BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini menguraikan tentang metode penelitian yang digunakan penulis dalam rangka pengungkapan masalah yang penulis teliti. Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan suatu data, mencapai tujuan penelitian dan menjawab rumusan permasalahan. Penelitian ini menggunakan format metode penelitian kuantitatif. Dalam bagian ini akan dijelaskan hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian seperti peubah penelitian, definisi operasional, populasi, sampel dan teknik sampling, alat ukur penelitian, prosedur pengumpulan data, penskalaan, daya diskriminasi dan reliabilitas alat ukur, uji asumsi klasik dan uji hipotesis.
3.1
Peubah Penelitian Dalam penelitian ini terdapat satu peubah gayut dan tiga peubah
tak gayut. Adapun peubah-peubah itu adalah: 1. Peubah gayut
: Keterikatan Kerja
2. Peubah tak gayut
: Karakteristik Pekerjaan, Dukungan Organisasi dan Jenis Kelamin.
3.2
Definisi Operasional Dalam penelitian ini definisi operasional peubah-peubah penelitian
adalah sebagai berikut:
47
1.
Keterikatan Kerja Menurut Schaufeli & Bakker (2004) keterikatan kerja sebagai sebuah kondisi dimana seseorang memiliki pikiran yang positif sehingga mampu mengekspresikan dirinya baik secara fisik, kognitif dan afektif dalam melakukan pekerjaannya. Aspek keterikatan kerja terdiri dari vigor, dedication dan absorption. Untuk mengukur keterikatan kerja, digunakan Utrecht Work Engagement Scale (UWES-17) berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Schaufeli. Semakin tinggi skor dari skala ini menunjukkan semakin tinggi keterikatan kerja yang dimiliki, dan begitu juga sebaliknya semakin rendah skor yang ditunjukkan dalam skala ini maka menunjukkan semakin rendah pula keterikatan kerja yang dimiliki.
2.
Karakteristik Pekerjaan Menurut Hackman & Oldham (1980) karakteristik pekerjaan merupakan atribut-atribut variasi ketrampilan, identitas tugas, signifikansi tugas, otonomi dan umpan balik pekerjaan Dimensi karakteristik pekerjaan terdiri dari skill variety, task identity, task significance, autonomy dan feedback from job. Untuk mengukur karakteristik pekerjaan, digunakan
JDS (Job
Diagnostic Survey) berdasarkan dimensi-dimensi yang dikemukakan oleh Hackman & Oldham (1980, dalam Reeves, 2010). Semakin tinggi skor dari skala ini menunjukkan semakin tinggi karakteristik pekerjaan yang dimiliki, dan begitu juga sebaliknya semakin rendah skor yang ditunjukkan dalam skala ini maka menunjukkan semakin rendah pula karakteristik pekerjaan yang dimiliki.
48
3.
Dukungan Organisasi Menurut Rhoades & Eisenberger (2002) bahwa dukungan organisasi mengacu pada persepsi karyawan mengenai sejauh mana organisasi menilai kontribusi, memberi dukungan, dan peduli kepada kesejahteraan mereka. Dimensi dukungan organisasi terdiri dari keadilan, dukungan atasan, penghargaan organisasi dan kondisi pekerjaan. Untuk mengukur dukungan organisasi digunakan skala berisi dimensi-dimensi yang dikemukakan oleh Eisenberger et al., (1986). Semakin tinggi skor dari skala ini menunjukkan semakin tinggi dukungan organisasi yang dimiliki, dan begitu juga sebaliknya semakin rendah skor yang ditunjukkan dalam skala ini maka menunjukkan semakin rendah pula dukungan organisasi yang dimiliki.
3.3
Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Populasi penelitian merupakan faktor utama yang harus ditentukan
sebelum kegiatan penelitian dilakukan. Populasi merupakan sejumlah individu yang setidaknya mempunyai satu ciri atau sifat yang sama. Pada penelitian ini, populasi yang diambil adalah karyawan di PT Bank Danamon Indonesia, Tbk Kota Tegal beserta anak perusahaan berjumlah 107 orang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT Bank Danamon Indonesia, Tbk Kota Tegal beserta anak perusahaan dengan jumlah 107 orang. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik saturated sample dengan keseluruhan subjek sebanyak 107 orang.
49
Tabel 3.1 Jumlah Karyawan PT Bank Danamon Indonesia, Tbk Kota Tegal
D A N A
P E L A Y A N A N
P E N G A W A S A N
50
Posisi/Jabatan Branch Manager Sales & Service Head Sales & Service Officer Personal Banking Financial Specialist Account Officer Relation Manager Credit Marketing Officer Account Receivable Officer Admin Collection Payment Processor Deputy Branch Manager Credit Analyst Branch Service Teller Head Teller Sundries General Support Security Customer Relationship Officer Cashier Customer Service Collateral Credit Admin General Affair Regional Credit Document &Collateral Processing Analyst Early Warning Internal Control Loans Transaction Legal Appraisal Facility Control Integrated Support Branch HCGA Head Operation Head JUMLAH
Laki-Laki 1 -
Perempuan 1 3 1
Jumlah 2 3 1
1 2 14 20
2 1 -
2 1 2 1 14 20
1 2 1 1 2 3 5
3 4 7 1 -
3 4 1 2 1 7 1 1 2 3 5
1 1
2 2 4 3 -
2 2 4 4 1
3
2
5
1 2 1 1 63
1 1 1 1 1 1 2 44
2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 107
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala psikologi. Menurut Azwar (2010) skala psikologi digunakan untuk mengungkap data mengenai atribut psikologis yang dapat dikategorikan sebagai variabel kemampuan (kognitif) dan variabel kepribadian (afektif), yang dalam penelitian adalah atribut afektif.
3.4
Alat Ukur Penelitian Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala
psikologi. Skala psikologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berdasarkan skala sikap model likert dengan 5 alternatif jawaban, yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). 3.4.1
Skala Keterikatan Kerja Alat ukur yang digunakan untuk mengukur keterikatan kerja
menggunakan skala adaptasi dari kuesioner yang sudah baku dari Utrecht Work Engagement Scale (UWES-17) yang dibuat oleh Schaufeli dan dimodifikasi oleh penulis. Alat ukur ini memiliki 17 aitem yang terbagi dalam tiga komponen yaitu semangat (vigor), dedikasi (dedication) dan absorpsi (absorption). Skala UWES-17 dari Schaufeli juga pernah digunakan dalam penelitian oleh Anggun (2012), Devi (2014), Katharina (2015), Stefani (2015). Penjabaran dari dimensi keterikatan kerja, indikator dan sebaran total item sebagai cetak biru (blue print) alat ukur yang dipakai dalam penelitian disajikan pada Tabel 3.2.
51
Tabel 3.2 Cetak Biru Skala Keterikatan Kerja No.
Dimensi
1.
Semangat
2.
3.
52
Indikator
1. Merasakan energi tinggi saat bekerja 2. Memiliki semangat tinggi untuk bekerja setiap hari 3. Dapat bekerja dalam waktu lebih lama dari seharusnya 4. Memiliki mental yang tangguh 5. Selalu tekun bekerja Dedikasi 1. Memiliki peran dalam pekerjaan 2. Berantusias tinggi dalam pekerjaan 3. Mendapatkan inspirasi dalam pekerjaannya 4. Bangga terhadap pekerjaan yang dilakukan 5. Merasa tertantang oleh pekerjaan yang dikerjakan Absorpsi 1. Lupa waktu saat bekerja 2. Melupakan lingkungan sekitar saat bekerja 3. Merasa sangat senang dengan pekerjaan yang dilakukan 4. Larut dalam pekerjaan 5. Terbawa suasana saat bekerja 6. Sulit untuk memisahkan diri dari pekerjaan Jumlah
No Aitem F UF 1 4,8
-
12
-
15
-
17 2
-
5
-
7
-
10
-
13
-
3 6
-
9
-
11 14
-
16
-
17
0
Jumlah
6
5
6
17
3.4.2
Skala Karakteristik Pekerjaan Alat ukur yang digunakan untuk mengukur karakteristik pekerjaan
menggunakan JDS (Job Diagnostic Survey) oleh Hackman & Oldham, 1980 (dalam Reeves, 2010) dan dimodifikasi oleh penulis. Skala karakteristik pekerjaan terdiri atas lima dimensi yaitu variasi ketrampilan (skill variety), identitas tugas (task identity), signifikansi tugas (task significance), otonomi (autonomy) dan umpan balik (feedback for job). Skala dari Hackman & Oldham juga pernah digunakan dalam penelitian oleh Indi (2011), Anggun (2012). Penjabaran dari dimensi karakteristik pekerjaan, indikator dan sebaran total item sebagai cetak biru (blue print) alat ukur yang dipakai dalam penelitian disajikan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Cetak Biru Skala Karakteristik Pekerjaan No.
Dimensi
Indikator
1.
Variasi Ketrampilan
1. Menggunakan sejumlah ketrampilan yang kompleks dalam bekerja 2. Melakukan variasi pekerjaan 3. Melakukan pekerjaan yang tidak membosankan 1. Bekerja dengan banyak orang saat bekerja 2. Melaksanakan pekerjaan dari awal hingga akhir 3. Kesempatan untuk menyelesaikan pekerjaan
2.
Identitas Tugas
No Aitem F UF 8 -
2, 14
11
18
-
-
7
3
16
22
-
Jumlah
5
4
53
Tabel 3.3 (Lanjutan) No.
Dimensi
3.
Signifikansi Tugas
4.
5.
3.4.3
Indikator
1. Keberhasilan pekerjaan berpengaruh bagi rekan kerja 2. Pekerjaan yang dikerjakan bermanfaat besar bagi perusahaan Otonomi 1. Ada kebebasan atas bagaimana karyawan melakukan pekerjaannya 2. Kewenangan mengambil keputusan atas pekerjaan Umpan Balik 1. Umpan balik atas kinerja karyawan dari rekan kerja 2. Keterbukaan atas hasil pekerjaan 3. Umpan balik atas hasil kerja dari supervisor Jumlah
No Aitem F UF 4, 23 13
Jumlah
4 -
20
21
9 4
1
17
-
12
6, 10
19
5, 15
-
14
9
6
23
Skala Dukungan Organisasi Alat ukur yang digunakan untuk mengukur dukungan organisasi
dengan menggunakan pengukuran dukungan organisasi dari skala Eisenberger et al., (1986) yang dimodifikasi oleh penulis. Skala dukungan organisasi terdiri atas tiga dimensi yaitu keadilan (fairness), dukungan atasan (supervisor support), serta penghargaan dan kondisi kerja (organizational reward and job condition). Skala Eisenberger et al., (1986) juga pernah digunakan dalam penelitian oleh Valerie & Rowan (1999), Ricky (2014) dan Stefani (2015). Penjabaran dari dimensi dukungan organisasi, indikator dan sebaran total item sebagai cetak biru
54
(blue print) alat ukur yang dipakai dalam penelitian disajikan pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Cetak Biru Skala Dukungan Organisasi No.
Dimensi
Indikator
1.
Keadilan
1. Memperhatikan tujuan karyawan 2. Melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan 3. Menghargai hasil kerja karyawan 4. Mendengarkan masukan dari karyawan 1. Memedulikan kesejahteraan karyawan 2. Bangga dengan hasil kerja karyawan 3. Menghargai kontribusi kerja karyawan 1. Memberikan keuntungan kepada karyawan 2. Membantu kesulitan karyawan 3. Menggaji sesuai peraturan 4. Mengubah kondisi kerja karyawan
2.
3.
Dukungan Atasan
Penghargaan dan Kondisi Kerja
Jumlah
No Aitem F UF 1 12 -
Jumlah
3 5
-
5
-
8
2
-
4
3
9
-
-
6
7
-
-
10
11 6
6
4
12
55
3.5
Prosedur Pengumpulan Data Pengumpulan data diawali dengan pencarian data awal yang
berkaitan dengan keterikatan kerja karyawan di PT Bank Danamon Indonesia, Tbk Kota Tegal. Selanjutnya, karyawan diminta untuk mengisi skala psikologis dengan cara meminta bantuan pihak pimpinan PT Bank Danamon Indonesia, Tbk Cabang Tegal untuk membagikan skala tersebut. Data skala psikologis yang dikumpulkan bertujuan untuk mendapatkan jawaban
masing-masing
karyawan
mengenai
keterikatan
kerja,
karakteristik pekerjaan dan dukungan organisasi.
3.6
Penskalaan Hal yang tidak dapat dipisahkan dengan pengukuran adalah
metode penskalaan, merupakan proses penentuan letak stimulus atau letak kategori respon tertentu pada suatu kontinum psikologis (Azwar, 2013). Metode penskalaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Alternatif pilihan jawaban dalam skala yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk rentangan mulai dari yang tertinggi sampai terendah, dan dibedakan menjadi lima yaitu: a. SS : Jawaban yang menyatakan bahwa subyek SANGAT SESUAI dengan pernyataan yang diajukan. b. S
: Jawaban yang menyatakan bahwa subyek SESUAI dengan
pernyataan yang diajukan. c. N
: Jawaban yang menyatakan bahwa subyek NETRAL (tidak dapat
menentukan dengan pasti) pernyataan yang diajukan. d. TS : Jawaban yang menyatakan bahwa subyek TIDAK SESUAI dengan pernyataan yang diajukan.
56
e. STS : Jawaban yang menyatakan bahwa subyek SANGAT TIDAK SESUAI dengan pernyataan yang diajukan. Sistem penilaian skala psikologis bergerak dari satu sampai lima. Pernyataan yang tergolong favourable atau sesuai pernyataan, subyek akan memperoleh skor 5 jika menjawab sangat sesuai (SS), skor 4 jika menjawab sesuai (S), skor 3 jika menjawan netral (N), skor 2 jika menjawab tidak sesuai (TS), skor 1 jika menjawab sangat tidak sesuai (STS). Pernyataan yang tergolong unfavourable atau bertentangan dengan pernyataan, subyek akan memperoleh skor 5 jika menjawab sangat tidak sesuai (STS), skor 4 jika menjawab tidak sesuai (TS), skor 3 jika menjawab netral (N), skor 2 jika menjawab sesuai (S), dan skor 1 jika menjawab sangat sesuai (SS).
3.7
Daya Diskriminasi dan Reliabilitas Alat Ukur
3.7.1
Daya Diskriminasi Aitem Azwar (2013) menyatakan daya diskriminasi aitem atau daya beda
adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur. Misalnya dalam skala yang diukur untuk mengungkapkan keterikatan kerja, maka aitem berdaya beda tinggi adalah aitem yang menunjukkan mana individu atau kelompok individu yang memiliki keterikatan kerja yang tinggi dan mana yang tidak. Pengujian daya diskriminasi aitem dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem-total. Sebagai kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem total biasanya digunakan batasan rix ≥ 0,30. Semua aitem yang mencapai
57
koefisien korelasi minimal 0,30 daya bedanya dianggap memuaskan. Jika koefisien korelasi kurang dari 0,30 maka dinyatakan gugur (Azwar, 2013). 3.7.2
Reliabilitas Pengujian reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan
pengujian reliabilitas konsistensi internal dengan berpatokan pada koefisien Cronbach Alpha yang dihitung dengan bantuan program SPSS 16.0. Azwar (2010) menjelaskan bahwa reliabilitas dinyatakan dalam angka koefisien reliabilitas yang berada dalam rentang 0-1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka satu maka semakin tinggi reliabilitas alat tes tersebut. Penentuan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode Cronbach Alpha yang menurut Kaplan & Saccuzzo (2001) kriteria reliabilitas yang digunakan adalah bila: 1.
r ≥ 0,7 berarti alat ukur tersebut dapat diandalkan dalam melakukan penelitian.
2.
r < 0,7 berarti alat ukur tersebut tidak dapat diandalkan dalam melakukan penelitian.
3.8.
Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik dilakukan agar mendapatkan model
regresi yang baik dan benar-benar mampu memberikan estimasi yang handal dan tidak bias sesuai dengan kaidah Best Linear Unbiased Estimator (BLUE). Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heterokedastisitas dan uji linearitas. 3.8.1
Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model
regresi, kedua peubah (tak gayut maupun gayut) mempunyai distribusi normal atau setidaknya mendekati normal (Ghozali, 2009). Uji normalitas 58
dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Pada uji Kolmogorov-Smirnov apabila nilai signifikan > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal.
3.8.2
Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas adalah untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar peubah tak gayut. Apabila terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat masalah multikolinieritas sebaliknya apabila nilai tolerance > 0.10 dan nilai VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinieritas (Ghozali, 2009).
3.8.3
Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan ragam (varians) dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika ragam residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika ragam berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2009). Apabila titik pada grafik diagram pencar (scatterplot) menyebar secara acak di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk pola yang jelas atau tertentu, maka tidak terjadi heterokedastisitas (Santoso, 2000).
3.8.4
Uji Linieritas Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui linieritas hubungan
antara peubah gayut dengan peubah tak gayut dan untuk mengetahui signifikansi penyimpangan dari linieritas hubungan tersebut. Jika
59
penyimpangan tersebut tidak signifikan (p>0,05), dan signifikansi linearitas signifikan (p<0,05), maka hubungan antara peubah tak gayut dengan peubah gayut adalah linier (Hadi, 2000).
3.9
Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis penelitian, teknik analis data yang
digunakan adalah analisis regresi berganda dan teknik analisis uji beda ttest dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0. 3.9.1
Uji Regresi Linear Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk meramalkan
bagaimana keadaan (naik turunnya) peubah gayut, bila dua atau lebih peubah gayut sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya) (Sugiyono, 2012).
3.9.2
Uji Beda t-test Uji beda t-test (independen sample t-test) digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan rataan antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan (Priyatno, 2012).
60