabilitas variabel dengan terlebih dahulu mentransformasikan ke dalam formula Spearman-Brown sebagai berikut:
Rtot =
2.rtt 1 + rtt
Variabel yang diuji reliabel bila nilai koefisien reliabilitas Spearman-Brown yang diperoleh positif dan signifikan. Jika sebaliknya berarti variabel yang bersangkutan tidak reliabel sehingga kuesioner perlu diperbaiki. Signifikansi korelasi Pearson untuk uji validitas maupun koefisien reliabilitas Spearman-Brown untuk uji reliabilitas diuji melalui statistik t dengan rumus sebagai berikut:
t=r
n−2 (Sugiyono, 2000:150) 1− r 2
Pengujian di atas mengikuti sebaran t-studen dengan db = n – 2 dan taraf kesalahan satu sisi α = 0,05. Penentuan signifikansinya dilihat melalui tabel-t. Bila P-value < α atau 13
thitung > ttabel maka korelasi signifikan. Sebaliknya, jika p-value ≥ α atau thitung ≤ ttabel maka korelasi tidak signifikan. Hasil yang diterima dari kegiatan pengumpulan data yang terdiri jenis data; pertama, data sekunder yang berupa dokumen-dokumen, laporan kerja dan informasi lainnya yang sudah tersusun secara sistematis; kedua, data primer yang masih merupakan persepsi dari responden yang tercermin dalam jawaban melalui isian Kuesioner. Kedua jenis data tersebut, perlu diolah secara saksama dengan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan, sebagai berikut: 1). Mengidentifikasi data yang diperlukan 2). Mengklasifikasi data yang sejenis 3). Memberikan kode agar mudah didapat bila dibutuhkan.
3.8
Analisis Data Setelah dilakukan pengolahan data sebagaimana tersebut di atas, maka kegiatan analisis
data dilakukan. Metode analisis terhadap data yang berhasil dikumpulkan melalui penelitian yang dilakukan adalah menggunakan teknik analisis kuantitatif. Secara statistik, analisis data akan dilakukan dengan menggunakan analisa korelasi melalui informasi nyang diperoleh dari koefisien korelasi dan koefisien determinasi, serta Analisa Regresi 3.8.1. Analisis Korelasi Analisa korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui derajat hubungan linier antara satu variabel dengan variabel lainnya (Algifari, 2000:45). Analisis data dalam penelitian ini diperlukan dalam melakukan pengujian hubungan keeratan antara variable variabel (X1, X2, dan X3) independen, dan pengaruhnya terhadap variabel dependen.
14
Sejalan dengan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, pola hubungan korelasional dan kausalitas antara variabel independent dengan variabel dependent dapat digambarkan dalam bentuk diagram jalur berikut Untuk mengetahui bagaimana keeratan hubungan antar variabel dimaksud, digunakan koefisien korelasi. Yang oleh Watson dan Croft (dalam Algifari) mendefinisikan; “koefisien korelasi sebagai suatu ukuran arah dan kekuatan hubungan linier antara dua variabel random”. Koefisien korelasi (r) dapat digunakan untuk: 1. Mengetahui derajat (keeratan) hubungan (korelasi linier) antara dua variabel 2. Mengetahui arah hubungan antara dua variabel Untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel dengan menggunakan koefisien korelasi dengan menggunakan nilai absolut dari koefisien korelasi tersebut. Untuk memeriksa bagaimana hubungan keeratan antara dimensi-dimensi dan atau variabel pada variabel independen digunakan teknik korelasi melalui koefisien Product-Moment dari Pearson dengan rumus sebagai berikut:
r
XY
=
n ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
[n ∑ X
2
][
− (∑ X ) n ∑Y 2−(∑ Y ) 2
2
]
Keterangan: rXY = Koefisien korelasi X = Skor salah satu dimensi pada variabel Y = Skor dimensi lainna pada variabel yang sama n = jumlah sampel Kemudian untuk mengetahui tentang keeratan hubungan antara dua variabel yang dianalisis, sebagai pegangan arti “r” tersebut adalah sebagaimana dikemukakan oleh Guilford (Guilford’s empirical Rule) sebagaimana telah disebutkan di atas. 15
Kemudian untuk menguji apakah koefisien korelasi itu signifikan atau tidak, maka digunakan uji t, sebagai berikut : 1. Menentukan hipotesisi statistik Ho : ρ = 0 H1 : ρ ≠ 0 2. Menentukan taraf kemaknaan (level of significance) Α = 0,05 ; df = 295 (n-2) 3. Statistik uji yang digunakan adalah dengan rumus
t=
rS n − 2 1 − rS
2
4. Menentukan titik kritis dan daerah penolakan Ho 5. Kesimpulan Ho diterima atau ditolak Selain koefisien korelasi tersebut di atas, dimana diketahui bahwa jika menarik kesimpulan mengenai keeratan hubungan antara variabel yang semata-mata didasarkan koefisien korelasi r, adalah kurang memberikan keterangan. Keterangan akan diperoleh lebih baik, apabila kesimpulan keeratan didasarkan pada koefisien determinasi (Harun Al Rasyid, 2000:47), maksudnya adalah koefisien korelasi hanya memberikan penjelasan mengenai kategori keeratan hubungan antara variabel, misalnya kurang erat, erat atau sangat erat. Tetapi koefisien tidak menjelaskan seberapa besar sumbangan variabel dan atau dimensi yang satu terhadap variabel lainnya, maka perlu diadakan analisis determinasi. Secara statistik, analisis ini dilakukan dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi (r2). Tujuan digunakannya determinasi adalah untuk mengetahui seberapa besar sumbangan variabel yang satu atas perubahan pada variabel lainnya. 3.8.2. Analisis Regresi 16
Analisa regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah berkenaan dengan analisa regresi berganda (multiple regression), yaitu parameter dari suatu hubungan fungsional antara satu variabel dependen dengan lebih dari satu variabel independen yang ingin diestimasikan. Adapun bentuk matematis analisis regresi linier berganda sebagai berikut: Y = β 0 + β1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + ε
dimana: Y adalah dependent variabel β0β1β2β3 adalah koefisien regresi X1,X2,X3 adalah variabel independen ε adalah suatu variabel random yang berdistribusi normal; dengan nilai rata-rata nol (ratarata ε) dan mempunyai varians σ
2 ε
Oleh karena dalam analisis ini digunakan program SPSS, maka terhadap pengambilan kesimpulan dilakukan sebagai berikut: a). Kalau nilai Sig. < α, maka H0 ditolak b). Kalau nilai Sig. > α, maka H0 diterima
Implementasi Sistim Informasi Manajemen (X1) Kualitas Pelayanan (X2)
e
H1
H2 H3
Kepemimpinan (X3)
17
IKM (Y)
Gambar 3. 2 Model Hipotesis Hubungan Antar Variabel Penelitian Keterangan: X1
=
Implementasi Sistim Informasi Manajemen
X2
=
Kinerja Pelayanan
X3
=
Kepemimpinan
Y
=
Indeks Kepuasan masyarakat Comment [f1]: Gambar 2.3 ……sdsdsd.
3.9
Hipotesis
Hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : H1
: Unit layanan publik yang menggunakan sistem informasi manajemen mempunyai pengaruh terhadap kepuasan masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan surat ijin usaha perdagangan.
H2
: Kinerja pelayanan Unit layanan publik yang baik mempunyai pengaruh terhadap kepuasan masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan surat ijin usaha perdagangan.
H3
: Kepemimpinan unit layanan publik
mempunyai pengaruh terhadap kepuasan
masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan surat ijin usaha perdagangan.
18