BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Oktober 2013, pengambilan
sampel sudah dilaksanakan di Pantai Patra Sambolo, Kecamatan Anyer Kabupaten Serang. Data yang diperoleh merupakan hasil dari wawancara yang dilakukan terhadap masyarakat atau rumah tangga sekitar kawasan Pantai Patra Sambolo.
3.2
Jenis dan Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
sekunder. Data primer meliputi: umur responden, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, pengeluaran rumah tangga, pendapatan rumah tangga, jarak dari lokasi usaha dan curahan waktu. Pengumpulan data primer diperoleh melalui wawancara langsung yang berpedoman pada daftar pertanyaan, sedangkan data sekunder didapat dari sumber bahan dokumentasi, hasil penelitian, pihak pengelola Pantai Patra Sambolo, Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kab. Serang, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten, dan Badan Pusat Statistik Provinsi Banten. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survei yaitu metode yang bertujuan untuk mengumpulkan data dari sejumlah variabel dari sekelompok masyarakat melalui wawancara langsung dan berpedoman pada daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah disiapkan sebelumnya (Singarimbun, 1995). Sedangkan Data sekunder diperoleh dikumpulkan dari pihak-pihak seperti Badan Pusat Statistik, Dinas Pariwisata, dan pihak terkait lainnya. Data yang dikumpulkan meliputi gambaran umum daerah penelitian, dan data kunjungan wisatawan ke kawasan wisata Pantai Patra Sambolo, dan lain-lain. Pengumpulan data dilakukan dengan memanfaatkan data sekunder yang ada.
17
18
3.3
Metode Pengambilan Data Metode pengambilan sample yang digunakan adalah simple random
sampling yang merupakan cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan tingkatan dalam anggota populasi tersebut. Metode ini termasuk dalam probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sample (Riduwan, 2004). Responden yang terpilih adalah masyarakat atau rumah tangga sekitar pesisir Pantai Sambolo. Jumlah sampel/responden yang diambil adalah 30 rumah tangga. Umar (2004), umumnya ukuran minimum sampel yang harus diambil dalam suatu penelitian didasarkan pada desain penelitian yang digunakan. Untuk metode penelitian deskriptif-korelasional jumlah minimum sampel 30 subjek (orang) sudah mewakili populasi.
3.4
Metode Penelitian
3.4.1
Analisis Deskriptif Metode deskriptif ini adalah suatu metode dalam meneliti status manusia,
suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa yang akan datang. Nazir (2003) metode deskriptif kuantitatif, merupakan pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Selain itu, metode deskriptif ini memilki tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
3.4.2
Definisi dan Operasionalisasi Variabel
1. Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang menetap di wilayah pesisir Pantai Sambolo yang memanfaatkan atau tidak memanfaatkan adanya potensi wisata bahari ini. 2. Pendapatan rumah tangga adalah semua pendapatan yang diperoleh/ diterima dari seluruh anggota keluarga yang bekerja dari berbagai sumber baik dari
19
mata pencaharian utama/pokok maupun luar mata pencaharian utama/pokok yang dinyatakan dalam rupiah/kapita dalam sebulan. 3. Umur (tahun) adalah usia responden yang dihitung sejak dia lahir sampai saat penelitian dilakukan, dan dinyatakan dalam tahun. 4. Pendidikan formal (tahun) adalah jenjang pendidikan resmi yang pernah diikuti responden sampai saat penelitian dilakukan. Jenjang pendidikan resmi meliputi Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Perguruan Tinggi. 5. Jumlah anggota keluarga (jiwa) adalah jumlah seluruh anggota keluarga yang meliputi bapak, ibu, dan anak termasuk orang lain yang menjadi anggota keluarga yang dinyatakan dalam orang/jiwa. 6. Tingkat kesejahteraan adalah kemampuan sebuah keluarga dalam memenuhi kebutuhan ekonomi dan non ekonomi. Tingkat kesejahteraan dalam penelitian ini diukur menggunakan indikator BPS (2005), meliputi: pendapatan, pengeluaran keluarga, keadaan tempat tinggal, fasilitas tempat tinggal, kesehatan anggota keluarga, kemudahan mendapatkan pelayanan kesehataan, kemudahan memasukkan anak kejenjang pendidikan, dan kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi. 7. Fasilitas perumahan adalah sarana yang tersedia lengkap dengan skor 34- 44, semi lengkap dengan skor 23-33, dan tidak lengkap dengan skor 12-22. Skor diperoleh dengan menjumlahkan nilai dari fasilitas yang tersedia dalam perumahan tersebut seperti: Luas perkarangan: sempit (<50m²), sedang (50100m²), luas (100m²); Hiburan: radio, tape recorder, TV, video player; Pendingin: alam, kipas angin, lemari es, AC; Sumber penerangan: lampu tempel, petromak, listrik; Bahan bakar: kayu, minyak tanah, gas; Sumber air: sungai, air hujan, mata air, sumur gali, PAM; MCK: sungai, kamar mandi umum, kamar mandi sendiri (Badan Pusat Statistik, 2005). 8. Curahan waktu kerja adalah lamanya responden bekerja yang diukur dengan jam/bulan.
20
9. Pengeluaran rumah tangga adalah pengeluaran rumah tangga baik berupa makanan/pangan maupun bukan makanan/pangan yang diukur dengan rupiah/kapita dalam sebulan 10. Jarak dari lokasi usaha yang dimaksud adalah jarak tempat tinggal masyarakat setempat (responden) dengan kawasan Pantai Patra Sambolo, yang diukur dengan meter.
3.4.3 Analisis Matriks SWOT (Strenght-Weakness-Opportunity-Threats) digunakan untuk menganalisis Potensi Wisata Bahari Analisis SWOT merupakan salah satu cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti, 2006). Unsur-unsur SWOT terdiri dari S (Strength), W (Weakness), O (Opportunity), dan T (Threats). Strenght mengacu pada keunggulan komparatif dan kompetensi wilayah. Weakness mengacu pada hambatan yang membatasi pilihan-pilihan pada pengembangan strategi, Opportunity berarti suatu kondisi yang menguntungkan atau peluang yang membatasi penghalang dan Threats berhubungan dengan kondisi yang dapat menghalangi atau ancaman dalam menghadapi tujuan. Tabel 2. Matriks Internal No Strenght Skor Bobot Total 1 2 Dst Total Kekuatan No Weakness Skor Bobot Total 1 2 Dst Total Kelemahan Selisih Total Kekuatan – Total Kelemahan = S - W = x Sumber : Rangkuti (2006)
21
Tabel 3. Matriks Eksternal No Opportunity Skor Bobot 1 2 Dst Total Peluang No Threats Skor Bobot 1 2 Dst Total Ancaman Selisih Total Peluang – Total Ancaman = O - T = y Sumber : Rangkuti (2006)
Total
Total
Setelah semua dihitung, didapatlah hasil total skor dari masing-masing analisis SWOT. Kemudian untuk menentukan potensi menggunakan matriks dengan rumus :
Keterangan : S = Kekuatan (Strenght) W = Kelemahan (Weakness) O = Peluang (Opportunity) T = Ancaman (Threats) Dari rumus tersebut akan didapatkan koordinat satu titik, dimana titik itulah yang menentukan kedudukan perusahaan dalam analisis SWOT. Dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Matriks Strategi (Rangkuti, 2006)
22
Penjelasan : 1. Kuadran 1 : Merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Rangkuti 2006) 2. Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversivikasi (produk/pasar) (Rangkuti 2006) 3. Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik dengan mengadakan peninjauan kembali terhadap kualitas produk / Turn Around Strategy (Rangkuti 2006). 4. Kuadran 4 : Merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal, perusahaan atau pedagang mengharuskan manajemen mendukung strategi defensif (Rangkuti 2006). Tabel 4. Matriks SWOT(Strenght-Weaknes-Opportunity-Threats) Internal
Strenght (S) Daftar kekuatan Internal
Weakness (W) Daftar Kelemahan Internal
Eksternal Opportunities (O) Daftar Peluang Eksternal
Strategi S-O Gunakan Strategi W-O atasi kekuatan untuk kelemahan dengan memanfaatkan peluang memanfaatkan peluang
Threats (T) Daftar Ancaman Eksternal
Strategi W-T Strategi S-T Gunakan Meminimalkan kekuatan untuk kelemahan dan menghindari ancaman menghindari ancaman
Sumber : Rangkuti (2006)
23
Rangkuti (2006), matriks SWOT dibentuk oleh faktor-faktor kunci eksternal dan internal. Faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan empat tipe strategi yaitu : 1. Strategi S-O, yaitu strategi dengan menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal. 2. Strategi W-O, yaitu strategi untuk mengatasi kelemahan internal dengan memanfaatkan keunggulan peluang eksternal. 3. Strategi S-T, yaitu strategi dengan menggunakan kekuatan internal untuk menghindari pengaruh dari ancaman eksternal. 4. Strategi W-T, adalah strategi bertahan dengan meminimalkan kelemahan dan mengantisipasi ancaman lingkungan. 3.4.4 Analisis pengaruh kegiatan wisata bahari terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat pesisir dengan menggunakan Regresi Linear Berganda Analisis ini dipilih karena sesuai dengan kegunaannya adalah untuk meramalkan atau memprediksikan variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui. Untuk menganalisis regresi linear berganda menggunakan software SPSS versi 21. Alat analisis ini untuk mengetahui pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidak hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih dengan satu variabel terikat (Sulaksmi, 2007).
Dimana : Y = Tingkat Kesejahteraan = konstanta X = umur (tahun) X = tingkat pendidikan (tahun) X = jumlah anggota keluarga (orang/jiwa) X = pengeluaran rumah tangga (Rp/Kapita/Bulan) X = jarak dari lokasi (meter) X = curahan waktu kerja (jam/bulan) β - β = koefisien regresi ɛ = error
24
3.4.4.1 Analisis Korelasi Ganda (R) Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2,…Xn) terhadap variabel dependen (Y) secara serentak. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel independen (X1, X2,……Xn) secara serentak terhadap variabel dependen (Y). nilai R berkisar antara 0 sampai 1, nilai semakin mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya nilai semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah. Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi Sugiyono (2007) sebagai berikut: 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80
-
0,199 0,399 0,599 0,799 1,000
= sangat rendah = rendah = sedang = kuat = sangat kuat
3.4.4.2 Analisis Determinasi (R2) Analisis determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen (X1, X2,……Xn) secara serentak terhadap variabel dependen (Y). Koefisien ini menunjukkan seberapa besar prosentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependen
3.4.4.3 Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F) Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1,X2….Xn) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak. Untuk tingkat kepercayaan (level of significant) a, maka kriteria yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah: jika F hitung > F table atau p-value < a pada level a= 0.05 maka kegiatan wisata bahari berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar
25
3.4.4.4 Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen (X1, X2,…..Xn) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y). Atau untuk mengetahui apakah koefisien regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak. Untuk tingkat kepercayaan (level of significant) a, maka kriteria yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah: jika t hitung > t tabel atau p-value < a pada level a= 0.05 maka variabel independen berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar
3.4.5
Analisis Tingkat Kesejahteraan menggunakan Indeks Kemiskinan Badan Pusat Statistik (2005), indikator yang digunakan untuk mengetahui
tingkat kesejahteraan ada delapan, yaitu pendapatan, konsumsi atau pengeluaran keluarga, keadaan tempat tinggal, fasilitas tempat tinggal, kesehatan anggota keluarga,
kemudahan
mendapatkan
pelayanan
kesehatan,
kemudahan
memasukkan anak kejenjang pendidikan, dan kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi. Penentuan kriteria setiap indikator adalah sebagai berikut: 1. Kriteria tempat tinggal yang dinilai ada 5 item yaitu jenis atap rumah,dinding, status kepemilikan rumah, lantai dan luas lantai. 2. Fasilitas tempat tinggal yang dinilai terdiri dari 12 item, yaitu pekarangan, alat elektronik, pendingin, penerangan, kendaraan yang dimiliki, bahan bakar untuk memasak, sumber air bersih, fasilitas air minum, cara memperoleh air minum, sumber air minum, WC dan jarak WC dari rumah. 3. Kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan terdiri dari 6 item yaitu jarak rumah sakit terdekat, jarak toko obat, penanganan obat-obatan, dan alat kontrasepsi. 4. Kriteria kemudahan memasukkan anak ke jenjang pendidikan terdiri dari 3 item yaitu biaya sekolah, jarak ke sekolah dan proses penerimaan. 5. Kemudahan mendapatkan transportasi terdiri 3 item, yaitu ongkos kendaraan, fasilitas kendaraan dan status kepemilikan kendaraan.
26
Tabel 5. Indikator keluarga sejahtera berdasarkan BPS tahun 2005 No Indikator Kesejahteraan Kriteria Skor 1 Pendapatan Tinggi (>Rp 10.000.000 3 Sedang (Rp. 5.000.000 - Rp. 2 10.000.000) Rendah (
Rp.5.000.000,-) 3 rumah tangga Sedang (Rp. 1.000.000 - Rp. 2 5.000.000,) Rendah (50%)) 1 6 Kemudahan mendapatkan Mudah (16-20) 3 pelayanan kesehatan Cukup (11-15) 2 Sulit (6-10) 1 7 Kemudahan memasukkan Mudah (7-9) 3 anak kejenjang pendidikan Cukup (5-6) 2 Sulit (3-4) 1 8 Kemudahan mendapatkan Mudah (7-9) 3 fasilitas transportasi Cukup (5-6) 2 Sulit (3-4) 1 Sumber : Jurnal Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan, Sugiharto (2006)
Kriteria untuk masing-masing klasifikasi Sugiharto (2007) sebagai berikut : a. Tingkat kesejahteraan rendah : nilai skor 8 - 13 b. Tingkat kesejahteraan sedang : nilai skor 14 - 19 c. Tingkat kesejahteraan tinggi
: nilai skor 20 - 24