BAB III METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel Variabel- variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Variabel Tergantung
:
Psychological well-being
2.
Variabel Bebas
:
Locus of Control a.
Internal Locus of Control
b.
External Locus of Control
B. Definisi Operasional 1.
Psychological well-being Psychological well-being merupakan suatu gambaran kesehatan psikologis individu yang merujuk pada pemenuhan kriteria fungsi psikologi positif dalam proses mencapai aktualisasi diri. psychological well-being terdiri atas enam dimensi, yaitu penerimaan diri (self acceptance), hubungan positif dengan orang lain (positive relations with others), otonomi (autonomy), penguasaan lingkungan (environmental mastery), tujuan hidup (purpose in life) dan pertumbuhan pribadi (personal growth). Dalam penelitian ini, pengukuran psychological well-being akan mengacu pada alat ukur psychological well-being yang dikembangkan oleh Ryff dan Keyes (1995). Alat ukur ini terdiri atas 6 skala, yakni penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan hidup dan
31
32
pertumbuhan pribadi. Terdapat 18 aitem di dalam alat ukur ini dan kemudian penulis modifikasi. Tingkat psychological well-being akan didapat melalui nilai yang diperoleh dari skala psychological well-being Ryff. Semakin tinggi nilai yang diperoleh menunjukan bahwa semakin tinggi psychological well-being mahasiswa tersebut. Sebaliknya, semakin rendah nilai psychological well-being, menunjukan bahwa semakin rendah psychological well-being mahasiswa tersebut. 2.
Locus of Control Locus of control merupakan perbedaan konsep keyakinan dalam meletakan tanggung jawab atas kejadian yang terjadi pada diri mereka, apakah sebagai kesatuan dari perilakunya sendiri atau sebagai hasil dari kekuatan diluar kendali, seperti kebetulan, nasib atau kekuatan yang lain. Locus of control dikelompokan ke dalam dua dimensi, yaitu internal locus of control dan external locus of control. Internal locus of control merupakan konsep keyakinan bahwa yang mengontrol dan bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan adalah diri sendiri. External locus of control merupakan konsep keyakinan bahwa yang mengontrol dan bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan adalah keberuntungan, kesempatan, nasib atau kekuatan orang lain. Pengukuran internal locus of control dan external locus of control menggunakan alat ukur IPC locus of control yang merupakan pengembangan dari alat ukur I-E milik Rotter oleh
33
Levenson (1981). Terdapat 24 item dalam alat ukur ini dan kemudian penulis modifikasi. Di samping itu, alat ukur IPC locus of control terdiri atas tiga skala, yaitu internality (I), powerful others (P), dan chance (C). Internality (I) digunakan untuk mengukur internal locus of control. Sedangkan powerful others (P), dan chance (C) digunakan untuk mengukur external locus of control. Alat ukur ini akan menghasilkan tiga nilai dari tiga skala tersebut. Individu yang memiliki nilai I yang lebih tinggi daripada P dan C dikategorikan sebagai individu yang memiliki orientasi pada internal locus of control. Sedangkan, individu dengan nilai P dan C lebih tinggi daripada nilai I dikategorikan sebagai individu yang memilki orientasi pada external locus of control. C. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah 80 mahasiswa Progdi BK FKIP UKSW yang terdapat di 4 kelas berbeda. Adapun kelas tersebut diadakan pada hari Jumat pukul 14.00 dan Kamis pukul 09.00 dengan diampu oleh Ibu Setyorini, M.Pd. Sedangkan pada Rabu pukul 07. 00 dan pukul 10.00 dan diampu oleh Bapak Yustinus Windrawanto, M.Pd.
Penulis menggunakan populasi sebesar 80
orang di 4 kelas berbeda disebabkan oleh keterbatasan tenaga dan waktu dalam proses pengumpulan data. Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik sampling jenuh, dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sehingga pada penelitian ini, sampel yang digunakan adalah sebanyak 80 mahasiswa Progdi BK FKIP UKSW.
34
D. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu skala psychological well-being dan skala locus of control. Skala merupakan suatu metode pengumpulan data yang berisi beberapa pertanyaan atau pernyataan (aitem) yang secara tidak langsung dapat mengungkap atribut yang hendak diukur (Azwar, 2012). Skala psikologi digunakan karena dapat mengungkapkan aspek- aspek afektif dan berbagai variabel kepribadian lainnya (Azwar, 2012). Selain itu, skala psikologi dapat mengungkapkan halhal yang bersifat pribadi seperti perasaan tertekan, keinginankeinginan, prasangka- prasangka dan yang semacamnya, serta perbuatan dimasa lampau (Hadi, 1989). E. Instrumen Penelitian 1.
Skala Psychological well-being
Tabel 1 Blueprint Skala RPWB Dimensi 1. Otonomi (Autonomy)
a.
b. c.
2. Penguasaan Lingkungan (Environmental Mastery)
a.
3. Pertumbuhan Pribadi (Personal
a.
b.
Indikator Individu mampu mengambil keputusan dan mandiri. Mengevaluasi diri sendiri dengan standar personal. Mampu melawan tekanan sosial untuk berpikir dan bersikap. Memiliki kemampuan atau kompetensi dalam mengatur lingkungan. Memiliki kontrol terhadap akivitas eksternal. Menyadari potensi yang ada dalam dirinya dan melakukan perbaikan
Bobot (%)
Jumlah Aitem
16,67 %
3
16, 67%
3
35
Growth)
b.
4. Hubungan Positif dengan Orang Lain (Positive Relations with Others)
a.
b. c.
5. Tujuan Hidup (Purpose in Life)
a.
b.
c. a. 6. Penerimaan Diri (Self Acceptance) b.
Jumlah Bobot
setiap waktu, sesuai dengan kapasitas periode perkembangannya Berubah dengan cara yang efektif dan lebih terbuka terhadap pengalaman- pengalaman baru. Bersikap hangat dan percaya dalam berhubungan dengan orang lain. Memiliki empati, afeksi, dan keintiman yang kuat. Memahami makna memberi dan menerima dalam suatu hubungan. Memiliki tujuan, misi, dan arah hidup yang membuatnya merasa bahwa hidup ini memiliki makna. Mampu merasakan kehidupan di masa kini maupun masa lampau yang telah dijalani. Memiliki sikap positif terhadap diri sendiri. Mengakui dan menerima berbagai aspek diri, termasuk kualitas baik dan buruk dalam dirinya. Perasaan positif tentang kehidupan masa lalu dan kehidupan yang sedang dijalani sekarang.
16, 67%
3
16, 67%
3
16, 67%
3
16, 67%
3
100%
Keterangan. Diadaptasi dari skala Ryff’s Psychological Scale (Ryff & Keyes, 1995).
18
Well-being
Guna mengukur variabel psychological well-being, penulis menggunakan skala psychological well-being yang terdiri atas 6
36
dimensi. Skala psychological well-being ini terdiri atas 18 aitem dengan 3 aitem di setiap dimensi yang ada. Setiap dimensi memiliki bobot 16,67%. Tabel 2 Skala Psychological Well-being untuk Uji Coba Nomor Aitem Dimensi 1. Otonomi (Autonomy)
a.
b.
c.
2. Penguasaan Lingkungan (Environment al Mastery)
a.
b.
3. Pertumbuhan Pribadi (Personal Growth)
a.
b.
Indikator Favourable Unfavourable Individu mampu mengambil 7 19 keputusan dan mandiri Mengevaluasi diri sendiri dengan 37 13 standar personal. Mampu melawan tekanan sosial 1, 25 31 untuk berpikir dan bersikap. Memiliki kemampuan atau kompetensi dalam 2, 38 14 mengatur lingkungan. Memiliki kontrol terhadap akivitas 8, 20 26, 32 eksternal. Menyadari potensi yang ada dalam dirinya dan melakukan perbaikan setiap 21, 33 15, 39 waktu, sesuai dengan kapasitas periode perkembangannya Berubah dengan cara yang efektif dan lebih terbuka 9 3, 27 terhadap pengalamanpengalaman baru.
Jumlah Aitem
7
7
7
37
4. Hubungan Positif dengan Orang Lain (Positive Relations with Others)
5. Tujuan Hidup (Purpose in Life)
6. Penerimaan Diri (Self Acceptance)
a. Bersikap hangat dan percaya dalam berhubungan dengan orang lain. b. Memiliki empati, afeksi, dan keintiman yang kuat. c. Memahami makna memberi dan menerima dalam suatu hubungan. a. Memiliki tujuan, misi, dan arah hidup yang membuatnya merasa bahwa hidup ini memiliki makna. b. Mampu merasakan kehidupan di masa kini maupun masa lampau yang telah dijalani. a. Mengakui, menerima dan memiliki sikap positif terhadap berbagai aspek diri, termasuk kualitas baik dan buruk dalam dirinya. b. Perasaan positif tentang kehidupan masa lalu dan kehidupan yang sedang dijalani sekarang.
40
34
4
10, 16
7
22, 28
11, 29, 35
23 7
5, 17, 41
12, 42, 24
36, 18 7
6
30
38
Jumlah Aitem
22
20
42
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan skala Ryff’s psychological well-being (RPWB) yang disusun oleh Ryff dan Keyes (1995) sebagai alat ukur variabel psychological well-being. Skala ini terdiri atas 6 dimensi, yaitu penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, pertumbuhan pribadi dan tujuan hidup. Guna menyesuaikan skala psychological well-being dengan kondisi subjek dan tujuan penelitian, penulis melakukan modifikasi untuk diuji coba. Modifikasi skala psychological well-being untuk uji coba terdiri atas 42 aitem dengan 7 aitem pada masing- masing dimensi. Pada skala ini terdapat dua bentuk pernyataan, yaitu pernyataan mendukung (favourable) sebanyak 22 aitem dan pernyataan yang tidak mendukung (unfavourable) sebanyak 20 aitem). Tabel 3 Nilai Alternatif Jawaban Skala Psychological Well-being Pilihan Jawaban Favourable Unfavourable Sangat Sesuai (SS) 5 1 Sesuai (S) 4 2 Tidak dapat Menentukan dengan Pasti 3 3 (N) Tidak Sesuai (TS) 2 4 Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 5 Skala ini berupa skala Likert, dimana jawaban setiap aitem bergradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yaitu SS (sangat sesuai), S (sesuai), N (tidak dapat menentukan dengan pasti), TS (tidak sesuai), dan STS (sangat tidak sesuai). Terdapat
39
perbedaan dalam pemberian nilai untuk jawaban pada aitem favourable dan aitem unfavourable. Pada aitem favourable, jawaban SS diberi nilai 5, S diberi nilai 4, N diberi nilai 3, TS diberi nilai 2, dan STS diberi nilai 1. Sedangkan pada aitem unfavourable, jawaban SS diberi nilai 1, S diberi nilai 2, N diberi nilai 3, TS diberi nilai 4, dan STS diberi nilai 5. Keseluruhan nilai yang diperoleh subjek akan dijumlahkan. Semakin tinggi nilai yang diperoleh mengindikasikan bahwa semakin tinggi psychological well-being yang dimiliki oleh subjek. Sebaliknya, semakin rendah nilai yang diperoleh mengindikasikan bahwa semakin rendah pula psychological well-being pada subjek tersebut.
2.
Skala Locus of Control
Tabel 4 Blueprint Skala IPC Locus of Control No 1
2
3
Dimensi Internality
Indikator Menekankan pada kemampuan diri Memiliki kepercayaan diri Powerful Bergantung pada orang lain Others Menyalahkan orang lain Tidak percaya diri Chance Bergantung dan percaya pada nasib, keberuntungan, dan kebetulan . Jumlah Bobot
Bobot (%)
Jumlah Aitem
33,33%
8
33,33%
8
33,33%
8
100%
24
Keterangan. Diadaptasi dari skala IPC LOC (Levenson, 1981)
40
Untuk mengukur internal locus of control dan external locus of control, penulis menggunakan skala IPC LOC yang disusun oleh Levenson (1981). Skala ini merupakan modifikasi dari skala IE LOC milik Rotter (1966). Pada skala ini terdapat 3 dimensi, yaitu I (internalitiy), P (powerful others) dan C (chance) LOC (locus of control). Internality digunakan untuk mengukur internal locus of control, sedangkan powerful others dan chance digunakan untuk mengukur external locus of control. Setiap dimensi diwakili oleh 8 aitem dengan bobot masing- masing 33,33 %. Jumlah aitem pada skala ini adalah 24 aitem. Tabel 5 Skala Locus of Control untuk Uji Coba No 1
2
3
Dimensi Internality
Powerful Others
Chance
Indikator a. Menekankan pada kemampuan diri b. Memiliki kepercayaan diri a. Bergantung pada orang lain b. Menyalahkan orang lain c. Tidak percaya diri a. Bergantung dan percaya pada nasib, keberuntungan, dan kebetulan . Jumlah Aitem
Nomor Aitem 1, 4, 9, 21, 23, 31.
Jumlah Aitem
12 5, 18, 19, 25, 26, 32. 3, 11, 15, 20, 22 17, 27, 33.
12
8, 13, 28, 34.
2, 6, 7, 10, 12, 14, 16, 24, 29, 30, 35, 36.
12
36
Pada penelitian ini, penulis akan melakukan uji coba alat ukur menggunakan skala IPC external locus of control yang
41
telah penulis modifikasi guna menyesuaikan dengan kondisi subjek dan tujuan penelitian. Terdapat 12 aitem pada masingmasing dimensi, sehingga total terdapat 36 aitem pada skala ini. Tabel 6 Nilai Alternatif Jawaban Skala Locus of Control untuk Uji Coba Pilihan Jawaban Sangat Sesuai (SS) Sesuai (S) Tidak dapat Menentukan dengan Pasti (N) Tidak Sesuai (TS) Sangat Tidak Sesuai (STS)
Dimensi Powerful Internality Others 5 5 4 4 3 3
2 1
2 1
Chance 5 4 3
2 1
Di samping itu, skala ini berupa skala Likert dimana jawaban setiap aitem bergradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yaitu SS (sangat sesuai), S (sesuai), N (tidak dapat menentukan dengan pasti), TS (tidak sesuai), dan STS (sangat tidak sesuai). Jawaban SS diberi nilai 5, S diberi nilai 4, N diberi nilai 3, TS diberi nilai 2 dan STS diberi nilai 1. Pada uji coba skala locus of control, 3 dimensi ini akan diukur secara terpisah. Setelah melakukan proses uji coba dan mendapatkan skala locus of control yang baru, penulis akan menggunakan skala tersebut pada subjek penelitian. Kemudian, subjek tersebut dibagi ke dalam 2 kelompok, yaitu kelompok internal locus of control dan kelompok external locus of control berdasarkan data hasil penelitian. Subjek yang memiliki nilai internality yang lebih tinggi daripada nilai powerful others dan chance dimasukan ke dalam
42
kelompok internal locus of control. Sedangkan, kelompok external locus of control terdiri atas subjek yang memiliki nilai powerful others dan chance yang lebih tinggi daripada nilai internality. F. Analisis Daya Diskriminasi Aitem dan Reliabilitas 1.
Analisis Aitem Kualitas skala psikologi sangat ditentukan oleh kualitas aitem- aitem yang ada di dalamnya, sehingga perlu ada prosedur analisis dan seleksi aitem (Azwar, 2012). Analisis aitem dilakukan melalui uji daya beda atau daya diskriminasi aitem. Daya diskriminasi aitem adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2012). Pengujian daya diskriminasi aitem dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi antara distribusi nilai aitem dengan distribusi nilai skala itu sendiri, sehingga menghasilkan koefisien korelasi aitem- total (riX). Koefisien korelasi aitemtotal diperoleh melalui formula koefisien korelasi productmoment Pearson (Azwar, 2012), yaitu: riX =
Keterangan: i :
Nilai aitem
X :
Nilai skala
ΣiX −
Σi ΣX n
(Σi)2 (ΣX)2 Σi2 − n ΣX 2 − n
43
n :
Banyaknya subjek Koefisien korelasi aitem- total yang diperoleh akan
bergerak dari 0 sampai dengan 1, 00 dengan tanda positif atau negatif (Azwar, 2012). Item yang memiliki koefisien korelasi aitem- total yang mendekati angka 1, 00 diindikasikan sebagai aitem yang memiliki diskriminasi aitem baik. Sedangkan, aitem yang memiliki koefisien korelasi aitem- total kecil mendekati 0 atau yang memiliki tanda negatif diindikasikan sebagai aitem yang tidak memiliki daya diskiriminasi atau daya beda. Guna mengoptimalkan fungsi skala, koefisien korelasi aitem- total yang dihasilkan ini akan digunakan untuk melakukan pemilihan aitem- aitem. Di dalam pemilihan aitem berdasarkan koefisien korelasi aitem- total digunakan batas riX ≥ 0, 3 karena aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0, 30 daya bedanya dianggap memuaskan, sehingga aitem ini lolos atau dapat digunakan (Azwar, 2012). Sedangkan, aitem yang koefisien korelasinya belum mencapai 0, 30 dianggap memiliki daya beda rendah, sehingga aitem ini tidak lolos atau tidak digunakan. Apabila jumlah aitem yang lolos tidak mencukupi jumlah aitem
yang
diinginkan,
dapat
dipertimbangkan
untuk
menurunkan sedikit batas kriterai menjadi riX ≥ 0, 25, sehingga aitem yang diinginkan dapat tercapai (Azwar, 2012). Di samping itu, apabila item yang memiliki koefisien item total sama dengan atau lebih besar daripada 0,30 jumlahnya melebihi jumlah item yang dispesifikasikan dalam rencana untuk
44
dijadikan skala, maka dapat dipilih item-item yang memiliki indeks daya diskriminasi item tertinggi (Azwar,2012). 2.
Reliabilitas Reliabilitas alat ukur menunjukan sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hal ini ditunjukan oleh taraf keajegan (konsistensi) nilai yang diperoleh oleh para subjek yang diukur dengan alat yang sama atau diukur dengan alat yang setara pada kondisi yang berbeda (Suryabrata, 2000). Perhitungan reliabilitas dilakukan melalui komputasi dua macam statistik, yaitu koefisien reliabilitas (rXX’) dan error standar dalam pengukuran (Se) (Azwar, 2012). Koefisien reliabilitas (rXX’) berada dalam rentang angka dari 0 sampai dengan 1, 00 (Azwar, 2012), dimana menurut Ghozali (2002) pada umumnya tingkat reliabitilas tergolong tinggi apabila koefisien mencapai minimal rxx’> 0,60. Pengolahan data pada uji reliabilitas menggunakan program komputer SPSS Statistics 17, 0 for Windows. Sedangkan, pengujian reliabilitas terhadap aitem- aitem yang valid pada penelitian
ini
menggunakan
metode
pengukuran
Alpha
Cronbach. Adapun rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut: 2 k b r11 1 Vt 2 k 1
Keterangan: r11
:
reliabilitas instrumen
k
:
banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
:
jumlah varian aitem
2 b
45
Vt 2
: Selain
varian total reliabilitas,
error
standar
dalam
pengukuran
(standard error of measurement) juga perlu dipertimbangkan (Azwar, 2012). Statistikan tersebut dirumuskan sebagai: 𝑆𝑒 = 𝑆𝑋 (1 − 𝑟𝑥𝑥 ) Keterangan: Se = error standar SX = varians nilai rXX = koefisien Cronbach’s Alpha
G. Metode Analisis Data Setelah melakukan penyebaran angket demi mendapatkan data yang dibutuhkan, penulis akan melakukan analisis pada data terkait. Karena penelitian ini bersifat komparatif dua sampel, maka penulis akan menggunakan t- test sebagai metode analisis data. Bila jumlah anggota sampel n1 = n2 akan digunakan rumus ttest, baik t- test separated maupun t- test pool varian. Untuk melihat harga t tabel digunakan dk = n1 + n2 – 2. Adapun rumus t- tes jenis separated adalah: t=
X1 − X 2 s12 s22 n1 + n2
Keterangan X1
:
Nilai rata- rata kelompok pertama
X2
:
Nilai rata- rata kelompok kedua
46
n1
:
jumlah subjek pada kelompok pertama
n2
:
jumlah subjek pada kelompok kedua
s1
:
varians kelompol pertama
s2
:
varians kelompok kedua
Sedangkan, bila jumlah anggota sampel n1 ≠ n2, dapat digunakan rumus t- test dengan pooled varian. dk = n1 + n2 – 2. Adapun rumus t- tes jenis polled varian adalah: t=
X1 − X 2 (n1 − 1)s12 1 1 n1 + n2 − 2 + n1 + n2
Keterangan X1
:
Nilai rata- rata kelompok pertama
X2
:
Nilai rata- rata kelompok kedua
n1
:
jumlah subjek pada kelompok pertama
n2
:
jumlah subjek pada kelompok kedua
s1
:
varians kelompol pertama
s2
:
varians kelompok kedua