BAB III METODE PENELITIAN 1.1
Lokasi dan Waktu Penelitian
1.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di 2 (dua) tempat yang berbeda, yaitu : a. Lokasi observasi dan pengambilan 1sampel dilaksanakan di Desa Dopalak Kecamatan Paleleh Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Tengah. b. Lokasi pemeriksaan bakteri E. coli dilakukan di Laboratorium Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Gorontalo. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan bertahap pada waktu yang berbeda, yaitu : a. Observasi sampel sumur dilaksanakan pada tanggal 20-23 April 2012 dan Pengambilan sampel dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2012. b. Pemeriksaan Colitinja/Eschercia Coli dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2012. 3.2 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survey atau observasional dengan pendekatan Cross sectional study, dilakukan dengan teknik observasi untuk parameter konstruksi sumur gali dan analisis laboratorium untuk parameter bakteriologis air, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh konstruksi sumur gali ditinjau dari aspek tinggi bibir sumur, lantai, dinding/cincin dan jarak sumber pencemar terhadap jumlah bakteri E.coli pada air sumur gali.
3.3 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan objek penelitian atau apa saja yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian. Adapun yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas (X) Variabel Bebas dalam penelitian ini adalah konstruksi atau keadaan fisik sumur ditinjau dari aspek dinding, bibir, lantai dan SPAL serta jarak dari sumber pencemar pada sumur gali yang ada di Desa Dopalak Kecamatan Paleleh Kabupaten Buol Sulawesi Tengah Tahun 2012. 1. Variabel Terikat (Y) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah jumlah kandungan bakteri E. coli pada air sumur gali yang ada di Desa Dopalak Kecamatan Paleleh Kabupaten Buol Sulawesi Tengah Tahun 2012. 3.4 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif 1. Dinding/ Cincin Kedap Air a. Definisi Operasional Dinding sumur yaitu lingkaran cincin pelapis dinding tanah pada sumur gali, umumnya terbuat dari tembok atau batu bata/ batu kali.
b. Kriteria Objektif Memenuhi syarat : Jika dinding terbuat dari tembok kedap air dan memiliki jarak kedalaman 3 meter dari permukaan tanah Tidak memenuhi syarat : Jika tidak memenuhi syarat diatas.
2. Bibir sumur Kedap air a. Definisi Operasional Bibir sumur yaitu dinding atau cincin sumur yang berada dipermukaan tanah, Dinding dan bibir sumur merupakan satu kesatuan. Umumnya terbuat dari tembok atau papan kayu. b. Kriteria Objektif Memenuhi syarat : Jika bibir sumur terbuat dari tembok yang kedap air yang dibuat di atas tanah setinggi minimal 70 cm. Tidak memenuhi syarat : Jika tidak memenuhi syarat diatas. 3. Lantai kedap air a. Definisi Operasional Lantai sumur merupakan lantai pijakan dari tembok dibuat dengan lebar minimal 1.5 meter dari dinding sumur. Dibuat agak miring dan ditinggikan 20 cm di atas permukaan tanah, bentuknya bulat atau segi empat. b. Kriteria Objektif Memenuhi syarat : Jika lantai sumur dibuat dari tembok yang kedap air ± 1,5 m lebarnya dari dinding sumur . Tidak memenuhi syarat : Jika tidak memenuhi syarat diatas. 4. Jarak dengan sumber pencemar a. Definis Operasional Jarak sumur dengan berbagai sumber pencemar seperti jamban, lubang galian untuk air limbah, dan sumber-sumber pengotoran atau
sumber pencemaran lainnya seperti kakus, kandang ternak, tempat sampah, dan sebagainya. b. Kriteria Objektif Memenuhi syarat : Jika jarak sumur yang sesuai dengan jenis tanah gembur yang ada di Desa Dopalak yaitu ≤10 meter dari sumber pencemaran seperti kakus, kandang ternak, tempat sampah, Dll. Tidak memenuhi syarat : Jika tidak memenuhi syarat diatas. 5. SPAL a. Definis Operasional SPAL adalah perlengkapan pengelolaan air limbah bisa berupa pipa atau pun selainnya yang dipergunakan untuk membantu air buangan dari sumbernya sampai ke tempat pengelolaan atau ke tempat pembuangan. SPAL dan lantai sumur dibuat terhubung. b. Kriteria Objektif Memenuhi syarat : Jika SPAL sumur terbuat dari tembok dan harus kedap air dengan panjang minimal 10 meter. Tidak memenuhi syarat : Jika tidak memenuhi syarat diatas. 6. Escherichia Coli (E. coli) a. Definis Operasional Bakteri E. coli digunakan sebagai indikator pemeriksaan kualitas bakteriologis air secara universal. Adanya bakteri golongan coli pada air
menandakan air tersebut telah tercemar oleh kotoran/tinja manusia dan hewan. b. Kriteria Objektif Melebihi
NAB
:
Jika
melebihi
ketentuan
Permenkes
No.416/MENKES/PER/IX/1990
RI yaitu
jumlah E.coli >50 per 100 ml sampel. Tidak Melebihi NAB : Jika jumlah E.coli <50 per 100 ml sampel. 3.5 Populasi dan Sampel 1. Populasi Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua sumur gali yang ada di Desa Dopalak Kecamatan Paleleh Kabupaten Buol Sulawesi Tengah Tahun 2012 berjumlah 43 sumur tersebar di tiga dusun yaitu dusun 1 sebanyak 17 sumur (39.53%), dusun 2 sebanyak 12 sumur (27.91%) dan dusun 3 sebanyak 14 sumur (32.56%).
2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah 16 sumur gali yang ada di Desa Dopalak Kecamatan Paleleh Kabupaten Buol yang tersebar di 3 dusun yakni 5 sumur di dusun I, 7 sumur di dusun II dan 4 sumur di dusun III. Sampel diperoleh dengan menggunakan metode pengambilan sampel secara Purpossive sampling dengan kriteria sebagai berikut:
1. Sumur gali digunakan sebagai sumber air minum keluarga 2. Sumur gali telah digunakan minimal 1 tahun
3. Pada saat penelitian pemilik berada ditempat dan bersedia sumurnya untuk dijadikan sampel. 3.6 Tehnik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan menjadi 2 (dua) bagian yaitu data primer dan data sekunder. Pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dari kegiatan yaitu : 1. Data primer yaitu data yang akan diperoleh pada saat pelaksanaan penelitian seperti : a. Observasi langsung ke sumur warga di Desa Dopalak Kecamatan Paleleh b. Uji analisa di laboratorium tentang kualitas bakteri air dari masingmasing sampel sumur warga di Desa Dopalak Kecamatan Paleleh . Analisa laboratorium pada sampel air dilakukan dengan menggunakan metode Seri 5 tabung dengan perhitungan JPT (Jumlah Perkiraan Terdekat)/MPN (Most Probable Number). Analisa dilakukan dengan dua tahap yaitu tahap pemeriksaan/pendugaan
dan
tahap
penegasan.
Untuk
tahap
pendugaan
menggunakan media lactose, sedangkan pada tahap pemantapan/penegas menggunakan media BGLB (Biliant Green Bill Browth ).
3.7 Tehnik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian yaitu Tekhnik Analisis Korelasi yaitu membandingkan hasil pengujian dilaboratorium dari setiap sampel air sumur dengan keadaan fisik dari setiap sumur gali yang dijadikan sampel, dimana pada perhitungan jumlah bakteri pada air sampel menggunakan
metode perhitungan JPT (Jumlah Perhitungan Terdekat)/ MPN (Most Probable Number) dengan standar baku mutu air sesuai ketentuan Permenkes RI No.416/MENKES/PER/IX/1990, bakteri Golongan coli yang memenuhi syarat untuk air bersih bukan perpipaan adalah < 50 MPN/100 ml. Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan di lapangan dan laboratorium diolah dengan menggunakan komputer dengan aplikasi SPSS yang selanjutnya analisis secara Univariat dan Bivariat. a. Analisis Univariat Analisis univariat untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo,2011-182). Analisis ini melihat gambaran distribusi dari kontrusksi sumur ditinjau dari aspek dinding, bibir, lantai dan SPAL serta jarak sumur dengan sumber pencemar dan disajikan dalam bentuk tabel ditribusi frekuensi . b. Analisis Bivariat Analisis Bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan/pengaruh variabel bebas (Konstruksi Sumur Gali) dan variabel terikat (kandungan jumlah bakteri E.coli). Uji statistic yang dapat digunakan untuk membantu analisis adalah uji kai kuadrat/ Chi Square dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan < 1 2. Tidak lebih dari 20% sel mempunyai nilai harapan < 5
Bila ketentuan tersebut tidak terpenuhi, maka Uji Yates Correction (koreksi Yates) dan Fisher Exact yang digunakan. Cochran (1954) dalam Siegel (1992)
menyarankan bahwa kedua uji tersebut akan baik bila digunakan pada kondisi sebagai berikut :
1. Bila sampel >40, gunakan koreksi Yates pada kondisi apapun. 2. Bila sampel 20-40, gunakan koreksi Yates dengan ketentuan tidak ada sel yang nilai ekspektasinya <5. Jika ada sel yang nilai ekspektasinya <5, maka gunakan Fisher Exact. 3. Bila sampel <20 dan lebih dari 20% sel mempunyai nilai harapan < 5 , maka gunakan Fisher Exact pada kondisi apapun (Murti, 1996)
Mengingat jumlah sampel pada penelitian ini > 20 dan ketentuan penggunaan uji Chi Square tidak memungkinkan digunakan pada penelitian ini maka uji statistic alternativ yang memungkinkan digunakan yaitu uji Fisher Exact dengan taraf kesalahan α ditetapkan 5 % (0.05) . Dengan demikan ikatakan ada pengaruh yang secara statistik jika diperoleh PValue lebih kecil dari α (0.05). Untuk mengetahui pengaruh antara konstruksi sumur gali ditinjau dari aspek dinding/ cincin, bibir sumur, lantai sumur dan jarak dari sumber pencemar dengan kualitas bakteriologis atau jumlah kandungan bakteri E. coli pada air sumur gali digunakan rumus Fisher exact 2 x 2 . (a+b )! (c+d )! (a+c )! (b+d )! (a+b)! (c+d)! (a+c)! (b+d)!
P=
P=
n ! a! b! c! d!
n!a!b!c!d! Keterangan :
a, b, c, d = Frekuensi a, b, c, d n
= Besar Sampel (Sugiono. 2001: 54)
3.8 Cara Kerja Cara kerja dalam penelitian ini terdiri dari dua cara, yang pertama yaitu cara kerja di lapangan pada saat observasi terhadap kondisi fisik/kontruksi sumur dan pada saat pengambilan sampel dan kedua yaitu cara kerja di laboratorium pada saat melakukan uji kandungan bakteriologi air, dalam hal ini melihat jumlah E. coli 3.8.1
Cara Kerja Dilapangan
Cara kerja di lapangan terbagi lagi menjadi dua yaitu observasi terhadap kondisi fisik/kontruksi sumur serta cara kerja pada saat pengambilan sampel di lapangan/lokasi penelitian, adapun cara atau prosedur kerjanya sebagai berikut : 1. Observasi kontruksi sumur Pelaksanaan observasi dilakukan pada siang dan sore hari oleh peneliti dibantu seorang asisten untuk mengukur dan mengambil foto dokumentasi. Namun sebelum proses obsevasi dilakukan terlebih dahulu dilaksanakan penyeleksian terhadap setiap sumur yang ada sesuai dengan kriteria purposive sampling dan diperoleh 16 sumur sampel. setelah itu observasi dapat dimulai dengan terlebih dahulu mempersiapkan alat –alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data yaitu lembar obsevasi, alat tulis, meteran dan kamera untuk dokumentasi. Cara pengumpulan data observasi konstruksi sumur yakni sebagai berikut :
a) Menyiapkan lembar observasi b) Melaksanakan pengamatan dan pengukuran pada setiap aspek kontruksi sumur yaitu dinding/cincin, bibir, lantai, SPAL dan jarak sumur dengan sumber pencemar (Jamban, kandang ternak, lubang penampungan limbah Dll.) c) Mencatat hasil pengamatan dan pengukuran pada lembar observasi. 2. Pengambilan sampel Cara kerja pada saat pengambilan sampel di lapangan/lokasi penelitian dilakukan pada pagi hari sebelum sumur digunakan. Namun sebelum melakukan pengambilan sampel air sumur gali, maka perlu disiapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang diperlukan seperti botol sampel, tali, label botol sampel, botol timba, larutan alcohol 70%, alumunium foil, label sampel, lampu spiritus dan kotak sampel. Botol sampel yang akan digunakan tentunya telah melewati proses sterilisasi sebagai berikut : a) Menyiapkan botol sampel untuk pengambilan sampel air sumur b) Menggunakan botol-botol yang ditutup dengan sempurna. c) Botol dibersihkan dan dibilas sebanyak 2 kali dengan air destilasi. d) Bungkus leher botol dengan aluminium foil. e) Sterilkan selama 60 menit pada suhu 180°C dalam oven. f) Tandai botol dengan memberi catatan tanggal sterilisasinya. g) Simpan botol-botol yang telah siap digunakan pada tempat yang kering dan bersih.
Selanjutnya proses pengambilan sampel air sumur gali dilakukan dengan prosedur sebagai berikut : a) Mempersiapkan lembar observasi sesuai dengan nomor sumur. b) Mencuci tangan dengan larutan alkohol 70%. c) Mengikatkan tali pada botol timba yang sudah disterilkan. d) Menurunkan botol sampel ke dalam sumur minimal 15 cm dari dasar air dan menariknya keatas. e) Mengfiksasi mulut botol sampel dengan spiritus selama 30 detik. f) Secara bersamaan mengfiksasi mulut botol timba dan botol sampel dengan spritus kemudian memindahkan air dari botol timba kedalam botol sampel. g) Menutup rapat botol danmemberi label pada botol sampel. h) Memasukan dan mengatur posisi botol sampel dengan rapih agar tidak miring. i) Pada pengambilan sampel berikutnya botol timba dibilas dengan air sumur yang akan dijadikan sampel dan kembali fiksasi mulut botol timba dengan lampu spritus selama 30 detik. j) Begitu pula dengan tali pengikat disterilkan terlebih dahulu dengan merendam tali ke larutan alcohol pada setiap pengambilan sampel berikutnya. 3.8.2 Cara Kerja di Laboratorium Cara kerja di laboratorium pada saat melakukan uji kandungan bakteriologi air, dalam hal ini melihat jumlah kandungan bakteri E. coli. Untuk menguji
kandungan bakteri E.coli pada air sumur gali di Desa Dopalak, maka ada dua pengujian yang dilakukan yakni tes penduga (presumptive test), uji penegas (confirmed test) yang merupakan uji kualitatif bakteri koliform dengan menggunakan metode MPN (Most Probable Number).Cara kerjanya sebagai berikut. Selanjutnya untuk melakukan pengujian kualitas bakteriologi air sumur gali maka perlu disiapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang diperlukan. Alat yang digunakan : tabungreaksi , rak tabung reaksi, tabung durhan, pipet, jarum ose, inkubator, autoclave, lampu spritus dan alat vortex. Bahan yang diperlukan : sampel air sumur gali di Desa Dopalak, media LB (Lactose Broth), aquadest steril, alkohol 70 % dan kapas steril. Untuk menguji kandungan bakteri E.coli air sumur gali, ada dua tes yang dilakukan yakni Tes Penduga menggunakan media Lactose Browth (LB) dan tes penegasan menggunakan media Briliant Green Lactose Bill Browth (BGLB) dengan menggunakan metode seri 15 tabung yaitu pengujian dengan menggunakan 5 tabung LB pekat dan 10 tabung LB encer dimana pada 5 tabung yang berisi LB pekat diisi dengan sampel air sumur gali 5 ml, pada 5 tabung yang berisi LB encer diisi air sampel sebanyak 1 ml, dan 0,1 ml pada 5 tabung LB encer berikutnya . Adapaun cara kerja yaitu sebagai berikut : a. Pembuatan media perkiraan awal atau LB (Lactose Broth) 1. Menimbang media LB pekat (LBDS) 6,5 gram untuk aquades 250 ml, dan media LB encer (LBSS) 13 gram untuk aquades 1000 ml . 2. Memanaskan media tersebut diatas pemanas air hingga larut.
3. Menyediakan tabung sebanyak 150 buah. 4. Mengisi media pekat kedalam tabung masing – masing 5ml/tabung dan untuk media encer masing – masing 10 ml/tabung. 5. Memasukan tabung durham ke setiap tabung media pada posisi terbalik 6. Menutup tabung dan mensterilkannya kedalam autoclave dalam suhu 121oC selama 15 menit. b. Pembuatan media penegasan atau BGLB 1. Menimbang media 80 gram dengan aquades 2 liter. 2. Memanaskan diatas pemanas air hingga larut. 3. Menyediakan tabung sebanyak 200 buah. 4. Mengisi media kedalam tabung. 5. Memasukan tabung durham ke setiap tabung media pada posisi terbalik 6. Menutup tabung dan mensterilkannya kedalam autoclave dalam suhu 121oC selama 15 menit. c. Pemeriksan sampel dengan metode Seri 15 Tabung 1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan yaitu : tabung, rak tabung, pipet, lampu spritus, incubator, aquades. 2. Meletakkan media LB pekat 5 tabung dan LB encer 10 tabung kedalam rak tabung (5:5:5). 3. Memasukkan sampel air sumur gali 5 ml pada 5 tabung yang berisi LB pekat, 1 ml pada 5 tabung yang berisi LB encer, dan 0,1 ml pada 5 tabung LB encer berikutnya dengan menggunakan pipet sambil mengfiksasinya dengan lampu spritus selanjutnya menutup tabung tersebut.
4. Mengocok sampai homogen dengan menggunakan alat vortex. 5. Memasukkannya kedalam inkubator selama 1 x 24 jam untuk pembiakan bakteri dalam suhu 44oC . 6. Membaca hasilnya dan menyatakan positif E. coli apabila terdapat gelembung gas pada tabung LB. 7. Tabung media LB yang terdeteksi positif di tes kembali menggunakan tes penegasan dengan menggunakan BGLB dengan memindahkan gelembung gas tersebut dengan menggunakan ose kedalam tabung yang berisi media tabung media BGLB. 8. Setelah itu masukkan tabung BGLB kedalam inkubator selama 24 jam. 9. Setelah 24 jam, membaca hasilnya dengan menyatakan positif E.coli pada tabung BGLB yang terdapat gelembung gas.