49
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kelas V di SDIT Al-Hasna yang berlokasi di Jl. Klaten Yogya KM 3,5 Pilangsari, Gondang, Kebonarum, Klaten. Dipilihnya sekolah ini berdasarkan pertimbangan bahwa sekolah tersebut kelas V terdapat 2 kelas dan memiliki laboratorium komputer sehingga mendukung untuk pelaksanaaan penelitian. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu: a. Tahap persiapan: meliputi pengajuan judul, pembuatan proposal, dan permohonan izin penelitian. Alokasi waktu Januari 2016. b. Tahap desain: meliputi semua kegiataan yang mencakup mendesain produk. Alokasi waktu Februari 2016. c. Tahap Pengembangan: meliputi pengembangan produk dan uji coba produk. Maret 2016. d. Tahap Implementasi: meliputi penggunaan produk media pembelajaran berbasis Adobe Flash. Alokasi waktu Maret-April 2016. e. Tahap evaluasi: meliputi uji efektivitas penggunaan produk media pembelajran berbasis Adobe Flash. Alokasi waktu Mei 2016.
B. Jenis Penelitian Penelitian ini diklasifikasikan sebagai penelitian pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono, 2013: 137 menjelaskan bahwa penelitian
50
pengembangan digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut Menurut Nusa (2012: 67), mendifinisikan R & D sebagai metode penelitian yang secara sengaja, sistematis, bertujuan untuk mencaritemukan, merumuskan, memperbaiki, mengembangkan, menghasilkan, menguji efektivitas produk, model, metode, jasa, prosedur tertentu yang lebih unggul baru, efektif, efisien, produktif dan bermakna. .
Sedangkan
menurut
Borg
& Gall (1983: 772), penelitian
pengembangan merupakan suatu proses yang dipakai untuk dan memvalidasi
produk
dan
mengembangkan
pendidikan. Penelitian ini mengikuti suatu langkah-
Iangkah secara siklus terdiri atas kajian tentang temuan penelitian produk yang akan dikembangkan, mengembangkan
produk
berdasarkan
temuan-temuan
tersebut, melakukan uji coba lapangan sesuai dengan latar belakang dimana produk itu akan dipakai, dan melakukan revisi terhadap hasil yang diperoleh dari
uji
sebagai
coba kajian
lapangan. secara
Penelitian
sistematik
mengeva]uasi program-program,
penelitian
ini
untuk
Juga didefinisikan
merancang, mengembangkan, dan
proses dan hasil- hasil pembelajaran
harus memenuhi kriteria konsistensi Dalam
pengembangan
peneliti
yang
dan keefektifan secara internal. mengembangkan
produk
multimedia
pembelajaran Pedidikan Agama Islam bertujuan untuk menguji efektivitas produk sehingga pembelajaran dapat berhasil dan berjalan secara efektif.
C. Prosedur Pengembangan Dalam Penelitian ini, desain pengembangan adalah memadukan desain pengembangan ADDIE dan model pengembangan Borg and Gall. Dari perpaduan
51
kedua desain tersebut maka diperoleh prosedur pengembangan dapat digambarkan sebagai berikut:
ANALISIS Studi Pustaka
Studi Lapangan
DESAIN Identifikasi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mendesain Materi
Mengumpulkan materi, gambar dan video yang sesuai dengan materi pembelajaran
Menyusun Desain Multimedia (flow chart dan story board)
PENGEMBANGAN MEDIA Produksi Multimedia
Uji Coba Lapangan Utama
Validasi ahli Materi & ahli Media
Revisi
Revisi
Uji Coba Lapangan Awal
Uji Coba Lapangan Operasional
Revisi
Revisi (produk final)
IMPLEMENTASI Model Pembelajaran Mulai Multimedia Pembelajaran PAI
Mampu diadaptasi dan diterima oleh guru dan peserta didik
52
EVALUASI Kelas Eksperimen Uji efektivitas Kelas Kontrol
CD Multimedia Pembelajaran PAI Bagan 3.1 Prosedur Pengembangan Multimedia Pembelajaran PAI
1. Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan meliputi observasi dan wawancara. Observasi dan wawancara dilakukan untuk memperoleh data kondisi awal sekolah dan pembelajaran PAI di dalam kelas, menganalisis karakteristik siswa dan melihat faktor pendukung diterapkannya produk multimedia di sekolah. Kemudian dilanjutkan dengan studi pustaka, yakni proses mengkaji teori dan hasil penelitian yang relevan. 2. Desain Multimedia Pembelajaran Desain multimedia pembelajaran ini meliputi kegiatan menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dikembangkan untuk dijadikan multimedia pembelajaran. Proses penentuan standar kompetensi dan kompetensi dasar dilakukan dengan kerjasama guru PAI yang telah dianggap pakar dalam bidang mata pelajaran tersebut. Langkah selanjutnya yaitu mendesain materi. Pada tahap ini materi dirancang berdasarkan pada batasan materi dan urutan penyajiannya. Selanjutnya, menyusun desain produk multimedia PAI dengan cara membuat GBIPM,
flow chart dan story board. GBIM merupakan petunjuk yang
dijadikan pedoman dalam menulis naskah. (Susilana Rudi danRiyana Cepi,
53
2009:44). GBIM dibuat dengan mengaju pada tahap analisis kebutuhan.Pada tahap persiapan GBIM, harus melihat kompetensi lulusan, kemudian kompetensi apa yang akan dicapai. Setelah itu merujuk pada silabus untuk melihat KD, Indikator, Materi, Kegiatan dan Penilaian hal ini digunakan untuk mengumpulkan buku dan sumber belajar.Kemudian mengumpulkan bahan-bahan berupa materi, gambar dan video yang sesuai dengan materi pembelajaran. 3. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Dalam tahap pengembangan ini meliputi: produksi multimedia, validasi produk dan uji coba produk. Berikut penjelasannya: a. Produksi Multimedia Desain multimedia yang telah selesai dirancang kemudian disusun ke dalam bentuk multimedia dengan program Adobe Flash. b. Validasi Produk Validasi produk awal akan divalidasi oleh ahli materi dan ahli media. Dalam penelitian ini materi akan divalidasi oleh guru PAI, yang dianggap peneliti sebagai ahli menguasai materi yang akan dikembangkan. Aspek yang akan divalidasi adalah isi dan pembelajaran dari materi yang akan dikembangkan. Sedangkan ahli media dalam penilitian ini adalah dosen Teknologi Pendidikan
dari Universitas Sebelas Maret Surakarta. Ahli
media memvalidasi aspek penyajian dan visualisasi. Hasil penilaian dari ahli materi dan ahli media akan dikoversikan dengan menggunakan skala 5. Adapun menurut Sudijono (2003: 339) pengubahan data dari data kuantatif ke dalam data kualitatif pada penelitian ini diterapkan melalui konversi tabel di bawah ini:
54
Interval Skor
Nilai
Kategori
X > 4.21
5
Sangat baik
3.40 < X ≤ 4.21
4
Baik
2.60 < X ≤ 3.40
3
Cukup
1.79 < X ≤ 2.60
2
Kurang
X ≤ 1.79
1
Sangat kurang
Tabel 3.1 Pedoman pengubahan data kuantitatif menjadi kualitatif Hasil penilaian dari ahli materi dan ahli media akan dijadikan dasar untuk merevisi dari aspek isi materi dan media yang dikembangkan. c. Uji Coba Produk Uji coba produk bertujuan untuk mengumpulkan data yang digunakan untuk acuan mengembangkan produk media yang akan dihasilkan. Data yang diperoleh dari uji coba produk digunakan untuk merevisi produk yang akan dikembangkan. Uji coba produk dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu: 1) Uji coba lapangan awal (Preliminary Field Test) Pada tahap uji coba produk awal ini bertujuan untuk memperoleh deskripsikan latar penerapan atau kelayakan suatu produk yang telah dikembangkan. Uji coba ini bersifat terbatas, sehingga melibatkan sedikit responden. Responden dalam tahap uji coba ini berjumlah 3 siswa kelas 5. Pemilihan responden ditentukan secara random, dengan memperhatikan kemampuan siswa melalui bantuan informasi dari guru mata pelajaran PAI di sekolah tersebut. Siswa yang telah menjadi subjek uji coba ini tidak lagi diikutsertakan dalam uji coba produk selanjutnya.
55
2) Uji coba lapangan utama (Main Field Test) Pada tahap ini uji coba dilakukan dengan lingkup yang lebih luas. Bertujan untuk mentukan kelayakan tampilan produk yang telah dikembangkan. Uji ini dilakukan dengan memberikan angket kepada pengguna dalam jumlah terbatas untuk mengetahui tanggapan pengguna terhadap multimedia pembelajaran
yang sudah dikembangkan. Data
diperoleh dari umpan balik siswa setelah mengamati dan menggunakan. Responden pada tahap ini berjumlah 10 siswa. Pemilihan responden dilakukan dengan memperhatikan perbedaan kemampuan siswa (tinggi, sedang, rendah) berdasarkan informasi dari wali kelas. Siswa yang telah menjadi subjek uji coba ini tidak lagi diikutsertakan dalam uji coba produk selanjutnya. 3) Uji coba lapangan operasional (Operational Field Test) Uji coba operasional adalah tahap akhir dari uji coba produk dalam penelitian ini. Operational field test merupakan kegiatan uji coba lapangan operasional atau dikenal juga dengan istilah uji empiris. Kegiatan ini dilakukan untuk menguji validitas produk hipotesis. Responden pada tahap ini berjumlah 15 siswa. 4. Implementasi Pada tahap ini, pembelajaran.
Bertujuan
multimesia untuk
diimplementasikan dalam mengetahui
efektifitas
proses
penggunaan
multimedia dalam pembelajaran. Mutimedia diimplementasikan pada kelas yang disebut kelas eksperimen, yaitu kelas yang menggunakan multimedia pembelajaran berbasis Adobe Flash dalam pembelajaran. Sedangkan sebagai pembanding atau disebut juga kelas kontrol adalah kelas yang tidak menggunakan multimedia pembelajaran berbasis Adobe Flash dalam
56
pembelajaran. Yaitu dengan menggunakan buku teks Pendidikan Agama Islam. 5. Evaluasi Setelah multimedia diimplementasikan, tahap selajutnya adalah mengevaluasi. Pengolahan data dilakukan dengan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah variansi kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji lilifors. Sedangkan uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah variansi kedua kelas homogen dengan menggunakan uji bartlet. Setelah itu, dilakukan perhitungan uji t, bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar dan prestasi belajar yang dicapai antara kelas kontrol menggunakan buku teks serta media Power Point dan kelas eksperimen setelah menggunakan multimedia pembelajaran berbasis Adobe Flash. D. Instrumen Pengumpulan Data 1. Instrumen yang Digunakan a. Angket Angket digunakan pada saat evaluasi sebelum dan setelah uji coba produk. Angket evaluasi sebelum uji coba akan diberikan kepada ahli media dan ahli materi yang akan menjadi acuan perlu tidaknya revisi media sebelum uji coba. Sedangkan angket untuk siswa digunakan untuk mengetaui respon siswa dan guru terhadap media yang telah dikembangkan. b. Tes Tes ini dilakukan kepada siswa setelah menggunakan multimedia pembelajaran berbasis Adobe Flash dalam proses pembelajaran. Hasil tes
57
tersebut
digunakan
untuk
mengetahui
efektivitas
multimedia
dikembangkan 2. Kisi-kisi Instrumen a. Kisi-kisi lembar penilaian untuk ahli materi No. 1.
2.
Aspek yang direview Kegiatan Pembelajaran
Muatan
Indikator a. b. c. d. e. f. g.
Kesesuaian dengan kompetensi dengan SK Kejelasan tujuan dengan kompetensi dasar Kejelasan petunjuk belajar Pemberian contoh dalam pembelajaran Pemberian latihan untuk pemahaman konsep. Kegiatan pembelajaran dapat memotivasi siswa Memberi kesempatan siswa berlatih sendiri
a. b. c. d. e. f.
Kebenaran materi Kedalaman materi Keruntutan materi Cakupan materi Kemudahan untuk dipahami Pemberian soal latihan yang sesuai untuk mengukur kemampuan siswa g. Pemberian umpan balik h. Ketepatan penggunaan bahasa i. Kemudahan siswa memahami bahasa
Tabel 3.2. Kisi-kisi lembar penilaian untuk ahli materi
b. No.
Kisi-kisi angket evaluasi untuk ahli media Aspek yang direview
Indikator
yang
58
1
Navigasi
2
Kepraktisan
3
Tampilan Hasil Program
4
Kualitas program
a. Kemudahan navigasi yang disajikan b. Manfaat navigasi untuk membantu pengguna c. Ketepatan navigasi dengan menu yang diinginkan a. Kepraktisan pengoprasian. b. Program ini dapat di kelola dengan mudah c. Sederhana dalam pengoprasiannya. d. Program media dapat dimanfaatkan kembali dalam pembelajaran a. Kesesuaian dengan karakter siswa SD b. Ketepatan dalam penggunaan bahasa c. Kualitas tampilan desain d. Kesesuaian gambar, animasi, video dan suara e. Kesesuian teks (ukuran font, jenis font). f. Kesesuaian kombinasi warna
a. Produk tidak membosankan b. Materi dalam media sesuai dengan tujuan pembelajaran c. Kreativitas tampilan Tabel 3.3. Kisi-kisi angket evaluasi untuk ahli media
59
c.
Kisi-kisi angket respon siswa setelah uji coba
No.
Aspek yang direview
1
Motivasi
2 3 4
Indikator
a. Perhatian b. Minat Kemenarikan a. Memberikan daya tarik terhadap siswa b. Kualitas tampilan Kemudaahan a. Kemudahan dalam memahami materi b. Kemudahan pengoprasian Kemanfaatan a. Memberikan dampak pada siswa b. Menambah ketrampilan baru bagi siswa Tabel 3.4. Kisi-kisi angket respon siswa setelah ujicoba.
E. Jenis Data Data yang diperoleh berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif didapat dari hasil pengamatan di kelas. Sedangkan data kuantitatif didapat dari hasil angket validasi produk, angket uji coba, angket setelah uji coba yang digunakan untuk mengukur kelayakan produk, serta tes prestasi yang diberikan kepada siswa untuk melihat efektivitas produk yang dikembangkan.
F. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan kuantitatif sehingga ada dua macam teknik analisis data yang dilakukan, yaitu teknik analisis data analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Sebelum dianalisis, dilakukan proses kuantifikasi data dari kuesioner selanjutnya data tersebut dianalisis dengan
60
menggunakan statistik deskriptif. Data hasil wawancara dan observasi dianalisis dengan analisis kualitatif.
1. Analisis Statistik Deskriptif Analisis
statistik
deskriptif
digunakan
untuk
menganalisis
dan
mendeskripsikankan data yang telah terkumpul. Data Kualitatif yag diperoleh dari hasil pengamatan pada tahap implementasi disajikan dalam bentuk paparan naratif deskriptif. Data Kuantitatif yang diperoleh dari kuisioner/angket yang diberikan kepada ahli materi, ahli media, dan siswa disajikan dalam bentuk tabel dan paparan naratif deskriptif. Hasil analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui kelayakan produk yang dikembangkan. 2. Analisis Butir Soal Soal yang digunakan untuk uji kompetensi dianalisis terlebih dahulu untuk mengetahui kualitas soal. Analisis butir soal dilakukan dengan menggunakan SPSS a. Uji Validitas Butir Soal Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini harus dicek valid atau tidak, untuk itu dilakukanlah analisis validitas butir soal. Menghitung koefisien validitas
butir
soal
dengan
menggunakan
rumus Korelasi
Momen memakai angka kasar (raw score) sebagai berikut:
Dengan: r xy = Koefisien korelasi item-total
Produk
61
X
= Skor item
Y
= Skor total
N
= Banyaknya subjek
Interpretasi besarnya koefisien korelasi berdasarkan patokan sebagai berikut:
Koefisien Validitas
Interpretasi
0,80 < r ≤ 1,00,
Sangat tinggi
0,60 < r ≤ 0,79
Tinggi
0,40 < r ≤ 0,59
Sedang
0,20 < r ≤ 0,39
Rendah
r ≤ 0,20
Sangat rendah
Tabel 3.5 Kriteria Koefisien Validitas Butir Soal
Pengujian signifikansi koefisien korelasi (validitas) menggunakan ujit dengan rumus:
Keterangan: t = nilai thitung r = koefisien korelasi hasil rhitung n = jumlah responden Kaidah keputusan: Jika thitung > ttabel, berarti valid
62
thitung < ttabel, berarti tidak valid b. Uji Reliabilitas Tes Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Oleh karena itu reliabilitas tes berhubungan dengan ketetapan hasil tes. Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas dikenal dengan rumus Spearman-Brown (Split Half) berikut ini:
Keterangan: ri = nilai reliabilitas seluruh soal rb = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua (ganjilgenap) Hasil perhitungan koefisien reliabilitas yaitu: Interval r ≤ 0,20
Reliabilitas Sangat rendah
0,20 < r ≤ 0,40
Rendah
0,40 < r ≤ 0,60
Sedang
0,60 < r ≤ 0,80
Tinggi
0,80 < r ≤ 1,00
Sangat tinggi
Tabel 3.6 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas c. Indeks Kesukaran
63
Indeks kesukaran butir soal merupakan bilangan yang menunjukkan derajat atau tingkat kesukaran butir soal. Suatu soal dikatakan memiliki tingkat kesukaran yang baik bila soal tersebut tidak terlalu mudah dan juga tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk meningkatkan usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar dapat membuat siswa putus asa dan tidak mau untuk memecahkannya. Rumus untuk menentukan indeks kesukaran butir soal yaitu:
Keterangan: IK
= Indeks Kesukaran.
JBA
= Jumlah benar setiap butir soal kelompok atas.
JBB
= Jumlah benar setiap butir soal kelompok bawah.
JSA
= Jumlah siswa setiap kelompok atas.
JSB
= Jumlah siswa setiap kelompok bawah.
Maks
= Skor maksimal setiap butir soal.
Klasifikasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut: Nilai IK Interpretasi IK = 0,00 Soal terlalu sukar 0,00 < IK ≤ 0,30 Soal sukar 0,30 < IK ≤ 0,70 Soal sedang 0,70 < IK ≤ 1,00 Soal mudah IK = 1,00 Soal terlalu mudah Tabel 3.7 Kriteria Indeks Kesukaran Butir Soal d. Daya Pembeda
64
Daya pembeda dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang mengetahui jawabannya dengan benar dengan siswa yang menjawab salah. Menghitung daya pembeda setiap butir soal digunakan rumus:
Keterangan : DP = Daya Pembeda. JBA =Jumlah benar untuk kelompok atas. JBB = Jumlah benar untuk kelompok bawah. JSA =Jumlah siswa kelompok atas. JSB =Jumlah siswa kelompok bawah. Maks = Skor maksimal setiap butir soal. Kriteria tolak ukur daya pembeda butir sebagai berikut: Nilai DP Interpretasi DP ≤ 0,00 Sangat jelek 0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek 0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup 0,40 < DP ≤ 0,70 Baik 0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat baik Tabel 3.8 Kriteria Daya Pembeda Butir Soal 3. Uji Efektivitas Produk Uji efektifitas produk dalam penelitian ini adalah dengan membandingkan rata-rata hasil belajar dari pre-test dan post-test siswa. Instrumen berupa test,
65
disusun untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti program multimedia pembelajaran. Langkah-langkah pengujian yang ditempuh untuk data pretes, postes adalah sebagai berikut: a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh memiliki varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah variansi populasi data yang diuji memiliki variansi yang homogen atau tidak. c. Uji t Independent Sample T Tes Uji t dimaksudkan untuk menguji perbedaan rata-rata secara signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberi perlakuan Ketentuan dalam uji hipotesis menggunakan uji t Independent Sample t Test sebagai berikut: 1) Hipotesis H0
: 1 = 2
(kedua kelompok memiliki prestasi belajar yang sama) H1
: 1 2
(kedua kelompok memiliki prestasi belajar yang tidak sama) 2) Signifikanα = 0.05 3) Statistik Uji
66
dengan
Keterangan : = rata-rata nilai tes kemampuan akhir siswa pada kelas eksperimen = rata-rata nilai tes kemampuan akhir siswa pada kelas kontrol s1
= simpangan baku kelas eksperimen
s2
= simpangan baku kelas kontrol
n1
= banyak siswa kelas eksperimen
n2
= banyak siswa kelas kontrol = variansi gabungan kelas eksperimen dan kontrol
d0
= 0 (sebab tidak dibicarakan selisih rerata)