BAB III METODE PENELITIAN 3.1
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai analisis pendapatan nelayan dan tingkat kesejahteraan
ini bertempat di Pantai Santolo (Lampiran 2), Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Desember 2012 – Juni 2013. Adapun yang menjadi objek penelitian yaitu masyarakat yang bermatapencaharian sebagai nelayan di wilayah pesisir Pantai Santolo. 3.2
Metode Penelitian Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey.
Menurut Istijanto 2005 menyatakan bahwa penelitian survey merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan pada responden. Dalam penelitian dengan metode survey diteliti karakteristik atau hubungan sebab akibat antar variabel tanpa adanya intervensi peneliti. Survey bertujuan untuk meliput banyak orang sehingga hasilnya dapat dipandang mewakili populasi atau merupakan generalisasi. Penelitian survey merupakan bagian dari penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk memberikan gambaran tentang permasalahan yang terjadi saat ini, dengan adanya gambaran seperti ini kita dapat menjelaskan fenomena-fenomena dengan mengumpulkan data atau informasi yang sesuai dengan kenyataan (Arifin 2012:41). Data dan informasi dalam survey dikumpulkan dari responden melalui penyebaran kuisioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui (Arikunto 1999: 140). Kuesioner merupakan
instrumen
pengumpulan
data
atau
informasi
yang
dioperasionalisasikan ke dalam bentuk pertanyaan, atau dengan pengertian lain sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden. Dengan kuesioner kita dapat mengetahui keadaan atau data pribadi seseorang, pengalaman atau 21
22
pengetahuan dan data lainnya yang diperlukan dalam melakukan penelitian. Penyusunan kuesioner dilakukan dengan harapan dapat mengetahui variabelvariabel
yang dibutuhkan. Tujuan penyusunan kuesioner adalah untuk
memperbaiki bagian-bagian yang dianggap kurang tepat untuk diterapkan dalam pengambilan data terhadap responden. Kuesioner juga dapat didefinisikan sebagai daftar pertanyaan yang akan digunakan oleh periset untuk memperoleh data dari sumbernya secara langsung melalui proses komunikasi atau dengan mengajukan pertanyaan/wawancara (Lampiran 19). Penelitian dengan metode survey termasuk ke dalam Penelitian kualitatif. Dimana dengan penelitian kualitatif kita dapat gunakan untuk menjawab masalahmasalah yang memerlukan pemahaman yang luas dalam hal waktu dan situasi yang bersangkutan. Kita harus melakukan secara wajar dan alami sesuai dengan keadaan objektif dilapangan tanpa adanya manipulasi, serta jenis data yang telah dikumpulkan terutama data kualitatif. Pelaksanaan penelitian yang dimaksud yaitu kita melakukan pengamatan terhadap seseorang dalam kehidupan sehari-hari, berkomunikasi dengan mereka, dan berusaha mengetahui bahasa dan tafsiran mereka akan dunia sekitarnya. Olehnya itu dalam pelaksanaan penelitian kita harus secara langsung terjun ke lapangan den waktu yang cukup lama (Arifin 2012:29). 3.3
Teknik Pemilihan Responden Peneliti memilih teknik purposive sampling dalam menentukan responden.
Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan sampel, atau dengan kata lain responden yang dipilih secara sengaja untuk menentukan tujuan tertentu, dengan mengandalkan logika atas kaidah-kaidah yang berlaku yang didasari semata-mata dengan tujuan penelitian (Fauzi 2001). Menentukan responden berdasarkan purposive sampling tergantung kriteria apa yang digunakan. Jadi ditentukan terlebih dahulu kriteria apa saja yang mendukung untuk mendapatkan informasi yang akurat dari responden. Seseorang yang dipilih sebagai responden tersebut haruslah ditentukan sendiri oleh peneliti yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
23
Adapun kriteria yang akan ditetapkan untuk pemilihan responden yang akan dijadikan sampel yaitu : 1.
Masyarakat yang bermatapencaharian sebagai nelayan juragan di wilayah pesisir Pantai Santolo.
2.
Masyarakat yang bermatapencaharian sebagai nelayan pekerja/buruh di wilayah pesisir Pantai Santolo. Populasi pada penelitian ini adalah nelayan Pantai Santolo yang dipilih
secara purposive. Dalam Isgianto (2009) penentuan jumlah sampel menggunakan rumus : n=
N * Z1-α/2 * P(1 – P) Nd² + Z1-α/2 P(1 – P)
Dimana : N
= ukuran populasi
n
= ukuran sampel
Z1-α/2 = nilai sebaran normal baku yang besarnya tergantung α = 1,96 p
= proporsi kejadian
d
= besar penyimpangan yang dapat diterima Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Peternakan, Perikanan, dan
Kelautan Kabupaten Garut (2012) diketahui bahwa jumlah populasi nelayan Pantai Santolo adalah 1207 orang. Dengan menggunakan selang kepercayaan sebesar 95% maka nilai α adalah 5 persen, proporsi kejadian sebesar 45 persen, dan besar penyimpangan (d) adalah 10 persen (nilai kritis untuk penelitian deskriptif) sehingga diperoleh ukuran sampel sebanyak 33 orang.
24
Dalam Nazir (2005), penentuan besar sampel dalam setiap kelompok nelayan menggunakan stratifikasi alokasi berimbang dengan rumus : n1 =
N1 N
xn
dimana : n1
= jumlah sampel dalam tiap kelompok
N1
= jumlah populasi dalam tiap kelompok
N
= jumlah populasi
n
= besar ukuran sampel = 33 orang Berdasarkan perhitungan diperoleh sebaran responden dalam setiap
kelompok nelayan yang terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Sebaran Nelayan Dalam Setiap Kelompok Nelayan Juragan Pekerja/Buruh Total 3.4
Jumlah Nelayan (orang) (Ni) 135
Persentase Nelayan (%) 11.19
Jumlah Sampel (Orang)
1072
88.81
29.307 ≈ 29
1207
100
33
3.693 ≈ 4
Jenis dan Cara Pengumpulan Data Berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat dikelompokkan dalam dua
jenis yaitu data primer dan data sekunder. 1.
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara, diskusi terfokus dan penyebaran kuesioner.
25
2.
Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), Balai Pengembangan Teknologi Penangkapan dan Kelautan (BPTPK), Unit Pelayanan Teknis Dinas Perikanan Kabupaten Garut, buku, laporan, jurnal, dan lain-lain (Lampiran 20).
3.5
Parameter Yang Diukur 1. Keragaan Biaya dan Manfaat Yaitu perhitungan nilai investasi yang meliputi biaya produksi, biaya
operasi dan biaya pemeliharan. Jumlah yang diperoleh dari hasil produksi harus melebihi dari perhitungan jumlah modal yang ditambah biaya operasi dan biaya pemeliharaan untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan/profit. 2. Pendapatan (income) Pendapatan masyarakat nelayan bergantung terhadap pemanfaatan potensi sumberdaya perikanan yang terdapat di lautan. Pendapatan masyarakat nelayan secara langsung maupun tidak akan sangat mempengaruhi kualitas hidup mereka, karena pendapatan dari hasil berlayar merupakan sumber pemasukan utama atau bahkan satu-satunya bagi mereka, sehingga besar kecilnya pendapatan akan sangat memberikan pengaruh terhadap kehidupan mereka, terutama terhadap kemampuan mereka dalam mengelola lingkungan tempat hidup mereka (Hakim, 2011). 3. Tingkat Kesejahteraan BAPPENAS
mendefinisikan
kemiskinan
sebagai
kondisi
dimana
seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Tingkat kesejahteraan ini sangat erat kaitannya dengan kemiskinan suatu daerah yang di pengaruhi oleh Upah Minimum Regional (UMR).
26
3.6
Analisis Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskripsi
kuantitatif, yaitu metode analisis yang memberikan gambaran secara umum dari objek yang dikaji sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai informasi yang telah diperoleh, sehingga dapat menggambarkan mengenai prospek dari usaha kegiatan penangkapan ikan di Pantai Santolo yang meliputi aspek pasar dan pemasaran, potensi sumberdaya perikanan, teknologi penangkapan, keragaan biaya dan manfaat (Benefit Cost Analysis), dan sistem sosial budaya. Keputusan hasil analisis dijadikan dasar bagi peneliti untuk dapat mengungkapkan atau menggambarkan mengenai keadaan atau fakta yang akurat dari obyek yang diamati, yaitu pengaruh pendapatan nelayan terhadap tingkat kesejahteraan kehidupannya. 3.6.1 Analisis Keragaan Biaya dan Manfaat Analisis biaya manfaat adalah sebuah pendekatan dengan prosedur yang sistematis untuk membandingkan serangkaian biaya dan manfaat yang relevan, dengan sebuah aktivitas atau proyek. Tujuan akhir yang ingin dicapai adalah secara akurat membandingkan kedua nilai, manakah yang lebih besar. Selanjutnya dari hasil pembandingan ini, pengambil keputusan dapat mempertimbangkan untuk melanjutkan suatu rencana atau tidak dari sebuah aktivitas, produk atau proyek, atau dalam konteks evaluasi atas sesuatu yang telah berjalan, adalah menentukan keberlanjutannya (Dinas Perikanan dan Kelautan 2012). Oleh karena itu kajian akan difokuskan pada identifikasi manfaat, biaya, dan analisis manfaat biaya atas produk hasil kajian prospek usaha perikanan tangkap di Pantai Santolo.
27
a. Benefit Cost Ratio (BCR) Benefit Cost Ratio (BCR) merupakan suatu analisis yang diperlukan untuk melihat sejauh mana perbandingan antara nilai manfaat terhadap nilai biaya dilihat pada kondisi nilai sekarang/present value (PV). Menurut Riyanto (1989) Analisis Benefit Cost Ratio dirumuskan sebagai berikut: BCR =
TR TC
Dimana: TR = Total Penerimaan TC = Total Biaya Ukuran penilaian suatu kelayakan usaha dengan metode ini adalah jika: BCR > 1
= Mendapat keuntungan/layak dikembangkan
BCR < 1
= Mengalami kerugian/tidak layak untuk dikembangkan
BCR = 1
= Berada pada titik impas (Break Even Point)
b. Payback Periods (PBP) PBP dihitung dari perbandingan antara total biaya variable dan keuntungan yang diperoleh (Husnan dan Muhammad 1999 dalam Rahmawati 2010). PBP Dirumuskan sebagai berikut: PBP =
Total Investasi Keuntungan
x 1 Bulan
28
c.
Nilai Profitabilitas Syamsuddin (2007:63) menyatakan, profitabilitas merupakan pengukuran kemampuan kegiatan usaha secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dan jumlah keseluruhan biaya investasi yang tersedia didalam suatu kegiatan usaha. Semakin tinggi nilai ini, maka semakin baik kegiatan usaha tersebut. Profitabilitas =
Net Profit Total Assets
x 100%
Dimana: Net Profit
= Laba Bersih (Keuntungan)
Total Assets = Total Investasi Sartono (2001:119) mendefinisikan profitabilitas sebagai kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan dalam hubungan dengan hasil produksi, total biaya investasi produktif maupun modal sendiri. Nilai profitabilitas ini akan memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas pengelolaan kegiatan usaha. Dengan demikian bagi pemilik modal jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini. Semakin besar nilai profitabilitas berarti semakin baik, karena kesejahteraan pemilik kegiatan usaha meningkat dengan semakin besarnya profitabilitas. 3.6.2 Analisis Pendapatan Nelayan Pada penelitian ini metode yang digunakan untuk mengukur pendapatan nelayan mengacu pada rumus menurut Djamin (1884) yang secara sistematis keuntungan dirumuskan sebagai berikut: π = TR – TC Dimana: π = Besar keuntungan TR = Total penerimaan TC = Total biaya
29
Kriteria: TR > TC ,maka usaha menguntungkan TR = TC ,maka usaha impas TR < TC ,maka usaha rugi 3.6.3 Analisis Tingkat Kesejahteraan Kesejahteraan adalah sesuatu yang bersifat subjektif dimana setiap orang mempunyai pedoman, tujuan dan cara hidup yang berbeda-beda sehingga memberikan nilai-nilai
yang berbeda pula terhadap faktor-faktor yang
menentukan tingkat kesejahteraannya (Sukirno 1985). Salah satu teknik untuk menganalisis tingkat kesejahteraan, yakni digunakan nilai Upah Minimum Regional Kabupaten Garut tahun 2013 sebagai indikator pembanding, untuk menentukan sejahtera atau tidaknya nelayan Pantai Santolo. Kriteria : Pendapatan < UMR
= Tidak Sejahtera
Pendapatan ≥ UMR
= Sejahtera