BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2010:107) penelitian ekperimental (experimental research) adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Dalam penelitian ini perlakuan yang digunakan adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Tujuan dari penelitian eksperimental adalah untuk menyelidiki ada-tidaknya hubungan sebab-akibat, berapa besar hubungan sebab- akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental dan menyediakan kontrol untuk perbandingan.
3.1.2 Desain Eksperimen Desain eksperimen yang akan digunakan peneliti adalah penelitian kuasi eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen dipilih apabila peneliti ingin menerapkan sesuatu tindakan atau perlakuan (Mulyatiningsih, 2011:88). Jenis eksperimen kuasi yang dipilih adalah Two Group Posttest Only (Neuman, 2003; dalam Mulyatiningsih, 2011:89). Pemilihan ini didasarkan pada asumsi bahwa pada kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan yang setara sebagaimana akan dibahas pada subbab 3.3. Untuk memperjelas desain penelitian yang digunakan, maka dapat digambarkan rancangan penelitian pada gambar 3.1.
R
X
O1 O2
Gambar 3.1 Desain Penelitian Eksperimen Keterangan: R
: Random Assigment (Pemberian Tes I (Tes Homogenitas)
X
: Perlakuan (treatment) untuk kelompok eksperimen yaitu pada SD
24
25
Negeri 2 Genuksuran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS O1
: Pemberian tes formatif (Tes II) untuk kelompok eksperimen
O2
: Pemberian tes formatif (Tes II) untuk kelompok kontrol
3.1.3 Prosedur Eksperimen Langkah – langkah yang akan dilakukan pada kegiatan penelitian eksperimen ini akan dilakukan sebagai berikut. 1.
Menyusun kisi-kisi tes
2.
Menyusun instrumen tes uji coba berdasar kisi-kisi yang yang sudah disusun
3.
Mengujicobakan instrumen tes uji coba pada kelas uji coba yang berbentuk tes objektif untuk tes I (tes homogenitas)
4.
Mengujicobakan instrumen tes uji coba yang berbentuk pada kelas uji coba tes objektif dan uraian untuk tes II (tes formatif)
5.
Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba (tes I dan tes II) pada kelas uji coba untuk mengetahui validitas, reabilitas soal, dan tingkat kesukaran soal
6.
Memberi tes I (tes homogenitas) kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk uji homogenitas dan normalitas
7.
Memberi perlakuan pada kelas V SD Negeri 2 Genuksuran sebagai kelompok eksperimen dan SD Negeri 1 Genuksuran sebagai kelompok kontrol
8.
Memberi tes II (tes formatif) kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
9.
Menganalisis hasil yang diperoleh dari hasil belajar siswa (tes formatif dan proses)
10. Menyusun laporan hasil penelitian
Pada kondisi awal diharapkan keadaan sama, tidak ada perbedaan. Hal ini dilihat dari pemberian tes homogenitas (tes I). Setelah kondisi awal sama, maka
25
26
dilanjutkan dengan pembagian dua kelompok yaitu kelompok kontrol adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Genuksuran, dan kelompok eksperimen adalah siswa kelas V SD Negeri 2 Genuksuran. Kelompok kontrol diberikan perlakuan pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional dan kelompok eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Setelah diberikan perlakuan, diberikan tes formatif (tes II) pada kedua kelompok untuk melihat perkembangan hasil belajarnya. Untuk kelompok kontrol menggunakan hasil tes formatif sedangkan kelompok eksperimen menggunakan hasil tes formatif dan penilaian proses selama pembelajaran. Secara sederhana rancangan penelitian dapat digambarkan pada gambar 3.2:
Kondisi awal
Kelompok
Perlakuan
Kontrol
Konvensional
Hasil Belajar
Perlakuan Kelompok
menggunakan
Eksperimen
TPS
IPS
Gambar 3.2 Rancangan Penelitian Eksperimen Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS 3.1.4 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Genuksuran dan SD Negeri 2 Genuksuran Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan dan penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2011/2012.
3.2 Variabel Penelitian 3.2.1 Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Model pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang dilakukan untuk melatih siswa bagaimana 26
27
mengutarakan pendapat dan siswa belajar menghargai pendapat orang lain dengan tetap mengacu pada materi/tujuan pembelajaran pada materi peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan dengan langkah – langkah pembelajaran meliputi tahap berpikir (thinking), tahap berpasangan (pairing), dan tahap berbagi (sharing).
3.2.2 Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar. Hasil belajar adalah besarnya skor yang diperoleh dari 40% skor non tes (menyimak, diskusi berpasangan, dan presentasi) dan 60% skor tes formatif.
3.3 Unit Penelitian Didalam penelitian ini yang menjadi unit penelitian adalah siswa kelas V di SD Negeri 1 Genuksuran sebagai kelompok kontrol dan SD Negeri 2 Genuksuran sebagai kelompok eksperimen. Peneliti mengambil unit penelitian ini karena mempertimbangkan waktu dan tempat yang akan digunakan penelitian. SD Negeri 1 Genuksuran dan SD Negeri 2 Genuksuran keadaannya cukup homogen, dilihat dari letak wilayah, status sekolah, jumlah siswa kelas V serta prestasi yang diraih dan dimiliki oleh sekolah. Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas V di SD Negeri Genuksuran Tahun Ajaran 2011/2012 Jumlah Siswa Nama Sekolah Total Laki-Laki Perempuan SD Negeri 1 Genuksuran
19
16
35
SD Negeri 2 Genuksuran
16
16
32
Jumlah unit penelitian
67
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Teknik
pengumpulan
data
yaitu
cara
yang
digunakan
untuk
mengumpulkan atau memperoleh data dalam suatu penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut :
27
28
1. Tes Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah tes formatif hasil belajar dalam bentuk tes I dan tes II. Tes I dalam bentuk pilihan ganda dan tes II dalam bentuk pilihan ganda dan uraian. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar IPS siswa kelas V pokok bahasan peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia. Sebelum dibuat instrumennya maka sebelumnya disusun kisi-kisi soal. Untuk kisi-kisi soal lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran 1. 2. Non tes Teknik non tes adalah pengukuran yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa tanpa menggunakan tes. Penelitian ini menggunakan teknik observasi yaitu sebuah teknik pengukuran untuk melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi dilakukan untuk 3 hal yaitu: aktifitas guru, aktifitas siswa, dan rubrik penilaian proses pembelajaran (unjuk kerja menyimak, diskusi berpasangan, dan presentasi) a.
Observasi aktifitas guru Observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang pencapaian
pengajar dalam pemberian treatment di dalam kelas, sehingga di dalam pelaksanaan pembelajaran benar-benar sesuai dengan kondisi dan proses yang diharapkan. Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran TPS. Untuk melakukan observasi tersebut maka dibuat instrumen observasi. Sebelum instrument observasi dibuat, maka dibuat dulu kisi – kisi instrumen observasi. Konsep dasar penyusunan instrument observasi dalam hal ini adalah teori dan prosedur pelaksanaan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Sebelum dibuat instrumen observasi aktifitas guru maka dibuat kisi-kisi observasi aktifitas guru yang akan disajikan pada tabel 3.2.
28
29
Indikator
Kegiatan Awal Pembelajaran
Tabel 3.2 Kisi Kisi Observasi Aktivitas Guru Aspek yang diamati
1. Melakukan apersepsi 2. Menginformasikan tujuan pembelajaran 3. Menginformasikan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model TPS
1. Mengajukan pertanyaan kepada siswa berdasarkan materi Tahap Berpikir yang sudah disimak (Thinking) 2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan 3. Membimbing siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan Tahap Berpasangan (Pairing)
4. Membimbing siswa dalam melakukan diskusi berpasangan 5. Membimbing siswa dalam menyelesaikan LKS
6. Membimbing siswa dalam melaporkan hasil diskusi Tahap Berbagi pengerjaan LKS (Sharing) 7. Memberikan kesempatan kepada siswa yang tidak melaporkan hasil diskusi pengerjaan LKS untuk memberikan tanggapan
b.
Penutup
1. Membimbing siswa untuk membuat rangkuman 2. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa
Lain-lain
1. Mengelola waktu secara efisien 2. Menggunakan media secara efektif dan efisien 3. Penggunaan bahasa dalam pembelajaran
Observasi aktifitas siswa Observasi ini dilakukan pada kelompok eksperimen yaitu kelas V SD
Negeri 2 Genuksuran Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan. Instrumen yang digunakan untuk observasi kegiatan siswa adalah observasi aktifitas siswa. Berikut ini disajikan kisi-kisi observasi aktifitas siswa pada tabel 3.3.
29
30
Indikator
Kegiatan Awal Pembelajaran
Tabel 3.3 Kisi Kisi Observasi Aktivitas Siswa Aspek yang diamati
1. Kesiapan dalam pembelajaran (mempersiapkan buku catatan dan buku pelajaran serta menempati tempat duduk yang telah ditetapkan) 2. Memperhatikan penjelasan mengenai pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan
1. Menyimak materi pembelajaran yang dibagikan oleh guru Tahap Berpikir 2. Memperhatikan pertanyaan yang diberikan (Thinking) 3. Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru
Tahap Berpasangan (Pairing)
1. Mengerjakan LKS yang dibagikan bersama pasangannya 2. Melakukan diskusi dengan pasangan dalam menyelesaikan LKS 3. Berani dan aktif dalam dalam mengemukakan pendapat
1. Melaporkan hasil pengerjaan LKS ke depan kelas Tahap Berbagi 2. Memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi teman (Sharing)
c.
Penutup
1. Membuat rangkuman materi yang dipelajari ke dalam buku catatan 2. Melakukan kegiatan refleksi
Lain-lain
1. Penggunaan bahasa dalam pembelajaran 2. Penggunaan waktu yang diberikan
Penilaian proses pembelajaran Penilaian ini dilakukan pada kelompok eksperimen yaitu kelas V SD
Negeri 2 Genuksuran Kecamatan Purwodadi. Instrumen yang digunakan untuk penilaian proses pembelajaran siswa diantaranya kegiatan menyimak, diskusi berpasangan, dan presentasi dan instrumen terlampir bersama RPP pada lampiran 11.
30
31
3.4.1
Uji Instrumen Tes
3.4.1.1 Uji Validitas Tes Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen. Sebuah instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2006:168). Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan Pearson (Arikunto, 2006:170). Rumus korelasi product moment dengan angka kasar.
Keterangan: rxy
= koefisien korelasi pearson
x
= variabel bebas
y
= variabel terikat
n
= jumlah data
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 19,0. Kriteria validitas intrumen menurut Azwar dalam Wardani (2010:35) menyatakan bahwa suatu item instrumen dianggap valid jika memiliki koefissien corrected item to total correlation ≥ 0,20. Instrumen tes homogenitas (Tes I) dan tes formatif (Tes II) yang akan diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba instrumen tes homogenitas (Tes I) dilakukan pada 34 siswa di SD Negeri 2 Ngembak, setelah selesai uji coba instrumen tes homogenitas dan didapatkan hasil (nilai dari pekerjaan siswa), dapat dilakukan penghitungan uji validitas instrumen hasil. Dari 40 item soal (pilihan ganda 40 item) tes homogenitas (tes I) setelah dilakukan penghitungan uji validitas dengan bantuan SPSS 19, diperoleh hasil item soal yang valid sebanyak 25 item soal dan yang tidak valid sebanyak 15 item soal dari 40 soal yang diuji cobakan. Pada item soal yang tidak valid dibuang dan tidak digunakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran 3.
31
32
Setelah uji validitas instrumen tes homogenitas (Tes I), maka dilakukan uji validitas juga pada instrumen tes formatif (Tes II) yaitu seperti pada saat uji validitas instrumen tes homogenitas (Tes I), yang pertama mengujicobakan instrumen agar dikerjakan oleh siswa kelas uji coba yaitu siswa kelas V di SD Negeri 2 Ngembak. Setelah selesai uji coba instrumen tes dan didapatkan hasil (nilai dari pekerjaan siswa), dapat dilakukan penghitungan uji validitas instrumen dari 50 item soal (pilihan ganda 40 item, uraian 10 item) tes. Setelah dilakukan penghitungan uji validitas dengan bantuan SPSS 19 dan diperoleh hasil item soal yang valid untuk pilihan ganda sebanyak 25 item soal yang valid dan 15 item soal yang tidak valid dari 40 soal pilihan ganda yang diuji cobakan. Sedangkan untuk item soal uraian sebanyak 5 item soal yang valid dan 5 item soal yang tidak valid dari 10 item soal uraian yang diuji cobakan pada kelas uji coba. Item soal pilihan ganda dan uraian pada tes II yang tidak valid tidak digunakan dan dibuang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dilampiran 4.
3.4.1.2 Uji Reliabilitas Tes Menurut Sudjana (2011:16), reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Uji reliabilitas tes yang digunakan dalam penelitian ini meliputi soal pilihan ganda untuk tes homogenitas (tes I) dan soal pilihan ganda dan uraian untuk tes formatif (tes II). Untuk menentukan koefisien reliabilitas soal pilihan ganda menggunakan rumus KR.20. Rumus reliabilitas dengan KR.20 (Sugiyono. 2006:278) adalah:
Keterangan: k = jumlah item dalam instrument = proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item 1 = 1= varians total
32
33
Untuk melakukan uji reliabilitas tes soal uraian menggunakan rumus Alfa Croanbach. Rumus reliabilitas Alfa Croanbach (Sugiyono, 2006:282) adalah:
Keterangan: k
= mean kuadrat antara subjek = mean kuadrat kesalahan = varians total
Uji reliabilitas tes dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 19,0 dan kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrument digunakan pedoman yang dikemukakan oleh George dan Mallery dalam Wardani (2010:35) sebagai berikut: α ≤ 0,7
: tidak dapat diterima
0,7 < α ≤ 0,8
: dapat diterima
0,8 < α ≤ 0,9
: reliabilitas bagus
α > 0,9
: reliabilitas memuaskan
Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 19. Untuk penghitungan reliabilitas instrumen tes homogenitas (tes I) mendapatkan hasil penghitungan reliabilitas sebesar 0,874 dengan kategori reliabilitas bagus. Berdasarkan hasil penghitungan tersebut maka instrumen tes I dapat digunakan untuk penelitian. Untuk penghitungan reliabilitas instrumes tes II dengan hasil penghitungan reliabilitas soal pilihan ganda sebesar 0, 900 dengan kategori reliabilitas bagus dan pada hasil penghitungan reliabilitas soal uraian sebesar 0, 759 dengan kategori reliabilitas dapat diterima. Berdasarkan hasil penghitungan tersebut maka instrumen tes II dapat digunakan untuk penelitian. Untuk lebih jelasnya penghitungan uji reliabilitas instrumen tes I dan tes II dapat dilihat di lampiran 3 dan lampiran 4.
33
34
3.4.1.3 Uji Tingkat Kesukaran Soal Tingkat kesukaran adalah proporsi siswa yang menjawab benar. Tingkat kesukaran berkisar dari 0 sampai dengan 1. Makin besar tingkat kesukaran makin mudah soal tersebut begitu pula sebaliknya makin kecil tingkat kesukaran makin sukar soal tersebut (Zulaiha, 2008:14). Tingkat kesukaran soal pilihan ganda diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan rumus berikut (Zulaiha, 2008:14) :
TK = Keterangan: TK
= Tingkat kesukaran soal pilihan ganda
JB
= Banyak siswa yang menjawab benar
n
= Banyak siswa
Tingkat kesukaran soal uraian menurut klasifikasi puspendik dalam Zulaiha (2008:34) diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan rumus:
TK = Keterangan TK
= Tingkat kesukaran soal uraian
Mean
= Rata-rata skor siswa
Skor Maksimum
= Skor maksimum yang ada pada tabel penskoran
Tingkat kesukaran dibagi menjadi 3 kategori yaitu soal sukar, soal sedang, dan soal mudah. Berikut ini adalah kriteria tingkat kesukaran soal (Zulaiha, 2008:14). TK < 0, 3
= Sukar
0,3 ≤ TK ≤ 0,7
= Sedang
TK > 0,7
= Mudah
Uji tingkat kesukaran dilakukan setelah instrumen dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas instrumen. Setelah dilakukan uji tingkat kesukaran soal maka didapatkan hasil untuk instrumen tes I tidak terdapat soal yang masuk dalam kategori mudah. Untuk kategori sedang terdapat 24 soal yang masuk dalam
34
35
kategori sedang dan untuk kategori sulit terdapat 1 soal yang masuk pada kategori sulit. Analisis tingkat kesukaran soal juga dilakukan pada instrumen tes II yang terdiri dari 25 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian dan mendapatkan hasil untuk item soal pilihan ganda tidak ada item soal yang masuk dalam kategori rendah dan sulit tingkat kesukarannya. Untuk kategori sedang terdapat 25 item soal pilihan ganda masuk dalam kategori sedang. Untuk soal uraian tidak ada soal yang masuk dalam kategori rendah tingkat kesukarannya. Untuk kategori sedang terdapat 4 item soal uraian yang masuk dalam kategori sedang, dan untuk kategori sulit terdapat 1 item soal uraian yang masuk dalam kategori sulit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dilampiran 5.
3.4.2 Uji Normalitas Tes I Perhitungan uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabelvariabel dalam penelitian mempunyai sebaran distribusi normal atau tidak. Perhitungan normalitas ini menggunakan rumus chi-kuadrat, menurut Sugiyono (2006:104) rumus chi-kuadrat adalah sebagai berikut:
Keterangan: X2 = chi-kuadrat fo = Frekuensi yang diobservasi fh = frekuensi yang diharapkan Kaidah uji normalitas jika chi-kuadrat hitung < chi-kuadrat tabel dan p > 0,05 ( sig 5%) maka sebaran berdistribusi normal, sebaliknya apabila chi-kuadrat hitung > chi-kuadrat tabel dan p > 0,05 ( 5%) maka sebaran berdistribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 19. Metode pengambilan keputusan pada uji normalitas menurut Priyatno (2010:40) yaitu jika signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal dan jika signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Berikut disajikan dalam tabel 3.4 hasil uji normalitas tes homogenitas (tes I) kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
35
36
Tabel 3.4 Hasil Uji Normalitas Tes Homogenitas (Tes I) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
NILAI EKSPERIMEN 32 62,25 11,581 ,128 ,080 -,128 ,723 ,673
NILAI KONTROL 35 61,14 11,944 ,152 ,152 -,093 ,901 ,391
Dari tabel 3.4 tentang hasil uji normalitas tes homogenitas dapat disimpulkan bahwa: 1.
Nilai tes homogenitas kelompok eksperimen dengan teknik One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Dari tabel tersebut nampak tingkat signifikansi dua sisi dengan taraf kepercayaan 5 % (Asymp. Sig. 2-tailed) adalah 0,673 Jika dirumuskan hipotesis H0 adalah distribusi tidak normal dan H1 adalah distribusi normal, Maka H1 diterima apabila P > 0.05 dan H1 ditolak apabila P < 0,05. Pada tabel diatas menunjukan bahwa S = P = 0,673. Artinya berdasarkan perhitungan peluang kesalahan 5 % maka P > 0,05 atau 0,673 > 0,05. Jadi H1 diterima, artinya data dari nilai tes homogenitas kelompok eksperimen adalah berdistribusi normal.
2.
Nilai tes homogenitas kelompok kontrol dengan teknik One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Dari tabel tersebut nampak tingkat signifikansi dua sisi dengan taraf kepercayaan 5 % (Asymp. Sig. 2-tailed) adalah 0,391 Jika dirumuskan hipotesis H0 adalah distribusi tidak normal dan H1 adalah distribusi normal, Maka H1 diterima apabila P > 0.05 dan H1 ditolak apabila P < 0,05. Pada tabel diatas menunjukan bahwa S = P = 0,391. Artinya berdasarkan perhitungan peluang kesalahan 5 % maka P > 0,05 atau 0,391 > 0,05. Jadi H1 diterima, artinya data dari nilai tes homogenitas kelompok kontrol adalah berdistribusi normal. 36
37
3.4.3 Uji Homogenitas Tes I Uji homogenitas bertujuan untuk menguji apakah varians-varians tersebut homogen atau tidak. Kaidah uji homogenitas, jika F hitung < F tabel dan p > 0,05 ( 5 %) maka hubungan kedua variabel dinyatakan homogen, sebaliknya jika F hitung > F tabel dan p < 0,05 (5%) maka tidak homogen. Uji homogenitas menggunakan bantuan SPSS 19. Metode pengambilan keputusan pada uji homogenitas menurut Priyatno (2010:99) yaitu jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima (varian sama) dan jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak (varian berbeda). Dari data nilai hasil tes homogenitas (tes I) antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 3.5. Tabel 3.5 Hasil Uji Homogenitas Nilai Tes Homogenitas (Tes I) Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic ,132
df1
df2 1
Sig. 65
,717
Dari tabel 3.5 nilai signifikansi adalah 0, 717 > 0,05 maka H0 diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kedua varian sama (varian kelompok kontrol dan kelompok eksperimen).
3.5
Teknik Analisis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan
menggunakan dua kelas yaitu sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dalam efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap hasil belajar maka analisis yang digunakan yaitu analisis komparatif dua kelompok sampel. Teknik analisis data yang tergantung pada desain ekperimen yang digunakan. Karena desain eksperimen klasik yang digunakan, maka analisis data yang digunakan adalah independent sample t-tes. Analisis data independent sample t-test digunakan untuk mengukur apakah ada perbedaan hasil belajar
37
38
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Agar kesimpulan data tidak menyimpang maka syarat yang digunakan sebelum uji independent sample t-test adalah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Untuk melakukan uji independent sample t-test digunakan bantuan SPPS 19,0. Rumus statistik untuk menghitung t-tes (Sugiyono, 2006:135), sebagai berikut: X1 ( n1
t
1
1) s 2 n1
X
2 2
(n 2 n2
1) s 2 2
1
1
n1
n2
Keterangan : X1
= rata-rata kelompok 1
X2
= rata-rata kelompok 2
t
= nilai t hitung
n1
= jumlah sampel kelompok 1
n2
= jumlah sample kelompok 2
2
s1
2
s2
= varian kelompok 1 = varian kelompok 2
38