BAB III Metode Penelitian
3.1. Variabel Penelitian & Hipotesis 1.1.1. Definisi operasional kecerdasan emosional Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenal perasaan, mengontrol perasaan, dan memotivasi diri sendiri, serta mengenal perasaan orang lain dan juga membangun relasi yang baik (Salovey & Mayer, 1988).
1.1.2. Definisi operasional kecemasan menghadapi persaingan dalam dunia kerja Afolayan et al (2013), menyebutkan bahwa kecemasan tingkat terendah pun mempunyai ciri-ciri fisik dan psikis yang dapat diukur. Kecemasan adalah rasa tidak tentram hati atau khawatir karena situasi yang mengancam (KBBI, 2008)
1.1.3. Hipotesis H0: Tidak ada korelasi antara kecerdasan emosional dengan kecemasan pada mahasiswa tingkat akhir. H1: Ditemukan korelasi yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan kecemasan pada mahasiswa tingkat akhir menghadapi persaingan dalam dunia kerja.
3.2. Subjek Penelitian & Teknik Sampling 3.2.1. Populasi Menurut Shaughnessy (2012) populasi merujuk pada seluruh grup dari subjek yang ingin diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tingkat akhir yang sedang menjalani tugas akhir.
3.2.2. Sampel Sampel adalah perwakilah dari populasi. Teridiri dari beberapa subjek yang dipilih dari populasi tersebut, dengan kata lain sebagian sample dapat mewakili populasi (Saughnessy, Zechmeister & Zechmeister, 2012). Sample untuk penelitian ini adalah 34 sampel pilot dan 78 sampel lapangan.
15
16
3.2.3. Karakteristik subjek penelitian •
Mahasiswa tingkat akhir di BINUS University
•
Mengerjakan skripsi / tugas akhir
3.2.4. Teknik sampling Dalam proses pengambilan sampel, peneliti menggunakan nonprobability sampling di mana tidak semua populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sample (Shaughnessy, Zechmeister & Zechmeister, 2012). Dalam nonprobability sampling, peneliti menggunakan convinience sampling untuk mendapatkan sample penelitian. Convinience sampling menurut Saughnessy berarti memilih responden hanya berdasarkan keinginan dan kemampuan mereka untuk menjawab. Dalam kata lain sample penelitian hanya subjek yang sesuai dengan kriteria penelitian, dan subjek tersebut bersedia menjawab. Ada 16 jurusan yang termasuk dalam pengambilan sample peneliti di BINUS University. Jurusan tersebut adalah:
1. Akuntansi 2. Arsitektur 3. Desain Interior 4. DKV 5. Hotel Manajemen 6. Informasi Teknologi (IT) 7. Manajemen 8. Komunikasi Pemasaran (Marcomm) 9. Psikologi 10. Sastra China 11. Sastra Jepang 12. Sastra Inggris 13. Sistem Informasi (SI) 14. SI & Akuntansi (Double Degree) 15. Teknik sipil 16. Teknik industri
17 3.3. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional. Dalam bukunya Shaughnessy, Zechmeister & Zechmeister (2012) mengatakan bahwa penelitian korelasional karena penelitian ini digunakan untuk memprediksi suatu hubungan. Dalam penelitian ini berarti hubungan yang diprediksi adalah kecemasan menghadapi persaingan dunia kerja dengan kecerdasan emosional. Penelitian korelasional menurut McMillan & Schumacher (2001) termasuk dalam penelitian kuantitatif non-eksperimen.
Penelitian kuantitatif adalah proses mengoleksi
data-data numeris yang dianalisa dengan metode matematis (statistik) yang digunakan untuk menjelaskan suatu fenomena (Aliaga & Gunderson, 2000).
3.4. Alat Ukur Penelitian 3.4.1. Alat ukur kecerdasan emosional Alat ukur kecerdasan emosional yang digunakan adalah hasil adaptasi dari alat ukur kecerdasan emosional untuk skripsi Ngakan M Bratasena W (Winarka, 2013) dengan judul Gambaran umum kecerdasan emosional pada siswa kelas unggulan di SMA unggulan Jakarta. Alat ukur ini memiliki lima dimensi kecerdasan emosional yang dikemukakan oleh Mayer dan Salovey (dalam Goleman, 1995).
Tabel 3.1. Blue Print Kecerdasan Emosional Konstruk
Domain
Indikator
18 Kecerdasan emosional
Mengenali emosi diri (Self- Mengenali serta memahami awareness)
emosi
diri
sendiri
memahami
dan
penyebab
timbulnya emosi Mengelola
emosi
control)
(Self- Mengendalikan emosi dan mengekspresikan
emosi
dengan tepat Memotivasi
diri
(Self-motivation)
sendiri Optimis
dan
dorongan
berprestasi atau bentuk usaha yang
dilakukan
individu
tergerak untuk melakukan sesuatu
karena
mencapai
tujuan
ingin yang
dikehendaki. Mengenali emosi orang lain Peka (Empathy)
terhadap
perasaan
lain
dan
orang
mendengarkan
perasaan
orang lain Membina hubungan (Social Dapat bekerja sama dan Skill)
berkomunikasi dengan orang lain
Sumber: Ngakan M. Bratasena (2013)
Setiap butirnya, akan diukur menggunakan skala Likert. Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur kekuatan persetujuan subjek dengan suatu pernyataan (Sekaran, 2006). Skala sekaligus bobot skor untuk kecerdasan emosional ini adalah: Sama Sekali Bukan Saya (SSBS), Sedikit Bukan Saya (SBS), Hampir Seperti Saya (HSS), Sangat Seperti Saya (SSS).
Tabel 3.2. Bobot skor Kecerdasan Emosional Skala
Bobot Skor
Sama Sekali Bukan Saya
1
19 (SSBS) Sedikit Bukan Saya (SBS)
2
Hampir Seperti Saya
3
(HSS) 4
Sangat Seperti Saya (SSS) Sumber: Data olah peneliti
3.4.2. Alat ukur kecemasan 3.4.2.1. State-Trait Anxiety Inventory (STAI) Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kecemasan adalah State Trait Anxiety Inventory (STAI) yang terdiri dari dua dimensi. Alat ukur ini adalah adaptasi dari alat ukur yang digunakan oleh Kumalawati (2013) dalam skripsinya Hubungan persepsi dukungan sosial terhadap kecemasan trait dan state pada ibu untuk melahirkan secara normal. Konstruksi alat ukur ini dibuat berdasarkan alat ukur Spielberger pada tahun 1983 (Spielberger dalam Kumalawati, 2013). Dua dimensi tersebut adalah state anxiety (formulir STAI X-1) dan trait anxiety (formulir STAI X-2).
Tabel 3.3. Blue Print STAI Yang diukur State anxity
Dimensi
Skala
Bobot Skor
Apa yang dirasakan saat
Hampir Tidak
1
ini
Trait anxiety
Pernah
Apa yang diarasakan
Kadang-Kadang
2
Sering
3
Hampir Selalu
4
Tidak Sama Sekali
1
Agak
2
Cukup
3
Amat Sangat
4
secara umum
Sumber: Data olah peneliti
20 3.4.3. Validitas & Reliabilitas Alat ukur 3.4.3.1. Validitas & Reliabilitas Kecerdasan Emosional Validitas yang didapatkan dari alat ukur kecerdasan emosional setelah uji pilot kepada 34 orang adalah 0,254-0,716. Ada 64 butir item dan ditemukan ada 9 butir yang harus dihapus pada uji validitas per item dari SPSS IBM v.20. Butir-butir tersebut adalah: Tabel 3.4. Butir Item yang Harus Dihapus Butir Item
Corrected Item-Total Correlation
No. 1
-.160
No. 2
.234
No. 6
.079
No. 7
.111
No. 21
.096
No. 26
.233
No. 32
.232
No. 52
-.038
No. 54
.157 Reliabilitas alat ukur kecerdasan emosional ini diuji dengan SPSS IBM v.20 dengan
nilai yang didapat sebesar Alpha = 0,653 Tabel 3.5. Hasil Uji reliabilitas Kecerdasan Emosional Cronbach's
N of
Alpha
Items .949
64
Sumber: Data olah peneliti
3.4.2.2. Validitas dan Reliabilitas STAI Validitas untuk alat ukur kecemasan STAI X-2 adalah Alpha = 0,254 - 0,757. Validitas untuk alat ukur kecemasan STAI X-1 adalah Alpha = 0,330 - 0,908 Reabilitas alat uIkur kecemasan STAI X-2 adalah Alpha = 0,911 berdasarkan SPSS IBM v. 20. Angka ini menunjukan bahwa reabilitas dari alat ukur kecemasan ini sudah sangat baik. Tabel 3.6. Hasil Uji Reabilitas STAI X-2 Cronbach's
N of
Alpha
Items .912
20
21 Sumber: Data olah peneliti
Sedangkan alat ukur kecemasan STAI X-1 adalah Alpha = 0,927 berdasarkan SPSS IBM v. 20.
Tabel 3.7. Hasil Uji Reabilitas STAI X-1 Cronbach's
N of
Alpha
Items .953
20
Sumber: Data olah peneliti
3.5. Prosedur penelitian 3.5.1. Persiapan penelitian Fenomena yang dipilih untuk melakukan penelitian ini adalah dengan menggunakan referensi-referensi dalam media cetak tentang masalah yang sering terjadi pada mahasiswa tingkat akhir. Fenomena ini menghasilkan sebuah topik penelitian yang akan ditentukan sebagai topik penelitian tugas akhir peneliti. Pencarian fenomena-fenomena yang berkaitan dengan topik penelitian membawa peneliti untuk mencari judul penelitian. Dengan menggunakan pencarian sumber-sumber terkait fenomena yang ditemukan adalah kecemasan menghadapi persaingan dunia kerja yang terjadi pada mahasiswa tingkat akhir dalam tugas akhir mereka. Pada tahapan ini juga, peneliti harus menentukan alat ukur yang akan dipakai dalam penelitian dan juga melihat apakah reliabilitas dan validitas alat ukur yang akan digunakan layak untuk digunakan. Setelah penentuan topik, judul penelitian, dan juga alat ukur yang akan digunakan, peneliti harus menentukan subjek penelitian yang akan diteliti. Fenomena yang terjadi dikaitkan dengan subjek penelitian yang sering mengalami fenomena tersebut. Subjek penelitian tersebut kemudian menjadi populasi penelitian. Dari populasi tersebut, peneliti harus menentukan sampel yang akan dipakai untuk penelitian ini yang akhirnya akan digeneralisasikan ke dalam populasi penelitian setelah mendapatkan hasil.
22 3.5.2. Pelaksanaan penelitian Penelitian ini akan menggunakan sample subjek penelitian sebanyak 34 pada studi pilot. Pada pelaksanaannya, peneliti akan menyebar kuesioner kepada 78 mahasiswa tingkat akhir di BINUS University yang sedang dalam masa pengerjaan tugas akhir. Penyebaran sampel penelitian dilakukan lewat media internet seperti, google docs. Selain itu, kuesioner disebar secara langsung kepada mahasiswa tingkat akhir di Binus University.
3.5.3. Teknik pengolahan data Teknik pengolahan data yang digunakan adalah metode statistika deskriptif. Teknik pengolahan data ini akan dilakukan setelah peneliti menyebar kuesioner dan mendapatkan hasil dari setiap kuesioner yang disebar. Dengan menggunakan bantuan program Statistical product and service solutions (SPSS), peneliti bisa mendapatkan hasil reliabilitas dan validitas dari uji data pilot. Sedangkan dengan teknik pengolahan data untuk melihat korelasi antar variabel adalah korelasi Pearson atau Spearman. Menurut Morningstar (2014) metode pengolahan data korelasi dilakukan untuk melihat korelasi antar dua variabel. Metode korelasi Pearson adalah metode korelasi yang paling banyak digunakan. Metode korelasi Pearson baik digunakan untuk distribusi penyebaran kurva normal. Jika penyebaran dan relasi antara variabel tidak berjalan linear, lebih baik metode Spearman yang digunakan. Untuk pengolahan data dengan data Spearman, tidak ada asumsi yang dibuat. Distribusi yang tidak normal dan banyak variasi data lain yang harus diperhatikan. Dengan variabel dan karakteristik subjek yang beragam, peneliti berasumsi untuk menggunakan metode korelasi dari Pearson karena uji statistik yang dilakukan menunjukan distribusi penyebaran kurva normal.