BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Jenis Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian survey yang dimaksud adalah bersifat menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesa. Seperti dikemukakan Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (2003:21) penelitian survey dapat digunakan untuk maksud (1) penjajagan (exploratif), (2) deskriptif, (3) penjelasan (explanatory) atau (confirmatory), yakni menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis, (4) evaluasi, (5) prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa yang akan datang, (6) penelitian operasional, dan (7) pengembangan indikator-indikator social. Dalam penelitian ini, karena menggunakan data yang tidak mengalami perlakuan khusus dalam pengumpulan data (bersifat alamiah, bukan buatan), maka penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian survey (Sugiyono, 2008:12). Penelitian survey menurut Singarimbun dan Effendi (1989:3) adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Menurut Alreck dan Settle (1995:456) mengatakan bahwa: A research technique where information requirement are specified, a population is identified, a sample selected and systematically questioned, and the results analyzed, generalized to the population, and reported to meet the information needs. Survey adalah merupakan teknik/metode penelitian yang dimaksudkan untuk memperoleh informasi dari suatu sampel dalam suatu populasi untuk 90
91
kemudian dianalisis guna memperoleh generalisasi atas populai dimana sampel itu diambil/ditarik. Penelitian ini juga menuntut ketelitian, ketekunan, dan sikap kritis dalam menjaring data dari sumbernya. Untuk itu diperlukan kejelasan sumber data yaitu populasi dan sample dari sisi homogenitas, volume, dan sebarannya. Karena data hasil penelitian berupa angka-angka yang harus diolah secara statistic, maka antar variable-variabel yang dijadikan objek penelitian harus jelas korelasinya, sehingga dapat ditentukan pendekatan statistic yang akan digunakan sebagai pengolah data yang pada gilirannya hasil analisis dapat dipercaya (reliabilitas dan validitas). Dengan demikian, mudah untuk digeneralisasikan sehingga rekomendasi yang dihasilkan dapat dijadikan rujukan yang cukup akurat. Sugiyono (2007:12-13). Penelitian kuantitatif didasarkan kepada paradigma positivisme berdasarkan pada asumsi mengenai objek empiris. Asumsi tersebut adalah: (1) objek/fenomena dapat diklasifikasikan menurut sifat, jenis, struktur, bentuk, warna, dan sebagainya. Berdasarkan asumsi ini maka penelitian dapat memilih variable tertentu sebagai objek penelitian, dan (2) determinisme (hubungan sebab akibat). Asumsi ini menyatakan bahwa setiap gejala ada penyebabnya, seperti orang malas bekerja tentu ada penyebabnya. Berdasarkan asumsi pertama dan kedua di atas, maka penelitian dapat memilih variable yang diteliti dan menggabungkan variable satu dengan variable yang lainnya. Suatu gejala tidak akan mengalami perubahan dalam waktu tertentu. Kalau gejala yang diteliti itu berubah terus, maka akan sulit untuk dipelajarinya.
91
92
B. Paradigma Penelitian Pola hubungan antara variabel yang akan diteliti disebut sebagai paradigma penelitian (Sugiyono, 2008:65). Secara sederhana paradigma penelitin ini dapat ditunjukkan seperti gambar berikut: X1 Y
X2
Gambar 3.1 Paradigma Penelitian X1 : Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah X2 : Budaya Mutu Y : Produktivitas Sekolah Paradigma atau pola hubungan antar variabel penelitian pada dasarnya merupakan rencana studi/penelitian yang menggambarkan prosedur dalam menjawab pertanyaan masalah penelitian. Menurut Stelltiz dalam Umar (2003:90) terdapat tiga jenis desain penelitian yaitu: desain eksploratoris, desain deskriptif, dan desain kausal. Desain eksploratoris merupakan desain penelitian untuk menjajagi dan mencari ide-ide atau hubungan-hubungan yang baru atas persoalanpersoalan yang relatif baru. Desain deskriptif merupakan desain penelitian yang bertujuan menguraikan sifat atau karakteristik suatu gejala atau masalah tertentu, dan desain kausal merupakan desain penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan-hubungan atau pengaruh antar variabel.
92
93
Dengan mengacu pada masalah penelitian serta jenis desain penelitian, maka desain penelitian ini adalah desain kausal, di mana kajiannya dimaksudkan untuk menganalisis hubungan/pengaruh antar variabel yaitu Produktivitas Sekolah (Y), Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan Budaya Mutu (X2). C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi kasus (Suharsimi Arikunto, 2006:130). Di dalam Encyclopedia of Educational Evaluation disebutkkan bahwa. ”A population is a set (or collection) of all elements processing one or more attributes of interest”. Sementara Sugiyono (2008:117) memberikan penjelasan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diperlajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Selanjutnya populasi adalah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif, dari pada karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap dan jelas (Usman dan R. Purnomo, 2000:181). Subjek penelitian ini adalah semua guru negeri SMP Negeri di
93
94
Kabupaten Pati. SMP Negeri di Kabupaten Pati berjumlah 48 sekolah, dengan jumlah guru negeri 1.835 orang (Sumber dari Dinas Pendidikan Kabupaten Pati Tahun 2010). Daftar populasi SMP Negeri se-Kabupaten Pati terdapat pada tabel berikut. Tabel 3.1. Populasi SMP Negeri dan Guru Negeri di Kabupaten Pati
Kecamatan 1
2
1
Sukolilo
2
Kayen
3
Tambakromo
4
Winong
5
Pucakwangi
6
Jaken
7
Batangan
8
Juana
9
Jakenan
10
Pati
11
Gabus
12
Margorejo
13 14
Gembong Tlogowungu
15
Wedarijaksa
16
Margoyoso
Nama SMP 3 SMP N 1 Sukolilo SMP N 2 Sukolilo SMP N 1 Kayen SMP N 2 Kayen SMP N 1 Tambakromo SMP N 2 Tambakromo SMP N 3 Tambakromo SMP N 1 Winong SMP N 2 Winong SMP N 1 Pucakwangi SMP N 2 Pucakwangi SMP N 1 Jaken SMP N 2 Jaken SMP N 1 Batangan SMP N 2 Batangan SMP N 1 Juana SMP N 2 Juana SMP N 3 Juana SMP N 1 Jakenan SMP N 2 Jakenan SMP N 1 Pati SMP N 2 Pati SMP N 3 Pati SMP N 4 Pati SMP N 5 Pati SMP N 6 Pati SMP N 7 Pati SMP N 8 Pati SMP N 1 Gabus SMP N 2 Gabus SMP N 1 Margorejo SMP N 2 Margorejo SMP N 1 Gembong SMP N 1 Tlogowungu SMP N 2 Tlogowungu SMP N 1 Wedarjaksa SMP N 2 Wedarjaksa SMP N 1 Margoyoso
Jumlah Guru Negeri 4 45 28 44 35 38 35 35 43 38 35 35 42 37 34 27 52 47 43 41 35 63 60 65 52 45 45 44 45 40 30 32 28 22 25 23 44 40 40
94
95
17
Gunungwungkal
18
Tayu
19 20
Cluwak Dukuhseti
21
Trangkil
SMP N 1 Margoyoso SMP N 1 Gunungwungkal SMP N 2 Gunungwungkal SMP N 1 Tayu SMP N 2 Tayu SMP N 1 Cluwak SMP N 1 Dukuhseti SMP N 2 Dukuhseti SMP N 1 Trangkil SMP N 2 Trangkil Jumlah 48 sekolah
33 25 24 42 38 25 30 28 42 36 1.835
2. Sampel Penelitian Pengertian sampel menurut Riduwan (2007:56) mengatakan bahwa ”Sampel adalah bagian dari populasi”. Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dan dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang dimaksud menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi (Suharsimi Arikunto, 2006:132). Sedangkan Sugiyono (2008:118) mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin memperlajari semua yang ada pada pupulasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulan akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif atau mewakili. Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Teknik sampling dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
95
96
Probability sampling dan Non-probability sampling. Probability sampling meliputi, simple random, proportionate stratified random, disproportionate stratified random, dan area random. Non-Probability sampling meliputi, sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling (Sugiyono, 2008:119). Suharsimi (2006:133) menjelaskan bahwa pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sample (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Dengan istilah lain, sampel harus representative. Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 – 25 % atau lebih. Berkaitan dengan teknik pengambilan sample Nasution (1991:135) mengatakan bahwa “…mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sample, akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya, oleh desain penelitiannya (asumsi-asumsi statistic), serta mutu pelaksanaan dan pengolahannya”. Sukardi (2004;55) mengatakan “untuk penelitian social, pendidikan, ekonomi, dan politik yang berkaitan dengan masyarakat yang mempunyai karakteristik heterogin, pengambilan sampel disamping syarat tentang besarnya sample harus memenuhi syarat representativenees
(keterwakilan) atau memiliki semua komponen
populasi”. Sampel yang digunakan porsinya haruslah cukup mewakili populasi, sehingga hasil penelitian dan kesimpulan diambil dari sampel tersebut dapat dikatakan valid. Untuk mendapatkan sampel yang representatif dari populasi tersebut, dan untuk menentukan jumlahnya, maka digunakan pedoman praktis dari tabel Krejcie dan dari monogram Harry King (Sugiyono, 1997:67-68). Pedoman ini didasarkan atas kesalahan 5%. Jadi, sampel yang diperoleh itu mempunyai
96
97
kepercayaan 95% terhadap populasi. Menurut tabel Krejcie, populasi yang berjumlah N = 1800, jumlah sampelnya S = 317; untuk populasi N =1900 sampelnya S = 320. Di atas telah disebutkan bahwa populasi penelitian sebanyak 1.835, maka jumlah sampelnya S = 320. (http://www.google.com/search?ie=UTF-8&oe=UTF8&sourceid=navclient&gfns=1&q=TEKNIK+SAMPLINGHasan+Mustafa+%2F2 000) Untuk menentukan anggota sampel yang berasal dari 48 SMP Negeri di Kabupaten Pati digunakan teknik proporsional dan teknik random sampling. Sampel proposional adalah sampel berimbang menunjuk pada ukuran jumlah yang tidak sama, disesuaikan dengan jumlah anggota tiap-tiap kelompok besar (Arikunto, 2000:129). Sampel proporsional digunakan untuk menentukan jumlah sampel dan masing-masing SMP Negeri. Pengambilan sampel guru setiap sekolah digunakan perhitungan: Jumlah guru negeri setiap SMPN ----------------------------------------------- x Jumlah sample guru keseluruhan Populasi Guru Setelah jumlah sampel pada setiap sekolah diketahui, selanjutnya perlu ditentukan guru-guru yang dijadikan sampel dari seluruh guru yang ada di sekolah itu sesuai dengan proporsinya. Untuk menentukan sampel penelitian dan masingmasing sekolah digunakan teknik random sampling. Teknik random sampling adalah teknik penentuan sampel dengan memberikan kesempatan yang sama pada tiap-tiap subjek untuk terambil sebagai anggota sampel (Arikunto, 2000:126). Teknik random sampling yang digunakan adalah simple random sampling, yaitu
97
98
sampel diambil dengan menggunakan lotre terhadap semua populasi pada suatu sekolah. Adapun rincian sampel dari setiap SMP Negeri sebagai berikut: Tabel 3.2. Sampel Guru Negeri SMP Negeri di Kabupaten Pati No 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Nama SMP 2 SMP N 1 Sukolilo SMP N 2 Sukolilo SMP N 1 Kayen SMP N 2 Kayen SMP N 1 Tambakromo SMP N 2 Tambakromo SMP N 3 Tambakromo SMP N 1 Winong SMP N 2 Winong SMP N 1 Pucakwangi SMP N 2 Pucakwangi SMP N 1 Jaken SMP N 2 Jaken SMP N 1 Batangan SMP N 2 Batangan SMP N 1 Juana SMP N 2 Juana SMP N 3 Juana SMP N 1 Jakenan SMP N 2 Jakenan SMP N 1 Pati SMP N 2 Pati SMP N 3 Pati SMP N 4 Pati SMP N 5 Pati SMP N 6 Pati SMP N 7 Pati SMP N 8 Pati SMP N 1 Gabus SMP N 2 Gabus SMP N 1 Margorejo SMP N 2 Margorejo SMP N 1 Gembong SMP N 1 Tlogowungu SMP N 2 Tlogowungu SMP N 1 Wedarjaksa SMP N 2 Wedarjaksa SMP N 1 Margoyoso SMP N 2 Margoyoso SMP N 1Gunungwungkal
Jumlah Guru
Jumlah Pecahan
Populasi Pembulatan
3
4
5
(45 : 1.835) x 320 (28 : 1.835) x 320 (44 : 1.835) x 320 (35 : 1.835) x 320 (38 : 1.835) x 320 (35 : 1.835) x 320 (35 : 1.835) x 320 (43 : 1.835) x 320 (38 : 1.835) x 320 (35 : 1.835) x 320 (35 : 1.835) x 320 (42 : 1.835) x 320 (37 : 1.835) x 320 (34 : 1.835) x 320 (27 : 1.835) x 320 (52 : 1.835) x 320 (47 : 1.835) x 320 (43 : 1.835) x 320 (41 : 1.835) x 320 (35 : 1.835) x 320 (63 : 1.835) x 320 (60 : 1.835) x 320 (65 : 1.835) x 320 (52 : 1.835) x 320 (45 : 1.835) x 320 (45 : 1.835) x 320 (44 : 1.835) x 320 (45 : 1.835) x 320 (40 : 1.835) x 320 (30 : 1.835) x 320 (32 : 1.835) x 320 (28 : 1.835) x 320 (22 : 1.835) x 320 (25 : 1.835) x 320 (23 : 1.835) x 320 (44 : 1.835) x 320 (40 : 1.835) x 320 (40 : 1.835) x 320 (33 : 1.835) x 320 (25 : 1.835) x 320
7,84 4, 88 7,67 6,10 7,62 6,10 6,10 7,49 6,62 6,10 6,10 7,52 6,45 5,93 4,71 9,07 8,20 7,49 7,15 6,10 10,99 10,46 11,33 9,07 7,85 7,85 7,67 7,85 6,97 5,23 5,58 4,88 3,84 4,36 4,01 7,67 6,97 6,97 5,90 4,36
8 5 8 6 8 6 6 7 7 6 6 8 6 6 5 9 8 7 7 6 11 10 11 9 8 8 8 8 7 5 6 5 4 4 4 8 7 7 6 4
98
99
41 42 43 44 45 46 47 48
SMP N SMP N SMP N SMP N SMP N SMP N SMP N SMP N
2 Gunungwungkal 1 Tayu 2 Tayu 1 Cluwak 1 Dukuhseti 2 Dukuhseti 1 Trangkil 2 Trangkil
48
(24 : 1.835) x 320 (42 : 1.835) x 320 (38 : 1.835) x 320 (25 : 1.835) x 320 (30 : 1.835) x 320 (28 : 1.835) x 320 (42 : 1.835) x 320 (36 : 1.835) x 320 (1.835 : 1.835) x 320
4,18 7,32 6,63 4,36 5,23 4,88 7,32 6,28
4 7 7 4 5 5 7 6 320
D. Definisi Operasional Variabel Pengembangan instrument ditempuh melalui beberapa cara, yaitu: (a) mendefinisikan operasional variable penelitian, (b) menyusun indicator variable penelitian, (c) menyusun kisi-kisi instrument, (d) melakukan uji coba instrumen, dan (e) melakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrument. Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan makna variable yang sedang diteliti. Masri Singarimbun (2003:46-47) memberikan pengertian tentang definisi operasional adalah unsure penelitian yang memberitahukan cara mengukur suatu variable. Dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan caranya mengukur suatu variable. Berikut ini definisi operasional variable penelitian. 1. Perilaku kepemimpinan kepala sekolah (X1) Kepala Sekolah adalah manajer pendidikan di sekolahnya yang mengelola sekolah dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan bersama dengan masyarakat yang ada disekitarnya, sejalan dengan
Fattah dan Ali (2004 : 112),
konsekwensinya dituntut untuk bertanggung jawab atas seluruh komponen sekolah dan harus berupaya meningkatkan mutu pelayanan dan mutu hasil belajar
99
100
yang beraroientasi kepada pemakai, baik internal dalam hal ini siswa maupun eksternal atau masyarakat, pemerintah maupun lembaga industri dan dunia kerja. Menurut buku Manajemen sekolah yang diterbitkan Pusdiklat Depdiknas (2005:73) ada empat jenis tugas utama kepala sekolah, yaitu: (1) Tugas Rutin : semua tugas berulang pada waktu spesifik (harian, mingguan atau bulanan) (2) Tugas Personalia : Manajemen isu-isu kepegawaian (3) Tugas Kreatif : Mengalokasikan waktu untuk melakukan tugas yang dirancang untuk meningkatkan kinerja penyelenggaraan sekolah (4) Pemecahan Masalah: mengalokasikan waktu untuk memecahkan masalah yang tidak terduga dan rutin. Adapun indikator-indikator yang menjadi dasar dalam mengukur Kepemimpinan Kepala
Sekolah, Konsep yang dikembangkan Peter Senge
(1990:8-10).yaitu: - Kepala sekolah sebagai Pencipta learning organization - Kepala sekolah sebagai Penentu arah program sekolah - Kepala sekolah melaksanakan program supervise - Kepala sekolah menunjukkan sifat-sifat kepemimpinan, - Kepala sekolah sebagai Agen perubahan - Kepala sekolah melaksanakan motivasi bagi personel 2. Budaya mutu (X2) Suatu sekolah dikatakan memiliki budaya mutu jika sekolah tersebut telah menerapkan sistem manajemen kendali mutu (total quality management) yakni
100
101
apabila sekolah tersebut didukung oleh lima pilar: (1) fokus pada pengguna (konsumen); (2) keterlibatan secara total semua unsur yang ada di sekolah atau semua anggota; (3) melakukan pengukuran; (4) komitmen pada perubahan; serta (5) penyempurnaan yang terus-menerus. Apabila kelima pilar tersebut sudah tertanam dalam sekolah yang kita kembangkan dan telah disesuaikan dengan visi/misi, program jangka panjang dan jangka pendek dari sekolah tersebut, maka boleh jadi sekolah tersebut telah mengembangkan menejemen mutu total/manajemen kendali mutu atau Total Quality Management (TQM). Keberhasilan mengimplementasikan menejemen mutu total dalam rangka peningkatan mutu pendidikan harus didukung oleh kerja sama sinergis dari seluruh komponen pendidikan. Sekolah membutuhkan staf personil yang memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan sisi intelektual, emosional, dan spiritualnya, sehingga dapat menumbuhkan dan mengembangkan moral kerja yang berorientasi pada budaya mutu. Mitchel ( 2001:133), mengatakan ada tiga dimensi yang erat kaitannya dengan budaya mutu, yaitu: 1) Quality of work 2) Prompteness 3) Initiative 4) Capability 5) Comunication 3. Produktivitas sekolah (Y) Komariah dan Triatna (2005:16) menyatakan produktifitas sebagai perbandingan terbalik antara hasil yang diperoleh (output) dengan jumlah sumber yang dipergunakan (input).
101
102
Selanjutnya dikatakan bahwa: Produktifitas dapat dinyatakan secara kuantitas maupun secara kualitas. Kuantitas output berupa jumlah tamatan, kuantitas input berupa jumlah tenaga-tenaga kerja sekolah dan sumber daya, selebihnya (uang perlengkapan, bahan dan sebagainya). Produktifitas dalam arti kualitas tidak dapat diukur dengan uang. Produktifitas ini digambarkan dari ketepatan menggunakan metode dan alat yang tersedia sehigga volume dan beban kerja dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang tersedia dan mendapat respons positif bahkan pujian dari orang lain atas hasil kerjanya. Hasibuan (2005:128) Sebagai sarana untuk meningkatkan produksi di bidang pendidikan adalah ketenagaan, kepandaian/keahlian, teknik pembelajaran, kurikulum, peralatan atau sarana prasarana pendidikan sebagai sistem pendidikan. Produktivitas yang diharapkan terjadinya peningkatan pengetahuan dan perilaku siswa menuju ke arah yang lebih baik maupun peningkatan kuantitas. Di dunia pendidikan lebih cenderung ke peningkatan kualitas atau mutu lulusan yang semakin tinggi. Produktivitas sekolah adalah hasil lulusan baik secara kualitatif maupun kuantitatif, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman, pencapaiannya dengan secara efektif dan efisien. Indikatornya adalah: - efektivitas prestasi - efektivitas proses - efisiensi proses, dan - efisiensi hasil. E. Kisi-kisi Instrument Penelitian Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen
102
103
penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2008:148). Instrumen penelitan dalam bidang pendidikan sering disusun sendiri, termasuk menguji validitas dan reliabilitasnya. Instrumen dalam penelitian ini ada tiga, yaitu instrument untuk mengukur Perilaku kepemimpinan kepala sekolah, budaya mutu dan Produkitivitas Sekolah. Sesuai dengan karakteristik penelitiian dengan pendekatan kuantitatif, penyusunan instrumen penelitian sebagai alat untuk mengumpulkan data menjadi hal yang penting yang akan menentukan pada kualitas hasil penelitian. Dalam hubungan ini alat pengumpul data, khususnya angket, dimaksudkan untuk mengukur variabel-variabel penelitian sehingga dapat diperoleh data kuantitatif untuk kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan formula statistik yang relevan dengan tujuan penelitian. Untuk lebih jelasnya instrumen penelitian ini disusun dalam bentuk kisikisi sebagai berikut. Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian No 1
Variabel Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)
Demensi Pencipta learning organization
Indokator -
Penentu arah program sekolah
-
Melaksanakan program supervisi
-
peningkatan profesionalisme guru. pengarahan kepada guru memberikan motivasi kepada guru dan siswa. mampu merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengevaluasi, mampu mengadministrasikan kurikulum, keuangan , fasilitas
Item 1,2, 3,4 5,6, 7,8, 9, 10
11, 12, 13,
103
104
-
Menunjukkan sifatsifat kepemimpinan,
-
Agen_perubahan
-
Melaksanakan motivasi bagi personil
-
-
2
Budaya Mutu (X2)
Quality Of Work
-
-
-
Promptness (Tepat Waktu)
-
-
Initiative
-
mampu mengadministrasikan guru murid, dan staf sekolah dan lainnya bersama guru & staf yang terkait memiliki keteladanan, keahlian dasar dalam memimpin sekolah memiliki keahlian dasar kepemimpinan mampu bekerja secara konstruktif, kreatif, delegatif dan integratif mampu memberi motivasi melalui pengaturan lingkungan fisik, kelas & sekolah. mampu mengevaluasi personel sekolah dalam bekerja dengan suasana disiplin dan dorongan penghargaan. memiliki inovasi dan daya kreasi yang tinggi; disiplin terhadap amanat pekerjaan yang diembannya memiliki kemampuan untuk menciptakan suasana yang baru; memiliki keingintahuan yang tinggi terhadap sesuatu hal yang baru; memiliki keyakinan terhadap kemampuan diri melakukan upaya peningkatan diri melalui pelatihan mampu menggunakan dan memanfaatkan waktu secara baik; selalu berorientasi pada proses mampu memanfaatkan materi pekerjaan secara baik; mampu melaksanakan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan; mampu meminimalisir biaya dalam setiap program yang dikerjakan; mampu menghasilkan output yang berkualitas dengan sumber dana yang minimal. kemampuan untuk
14, 15, 16
17, 18, 19, 20, 21, 22,
23
1-6
7-12
13-16
104
105
;-
Capability
-
Comunication
-
-
3
Produktivitas sekolah (Y)
Efektivitas prestasi
-
Efektivitas proses
-
Efisiensi proses
-
-
Efisiensi hasil
-
melakukan inisiatif secara mandiri; kemampuan memahami sikap dan perilaku orang lain kemampuan menciptakan kerja sama yang efektif; kemampuan berfikir rasional; cakap dalam berbagai konsepsi mengikuti pelatihanpelatihan dan sejenisnya untuk meningkatkan kualitas SDM personel memiliki kemampuan menyelesaikan masalah secara bijaksana; menguasai landasan kependidikan secara baik kemampuan dalam berkomunikasi dan hubungan inter personal secara baik; menjalin hubungan personal secara utuh menyesuaikan dengan nilainilai baru yang cocok dengan lingkungan sekolah. calon siswa yang mendaftar melebihi kapasitas tampung Tingkat kehadiran siswa rata rata melebihi dari 90% Kepala sekolah mampu membina moral guru Para guru berkeinginan untuk selalu melakukan yang terbaik dalam melaksanakan tugas mengajar Para guru mengajar dengan menggunakan prinsip PAIKEM Para siswa merasa puas atas pelayanan yang diberikan oleh para guru dan dan tenaga kependidikan sekolah Perolehan hasil yang optimal Hasil yang bermutu Relefansi Bernilai ekonomi tinggi Banyak alumni siswa sekolah ini yang telah menjadi orang sukses baik dalam dunia pendidikan, usaha/maupun pekerjaan.
17-19
20-23
1-2 3,4, 5 6,7, 8 9-10 11, 12 13, 14, 15 16, 17
18, 19 20 21 22, 23
105
106
1.
Pengujian Instrumen
a)
Uji Validitas Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2005:267). Validitas instrumen dalam penelitian ini diawali dengan validitas konstrak (construct validity) dan validitas isi (content validity). Untuk menguji validitas konstrak dan validitas isi, dapat digunakan pendapat dari ahli (judment experts). Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang isi dan aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan para ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun. Mungkin para ahli akan memberi keputusan: instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak total. Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang dan umumnya mereka yang telah bergelar doktor sesuai dengan lingkup yang diteliti (Sugiyono, 2008:177). Setelah pengujian validitas konstrak dan validitas isi dari ahli dan berdasarkan pengalaman selesai, maka diteruskan dengan uji validitas empirik (empirical-validity) di lapangan, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen dalam suatu faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total, dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment: rxy =
{NΣX
N Σ XY − (Σ X )(Σ Y ) 2
− (Σ X )
2
}{NΣY
2
− (Σ Y )
2
}
Ha : instrumen soal valid.
106
107
Ho : instrumen soal tidak valid α = 0,05 atau 5% Ha diterima bila r(hitung) > r(tabel) b)
Uji Reliabilitas
Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama
rxy =
{NΣX
NΣXY − (ΣX )(ΣY ) 2
− (ΣX )
2
}{NΣY
2
− (ΣY )
2
}
(Sugiyono, 2005:267).
Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal dapat dilakukan dengan test-retestb (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu (Sugiyono, 2005:273). Untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian, dapat digunakan Teknik Belah Dua (split half) yang dianalis dengan rumus Spearman Brown. Untuk keperluan itu, maka butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrumen nomor ganjil dan kelompok instrumen nomor genap. Selanjutnya skor total antara kelompok ganjil dan kelompok genap dicari korelasinya dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment:
rxy =
{NΣX
NΣXY − (ΣX )(ΣY ) 2
}{
− (ΣX ) NΣY 2 − (ΣY ) 2
2
}
Kemudian hasil korelasi tersebut dimasukkan dalam rumus Spearman Brown:
107
108
ri =
2 . rb 1 + rb
(Sugiyono, 2008:190)
Riduwan dan Sunarto (2007:348) mengatakan: Reriabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah dianggap baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Reiliabel artinya dapat dipercaya juga dapat diandalkan. Pengujian reliabilitas dapat dilakukan secara eksternal (stability/test retest, equivalent atau gabungan keduanya) dan secara internal (analisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen). Dalam analisis ini apabila item dikatakan valid pasti reliabel (Riduwan dan Sunarto, 2007:353). 2. Uji Coba Instrumen
Untuk melakukan uji coba instrumen secara empirik dalam penelitian ini dilakukan pada 32 responden guru-guru SMP Negeri 1, 2 dan 3 di Pati Kota yang diambil secara acak. Dan hasilnya sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut:
108
109
Tabel 3. 4 Uji validitas pertanyaan variabel Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) Item item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item10 item11 item12 item13 item14 item15 item16 item17 item18 item19 item20 item21 item22 item23
r hitung
r tabel 0,770 0.715 0.659 0.728 0.820 0.817 0.671 0.594 0.527 0.551 0.767 0.770 0.654 0.726 0.728 0.822 0.671 0.591 0.527 0.551 0.594 0.527 0.551
Kesimpulan 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195
valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
Dari Tabel 3.4 di atas, ternyata dari 23 item soal yang diujicobakan secara empirik, insturmen penelitian (angket) Kepemimpinan Kepala Sekolah semuanya terbukti valid. Sehingga semua item soal yang sudah diujicobakan akan dipakai dalam penelitian ini, 3.4).
109
110
Tabel 3. 5 Uji validitas pertanyaan variabel Budaya Mutu (X2)
Item item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item10 item11 item12 item13 item14 item15 item16 item17 item18 item19 item20 item21 item22 item23
r hitung 0.575 0.342 0.314 0.461 0.585 0.613 0.563 0.556 0.625 0.362 0.502 0.378 0.621 0.635 0.560 0.574 0.620 0.392 0.493 0.332 0.590 0.603 0.567
r tabel 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195
Kesimpulan valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
Dari Tabel 3.5 di atas, ternyata dari 23 item soal yang diujicobakan secara empirik, insturmen penelitian (angket) Kepemimpinan Kepala Sekolah semuanya terbukti valid. Sehingga semua item soal yang sudah diujicobakan akan dipakai dalam penelitian ini, 3.5).
110
111
Tabel 3. 6 Uji validitas pertanyaan variabel Produktivitas Sekolah (Y) Item
r hitung
item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item10 item11 item12 item13 item14 item15 item16 item17 item18 item19 item20 item21 item22 item23
r tabel 0.797 0.762 0.691 0.711 0.794 0.792 0.588 0.475 0.469 0.488 0.813 0.760 0.702 0.720 0.815 0.796 0.577 0.469 0.465 0.481 0.799 0.773 0.686
Kesimpulan 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195
valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
Dari Tabel 3.6 di atas, ternyata dari 23 item soal yang diujicobakan secara empirik, insturmen penelitian (angket) Kepemimpinan Kepala Sekolah semuanya terbukti valid. Sehingga semua item soal yang sudah diujicobakan akan dipakai dalam penelitian ini, 3.6). F. Teknik Pengumpulan Data
Nasir (2003:328) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan alat-alat ukur yang diperlukan dalam melaksanakan sesuatu penelitian. Data yang akan dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan focus penelitian yang diteliti.
111
112
Adapun teknik pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah angket, wawancara, observasi dan studi dokumentasi. 1.
Angket Angket disebarkan pada responden dalam hal ini sebanyak 48 SMP Negeri
di Kabupaten Pati. Pemilihan dengan model angket ini, di dasarkan atas alasan bahwa: (a) responden memiliki waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan, (b) setiap responden menghadapi susunan dan cara pengisian yang sama atas pertanyaan yang diajukan, (c) responden mempunyai kebebasan memberikan jawaban, dan (d) dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan dari banyak responden dalam waktu yang tepat. Melalui model angket ini akan dikumpulkan data yang berupa jawaban tertulis dari responden ayau sejumlah pertanyaan yang diajukan dalam angket tersebut. Indikator-indikator
yang
merupakan
penjabaran
dari
variable
perilaku
kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan budaya Mutu (X2), terhadap produktivitas sekolah (Y) merupakan materi pokok yang diramu menjadi sejumlah pertanyaan di dalam angket. 2.
Wawancara Wawancara merupakan suatu teknik pemerolehan data melalui tanya
jawab dengan pihak yang ada hubungannya dengan permasalahan yang menjadi fokus kajian dalam penelitian ini. Wawancara dilakukan dengan pejabat yang berwenang membidangi pendidikan dasar. Wawancara ini dimaksudkan untuk menambah pemahaman tentang masalah yang menjadi fokus dalam penelitian ini.
112
113
3.
Observasi Yaitu teknik pemerolehan data melalui pengamatan langsung kepada
obyek penelitian. Dalam penelitian ini observasi dilakukan kepada semua SMP Negeri di Kabupaten Pati untuk lebih menambah pemahaman tentang masalah yang menjadi fokus penelitian. 4.
Studi Dokumentasi Studi dokumentasi dalam pengumpulan data penelitian ini dimaksudkan
sebagai cara pengumpulan data dengan mempelajari dan mencatat bagian-bagian yang dianggap penting dari berbagai risalah resmi yang terdapat baik di lokasi penelitian maupun di instansi lain yang ada hubungannya dengan lokasi penelitian. Studi dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari instansi/lembaga meliputi buku-buku, laporan kegiatannya di instansi/lembaga yang relevan dengan focus penelitian. Dokumen-dokumen yang menjadi sumber data diperoleh dari Dinas Pendidikan Kabupaten Pati. G. Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Uji Persyaratan Analisis a) Uji Normalitas
Uji normalitas data ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak. Apabila ternyata datanya berdistribusi normal maka olah data yang digunakan adalah dengan statistik parametris, dan apabila datanya tidak normal, maka olah data yang digunakan dengan statistik nonparametris (Sugiyono, 2007:233).
113
114
Dan rumus yang digunakan untuk uji normalitas data adalah:
χ2 = ∑
( f0 − ft )2
(Sugiyono, 2008:241)
ft
b) Uji Linieritas
Salah satu asumsi dari analisis regresi adalah linieritas. Maksudnya apakah garis regresi antar variabel independent dan variabel dipendent membentuk garis Salah satu asumsi dari analisis regresi adalah linieritas. Maksudnya apakah garis regresi antar variabel independent dan variabel dipendent membentuk garis linier atau tidak. Kalau tidak linier maka analisis regresi tidak dapat dilanjutkan (Sugiyono, 2008:265). Adapun untuk menguji linieritas hubungan antar variabel dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Merumuskan Hipotesis, yaitu: Ho : hubungan antar variabel berpola tidak linier Ha : hubungan antar variabel berpola linier 2) Mencari Jumlah Kuadrat Error (JKE), dengan rumus:
( ΣY ) 2 JK E = ∑ ΣY 2 − n k 3) Mencari Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (JKTC), dengan rumus:
JK TC = JK Re s − JK E 4) Mencari Rata-rata Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (RJKTC), dengan rumus:
RJK TC =
JK TC k −2
114
115
5) Mencari Rata-rata Jumlah Kuadrat Error (RJKE), dengan rumus:
RJK E =
JK E n−k
6) Mencari Nilai F(hitung), dengan rumus:
Fhitung =
RJK TC RJK E
7) Mencari Nilai F (tabel), dengan rumus:
Ftabel = F((1 − α ) ( dk TC ) , ( dk E ) 8) Menentukan keputusan pengujian linieritas, dengan ketentuan: Jika, F (hitung) > F (tabel), maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti linier, dan Jika, F (hitung) < F (tabel), maka Ha diterima dan Ho ditolak, berarti tidak linier (Riduwan, 2007:104).
2. Pengolahan dan Analisis Data a) Untuk menguji hipotesis ada Kontribusi Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) terhadap Produktivitas Sekolah (Y). Pertama kali yang harus dilakukan adalah menguji korelasi antar variabel, dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut: Ho : tidak ada hubungan antara perilaku kepemimpinan kepala sekolah dengan produktivitas sekolah. Ha : ada hubungan antara perilaku kepemimpinan kepala sekolah dengan produktivitas sekolah. Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus:
rxy =
Σxy ( Σx 2 ) ( Σy 2 )
115
116
Untuk mengkonsultasikan nilai korelasi apakah dinyatakan kuat, cukup kuat, ataupun rendah, dengan tabel berikut ini : Tabel 3.7 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien 0,800 – 1,000 0,600 – 0,799 0,400 – 0,599 0,200 – 0,399 0,000 – 0,199
Tingkat Hubungan Sangat Kuat Kuat Cukup Kuat Rendah Sangat Rendah
(Akdon, 2008:188), Dan dilanjutkan uji signifikansi dengan menggunakan rumus:
t=
r n−2 1− r 2
(Sugiyono, 2008:259)
Kemudian nilai t-hitung dibandingkan dengan nilai t-tabel dengan derajat kebebasan, dk = n-2 dan derajat kesalahan 5%, dengan ketentuan: Ho: diterima, jika nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel dan Ha: diterima, jika nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel. Analisa selanjutnya adalah menghitung persamaan regresinya. Persamaan regresi dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi atau dirubah-rubah (Sugiyono, 2008:261). Adapun persamaan regresi yang dimaksud adalah:
) Y =a +b X Dimana, Y = nilai yang diprediksikan a = konstanta
116
117
b = koefisien regresi X = nilai variabel independen Untuk mencari nilai a dan b pada persamaan regresi, dengan menggunakan rumus: a=
(ΣYi )(ΣX i2 ) − (ΣX i )(ΣX iYi ) NΣX i2 − (ΣX i ) 2
b=
NΣX iYi − (ΣX i )(ΣYi ) NΣX i2 − (ΣX i ) 2
(Sugiyono, 2005:245)
Kemudian menentukan koefisien determinasi dengan mencari nilai r 2, untuk menentukan prosentasi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Sugiyono, 2005:250). b)
Untuk menguji hipotesis ada Kontribusi Budaya Mutu (X2) terhadap Produktivitas Sekolah (Y). Pertama kali yang yang dilakukan adalah menguji korelasi antar variabel,
dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut: Ho : tidak ada hubungan antara budaya mutu dengan produktivitas sekolah. Ha : ada hubungan antara budaya mutu dengan produktivitas sekolah. Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus:
rxy=
Σxy (Σx )(Σy ) 2
(Sugiyono, 2008:259)
2
Dan dilanjutkan uji signifikansi dengan menggunakan rumus: t=
r
n−2
(Sugiyono, 2008:259)
1− r 2
Kemudian nilai t-hitung dibandingkan dengan nilai t-tabel dengan derajat kebebasan, dk = n-2 dan derajat kesalahan 5%, dengan ketentuan:
117
118
Ho: diterima, jika nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel dan Ha: diterima, jika nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel. Analisa selanjutnya adalah menghitung persamaan regresinya. Persamaan regresi dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi atau dirubah-rubah (Sugiyono, 2008:261). Adapun persamaan regresi yang dimaksud adalah:
) Y =a +b X Dimana, Y = nilai yang diprediksikan a = konstanta b = koefisien regresi X = nilai variabel independen Untuk mencari nilai a dan b pada persamaan regresi, dengan menggunakan rumus:
a=
(ΣYi )(ΣX i2 ) − (ΣX i )(ΣX iYi ) NΣX i2 − (ΣX i ) 2
NΣX iYi − (ΣX i )(ΣYi ) b= NΣX i2 − (ΣX i ) 2
(Sugiyono, 2005:245)
Kemudian menentukan koefisien determinasi dengan mencari nilai r2, untuk menentukan prosentasi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Sugiyono, 2005:250). c) Untuk menguji hipotesis ada Kontribusi Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) terhadap Budaya Mutu (X2) Pertama kali yang harus dilakukan adalah menguji korelasi antar variabel, dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut:
118
119
Ho : tidak ada hubungan antara perilaku kepemimpinan kepala sekolah dengan budaya mutu. Ha : ada hubungan antara perilaku kepemimpinan kepala sekolah dengan budaya mutu. Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus:
rxy =
Σxy
(Sugiyono, 2008:259)
( Σx ) ( Σy ) 2
2
Dan dilanjutkan uji signifikansi dengan menggunakan rumus:
t=
r n− 2
(Sugiyono, 2008:259)
1− r 2
Kemudian nilai t-hitung dibandingkan dengan nilai t-tabel dengan derajat kebebasan, dk = n-2 dan derajat kesalahan 5%, dengan ketentuan: Ho: diterima, jika nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel dan Ha: diterima, jika nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel. Analisa selanjutnya adalah menghitung persamaan regresinya. Persamaan regresi dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi atau dirubah-rubah (Sugiyono, 2008:261). Adapun persamaan regresi yang dimaksud adalah:
) Y =a +b X Dimana, Y = nilai yang diprediksikan a = konstanta b = koefisien regresi
119
120
X = nilai variabel independen Untuk mencari nilai a dan b pada persamaan regresi, dengan menggunakan (ΣYi )(ΣX i2 ) − (ΣX i )(ΣX iYi ) a= NΣX i2 − (ΣX i ) 2
rumus:
NΣX iYi − (ΣX i )(ΣYi ) b= NΣX i2 − (ΣX i ) 2
(Sugiyono, 2005:245)
Kemudian menentukan koefisien determinasi dengan mencari nilai r 2, untuk menentukan prosentasi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Sugiyono, 2005:250). d)
Untuk menguji hipotesis ada Kontribusi Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan
Budaya Mutu (X2) secara bersama-sama dengan
Produktivitas Sekolah (Y).
Pertama kali yang harus dilakukan adalah menguji korelasi antar variabel, dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut: Ho :
tidak ada hubungan antara perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan budaya mutu. secara bersama-sama dengan produktivitas sekolah.
Ha :
ada hubungan antara perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan budaya mutu. secara bersama-sama dengan produktivitas sekolah.
Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus:
R yx1 x2 =
r 2 yx1 + r 2 yx2 − 2 r yx1 r yx2 r x1 x2 (Sugiyono, 2008:266) 1 − r 2 x1 x2
Ryx1x 2 : korelasi antaran X1 dan X2 secara bersama-sama dengan variabel Y. r yx1
: korelasi Product Moment antara X1 dengan Y.
120
121
r yx2
: korelasi Product Moment antara X2 dengan Y.
r x1x2
: korelasi Product Moment antara X1 dengan X2.
Dan dilanjutkan uji signifikansi dengan menggunakan rumus:
Fh =
R2 / k (1 − R 2 ) / ( n − k − 1)
(Sugiyono, 2008:266)
Dimana, R : koefisien korelasi ganda k : jumlah variable independen n : jumlah sampel
Kemudian nilai F-hitung dibandingkan dengan nilai F-tabel dengan derajat kebebasan, dk pembilang = k dan dk penyebut = (n-k-1) dan taraf kesalahan 5%, dengan ketentuan: Ho: diterima, jika nilai F-hitung lebih kecil dari nilai F-tabel dan Ha: diterima, jika nilai F-hitung lebih besar dari nilai F-tabel. Analisa selanjutnya adalah menghitung persamaan regresi ganda. Persamaan regresi ganda ini dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai kedua variabel independen secara bersama-sama dimanipulasi atau dirubah-rubah (Sugiyono, 2008:267). Adapun persamaan regresi ganda yang dimaksud adalah:
) Y = a + b1 X 1 + b2 X 2 Dimana, Y = nilai yang diprediksikan a
= konstanta
b1 = koefisien regresi independen 1
121
122
b2 = koefisien regresi independen 2 X1 = nilai variabel independen 1 X2 = nilai variabel independen 2 Untuk mencari nilai a, b1 dan b2 pada persamaan regresi ganda, dengan menggunakan persamaan:
ΣY
= an
+ b1ΣX 1
ΣX 1Y = a ΣX 1 + b1ΣX
2 1
+ b 2 ΣX 2 . . .
(1)
+ b2 X 1 X 2 . . . (2) (Sugiyono, 2005:252)
ΣX 2Y = aΣX 2 + b1ΣX 1 X 2 + b2 X 22 . . .
(3)
122