BAB III METODE PENELITIAN A.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sudi Mampir di Kecamatan Bone
Pantai Kabupaten Bone Bolango. Waktu penelitian adalah bulan April sampai bulan Juni 2013.
B.
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode studi kasus dimana metode ini
merupakan pengumpulan data berdasarkan observasi dan wawancara. Studi kasus adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan suatu kejadian (kasus). Studi kasus merupakan metode penelitian yang mempertahankan unit analisis (Idrus, 2009 : 57). Objek dalam penelitian ini adalah Rumah Makan Sudi Mampir di Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone Bolango.
C.
Jenis dan Sumber Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini berupa data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dengan cara wawancara langsung dengan responden yaitu pemilik rumah makan Sudi Mampir dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah disusun sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Sedangkan data sekunder dikumpulkan melalui informasi sebagai pendukung data primer, yang diperoleh dari buku, laporan tertulis dari instansi terkait, dan berbagai pustaka lainya, seperti penelitian terdahulu yang relevan dengan topik penelitian.
D.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan cara observasi
dan teknik wawancara dengan menggunakan angket atau kuisoner yang memuat
pertanyaan tentang biaya investasi, penerimaan, biaya operasional dan pemeliharaan. Pengumpulan data ini dilaksanakan selama 1 (satu) bulan.
E.
Teknik Analisis Data Adapun analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif
dan analisis data kuantitatif yang menguraikan data dalam bentuk angka-angka dengan rumus : 1.
Analisis Deskriptif Analisis deskriptif yaitu analisis yang digunakan untuk mendeskripsikan
faktor-faktor yang mendukung usaha Rumah Makan Sudi Mampir. 2.
Analisis Kelayakan Finansial Analisis kelayakan finansial untuk melihat layak atau tidaknya usaha Rumah
Makan Sudi Mampir sebagai berikut : a. Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) adalah nilai keuntungan bersih atau perolehan keuntungan yang diperoleh di akhir pengerjaan proyek/investasi. Secara matematis NPV tersebut dapat dinyatakan: NPV Dimana
Kriteria
= PV Gross Benefit – PV Gross Cost
: NPV PV Gross Benefit PV Gross Cost : NPV > 0 NPV < 0
= Net Present Value = Present value dari Gross Benefit = Present Value dari Gross Cost = Layak = Tidak Layak
b. Internal Rate Of Return (IRR) Internal Rate Of Return (IRR) adalah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan net present value sama dengan 0 (nol). Secara sistematis IRR dapat dirumuskan sebagai berikut:
IRR = i1
+
NPV NPV1 – NPV2
i2 – i1
Dimana
: NPV1
= Perhitungan NPV positif mendekati nol dengan bunga modal sebesar i1 persen. = Perhitungan NPV negatif mendekati nol dengan bunga modal sebesar i2 persen. = Discount Factor (DF) pertama, tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif. = Discount Factor (DF) kedua, tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif.
NPV2 I1 I2 Kriteria
: IRR > i (tingkat suku bunga) = untung IRR < i (tingkat suku bunga) = rugi
c. Benefit Cost Ratio (BCR) Secara matematis Gross Benefit Cost Ratio dan Net Benefit Cros Ratio di rumuskan sebagai berikut:
Dimana
Gross B/C Ratio
=
PV Gross Benefit PV Grost Cost
Net B/C Ratio
=
Jumlah PV net B yang positif Jumlah PV net B yang negatif
: PV Gross benefit PV Gross Cost Jumlah PV net B yang positif Jumlah PV net B yang negatif
Kriteria
: B/C R > 1 B/C R = 1 B/C R < 1
= Present Value dari Benefit = Present Value dari Cost = Jumlah nilai sekarang yang positif = Jumlah nilai sekarang yang negatif
Gross Gross bersih bersih
= Layak/menguntungkan = Impas = Tidak layak/Rugi
d. Profitability Ratio (PR) Profitability Ratio digunakan untuk mengetahui besarnya net return bagi modal investasi yang ditanam dalam modal. Secara matematis Profitability Ratio (PR) dapat dirumuskan sebagai berikut : PR = PV dari (Gross Benefit – O & M) PV Biaya Investasi
Dimana
: PR PV dari (Gross Benefit – O & M)
PV Biaya Investasi
Kriteria
= Profitability Ratio = Selisih Present Value dari Gross Benefit dengan biaya Operasional & Pemeliharaan = Present Value dari Biaya Investasi
: PR > 1 = Layak PR < 1 = Tidak Layak
F.
Definisi Operasional Variabel
1.
Rumah makan adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisasi secara komersial, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamunya baik berupa makan maupun minum.
2.
Studi kelayakan usaha adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha atau proyek.
3.
Analisis kelayakan usaha adalah analisis yang dimaksudkan untuk mengevaluasi apakah usaha tersebut layak atau tidak untuk diusahakan.
4.
Analisis kelayakan finansial suatu cara yang dilakukan untuk meneliti apakah usaha tersebut layak atau tidak dilihat dari sisi finansialnya.
5.
Konsumen adalah orang yang melakukan pembelian barang atau komoditas dengan tujuan untuk di komsumsi.
6.
Biaya adalah satuan nilai yang dikorbankan dalam suatu proses produksi untuk mencapai suatu hasil produksi dan dinyatakan dalam rupiah (Rp).
7.
Biaya investasi adalah modal pertama yang ditanam dan merupakan biaya pembuatan bangunan, dan pembelian peralatan dan dinyatakan dalam rupiah pertahun (Rp/thn).
8.
Biaya operasional adalah semua biaya yang dikeluarkan selama proses produksi dan dinyatakan dalam rupiah pertahun (Rp/thn).
9.
Benefit / penerimaan adalah nilai produk total usaha yang dijual dalam jangka waktu tertentu dan dinyatakan dalam rupiah pertahun (Rp/thn).
10.
Total biaya adalah semua total biaya yang dikeluarkan selama proses produksi dan dinyatakan dalam rupiah per tahun (Rp/thn).
11.
Net Present Value (NPV) adalah nilai keuntungan bersih atau seluruh perolehan keuntungan yang disetiap tahun.
12.
Internal Rate of Return (IRR) adalah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan net present value sama dengan 0 (nol).
13.
Benefit Cost Ratio (BCR) adalah perbandingan antara present value manfaat dengan
present value biaya. Dengan demikian
benefit cost ratio
menunjukkan manfaat yang diperoleh setiap penambahan satu rupiah pengeluaran.