BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan prosedur yang membantu peneliti dalam menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam sebuah penelitian. Penggunaan metode dalam penelitian dimaksudkan untuk mengarahkan peneliti dalam memperoleh data yang bisa menjawab permasalahan penelitian. Sugiyono (2012: 2) memaparkan bahwa “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Penelitian itu sendiri pada dasarnya bertujuan untuk mencari kebenaran tentang apa yang akan di teliti. Pemilihan metode dalam setiap penelitian akan berbeda, hal tersebut di pengaruhi oleh kesesuaian metode terhadap pemasalahan yang menjadi fokus penelitian.
A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian tentang Tari Srikandi-Mustakaweni ini bertempat di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung di Jln. Buah batu No.212 Bandung 40265 –Telp.0227314982, Fax.0227303021. Subjek penelitian yang diambil adalah Tari Srikandi-Mustakaweni hasil rekomposisi Iyus Rusliana yang merupakan salah satu bahan ajar Tari Wayang di STSI Bandung. Penelitian ini difokuskan pada bagian teks dan konteks tari yang dikaji menggunakan kajian etnokoreologi. Berdasarkan hal tersebut, maka pengambilan data dilakukan dari orang yang benar-benar tahu atau ahli di bidang Tari Wayang, khususnya Tari SrikandiMustakaweni.
Samsul Aripin, 2013 Kajian Etnokoreologi Terhadap Tari Wayang Srikandi-Mustakaweni Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
27
B. Metode Penelitian Pada kesempatan ini, peneliti menggunakan metode deskriptif analisis, dengan menggunakan kajian etnokoreologi sebagai pisau bedahnya. Metode deskriftif analisis merupakan suatu metode penelitian yang menguraikan atau mendeskripsikan data atau fakta untuk kemudian dianalisis. Kegiatan analisis dimaksudkan untuk lebih memahami fakta-fakta yang ditemukan, sehingga bisa menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini. Whitney (Nazir, 2011: 54) mengemukakan bahwa “metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat”. Interpretasi yang dimaksud adalah proses berfikir menggunakan pemahaman serta analisis dari peneliti, yang diungkapkan dengan teori-teori yang memperkuatnya. Dalam penelitian ini peneliti mengkaji Tari Srikandi-Mustakaweni menggunakan kajian etnokoreologi yang difokuskan pada bagian tekstual dan kontekstual tarinya. Etnokoreologi merupakan salah satu ilmu yang digunakan untuk mengkaji sebuah pertunjukan atau karya tari. Selain etnokoreologi, dikenal juga berbagai pendekatan lain seperti koreologi, dan antropologi tari. Kajian etnokoreologi merupakan sebuah pendekatan yang multidisiplin, karena merupakan perpaduan dari beberapa pendekatan diantaranya pendekatan sejarah. Pengkajian tari melalui pendekatan ini, terfokus pada bagian atau lapis teks dan konteks tarinya. Analisis tekstual merupakan analisis tari tentang hal-hal yang bisa dilihat secara langsung diantaranya gerak, busana, rias, musik. Analisis kontekstual adalah analisis tari dari hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat, seperti sejarah, latar belakang, fungsi, serta simbol dan makna.
C. Definisi Operasional Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan menghindari
terjadinya
kesalahan dalam penafsiran, maka peneliti memberikan definisi operasional sebagai berikut : Tari wayang adalah salah satu rumpun tari yang terdapat di Jawa Barat. Tari wayang sendiri merupakan tari yang menceritakan tokoh atau peristiwa yang terdapat dalam cerita pewayangan. Tari wayang sendiri menurut beberapa sumber Samsul Aripin, 2013 Kajian Etnokoreologi Terhadap Tari Wayang Srikandi-Mustakaweni Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
28
tercipta dari pertunjukan wayang wong priangan, khususnya berasal dari bagian tari kembangan dan tari perang. Pertunjukan tari wayang ini berkembang di daerah Bandung, Garut, dan Sumedang. Salah satu pertunjukan tari wayang yang disenangi oleh masyarakat Garut pada waktu itu salah satunya adalah Tari Srikandi-Mustakaweni. Tari ini menceritakan tentang perang tanding antara Srikandi melawan Mustakaweni memperebutkan pusaka Layang Jamus Kalimusada. Tari Srikandi-Mustakaweni ini dijadikan sebagai salah satu bahan ajar mata kuliah Tari Wayang yang diberikan pada semester lima di STSI Bandung. Pada kesempatan ini, Tari srikandi-Mustakaweni penulis kaji menggunakan kajian etnokoreologi. Kajian entnokoreologi merupakan kajian yang multi-layers/multilapis. Sehingga dalam penelitian ini, tari tidak hanya dilihat dari satu aspek saja, melainkan dikaji melalui aspek tekstual dan kontekstualnya.
D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data Instrumen merupakan serangkaian alat yang dipergunakan untuk memperoleh data atau fakta dalam suatu penelitian. Pemilihan instrumen yang tepat
akan
mempengaruhi
dalam
pengumpulan
data,
sehingga
dalam
pelaksanaannya harus disesuaikan dengan objek penelitian. Pada dasarnya instrumen penelitian untuk penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri, karena pada awalnya permasalahan yang akan dibahas belum jelas. Demikian juga dipaparkan oleh Sugiyono (2012: 305) yang menyatakan bahwa “ dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument penelitian adalah peneliti itu sendiri”. Setelah melakukan observasi peneliti bisa menemukan masalah yang jelas dan mulai menentukan instrumen yang sesuai untuk dipergunakan. Penggunaan
instrumen
disesuaikan
dengan
teknik
atau
metode
pengumpulan data. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa instrumen dalam pengumpulan data yang berbentuk pedoman. Pedoman tersebut meliputi pedoman obervasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi.
Samsul Aripin, 2013 Kajian Etnokoreologi Terhadap Tari Wayang Srikandi-Mustakaweni Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
29
Pedoman-pedoman yang di atas, peneliti lampirkan pada bagian lampiran diakhir pembahasan. Berdasarkan paparan tersebut, peneliti berasumsi bahwa instrumen merupakan panduan atau alat bantu yang dipergunakan dalam mencari data atau fakta tentang Tari Srikandi-Mustakaweni. Dalam sebuah penelitian, penggunaan instrumen tidak terlepas dari teknik pengumpulan data yang dipergunakan, sehingga dalam pelaksanaanya terjadi korelasi antara instrumen penelitian dengan teknik pengumpulan data. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan instrumen dan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data lainnya. Adapun instrument dan teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut. 1. Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan secara langsung tentang materi yang diteliti. Pengamatan tersebut menggunakan indra penglihatan sebagai alat bantu utamanya, akan tetapi tidak meutup kemungkinan menggunakan pancaindra lainnya. Hal tersebut sebagaimana penjelasan Bungin (2010 : 115) yang mengemukakan bahwa: Dari pemahaman observasi atau pengamatan diatas, sesungguhnya yang dimaksud dengan metode observasi adalah metode pengumpulan data yang dipergunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan. Lebih lanjut Faisal (Sugiyono, 2012 : 226) memaparkan bahwa “… mengklasifikasikan observasi menjadi observasi partisipasi, observasi secara terang-terangan dan tersamar, dan observasi yang tidak berstruktur”. Pada penelitian ini observasi yang dipergunakan observasi partisipasi aktif. Observasi tersebut dilakukan dengan cara mengalami secara langsung proses pelatihan Tari Srikandi-Mustakaweni. Tujuan utama observasi ini adalah untuk mengamati serta merasakan secara langsung struktur gerak Tari
Samsul Aripin, 2013 Kajian Etnokoreologi Terhadap Tari Wayang Srikandi-Mustakaweni Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
30
Srikandi-Mustakaweni. Selain itu, pengamatan juga dilakukan untuk mengetahui rias dan busananya. Proses observasi dilakukan di STSI Bandung dengan melalui beberapa tahapan. Tahapan pertama merupakan observasi awal yang dilakukan dengan cara meneliti beberapa sumber tertulis untuk mendapatkan data-data awal. Setelah data tertulis didapatkan, tahapan selanjutnya adalah observasi dengan cara mengamati pertunjukan tari tersebut melalui media audio visual. Pertunjukan itu berbentuk dokumentasi materi ajar tari wayang yang menyajikan Tari Srikandi-Mustakaweni. Lebih lanjut penulis melakukan observasi partisipasi aktif dengan cara ikut berlatih tari tersebut bersama dosen pengampu mata kuliah tari wayang di STSI Bandung. Proses latihan tersebut berlangsung beberapa pertemuan selama dua bulan dengan tujuan untuk mengetahui secara langsung struktur gerak, bentuk gerak, serta karakter yang terkandung dalam tarian itu. 2. Wawancara Wawancara merupakan salah metode pengumpulan data dengan tatap muka secara langsung dan berbentuk tanya jawab. Dalam hal ini, informasi tentang materi yang diteliti didapatkan langsung dari responden atau informan dengan cara tatap muka dan bercakap-cakap. Sehingga metode bentuk ini memerlukan interview guide atau panduan wawancara. Panduan ini berisi seputar pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang akan diteliti, sehingga ketika wawancara dilakukan peneliti bisa fokus dan terarah. Hal tersebut sebagaimana yang dipaparkan oleh Nazir (2011 : 193-194) yang menyatakan bahwa: … wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka anatara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).
Samsul Aripin, 2013 Kajian Etnokoreologi Terhadap Tari Wayang Srikandi-Mustakaweni Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
31
Metode pengumpulan data dengan teknik ini terbagi menjadi beberapa macam, diantaranya “ wawancara terstruktur, wawancara semiterstruktur, dan wawancara tidak terstruktur” Esterberg (Sugiyono, 2012: 233). Wawancara terstruktur merupakan wawancara dimana sebelumnya peneliti sudah mengetahui informasi apa yang akan diperoleh. Sehingga wawancara jenis ini diperlukan instrument penelitian yang berisi panduan seputar materi yang akan ditanyakan. Panduan tersebut berfungsi sebagai pedoman peneliti ketika melakukan proses wawancara sehingga peneliti bisa fokus dan terarah. Wawancara semiterstruktur adalah wawancara sedikit lebih bebas jika dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Sebaliknya, wawancara tidak terstruktur ialah wawancara yang tidak memerlukan pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis, sehingga peneliti lebih bebas dalam proses tanya jawab ketika wawancara itu dilakukan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis wawancara terstruktur dan tidak terstruktur yang ditujukan kepada beberapa responden. Wawancara ini dilaksanakan untuk memperoleh data secara mendalam tentang aspek kontekstual tari seperti latar belakang rekomposisi. Selain itu, penggunaan wawancara ini juga digunakan untuk mengetahui secara lebih jelas mengenai aspek tekstual tarinya. Dengan demikian, untuk memperoleh data tersebut peneliti melakukan wawancara secara terstruktur dan tidak terstuktur kepada narasumber yang dianggap ahli atau menguasai tentang Tari SrikandiMustakaweni. Wawancara tersebut dilakukan kepada koreografer yang merekomposisi
Tari
Srikandi-Mustakaweni,
pengajar
Tari
Srikandi-
Mustakaweni, dan beberapa orang yang kompeten di bidang ini. Wawancara pertama dilakukan kepada orang yang merekomposisi Tari Srikandi-Mustakaweni yaitu Bapak Iyus Rusliana. Hal-hal yang ditanyakan meliputi keterangan tentang Tari Srikandi-Mustakaweni secara keseluruhan, serta latar belakang rekomposisinya. Narasumber ini merupakan narasumber utama untuk menggali informasi lebih mendalam tentang materi yang diteliti. Dari responden utama ini, peneliti mendapatkan data primer yang mendukung terhadap penelitian yang dilakukan. Wawancara selanjutnya ditujukan kepada Samsul Aripin, 2013 Kajian Etnokoreologi Terhadap Tari Wayang Srikandi-Mustakaweni Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
32
Ibu Eti Mulyati, salah dosen pengampu mata kuliah tari wayang di STSI Bandung. Peneliti melakukan wawancara mengenai struktur gerak baik gerak pokok, gerak khusus dan gerak peralihan yang terdapat pada Tari SrikandiMustakaweni. Selain itu, peneliti juga bisa melihat dan mengalami secara langsung
proses
pelatihan
serta
pembelajaran
tari
tersebut.
Untuk
mendapatkan data yang akurat dilakukan juga wawancara terhadap beberapa mahasiswa yang bersangkutan untuk sekedar memperoleh pengalaman mempelajari tari ini. 3. Dokumentasi Studi dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data dalam bentuk audio, visual maupun audio visual yang dijadikan sebagai salah satu bahan acuan dalam pengolahan data pada penilitian ini. Selain itu, data diperoleh juga dari sumber lain seperti RPP, kurikulum, majalah, koran dan lain-lain yang terdokumenkan. Data tersebut diperoleh pada saat penelitian dilaksanakan meliputi dokumentasi ketika wawancara dengan narasumber, dan pada saat observasi tarian. Dokumentasi tersebut dilakukan untuk membantu menganalisis struktur gerak yang selanjutnya dibuat notasi laban. Selain itu, peneliti juga mendokumentasikan rias, busana serta properti tari. 4. Studi Pustaka Salah satu teknik pengumpulan data yang dipergunakan peneliti dalam penelitian ini adalah studi pustaka. Studi pustaka merupakan teknik pengumpulan data dalam bentuk pengkajian sumber-sumber yang berkaitan dengan materi yang diteliti yang terdapat dalam buku, jurnal, maupun skripsi. Dalam hal ini, penulis memilih beberapa sumber tertulis sebagai bahan rujukan diantaranya sebagai berikut. a. Wacana Seni Dalam Antropologi Budaya: Tekstual, Kontekstual dan PostModernisti, merupakan salah satu tulisan yang ditulis oleh Heddy Sri Ahimsa Putra dalam buku Ketika Orang Jawa Nyeni. Buku ini merupakan buku yang memuat kumpulan tulisan atau artikel yang diterbitkan tahun 2000 oleh Galang Press Yogyakarta.
Dalam artikel tersebut memuat
Samsul Aripin, 2013 Kajian Etnokoreologi Terhadap Tari Wayang Srikandi-Mustakaweni Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
33
tentang pengkajian seni melalui analisis tekstual dan kontekstual. Artikel ini merupakan gagasan utama peneliti menggunakan kajian etnokoreologi sebagai pisau bedah dalam penelitian ini. Peneliti menemukan korelasi antara kajian etnokoreologi dan analisis tekstual dan kontekstual yaitu tari merupakan seni pertunjukan yang jika dipandang dengan pendekatan etnokoreologi memiliki multi lapis (multi layers). Asumsi tersebut seperti yang dipaparkan Tati Narawati (Santika, 2009:9) yang menyatakan bahwa: Seni tari sebagai teks terdiri dari lapisan yang cukup banyak (multi layers), yang terdiri dari penari, gerak tari, busana dan rias tari, iringan, lantai pentas, bahkan juga penontonnya. Sedangkan kontekstual menekankan pada aspek kesejarahan, ritual, psikologi, phisiognomi, filologi, linguistik bahkan juga perbandingan. b. Wayang Wong Priangan (Kajian mengenai Pertunjukan Dramatari Tradisional di Jawa Barat), ditulis oleh Iyus Rusliana dan diterbitkan pada tahun 2002 oleh PT. Kiblat Buku Utama Bandung. Di dalam buku ini, dipaparkan tentang perkembangan salah satu bentuk pertunjukan dramatari yaitu wayang wong yang terdapat di daerah Priangan. Daerah Priangan yang dimaksudkan disini adalah Garut, Sumedang, dan Bandung. Buku ini memaparkan bagaimana sejarah perkembangan wayang wong di tiga tempat tersebut, yang merupakan cikal bakal lahirnya genre tari wayang. Dalam penyajian pertunjukan wayang wong Priangan, terdapat unsur tari sebagai visualisasi dari peran atau cerita yang dibawakannya. Unsur tari tersebut terdapat pada beberapa bagian, salah satunya adalah bagian tari kembangan dan tari perang. Kedua bagian itulah yang menjadi sebuah bentuk tarian bebas yang sampai saat ini dikenal dengan sebutan tari wayang. c. Mengenal Sekelumit Tari Wayang Jawa Barat Jilid I, disusun oleh Iyus Rusliana pada tahun 1989. Buku ini memuat tentang sejarah tari wayang di Jawa Barat, perkembangannya, serta penyajiannya. Di dalam buku ini juga membahas tentang karakter, busana, rias dan gerak pokok yang terdapat dalam genre tari wayang. Buku ini menjadi salah satu sumber tertulis yang
Samsul Aripin, 2013 Kajian Etnokoreologi Terhadap Tari Wayang Srikandi-Mustakaweni Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
34
penulis jadikan acuan untuk membahas tentang ciri khas tari wayang, baik dari segi rias, busana, serta gerak. d. Khasanah Tari Wayang, merupakan salah satu buku yang ditulis oleh Iyus Ruslian yang diterbitkan pada tahun 2001 oleh STSI Press. Buku ini membahas tentang beberapa tarian dari genre
tari wayang yang salah
satunya penulis kaji pada penelitian ini. Pokok pembahasan dalam buku Khasanah Tari Wayang ini salah satunya membahas tentang Tari SrikandiMustakaweni. Pembahasan tersebut terfokus pada struktur gerak, rias serta busana tari. Buku ini menjadi salah satu sumber pustaka yang memberikan kontribusi relevan terhadap materi pokok penelitian yaitu Tari SrikandiMustakaweni. e. Pengantar Penyajian Karya Seni Minat Utama Kepenarian (Tari Srikandi xMustikaweni dan Tari Gaplek). Tulisan ini merupakan karya Dian Anggraeni pada tahun 2007 sebagai pengantar dalam tugas akhir di STSI Bandung. Dian Anggraeni mengambil tugas akhir minat utama kepenarian dengan menyajikan Tari Srikandi-Mustakaweni dan Tari Gaplek. f. Tari Gentra Pinutri Karya Indrawati Lukman Di Studio Tari Indra Bandung (Pendekatan Etnokoreologi)”.merupakan salah satu skripsi di jurusan Pendidikan Seni Tari di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Skripsi tersebut di tulis oleh Nurlia Santika pada tahun 2009 sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di program sarjana (S1). Skripsi ini mengkaji Tari Gentra Pinutri yang merupakan karya dari salah satu tokoh tari di Bandung yakni Indrawati Lukman. Dalam skripsinya Nurlia Santika menggunakan kajian etnokoreologi sebagai pisau, sehingga penulis berasumsi bahwa skripsi ini relevan menjadi salah satu referensi dalam penulisan karya tulis ini. Akan tetapi, terdapat perbedaandengan penelitian yang peneliti lakukan diantaranya pada objek yang ditelitinya. g. Tata Rias dan Busana Tari Sunda ditulis oleh Endang Caturwati dkk. Buku ini diterbitkan pada tahun 1996 oleh STSI Press. Buku tersebut membahas tentang ragam rias dan busana yang dipergunakan pada tari-tari Sunda.
Samsul Aripin, 2013 Kajian Etnokoreologi Terhadap Tari Wayang Srikandi-Mustakaweni Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
35
E. Tahapan Penelitian Skripsi merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh oleh mahasiswa dalam menyelesaikan program sarjana (S1). Skripsi adalah salah satu karya tulis ilmiah yang menggambarkan kemampuan mahasiswa dalam merancang, melaksanakan, dan melaporkan hasil penelitian. Sebuah penelitian memerlukan perencanaan yang matang dengan menggunakan tahapan-tahapan yang tepat. Tahapan tersebut dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang telah terukur kredibilitasnya dan akurat. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tahapan-tahapan sebagai berikut. 1. Persiapan Penelitian Tahapan ini merupakan tahapan awal dimana peneliti mempersiapkan bahan serta sumber-sumber yang relevan dengan materi penelitian. Dalam tahapan ini, peneliti mulai merancang rumusan masalah serta mempersiapkan segala sesuatu yang akan dibutuhkan nanti selama proses penelitian. Persiapan yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian diantaranya sebagai berikut. a. Observasi Awal Observasi awal dilakukan pada bulan September 2012 dan bertujuan untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang perlu diteliti dari Tari SrikandiMustakaweni. Pada observasi ini, peneliti mencari informasi sebanyak mungkin tentang permasalahan serta kemungkinan pengangkatan materi tersebut menjadi bahan dalam penelitian yang akan dilakukan. Setelah melakukan survei atau observasi awal peneliti mengajukan judul serta rumusan masalah kepada Dewan Skripsi Jurusan Pendidikan Seni Tari. b. Penyusunan Proposal Penelitian Penyusunan proposal penelitian dilakukan setelah mengalami proses penyaringan atau filterisasi judul dari dewan skripsi. Langkah selanjutnya setelah penetapan judul oleh dewan skripsi adalah penyusunan proposal penelitian yang dilaksanakan pada awal bulan oktober 2012. Data-data awal yang dikumpulkan pada proposal penelitian kemudian di uji oleh beberapa dosen serta dewan skripsi. Pengujian atau seminar proposal tersebut dilaksanakan 24 Oktober 2012 untuk menguji kelayakan proposal tersebut serta fokus penelitiannya. Setelah dinyatakan Samsul Aripin, 2013 Kajian Etnokoreologi Terhadap Tari Wayang Srikandi-Mustakaweni Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
36
lulus, dilakukan proses bimbingan kepada dosen pembimbing yang telah ditentukan sebelumnya oleh dewan skripsi. Bimbingan tersebut bertujuan untuk memonitor mahasiswa dalam penulisan hasil dari hasil sidang proposal. Revisian serta bimbingan proposal dilakukan dari awal sampai akhir bulan November, dan dikumpulkan pada bulan Desember 2012.
2. Pelaksanaan Penelitian Tahapan ini merupakan tahapan inti dalam proses penelitian. Pada tahapan ini, peneliti melakukan kegiatan observasi, pengumpulan data, pengolahan data serta analisis data. a. Pengumpulan Data Pada tahapam ini data-data yang dikumpulkan merupakan hasil dari observasi, wawancara, dokumentasi, serta triangulasi (penggabungan observasi, wawancara dan dokumentasi). Pengumpulan data di lakukan secara bertahap dari mulai bulan Januari 2013 sampai bulan April 2013. Data tersebut didapatkan dari beberapa narasumber serta sumber-sumber lain sebagai referensi yang kompeten di bidang tari tersebut. Data yang didapatkan merupakan data yang belum tersusun atau masih acak sehingga perlu proses pengolahan data tersendiri. b. Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dengan tujuan untuk memilah dan memilih mana data-data yang penting. Pemilihan tersebut untuk mempermudah dalam penulisan skripsi. Data yang didapatkan diolah dengan cara mengelompokan, mengurutkan dan mengkategorikan sehingga data tersebut tersusun rapih. Setelah pengklasifikasian tersebut kemudian penulis menentukan data-data sekunder dan primer. Pengolahan data tersebut dilakukan mulai dari pertengahan bulan April sampai bulan Mei 2013. c. Penulisan Laporan Penulisan laporan pada dasarnya dilakukan secara bertahap sejak penelitian mulai dilaksanakan. Data yang sudah mengalami proses pengolahan kemudian dianalisis sesuai dengan kajian dan metode yang dipergunakan. Dalam
Samsul Aripin, 2013 Kajian Etnokoreologi Terhadap Tari Wayang Srikandi-Mustakaweni Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
37
penulisan laporan ini, peneliti melakukan bimbingan secara berkala baik dengan dosen pembimbing I maupun dosen pembimbing II.
F. Analisis Data Analisis data merupakan sebuah proses tindak lanjut dari pengolahan data. Data yang sudah diolah sedemikian rupa kemudian dianalisis dan diklasifikasikan menjadi kelompok khusus sesuai dengan jenis datanya sehingga dihasilkan data yang tersusun secara sistematis.
Bogdan (Sugiyono, 2011: 334) menyatakan
bahwa: Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting yang akan dipelajari , dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain. Dalam tahap ini, data yang didapatkan selama proses penelitian yang menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi pustaka, diklasifikasikan menjadi sub-sub kecil. Pengklasifikasian tersebut dilakukan untuk mempermudah dalam pemilihan materi atau data untuk ditelaah lebih lanjut dan kemudian di tulis dalam bentuk laporan. Analisis data yang peneliti lakukan merupakan proses berfikir dalam menentukan hubungan antara data yang didapatkan dilapangan dengan teori yang dipergunakan untuk kemudian dikaji melalui kajian etnokoreologi. Pada dasarnya proses analisis data ini dilakukan ketika penelitian di lapangan berlangsung bersamaan dengan pengumpulan data. Selain itu, analisis juga dilakukan pada saat pra penelitian terhadap data-data hasil observasi awal. Analisis ini meliputi sejauh mana data tersebut dapat menunjang terhadap penilitian yang dilakukan. Dalam analisis pra penelitian peneliti menemukan beberapa fakta baru yang menyebabkan terjadi perubahan terhadap fokus penelitian. Akan tetapi fakta tersebut menjadi pijakan baru bagi penulis untuk melakukan tahapan penelitian selanjutnya. Paparan yang sama mengenai analisis
Samsul Aripin, 2013 Kajian Etnokoreologi Terhadap Tari Wayang Srikandi-Mustakaweni Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
38
pra penelitian dikemukakan juga dalam salah satu sumber yang menyatakan bahwa “analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian, fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peniliti masuk dan selama di lapangan” (Sugiyono, 2011: 336). Sistem analisis data yang dipergunakan oleh peneliti merupakan triangulasi. Triangulasi merupakan sistem analisis data yang menggabungkan data hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penggunaan triangulasi peneliti maksudkan untuk memperoleh data yang lebih akurat karena dengan teknik ini data yang telah didapatkan secara otomatis akan diuji menggunakan teknik lain secara serempak. Misalkan ketika penulis melakukan wawancara kepada narasumber mengenai struktur gerak Tari Srikandi-Mustakaweni, kemudian ditindak lanjuti dengan observasi secara langsung pada saat latihan serta dipadukan dengan teknik dokumentasi. Dengan demikian selain mendapatkan data secara lisan dari narasumber peneliti juga bisa langsung melakukan analisis yang ditunjang dengan data hasil dari penggunaan teknik observasi dan dokumentasi. Teknik triangulasi juga digunakan pada proses pengambilan datadata lainnya, untuk kemudian pada akhirnya secara tidak langsung didapatkan data yang sudah teruji kredibilitasnya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan sebagai berikut. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi , maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data (Sugiyono, 2012: 330). Proses analisis tersebut dilakukan setelah data yang dimaksud berhasil dikumpulkan serta dibandingkan secara terpadu. Terpadu disini artinya dalam proses analisis selain menggunakan triangulasi juga disertai dengan interpretasi dari peneliti.
Samsul Aripin, 2013 Kajian Etnokoreologi Terhadap Tari Wayang Srikandi-Mustakaweni Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu