BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian menurut Arikunto (2010: 203) adalah suatu cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitiannya. Pemilihan metode ini didasarkan pada beberapa hal seperti obyek penelitian yang akan digunakan, sumber data, waktu, dana yang tersedia, jumlah peneliti, dan teknik yang akan digunakan untuk mengolah data bila sudah dikumpulkan. Sehingga, pemilihan metode penelitian bergantung pada permasalahan yang akan diteliti. Metode penelitian digunakan sebagai pola yang berfungsi untuk mengarahkan proses berpikir peneliti supaya dapat dihasilkan penelitian yang memiliki kebenaran yang objektif sehingga hasil dari penelitian dapat dipertanggungjawabkan.
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian merupakan tempat dimana peneliti melakukan penelitian untuk memperoleh data yang berguna untuk pemecahan rumusan masalah. Penelitian ini mengambil lokasi di SMK Negeri Kota Surakarta yang terdapat komptetensi keahlian Akuntansi. Terdapat tiga sekolah dalam penelitian ini yaitu SMK Negeri 1 Surakarta, SMK Negeri 3 Surakarta, dan SMK Negeri 6 Surakarta.
Lokasi tersebut dipilih
sebagai tempat penelitian karena menerapkan kurikulum 2013 dalam kegiatan pembelajarannya sehingga sistem penilaian yang digunakan adalah penilaian autentik. Dengan demikian, pemilihan lokasi di SMK tersebut sudah tepat untuk memecahkan rumusan masalah yang akan diteliti. 2. Waktu Penelitian Penelitian adalah usaha
yang
dilakukan untuk
menemukan,
menggambarkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan
dengan
menggunakan
33
metode
ilmiah.
Penelitian
ini
34
dilaksanakan setelah usulan penelitian disetujui oleh dosen pembimbing skripsi dan telah mendapatkan ijin dari pihak- pihak yang berwenang. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari 2016 dan akan diperkirakan selesai pada bulan Juni 2016.
B. Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian merupakan kerangka kerja yang berfungsi sebagai acuan dalam merancang dan mendesain serta melaksanakan penelitian. Sesuai dengan permasalah dan teori yang telah disusun dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian kuantitatif deskriptif mengambil data menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran data, sampai pada menampilkan hasilnya. Penelitian
kuantitatif
digunakan
untuk
mengukur
keefektifan
pelaksanaan penilaian autentik di SMK Kota Surakarta. Sugiyono (2013: 8) menyatakan bahwa metode penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang didasarkan pada filsafat positivism. Pendekatan ini digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu dengan menggunakan instrumen penelitian dalam pengumpulan data, dan menggunakan data kuantitatif/statistik untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan oleh peneliti sebelum penelitian dilakukan. 2. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi evaluatif yang memfokuskan pada pelaksanaan penilaian autentik di SMK Negeri Kota Surakarta. Orientasi dari penelitian evaluatif yaitu untuk mengevaluasi suatu program dan untuk mengetahui kualitas dari suatu kegiatan. Penelitian evaluatif dapat disejajarkan dengan penelitian deskriptif. Akan tetapi terdapat perbedaan diantara keduanya. Menurut Arikunto (2010 : 36) penelitian evaluatif menuntut adanya persyaratan yang harus dipenuhi yaitu adanya kriteria, tolok ukur, atau standar yang digunakan sebagai pembanding data yang
35
diperoleh. Setelah data tersebut diperoleh, maka akan diolah yang merupakan kondisi nyata dari obyek yang diteliti. Adanya kesenjangan antara kondisi nyata dengan kriteria yang telah ditetapkan merupakan gambaran mengenai obyek yang diteliti apakah sesuai, kurang sesuai, atau tidak sesuai dengan kriteria. Dengan demikian, akan didapat kesimpulan mengenai tingkat keterlaksanaan suatu program kegiatan. Pengukuran
keefektifan
pelaksanaan
penilaian
autentik
yang
menggunakan pendekatan kuantitatif diteliti dengan model CIPP. Menurut Widoyoko (2013 : 182-183) model CIPP pertama kali dikembangkan oleh Stufflebeam pada 1965 yang memiliki pandangan bahwa tujuan evaluasi adalah bukan untuk membuktikan, tetapi untuk memperbaiki. Model ini dapat diterapkan di bidang pendidikan dengan menggunakan 4 dimensi yaitu context, input, process, dan product. Sehingga model ini dinamakan CIPP yang diambil dari huruf depan empat buah kata tersebut dan merupakan proses sebuah program kegiatan. Model CIPP dilaksanakan dengan menetapkan kriteria keefektifan sebelumnya. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada kriteria keberhasilan penilaian autentik. Komponen-komponen tersebut adalah a. Komponen Konteks (Context) Komponen konteks menurut Arikunto, Safruddin, dan Jabar (2010 : 46) adalah upaya yang menggambarkan dan merinci lingkungan kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang diberikan pelayanan, serta tujuan program. Kriteria komponen konteks pada pelaksanaan penilaian autentik dikatakan efektif apabila : 1) Penilaian autentik sesuai dengan kebutuhan penilaian pada pembelajaran. 2) Belum terpenuhinya kebutuhan penilaian pada kurikulum KTSP sehingga diperlukan adanya penilaian autentik.
36
b. Komponen Masukan (Input) Komponen masukan adalah berbagai hal yang diperlukan dalam menunjang pelaksanaan penilaian autentik. Kriteria komponen masukan pada pelaksanaan autentik dikatakan efektif apabila : 1) Terdapat teknik, instrumen, dan prosedur untuk mengukur kompetensi peserta didik dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada situasi yang nyata. 2) Penilaian autentik memenuhi prinsip-prinsip penilaian hasil belajar yang tercantum di dalam Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian. 3) Adanya sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan penilaian autentik. c. Komponen Proses (Process) Komponen proses diarahkan pada seluruh kegiatan dalam penilaian autentik. Kriteria komponen proses pada penilaian autentik dikatakan efektif apabila: 1) Perencanaan penilaian autentik sesuai dengan Panduan Penilaian SMK dan Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian. 2) Pelaksanaan penilaian sesuai dengan prosedur penilaian autentik yang terdapat di panduan penilaian SMK. 3) Penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan prosedur penilaian. 4) Analisis/pengolahan dan tindak lanjut penilaian autentik sesuai dengan prosedur penilaian autentik. d. Komponen Hasil (Product) Komponen hasil diarahkan pada hasil belajar peserta didik oleh guru yang berkaitan dengan pelaporan penilaian autentik. Kriteria komponen hasil pada penilaian autentik dikatakan efektif apabila : 1) Penilaian autentik mampu memenuhi kebutuhan penilaian pada pembelajaran.
37
2) Hasil penilaian autentik dan pelaporan sesuai dengan aturan yang ada di panduan penilaian SMK. Kelebihan model CIPP dibanding dengan model evaluasi yang lainnya yakni model ini lebih komprehensif atau menyeluruh, sebab obyek evaluasi meliputi konteks, masukan, proses, dan hasil. Sedangkan keterbatasannya yaitu mempunyai tingkat keterlaksanaan yang kurang tinggi jika tanpa adanya modifikasi apabila diterapkan di bidang program pembelajaran. Hal ini disebabkan untuk mengukur konteks, masukan, maupun hasil dalam arti luas akan melibatkan banyak pihak yang membutuhkan waktu dan biaya yang lebih. Model CIPP dipilih didasarkan pada beberapa alasan, antara lain: 1) program yang akan dievaluasi didasarkan pada komponen konteks, input, proses dan produk, 2) informasi yang diperlukan menyangkut keempat komponen tersebut, dan 3) kebijakan-kebijakan yang akan diambil sebagai implementasi dari studi evaluasi ini terkait dengan komponen konteks, input, proses dan produk. Model evaluasi
CIPP adalah suatu proses yang melukiskan,
memperoleh dan memberikan informasi yang berguna untuk menetapkan alternatif keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Jika dikaitkan dengan jenis data yang dibutuhkan maupun jenis analisis data yang digunakan, maka sebatas memberi masukan dan dianalisis secara kuantitatif serta merupakan penelitian studi kasus yang tidak dapat digeneralisir sehingga apapun kesimpulan yang diambil hanya berlaku di SMK Negeri Kota Surakarta.
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Sugiyono berpendapat, “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (2013: 119). Populasi dalam penelitian ini
38
adalah seluruh guru SMK Negeri Kota Surakarta yang mengampu pembelajaran akuntansi. 2. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki karakteristik sama dengan populasi. Penelitian ini mengambil sampel seluruh guru yang mengampu pembelajaran Akuntansi di SMK Negeri 1 Surakarta, SMK Negeri 3 Surakarta, dan SMK Negeri 6 Surakarta.
D. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Menurut Sugiyono (2013: 126) purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Sekolah yang dijadikan objek penelitian adalah SMK Negeri 1 Surakarta, SMK Negeri 3 Surakarta, dan SMK Negeri 6 Surakarta. Pemilihan sekolah tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa hanya sekolah tersebut yang memiliki program keahlian Akuntansi dan menerapkan penilaian autentik pada kurikukum 2013. Gambaran umum mengenai responden yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari data identitas responden yang meliputi nama, mata pelajaran, kelas, dan sekolah. Tabel 3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan SMK Nama SMK Jumlah Guru SMK Negeri 1 Surakarta 11 SMK Negeri 3 Surakarta 6 SMK Negeri 6 Surakarta 9 Total 26 (Sumber : Data primer yang diolah, 2016)
Angket 14 6 12 32
% 42 23 35 100
Berdasarkan tabel 3.1 dapat diketahui bahwa jumlah responden tidak sama untuk masing-masing sekolah.
E. Teknik Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dibedakan menjadi metode utama dan metode pelengkap. Metode utama yang dilakukan guna
39
memperoleh data sesuai dengan permasalahan yang diajukan adalah melalui angket atau kuesioner
untuk meneliti keefektifan penilaian autentik.
Sedangkan metode pelengkap dilakukan melalui dokumentasi. Di dalam pelaksanaannya metode yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi 1. Metode angket atau kuesioner. Menurut Arikunto (2010 : 194) kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner yang akan digunakan adalah kuesioner tertutup dimana jawaban sudah disediakan dan responden tinggal memilih jawaban yang sesuai dengan dirinya. Dari sudut pandang bentuknya, maka kuesioner ini menggunakan check list dan rating scale dengan skala 1 – 4. 2. Dokumentasi Menurut menurut Arikunto (2010 : 201) dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.
F. Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Validitas
merupakan
kesesuaian,
kebermaknaan,
dan
kebergunaan
kesimpulan-kesimpulan yang dibuat berdasarkan skor instrumen. Suatu instrumen dapat dikatakan valid apabila dapat benar-benar mengukur sesuatu yang hendak diukur. Menurut Mardapi (2012 : 39) bahwa untuk mengetahui validitas instrumen dapat digunakan validasi dari pendapat pakar yang ahli dalam bidang yang diukur. Menurut Hadi (Sugiyono, 2013 : 170) menyatakan bahwa validitas tersebut dinamakan construct validity atau disamakan dengan logical validity atau validity by definition. Instrumen yang memiliki validitas kontruksi dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai yang telah didefinisikan, misalnya efektivitas organisasi. Sugiyono (2014 : 352) menyatakan bahwa instrumen yang
40
memiliki validitas konstruk dapat digunakan untuk mengukur efektivitas pelaksanaan program dan tujuan. Sugiyono (2013 : 170) juga menyatakan bahwa instrumen nontest yang digunakan untuk mengukur sikap cukup hanya memenuhi validitas kontruksi saja dan tidak perlu memenuhi validitas isi. Sebelum menguji nilai validitas dan reliabilitas instrumen, terlebih dahulu dikembangkan instrumen penelitian berdasarkan kriteria komponen yang telah ditentukan, yaitu komponen konteks (context), masukan (input), proses (process), dan hasil (product) mengenai penilaian autentik. Pengembangan instrumen tersebut disajikan pada lampiran 1. Hasil dari pengembangan instrumen yang berupa kisi-kisi selanjutya dibuat instrumen angket penelitian sebelum diuji coba. Angket tersebut dapat dilihat pada lampiran 2. Instrumen selanjutnya dikonsultasikan kepada ahli yang menjadi validator. Angket dalam penelitian ini telah mendapat validasi oleh tiga ahli, yaitu Dr. Sudiyanto, M.Pd., Binti Muchsini, S.Pd., M.Pd., M. Si., dan Dini Octoria, S.Pd., M.Pd. Instrumen angket keefektifan penilaian autentik yang telah disetujui oleh para ahli tersebut diuji cobakan kepada 30 responden yang berasal dari SMK Negeri 1 Karanganyar, SMK Negeri 1 Banyudono, dan SMK Negeri 1 Boyolali. Uji coba angket digunakan untuk mengukur validitas dan reliabilitasnya. Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan SPSS, maka diperoleh hasil 83 item pernyataan dari 90 pernyataan dinyatakan valid dan reliabel untuk mengukur keefektifan penilaian autentik. Item pernyataan dinyatakan valid apabila hasil r
xy
lebih dari r
tabel
yaitu
0,361. Item pernyataan dinyatakan reliabel apabila hasil perhitungan r 11 lebih besar sama dengan 0,700 ( r11 ≥ 0,700) Hasil dari uji validitas instrumen angket penilaian autentik pada setiap komponen adalah sebagai berikut: 1. Komponen Konteks (Context) Berdasarkan perhitungan uji validitas konstruk product moment dengan bantuan SPSS, dapat disimpulkan bahwa dari 15 item pernyataan yang diajukan, sebanyak 2 item pernyataan dinyatakan tidak valid yaitu pada item nomor 6 dan nomor 7. Hasil dari perhitungan ini dapat dilihat pada lampiran 3.
41
2. Komponen Masukan (Input) Berdasarkan perhitungan uji validitas konstruk product moment dengan bantuan SPSS, dapat disimpulkan bahwa dari 20 item pernyataan yang diajukan, sebanyak 4 item pernyataan dinyatakan tidak valid yaitu pada item nomor 17, nomor 18, nomor 19, dan nomor 20. Hasil dari perhitungan ini dapat dilihat pada lampiran 3. 3. Komponen Proses (Process) Berdasarkan perhitungan uji validitas konstruk product moment dengan bantuan SPSS, dapat disimpulkan bahwa dari 40 item pernyataan yang diajukan, sebanyak 1 item pernyataan dinyatakan tidak valid yaitu pada item nomor 8. Hasil dari perhitungan ini dapat dilihat pada lampiran 3. 4. Komponen Hasil (Product) Berdasarkan perhitungan uji validitas konstruk product moment dengan bantuan SPSS, dapat disimpulkan bahwa dari 15 item pernyataan yang diajukan, semua item dinyatakan valid. Hasil dari perhitungan ini dapat dilihat pada lampiran 3. Pernyataan yang telah diuji validitasnya dan dinyatakan tidak valid, maka akan dibuang dan tidak diikutkan dalam perhitungan reliabilitasnya. Reliabilitas angket pada penelitian ini diukur dengan menggunakan uji reliabilitas cronbach’s alpha untuk setiap komponen. Budiyono (2015: 62) menyatakan bahwa item pernyataan dinyatakan reliabel apabila nilai r 11 lebih dari sama dengan 0,700 ( r11 ≥ 0,700). Adapun hasilnya perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 4. Berdasarkan hasil perhitungan, maka diperoleh hasil bahwa sebanyak 83 item pernyataan yang dinyatakan valid juga dinyatakan reliabel untuk digunakan sebagai instrumen penelitian.
G. Teknik Analisis Data Data
keefektifan
pelaksanaan
penilaian
autentik
dianalisis
dengan
menggunakan skala likert. Aspek-aspek yang akan diukur dijabarkan terlebih dahulu menjadi indikator-indikator yang dapat diukur dan nantinya akan dijadikan
42
dasar pembuatan instrumen-instrumen berupa pertanyaan atau pernyataan yang akan dijawab oleh responden. Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif kuantitatif menghitung nilai keefektifan berdasarkan hasil penskoran yang telah ditetapkan untuk masing-masing komponen atau subkomponen. Hasil penskoran tersebut selanjutnya dibandingkan dengan kriteria penilaian yang sudah ditetapkan. Komponen konteks dalam penilaian autentik ditetapkan berdasarkan kategori tingkat kebaikannya yaitu kategori sangat setuju, setuju, kurang setuju dan tidak setuju. Sedangkan untuk komponen masukan, proses, dan hasil penilaian autentik ditetapkan berdasarkan kategori tingkat kebaikannya yaitu kategori selalu, sering, kadang-kadang dan tidak pernah. Data yang berasal dari instrumen angket merupakan data kuantitatif. Skala pengukuran yang digunakan pada instrumen angket adalah skala likert dengan rentang 1 sampai dengan 4, sehingga diperoleh rata-rata (mean) ideal 2,5 dan standar deviasi (SD) ideal 0,5. Kriteria penilaian keefektifan penilaian autentik berdasarkan perolehan nilai rata-rata dan standar deviasi dapat disajikan seperti tabel berikut (Arikunto, 2009: 40). Tabel 3.2 Kriteria Keefektifan Penilaian Autentik No. Norma Penilaian Rentang Skor 1. Mi+1,5SDi s.d. Mi+3SDi 3,26 – 4,00 2. Mi s.d. Mi+1,5SDi 2,51 – 3,25 3. Mi-1,5SDi s.d. Mi 1,76 – 2,50 4. Mi-3SDi s.d. Mi-1,5SDi 1,00 – 1,75 (Sumber : Arikunto, 2009: 40)
Interprestasi Efektif Cukup Efektif Kurang Efektif Tidak Efektif
Keefektifan penilaian autentik di SMK Negeri Kota Surakarta pada penelitian ini diukur dengan instrumen angket yang berjumlah 83 item valid dan reliabel. Penskoran akhir merupakan rata-rata skor dari empat komponen (context, input, process, dan product) untuk memudahkan dan menginterprestasikan hasil penelitian.
43
H. Prosedur Penelitian Langkah-langkah penelitian dalam rangka menggevaluasi efektivitas program dan struktur organisasi sekolah yaitu 1. Klarifikasi alasan melakukan evaluasi Ini merupakan langkah pertama dalam penelitian evaluatif dimana peneliti atau evaluator menjelaskan alasan-alasan mengapa harus dilakukan evaluasi. Alasan bisa bersumber dari peneliti itu sendiri melihat ada masalah terkait jalanya program atau alasan berasal dari pihak luar karena adanya tawaran dari pimpinan lembaga atau adanya keluhan dari masyarakat pengguna. 2. Memilih model evaluasi Pemilihan model evaluasi atau pendekatan penelitian didasarkan atas : a. Tujuan evaluasi dan pertanyaan penelitian b. Metode pengumpulan data c. Hubungan antara evaluator dan administrator, melihat evaluasi, individu – individu dalam program dan organisasi yang akan dievaluasi. 3. Mengidentifikasi pihak-pihak yang terkait Pada tahap ini harus ditentukan siapa yang akan dilibatkan dalam perencanaan, pelaksanaan pengumpulan data, kemudian ditentukan juga siapa yang akan menjadi narasumber, sumber data, partisipan, dan lain-lain. 4. Penentuan komponen yang akan dievaluasi Ada beberapa komponen dalam program yang bisa dijadikan objek dalam penelitian evaluatif diantaranya tujuan program, sumber program, prosedur pelaksanaan program, siapa pelaksana program dan manajemen program. Namun, sebelum memilih komponen tersebut harus disesuaikan dengan tujuan penelitian evaluasi. 5. Mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan evaluasi Beberapa pertanyaan penting yang bisa diajukan dalam penelitian evaluatif: a. Tujuan atau sasaran apa yang ingin dicapai oleh program pendidikan? b. Kegiatan-kegiatan utama apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut?
44
c. Strategi atau metode apa yang digunakan dalam program tersebut? d. Bagaimana kondisi sumber daya pendidikan pendukung program tersebut? e. Bagaimana manajemen pelaksanaan program dan sumber daya pendukungnya? 6. Menyusun desain evaluasi dan jadwal kegiatan Desain evaluasi berisi langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan, sasaran evaluasi, teknik pengumpulan data yang digunakan serta para evaluator. Jadwal kegiatan evaluasi harus disusun secara rinci dan kronologis. 7. Pengumpulan dan analisis data Untuk pengumpulan data dibutuhkan adanya instrumenasi evaluasi. Instrumen ini dapat berupa tes atau nontes yang sudah di uji validitas dan reliabilitasnya. Data kuantitatif didapatkan melalui instrumen yang sudah baku (tes dan nontes) sedang data kualitatif diperoleh melalui wawancara, observasi, dokumentasi,dan lain-lain. Analisis data dapat berupa analisis kuantitatif (statistika deskriptif atau inferensial) maupun analisis data kualitatif berupa analisis naratif kualitatif. 8. Pelaporan hasil evaluasi Isi laporan penelitian evaluatif harus memuat rancangan penelitian, metodologi, temuan-temuan serta kesimpulan dan rekomendasi. Kesimpulan berisi jawaban atas pertanyaan penelitian atau pembuktian hipotesis sedangkan rekomendasi berisi masukan-masukan dari temuan-temuan evaluasi untuk penyempurnaan atau perbaikan program.