BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Definisi operasional adalah penjabaran dari suatu variabel ke indikator – indikator secara terperinci , dengan demikian dari variabel – variabel yang akan diteliti akan menjadi jelas Nur Indrianto dan Bambang Supomo ( 1999 : 69 ) mengemukakan definisi variabel yang dapat diukur . Definisi construct sehingga menjadi variabel yang digunakan oleh peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran construct yang lebih baik . 1.Variabel Independent ( variabel bebas dan variabel tidak bergantung) Adalah sejumlah gejala atau unsur yang mempengaruhi adanya unsur yang lain , pengukuran variabel . Variabelnya diukur dengan menggunakan skala likert 5 tingkatan . Dalam penelitian ini variabel independennya adalah : 1.Persepsi tentang pelayanan Adalah tanggapan konsumen mengenai kegiatan yang dilaksanakan oleh bus PO. Karya Jaya Semarang untuk memberikan kepuasan kepada konsumennya Jenis pelayanannya sebelum pemberangkatan , pelayanan selama perjalanan , pelayanan setelah perjalanan dengan indikator : • Keramahan para kru bus atau karyawan PO. Karya Jaya Semarang • Ketepatan waktu dalam memberangkatkan penumpang • Ketrampilan Sopir dalam mengemudikan bis • Kondisi atau kebersihan bus • Kemudahan mendapat tiket 2.Persepsi tentang Fasilitas
1
Adalah tanggapan konsumen mengenai sarana dan prasarana yang disediakan oleh bus PO. Karya Jaya Semarang yang tersedia di dalam kendaraan atau bus beserta kondisinya dengan indikator : • Kelengkapan fasilitas yang ada di kendaraan ( AC , TV , Tape , Radio,Video ,toilet , Bantal dan Selimut ) • Kondisi fasilitas yang disediakan 3. Persepsi tentang harga Adalah tanggapan konsumen mengenai tarif yang dikenakan bagi penumpang bis PO. Karya Jaya Semarang dengan indikator : • Pertimbangan harga dalam memilih alat transportasi • Penetapan harga tiket bis PO. Karya Jaya Semarang kelas eksekutif 2. Variabel Dependen ( variabel terikat atau bergantung ) Adalah sejumlah gejala atau faktor unsur yang muncul ditentukan adanya variabel bebas , pengukuran variabelnya diukur dengan menggunakan skala likert 5 tingkatan : Persepsi tentang kepuasan konsumen bis yang diperoleh setelah naik PO. Karya Jaya kelas eksekutif jurusan Semarang – Jakarta dengan indikator: Kepuasan konsumen untuk menggunakan kembali jasanya Frekuensi ( tingkat keseringan ) pembelian konsumen
3.2.
Penentuan Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan obyek ( satuan – satuan atau individu – individu ) yang karakteristiknya hendak di duga (Djarwanto Ps , dkk, 1993 : 95) . Adapun populasi dari penelitian adalah 100 penumpang yang menggunakan jasa transportasi PO. Karya Jaya kelas eksekutif khusus jurusan Semarang – Jakarta . Sampel adalah sejumlah individu yang merupakan Perwakilan dari populasi .
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah sebanyak 50
responden bis A dan 50 responden bis B . Sedangkan teknik pengambilan
2
sampel yang digunakan adalah accidental sampling , yaitu pemilihan sampel secara sederhana , secara kebetulan dan terpilihnya setiap satuan elementer ke dalam sampel harus benar – benar kebetulan bebas dan subyektifitas orang lain . ( Djarwanto Ps dan Pengestu Subagyo , 1992 : 108 ) Didalam penelitian sampel yang representatif , disamping persoalan teknik sampling ( cara penarikan sampel ) tidak dapat disangka bahwa penentuan jumlah atau ukuran sample sangat besar pengaruhnya terhadap ketelitian dalam mengumpulkan data . ukuran sampel harus ditentukan terlebih dahulu , kemudian sesuai dengan keadaan populasinya dapat dipilih teknik sampling yang sesuai atau tepat . Secara umum misalnya sampel yang digunakan sangat dipengaruhi oleh maksimum error ( e ) dan derajat kepercayaan penafsiran populasi tersebut sehingga bisanya sampel dapat diketahui sebagai berikut : ( Sutrisno Hadi , 1996 ; 46 ) . a. Dengan tingkat kepercayaan 95 % dan error samplimg sebesar 5 % besar sapel dapat dihitungdengan rumus error ( E ) E = 1,96
P(1 - P) n
b. Rumus tersebut tidak dapat digunakan secara langsung untuk menentukan besar sampel , karena dalam rumus tersebut besar p tidak diketahui tetapi karena nilai p selalu berkisar antara 0 – 1 , maka besar P (1-P) maksimum dapat dicari . ƒ(p) = p – p2 df (p) = 1 − 2p dp
dicari maksimum apabila df ( p ) =0 dp
0=1–2p p = 0,5 Harga maksimum f ( p )adalah f (p) : p( 1 – p )
3
f (p) : 0,5 ( 1 – 0,5 ) f (p) : 0,5 c. Diketahui nilai z pada tingkat kepercayaan 95% adalah 1,96 , maka besar sampel : N = [ P(1 – p ) ]2
[ 1,E96 ]2
N = [ 0,5 ( 1 – 0,5 ) ]2
[ 10,,9605 ]2
N = 96,04 Jadi besar sampel yang digunakan pada penelitian ini sebesar 96,04 ≈ 100 sampel
3.3.
Jenis dan Sumber Data Data merupakan salah satu unsur yang paling dalam menyusun laporan. Data adalah fakta-fakta yang diberikan kepada peneliti dari lingkungan studinya ( Donald R. Cooper,1997 : 72 ). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner yang disusun berdasarkan variabel-variabel yang diteliti . Data tersebut berupa persepsi penumpang bis PO. Karya Jaya kelas eksekutif tentang pelayanan , fasilitas , harga dan 2. Data Sekunder Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari luar data primer yang mendukungnya dalam penelitian . Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari buku – buku atau literatur – literatur atau dari sumber lain yang mempengaruhi hubungan yang erat dengan masalah penelitian . Data yang diperoleh mengenai sejarah dan struktur organisasi
4
atau gambaran umum PO. Karya Jaya Semarang dan teori – teori yang ada hubungannya dengan penelitian ini .
3.4.
Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut : 1. Kuesioner ( pertanyaan ) Yaitu memperoleh data dengan cara memberikan daftar pertanyaan yang diisi oleh para responden yaitu penumpang atau konsumen bis PO. Karya Jaya Semarang 2. Wawancara Yaitu cara memperoleh data dengan cara melakukan tanya jawab langsung dengan pimpinan , staf serta para penumpang bis Karya Jaya kelas eksekutif khususnya jurusan Semarang – Jakarta yang berhubungan dengan obyek yang diteliti . 3. Observasi Dalam hal ini penulisan mendatangi bis PO. Karya Jaya di Semarang dan melakukan pengamatan dan pencatatan langsung mengenai hal – hal yang berhubungan dengan penelitian ini . 4. Kepustakaan Yaitu memperoleh data dengan cara membaca atau mempelajari buku literatur yang ada hubungannya dengan penelitian.
3.5.
Metode Analisis Data Untuk analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen di dalam menggunakan jasa PO. Karya Jaya kelas eksekutif khususnya jurusan Semarang-Jakarta,digunakan metode analisa data sebagai berikut :
5
a. Analisis kualitatif Adalah analisis yang bersifat dari keterangan yang diperoleh dan didapat serta digunakan sebagai pedoman untuk memberi saran. Dalam analisis kualitatif ini menggunakan pertanyaan terbuka. Alat analisis kualitatif ini menyajikan data dalam bentuk gambaran atau uraian untuk mengelola yang tidak dapat diukur yaitu data-data yang berasal dari laporan maupun hasil wawancara yang memerlukan penjabaran dan penguraian. b. Analisis kuantitatif Analisis data yang digunakan dalam pembahasan penelitian ini adalah regresi berganda (Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, 1987,111 ).
1. Analisis Regresi linear berganda Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pemenuhan kebutuhan fisiologis , rasa aman, sosial, penghargaan dan aktualisasi diri terhadap produktifias kerja. Bentuk umum persamaan regresi berganda : Y = b0 + b1X1 + b2X2 + …. + bkXk Dalam kasus 6 varisbel sebagai berikut : Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 Dimana : Y
= produktifitas kerja
X1
= fisiologi
X2
= keselamatan / keamanan
X3
= sosial
X4
= penghargaan
X5
= aktualisa
B0
= konstan dan intercept
B1 b2 b3 b4 b5
= koefisien regresi
3.5.1. Uji Asumsi Klasik
6
Sebelum analisis uji signifikan dilakukan, terlebih dahulu akan dilakukan analisis penyimpangan terhadap uji asumsi klasikmyang mungkin terjadi dari data masing-masing variabel , meliputi uji terhadap gejala autokorelasi , multikolinieritas , heterostedastisitas dan normalitas . a. Uji terhadap gejala autokorelasi Uji autokarelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelaasi antara kesalahan pengganggu (µ ) pada periode t dengan kesalahan pada periode t – 1 ( sebelumnya ). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem auotokorelasi ( Imam Ghozali,2002 ). Uji terhadap gejala autokorelasi dideteksi dengan test Durbin-Watson
(DW test). Pengujian ini dilakukan dengan
membandingkan nilai “ d “ dengan nilai kritisnya yaitu dl ( baawah ) dan du ( atas ) pada tabel Durbin -Watson dengan tingkat signifikan 5% Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi : -
Bila DW terletak antara batas atas atau upper bound ( du ) dan ( 4-du ) maka, koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.
-
Bila nilai DW lebih rendah dari pada bawah atau lower bound ( dl ), maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol, berarti ada autokorelasi positif.
-
Bila nilai DW lebih besar dari pada ( 4-dl ), maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negatif.
-
Bila nilai DW terletak diantara batas atas ( du ) dan batas bawah ( dl ) atau DW terletak antara ( 4-dl ), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
b. Uji terhadap gejala multikolinieritas Multikolinieritas adalah kejadian yang menginformasikan terjadinya hubungan antara variabel-variabel bebas yang terjadi
7
cukup besar . Hal ini akan menyebabkan perkiraan keberartian koefisien regresi yang diperoleh. Pendeteksian adanya multikolinieritas dengan cara sebagai berikut : -
Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel bebas banyak yang tidak signifikan.
-
Jika antar variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi ( umumnya di atas 0,90 ) maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas. Jika korelasi kuat maka terjadilah multikolinieritas.
-
Multikolinieritas dapat dilihat dari (i) nilai tolerance dan lawannya variance inflation faktor (VIF). Nilai tolerance yag rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/ torelance ). Pedoman suatu model regresi yang bebas dari multikolinieritas adalah mempunyai nilai VIF yang tidak lebih dari 10 , dan mempunyai angka torelance kurang dari 10%
c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamataan yang lain. (Imam Ghozali , 2002 ) Pendeteksian dapat dilakukan dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat ( ZPRED ) dengan residualnya ( SRESID ). Deteksi ada tidaknya Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED Dasar analisis : -
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang akan membentuk pola tertentu secara teratur ( bergelombang, melebar kemudian menyempit
),
maka
heteroskedastisitas.
8
mengindikasikan
telah
terjadi
-
Jika tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedatisitas.
d. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi ada tidaknya dilakukan dengan melihat gambar normal probability plot, yaitu : -
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal,
maka
model
regresi
memenuhi
asumsi
normalitas. -
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
-
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.5.2. Pengujian Hipotesis 1. Uji t Pengujian signifikan koefisisen korelasi parsial dan koefisien regresi secara parsial / individual menggunakan uji t, yaitu dengan membandingkan t hitung dengan t table dengan ketentuan sebagai berikut : Ho : β1 = 0
Tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial / individu pada masing-masing variable bebas (X1, X2, X3, X4, X5 ) terhadap variable terikat (Y)
Ha : β1 ≠ 0
Ada pengaruh yang signifikan secara parsial / individu pada masing-masing variable bebas (X1, X2, X3, X4, X5 ) terhadap variable terikat (Y)
9
Tingkat kepercayaan yang digunakan ( taraf signifikan) adalah 5 %, dengan kriteria penilaian sebagai berikut : •
Jika t-hitung>t tabel, Ha diterima dan Ho ditolak, berarti ada pengaruh yang signifikan antara masing-masing variable bebas dengan variable terikat.
•
Jika t-hitung
2. Uji F Koefisien kolerasi berganda dan koefisien regresi diuji signifikannya
dengan
menggunakan
uji
F
,
yaitu
dengan
membandingkan F-hitung dengan tabel, dengan ketentuan sebagai berikut : Ho : β1 = 0
Tidak ada hubungan yang signifikan antara variable bebas
secara
bersama-sama
terhadap
variabel
terikat,( Y ) Ha : β1 ≠ 0
Ada hubungan yang signifikan antara variable bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat ( Y )
Tingkat kepercayaan yang digunakan 95 % atau taraf signifikan 5 % ( α = 0,05 ) dengan kriteria kepercayaan penilaian sebagai berikut : Jika F-hitung > F-tabel, Ha diterima dan menolak Ho berarti variable bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Jika F-hitung < F-tabel, Ho diterima dan menolak Ha berarti variable bebas secara bersama-sama tidak ada hubungan yang signifikan terhadap variabel terikat.
10
3. Koefisien Determinasi Digunakan untuk mengetahui prosentasi besarnya perubahan variabel tergantung yang disebabkan oleh perubahan variabel bebas ( Sudjana, 1997 : 383 ) Rumus : FP
= R2
FP
= Koefisisen determinasi
R2
= Kuadrat dari nilai koefisien korelasi
11