BAB III METODE PENELITIAN
3. 1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada tanggal 21 Februari sampai dengan 9 April 2011 di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
3. 2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah golok, pisau sadap (kudikoni), paku, palu, talang-penampung kopal, plastik (12 cm × 25 cm), sprayer, timbangan digital, kawat penyaring (1cm×1cm), pita ukur, tally sheet, kuas, kompas, GPS, kamera digital, trash bag, alat penampi (tampah plastik) dan alat tulis. Alat yang digunakan untuk pengolahan data adalah kalkulator dan komputer dengan program statistik software SPSS 16. Sedangkan bahan yang digunakan adalah pohon Agathis (Agathis loranthifolia), cat berwarna putih dan ETRAT 12.40 (produk dari CV. Permata Hijau Lestari).
3. 3 Metode Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan dengan cara menyadap 20 pohon contoh Agathis yang berdiameter minimal 38 cm dengan menggunakan metode Quarre dan diberi ETRAT (12.40). Setiap pohon contoh mewakili 4 perlakuan yaitu pembaharuan luka periode 3 hari, 5 hari, 7 hari dan 9 hari. Kemudian arah penyadapan masingmasing perlakuan dilakukan sistem putar. Penelitian ini dilakukan selama 45 hari dengan masing-masing jumlah pengulangan hasil panen yaitu untuk periode 3 hari sebanyak 15 kali panen, perode 5 hari sebanyak 9 kali panen, periode 7 hari sebanyak 6 kali panen dan periode 9 hari sebanyak 5 kali panen. Selain itu, kopal hasil penyadapan akan diuji kualitasnya secara visual yaitu dengan uji warna, uji kekeringan, uji bau, uji kebersihan dan uji butiran.
12
3.3.1
Jenis Data Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer merupakan data-data yang diperoleh langsung di lapangan, seperti berat kopal (g/quarre/hari) yang diperoleh dari hasil penyadapan. Sedangkan data sekunder merupakan data-data yang sudah ada sebelumnya berdasarkan arsip/informasi yang ada di HPGW, seperti sejarah HPGW, letak dan luas areal, keadaan lokasi dan kondisi tegakan serta kondisi sosial masyarakat.
3.3.2
Prosedur Kerja Prosedur kerja dibagi-bagi kedalam beberapa tahapan utama yaitu :
1. Persiapan lokasi penyadapan, alat dan bahan. 2. Penyadapan kopal dengan metode Quarre. Langkah-langkah penyadapan kopal dengan metode Quarre adalah sebagai berikut : a.
Pembersihan kulit bagian batang yang akan disadap setebal 3 mm, lebar 20 cm dan tinggi 70 cm, ketinggian 20 cm di atas permukaan tanah.
b.
Pembuatan bidang sadap pada pohon contoh yang sudah dibersihkan dengan menggunakan kapak. Ukuran bidang sadap 10 cm×10 cm. Bidang sadapan pertama dibuat pada ketinggian 20 cm di atas permukaan tanah. Kedalaman pembaharuan luka sadapan 2 cm (tidak mengenai kayu) dengan lebar 10 cm.
c.
Pemasangan talang-penampung getah pada bagian bawah luka sadapan pertama.
d.
Pemberian ETRAT (12.40) dengan cara menyemprotkannya pada luka sadapan sebanyak 1 cc/ koakan (satu kali semprotan).
e.
Penandaan masing-masing perlakuan di kulit kayu pada setiap pohon (periode 3 hari, periode 5 hari, periode 7 hari dan periode 9 hari) menggunakan spidol permanen.
f.
Selanjutnya pembaharuan luka sadapan dilakukan sesuai perlakuan (3 hari sekali, 5 hari sekali, 7 hari sekali dan 9 hari sekali). Pembaharuan luka
13
sadapannya ke arah atas dengan lebar 10 cm dan tinggi 1 cm dari luka sadapan pertama.
Gambar 1 Penyadapan kopal dengan metode Quarre. Kemudian dalam penyadapan kopal dilakukan 4 perlakuan pada masingmasing pohon. Posisi atau arah perlakuan tersebut dengan menggunakan sistem putar yang searah jarum jam. Penggambarannya adalah sebagai berikut :
P.3
P.9
Utara 55555li P.9
P.5 P.7 P.7 Pohon 1
P.7
P.3 P.5 Pohon 2
Gambar 2 Posisi atau arah perlakuan penyadapan dengan sistem putar. Keterangan
:
P.3
= Periode pelukaan 3 hari
P.5
= Periode pelukaan 5 hari
P.7
= Periode pelukaan 7 hari
P.9
= Periode pelukaan 9 hari
14
Pohon 1 dilakukan perlakuan yang dimulai dengan pelukaan periode 3 hari ke arah utara, periode pelukaan 5 hari ke arah timur, periode pelukaan 7 hari ke arah selatan dan periode pelukaan 9 hari ke arah barat. Kemudian untuk pohon selanjutnya yaitu pohon 2, pelukaan berputar searah jarum jam yang dimulai dengan periode pelukaan 9 hari ke arah utara sehingga untuk periode pelukaan yang 3 hari bergeser menjadi ke arah timur, periode pelukaan 5 hari ke arah selatan dan periode pelukaan 7 hari ke arah barat, begitu pula pergeseran pada pohon-pohon berikutnya. 3. Pengukuran penyusutan berat kopal Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Penimbangan kopal sebelum penyimpanan dalam gudang Kopal dalam seng penampung dimasukkan kedalam plastik ukuran 12 cm × 25 cm. Penimbangan kopal dengan menggunakan timbangan digital. Berat kopal (g) = (berat kopal dan plastik)-berat plastik bersih b. Penimbangan kopal setelah penyimpanan dalam gudang Kopal yang sudah disimpan dalam gudang penyimpanan, kemudian ditimbang kembali menggunakan timbangan digital. Berat kopal (g) = (berat kopal dan plastik)-berat plastik bersih
Gambar 3 Penimbangan berat kopal dan penyimpanan kopal dalam gudang. c. Perhitungan persentasi penyusutan Penyusutan (%)= (berat awal-berat setelah penyimpanan)× 100% berat awal
15
4. Pengujian kualitas kopal Pengujian kualitas kopal secara visual berdasarkan SNI No. 01-5009.10-2001 (2001), yaitu dengan uji warna, uji ukuran butir, uji kebersihan, uji bau dan uji kekeringan pada akhir periode. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Uji warna Membandingkan warna contoh kopal dengan warna contoh standar mutu kopal pada tempat yang terang (dengan penerangan yang cukup).
Gambar 4 Contoh uji warna kopal. b. Uji ukuran butiran Kopal diayak dengan saringan/ayakan ukuran 1 cm x 1 cm, di atas lembaran plastik. Kopal yang lolos dari ayakan disebut kopal butir kecil, sedangkan yang tidak lolos disebut kopal butir besar.
Gambar 5 Contoh uji ukuran butir.
16
c. Uji kekeringan Kopal diayak dengan saringan/ayakan akuran 1 cm x 1 cm. Butir kopal yang lolos dari ayakan menunjukkan butir kopal telah kering angin, sedangkan yang tidak lolos terlihat menggumpal/lengket, selanjutnya ditampi dengan alat penampi untuk memisahkan kopal butir besar yang kering udara dengan kopal yang masih basah/lembab. d. Uji kebersihan Membandingkan contoh kopal dengan kebersihan contoh standar mutu kopal pada tempat yang terang (dengan penerangan yang cukup). e. Uji bau Contoh kopal di uji dengan indra penciuman hingga tercium bau khas kopal. Kemudian penentuan kualitas kopal U (utama) dan P (pertama) dilakukan dengan persyaratan yang sesuai pada tabel 1 berdasarkan SNI (Standar Nasional Indonesia) No. 01-5009.10-2001 tahun 2001. Tabel 1 Persyaratan khusus mutu kopal Persyaratan Kualitas Kopal Jenis Uji
Satuan
U (Utama)
P (Pertama)
a. Warna
-
Kuning bening - pucat
-
b. Ukuran butir
-
Besar
c. Kekeringan
-
Kering angin
1. Uji Visual Kecil -
2. Uji Laboratorium a. Kadar kotoran
%
Maks 2,0
Maks 5,0
b. Kadar abu
%
Maks 0.25
Maks 0,5
3.3.3
Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Acak Lengkap (Completely Randomize Design) dimana respon tersebut terdiri dari berbagai macam perlakuan yaitu pembaharuan luka sadapan periode 3 hari, 5 hari, 7 hari dan 9 hari. Bagan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan disajikan dalam tabel 2.
17
Tabel 2 Bagan rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan Periode Pembaharuan Luka Sadapan
Ulangan Pohon Contoh
3 hari
5 hari
7 hari
9 hari
1
YI1k
YII1k
YIII1k
YIV1k
2
YI2k
YII2k
YIII2k
YIV2k
3
YI3k
YII3k
YIII3k
YIV3k
4
YI4k
YII4k
YIII4k
YIV4k
5
YI5k
YII5k
YIII5k
YIV5k
….
….
….
….
….
20
YI20k
YII20k
YIII20k
YIV20k
Rata-rata
YI
YII
YIII
YIV
Keterangan : Yijk = Produktivitas kopal pada perlakuan ke-i, ulangan ke-j dan periode panen ke-k i = I, II, III, IV I : Pembaharuan luka sadapan periode 3 hari II : Pembaharuan luka sadapan periode 5 hari III : Pembaharuan luka sadapan periode 7 hari IV : Pembaharuan luka sadapan periode 9 hari j = Ulangan pohon contoh (1,2,3,…,20) k = Frekuensi panen kopal (1,2,3,…,15) 3.3.4 Analisis Data Pengaruh faktor perlakuan berdasarkan periode pembaharuan luka terhadap peningkatan produktivitas kopal dapat dilakukan dengan analisis ragam atau Analysis of Variance (ANOVA). Tabel 3 Analysis of Variance (ANOVA) Sumber
Derajat Bebas (dB)
Jumlah Kuadrat (JK)
Kuadrat Tengah (KT)
Fhit
Regresi
t-1
JKR
KTR
KTR/KTS
Sisa
t(r-1)
JKS
KTS
Total
tr-1
JKT
Hipotesis : Pengujian terhadap pengaruh periode pembaharuan luka H0 : τ1 = τ2 = …….τi = 0
18
H1 : sekurangnya ada satu τi ≠ 0 Terima H0 :
Perbedaan taraf perlakuan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap respon percobaan pada selang kepercayaan 95% (α=0,05).
Terima H1 : Sekurang-kurangnya ada taraf perlakuan yang memberikan pengaruh
nyata
terhadap
respon
percobaan
pada
selang
kepercayaan 95% (α=0,05). Hasil uji F-hitung yang diperoleh dari ANOVA dibandingkan dengan F-tabel pada selang kepercayaan 95% (α = 0,05) dengan kaidah : 1. Jika F-hitung < F-tabel maka H0 diterima, H1 ditolak sehingga perlakuan memberikan pengaruh tidak nyata terhadap produktifitas kopal pada selang kepercayaan 95% (α = 0,05). 2. Jika F-hitung > F-tabel, maka H0 ditolak, H1 diterima sehingga perlakuan memberikan pengaruh nyata terhadap produktifitas kopal pada selang kepercayaan 95% (α = 0,05). Pengaruh faktor perlakuan berdasarkan periode pembaharuan luka terhadap peningkatan produktivitas kopal dilakukan dengan Analisis Ragam atau Analysis of Variance (ANOVA) dengan tingkat kepercayaan 95%. Apabila perlakuan memberikan pengaruh nyata terhadap produktivitas kopal, maka dilakukan pengujian lanjut dengan Uji Duncan menggunakan Software SPSS 16 untuk mengetahui kelompok perlakuan yang berbeda nyata dalam meningkatkan produktivitas kopal.