BAB III METODE PENELITIAN Suatu penelitian agar dapat dipercaya kebenarannya, harus disusun dengan menggunakan metode yang tepat. Sebuah penelitian, untuk memperoleh data yang akurat dan valid diperlukan adanya suatu metodologi. Metodologi dalam arti umum berarti suatu studi yang logis dan sistematis tentang prinsip-prinsip yang mengarah suatu penelitian. Metodologi juga berarti cara ilmiah untuk mencari kebenaran. Sementara metode adalah salah satu langkah dari metodologi 1
untuk mencari kebenaran. Esensi dari metode penelitian dalam setiap penelitian hukum adalah mendeskripsikan mengenai tata cara atau teknik bagaimana suatu penelitian hukum tersebut dilakukan. Tata cara atau teknik tersebut biasanya mencakup uraian mengenai tipe atau metode penelitian, sifat penelitian, jenis data, alat pengumpulan data, analisis dan teknik pengambilan kesimpulan. Berdasarkan pengertian diatas, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ; A. Jenis Penelitian : Penelitian hukum secara umum dapat dikategorikan menjadi penelitian doktrinal dan penelitian non doktrinal. Penelitian ini, Penulis menggunakan jenis penelitian doktrinal atau disebut juga penelitian hukum normatif.
2
Penelitian doktrinal atau penelitian hukum
normatif adalah suatu penelitian hukum yang bersifat preskriptif bukan deskriptif sebagaimana ilmu sosial dan ilmu alam.
3
1 Setiono, Pemahaman Terhadap Metodologi Penelitian Hukum, UNS Press, Surakarta, 2010 hlm. 3-4. 2 Mengenai istilah penelitian hukum normatif, tidak terdapat keseragaman diantara para ahli hukum. Diantara pendapat beberapa ahli hukum dimaksud. Soetandyo Wignyosoebroto misalnya, menyebutkan dengan istilah metode penelitian hukum doktrinal (Soetandyo Wignyosoebroto, Hukum. Paradigma Metode dan DInamika Masalahnya, Editor : Ifdal Kasim et. Al., Elsam dan Huma, Jakarta, 2002, hlm. 147); Sunaryati Hartono, menyebutkan dengan istilah metode penelitian hukum normative (C.F.G. Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum di Indonesia Pada Akhir Abad Ke-20, Alumni. Bandung. 1994. Hlm. 139); dan Ronny Hanitjo Soemitro, menyebutkan dengan istilah metode penelitian hukum yang normatif atau metode penelitian hukum yang doktrinal,Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Cetakan Kelima, Ghalia Indonesia, Jakarta. 1994, hlm. 10). Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, menyebutkan dengan istilah metode penelitian hukum normatif atau metode penelitian hukum kepustakaan (Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat), (Jakarta. Rajawali Pers, 2001, hal. 13-14. Dikutip dari Sabriano Leonal. Op. Cit. hlm. 45.
3 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 33.
Penelitian hukum normatif, yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Penelitian hukum normatif mencakup penelitian inventarisasi hukum positif, asas-asas hukum, penelitian hukum klinis, sistematika peraturan 4
perundang-undangan, sejarah hukum dan perbandingan hukum. Penelitian hukum normatif 5
atau penelitian hukum kepustakaan tersebut mencakup : 1.
Penelitian terhadap asas-asas hukum;
2.
Penelitian terhadap sistematika hukum;
3.
Penelitian terhadap taraf sinkronisasi vertikal dan horizontal;
4.
Perbandingan hukum; dan
5.
Sejarah hukum.
Penelitian ini memfokuskan diri pada studi kepustakaan dan doktrin-doktrin hukum yaitu pandangan atau ajaran-ajaran para ahli hukum mengenai bidang studi yang dikaji, yakni berkaitan dengan implementasi asas itikad baik dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek. Penelitian yuridis normatif dimaksudkan untuk mengetahui pelaksanaan atas asas itikad baik dalam penggunaan merek dalam mencegah persaingan usaha tidak sehat. 6
Soetandyo Wignyosoebroto menyatakan bahwa 5 (lima) konsep hukum adalah ; 1.
Hukum adalah asas kebenaran dan keadilan yang bersifat kodrati dan berlaku universal;;
2.
Hukum adalah norma-norma positif di dalam sistem perundang-undangan hukum nasional;
3.
Hukum adalah apa yang diputuskan oleh hakim inconcreto, dan tersistematisasi sebagai judge made law;
4.
Hukum adalah pola-pola perilaku sosial yang terlembagakan, eksis sebagai variable sosial yang empirik;
4 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI-Press, Jakarta, 2006, hlm. 51. 5 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan Singkat, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001, hlm. 14. 6 Setiono, Op.Cit. hlm. 20.
5.
Hukum adalah manifestasi makna-makna simbolik para perilaku sosial sebagai tampak dalam interaksi antar mereka.
Dari konsep hukum diatas, maka jenis Penelitian yang digunakan oleh Peneliti adalah Penelitian Doktrinal dengan menggunakan konsep hukum kedua, yakni Hukum adalah norma-norma positif di dalam sistem perundang-undangan hukum nasional;
B. Bentuk Penelitian 7
Penelitian menurut bentuknya ada tiga, yaitu : 1. Penelitian Diagnostik merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mendapatkan keterangan mengenai sebab-sebab terjadinya suatu gejala; 2. Penelitian Preskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan saransaran mengenai apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah tertentu; 3. Penelitian Evaluatif merupakan penelitian yang dilakukan apabila seseorang ingin menilai program-program yang dijalankan. Berdasarkan perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, maka penelitian ini bersifat preskriptif. Penelitian ini bertujuan atau berusaha mengetahui terapan dari asas itikad baik dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek, sehingga dengan penerapan asas itikad baik dalam Merek tersebut dapat digunakan untuk mewujudkan persaingan usaha yang sehat.
C. Sifat Penelitian 8
Dilihat dari sifatnya, penelitian dibedakan menjadi : 1. Penelitian yang bersifat Deskriptif. Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin mengenai manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya. Penelitian Deskriptif bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain di dalam masyarakat.
7Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji. Op.Cit. hlm. 6. 8Ibid. hlm. 5-6.
2. Penelitian yang bersifat Eksplanatif (menerangkan). Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis-hipotesis tentang ada tidaknya hubungan sebab akibat antara berbagai variabel yang diteliti. 3. Penelitian yang bersifat Eksploratif (penjajakan atau penjelejahan). Penelitian Eksploratif merupakan penelitian yang dilakukan apabila suatu gejala yang akan diselidiki masih kurang sama sekali bahkan tidak ada. Penelitian ini bertujuan untuk memperdalam pengetahuan mengenai suatu gejala tertentu, atau untuk mendapatkan ide-ide baru mengenai suatu gejala itu. Melihat pada pendekatan penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini, maka penelitian hukum ini bersifat eksploratif, dikarenakan masih belum jelasnya pengaturan mengenai asas itikad baik yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek, baik deskripsi maupun batasan-batasan suatu tindakan yang termasuk dalam pelanggaran asas itikad baik. Penulis dalam penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan deskripsi dan batasan-batasan pelaksanaan itikad baik dalam UndangUndang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek, melalui kajian terhadap pertimbanganpertimbangan dalam putusan-putusan pengadilan terkait dengan pelanggaran asas itikad baik dalam Merek.
D. Lokasi Penelitian Oleh karena termasuk ke dalam penelitian doktrinal atau normatif, maka dalam penelitian ini, lokasi penelitian dilakukan di ; 1. Perpustakaan Fakultas Hukum UNS; 2. UPT Perpustakaan UNS; 3. Bagian Hukum bidang Merek Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Dirjen HKI) pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), Jakarta;
E. Jenis dan Sumber Data 1.
Jenis Data Jenis Data yang digunakan oleh Peneliti dalam penelitian ini adalah data sekunder (secondary data), yaitu data yang diperoleh dari bahan pustaka berupa keteranganketerangan yang secara tidak langsung diperoleh melalui studi kepustakaan, bahan-bahan
dokumenter, tulisan-tulisan ilmiah dan sumber-sumber tertulis lainnya yang berhubungan 9
erat dengan masalah yang diteliti. Jenis data sekunder memiliki ciri-ciri ; a.
Data sekunder pada umumnya ada dalam keadaan siap terbuka;
b.
Bentuk maupun isinya data sekunder telah dibentuk dan diisi oleh penelitipeneliti terdahulu;
c.
Data sekunder tanpa terikat/dibatasi oleh waktu dan tempat.
Data sekunder tidak diperoleh langsung dari sumbernya, tetapi diperoleh dari bahan pustaka, dan dalam penelitian ini, data sekunder yang digunakan antara lain : a.
Buku-buku teks yang berisi mengenai Kekayaan Intelektual, khususnya Merek, buku-buku tentang prinsip atau asas itikad baik dan pandangan para sarjana;
b.
Jurnal-jurnal hukum yang berisi tentang asas itikad baik dalam merek dan persaingan usaha;
c.
Peraturan perundang-undangan yang terkait tentang Merek;
d.
Hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan asas itikad baik dalam Merek dan persaingan usaha;
e.
Artikel atau tulisan-tulisan tentang Merek, dan sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
2. Sumber Data Penelitian hukum dilakukan untuk mencari pemecahan atas isu hukum yang timbul. Jadi untuk memecahkan isu hukum dan sekaligus memberikan preskripsi mengenai apa seyogianya atas isu yang diajukan, diperlukan sumber-sumber penelitian.
10
Sumber-
sumber penelitian dapat berupa bahan hukum primer, bahan hukum sekunder maupun bahan hukum tersier. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder yang meliputi ; a. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang mengikat terdiri dari norma atau kaidah dasar dan peraturan perundang-undangan serta Yurisprudensi, seperti : 1) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek ; 2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli
9 Soerjono Soekanto. Op. Cit. hlm. 28. 10 Peter Mahmud Marzuki, Op. Cit. hlm. 141.
dan Persaingan Usaha Tidak Sehat ; 3) Yurisprudensi-yurisprudensi terkait perkara gugatan merek berdasarkan adanya pelanggaran asas itikad baik. b. Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum sekunder, yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, dalam penelitian ini adalah hasil penelitian terkait yang ada sebelumnya, buku-buku, hasil karya dari para akademisi, dan doktrin para ahli. c. Bahan hukum tertier Bahan hukum tertier bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Bahan Hukum tertier dapat diperoleh dari makalah, seminar, majalah, kamus, esiklopedia, serta artikel-artikel hukum yang ada, serta kamus bahasa dan kamus hukum. F. Teknik Pengumpulan Data Suatu penelitian pasti membutuhkan data yang lengkap dalam hal dimaksudkan agar data yang terkumpul benar-benar memiliki nilai validitas dan reabilitas yang cukup tinggi. Di dalam penelitian, lazimnya dikenal paling sedikit tiga jenis teknik pengumpulan data, yaitu : studi dokumen atau bahan pustaka, pengamatan atau observasi, dan wawancara atau interview.
11
Mengingat jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa jenis
data sekunder yang diperoleh dari bahan pustaka, maka teknik pengumpulan data yang tepat yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan, berupa pendapat ahli, tulisan dan buku-buku ilmiah dan bahan kepustakaan lainnya yang ada kaitannya dengan masalah penelitian ini. Studi Dokumen berfungsi untuk mendukung dan menambah bukti dari sumber-sumber 12
lain. Dalam penulisan ini khususnya untuk menggali asas-asas hukum dan kaidah-kaidah hukum, khususnya di bidang merek dan persaingan usaha, penulis selain banyak mengkaji dari beberapa buku-buku, tulisan, juga menganalisa terhadap putusan-putusan Pengadilan atas sengketa-sengketa merek khususnya berkaitan dengan dalil pelanggaran asas itikad 11 Soejono Soekanto, Op.Cit. hlm. 21. 12 Ibid. hlm. 104.
baik. G. Validitas Data Sebagai penelitian dengan bahan hukum sekunder yang mendasarkan pada study pustaka, maka guna menjaga kesahihan data pada penelitian dilakukan pengkajian atas referensi-referensi yang digunakan dengan kajian-kajian lain atau penelitian-penelitian yang telah ada sebelumnya dan pendapat-pendapat ahli di bidang Merek. H. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan tahap yang penting dalam penelitian, karena Penulis harus mengolah data dan mendapatkan jawaban dari permasalahan yang diteliti untuk selanjutnya dibuat kesimpulan (deduksi). Bahan hukum yang diperoleh kemudian dianalisa secara kualitatif. Penulis melakukan penelitian dengan melakukan pendekatan perundang-undangan (statute approach), yakni Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek. Penelitian ini juga menggunakan contoh-contoh beberapa kasus sebagai pendekatan kasus (case approach) untuk mengetahui implementasi asas itikad baik dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek. Melalui putusan pengadilan atas kasus tersebut kemudian dilakukan penelaahan ratio decidendi pertimbangan majelis hakim dalam putusan. Teknik intepretasi atau penafsiran juga diterapkan agar dapat menggali lebih dalam ketentuan aturan dalam peraturan perundang-undangan. Sudikno mengatakan bahwa Interpretasi atau penafsiran merupakan salah satu metode penemuan hukum yang memberi penjelasan gamblang mengenai teks undang-undang agar ruang lingkup kaedah dapat diterapkan sehubungan dengan peristiwa tertentu.
13
Pada penelitian ini digunakan metode
intepretasi autentik yakni penjelasan yang diberikan oleh undang-undang dan terdapat dalam teks undang-undang serta intepretasi teleologis, yang memusatkan perhatian pada persoalan apa yang hendak dicapai oleh norma yang ada dalam teks. Titik tekan tafsiran pada fakta bahwa pada teks terkandung tujuan atau asas sebagai pondasi, dan tujuan maupun asas tersebut mempengaruhi interpretasi.
13 Sudikno Mertokusumo, Bab-bab tentang Penemuan Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1993. hlm. 169.