BAB III METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian Penelitian
ini
merupakan
jenis
penelitian
pengembangan.
Penelitian pengembangan adalah suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan suatu produk. Produk penelitian ini adalah modul segiempat berbasis pemecahan masalah (problem solving) untuk siswa kelas VII SMP.
B.
Desain Pengembangan Desain pengembangan bahan ajar matematika dalam penelitian ini diadaptasi dari model pengembangan ADDIE yang terdiri atas lima tahap pengembangan yaitu Analysis, Design, Develop, Implement, Evaluate. Pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan model ADDIE dengan didasarkan alasan sebagai berikut: 1. Tahapan dalam pengembangan produk model ADDIE lebih runtut. 2. Adanya tahap validasi dan uji coba menjadikan draft yang dihasilkan lebih sempurna. Dalam penelitian pengembangan ini, peneliti mengikuti prosedur pengembangan media model ADDIE (Benny A. Pribadi, 2009:127) yang disajikan dalam diagram di bawah ini:
A analysis
Analisis kebutuhan untuk menentukan masalah dan solusi yang tepat dan menentukan kompetensi siswa.
44
45
D design
Menentukan kompetensi khusus, metode, bahan ajar, dan strategi pembelajaran.
D development
Memproduksi program dan bahan ajar yang akan digunakan dalam program pembelajaran.
I implementation
Melaksanakan program pembelajaran dengan menerapkan desain atau spesifikasi pembelajaran.
E evaluation
Melakukan evaluasi program pembelajaran dan evaluasi hasil belajar. Gambar 1. Model ADDIE
Prosedur pengembangan model ADDIE sebagai berikut: 1. Analysis (analisis) Langkah ini meliputi kegiatan: a. Analisis Kurikulum Analisis kurikulum dilakukan dengan mengkaji kurikulum yang digunakan, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dibuat oleh Depdiknas dan diterbitkan oleh BSNP. Hal ini dimaksudkan agar modul yang dikembangkan ini, dapat digunakan oleh berbagai sekolah dan tidak terpatok pada kurikulum sekolah tertentu. Hal-hal yang dianalisis dalam kurikulum adalah standar
46
kompetensi, kompetensi dasar yang diharapkan, dan indikator yang harus dicapai oleh siswa pada pokok bahasan rumus-rumus segi empat.
b. Analisis Karakteristik Siswa SMP Analisis karakteristik siswa SMP dilakukan dengan mengkaji teori yang relevan, wawancara dengan guru matematika SMP Negeri 2 Jetis Bantul, dan pengamatan saat kegiatan pembelajaran di kelas.. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui secara detail kondisi siswa secara psikologis dan fisik yang akan menggunakan modul yang diuji cobakan. Hasil dari analisis ini akan dijadikan sebagai pedoman untuk menyusun dan mengembangkan modul. Karakteristik siswa yang akan dianalisis adalah karakter dari siswa SMP. Hal ini dianggap penting untuk dilakukan karena untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa, motivasi siswa, dan aspek-aspek lainnya.
c. Analisis Pengembangan Modul Analisis pengembangan modul ini dilakukan dengan mengkaji referensi yang membahas tentang aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pengembangan modul agar dapat digolongkan menjadi modul yang layak dan baik. Pada analisis ini, dilakukan pengkajian pada aspek-aspek untuk membuat dan mengembangkan modul yang baik, yaitu modul yang memenuhi aspek kelayakan isi, aspek kelayakan bahasa, aspek kelayakan penyajian, aspek kelayakan kegrafikan.
47
Analisis ini juga mengacu pada hasil analisis kurikulum dan analisis karakteristik siswa, dikarenakan analisis tersebut juga menjadi aspekaspek pokok dalam pengembangan modul. Selain aspek-aspek modul, juga dilakukan analisis pada model pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) yang menjadi dasar pada modul yang akan dikembangkan, sehingga akan didapat Modul matematika berbasis Pemecahan Masalah (Problem Solving) pada materi Segi empat untuk siswa SMP kelas VII. 2. Design Penyusunan desain adalah sebagai berikut: a. Menyiapkan buku referensi yang berkaitan dengan materi segi empat. b. Menyusun peta kebutuhan modul Peta kebutuhan modul sangat diperlukan untuk mengetahui banyaknya modul yang harus disusun. c. Penyusunan Desain Modul Rancangan penelitian pengembangan Modul matematika berbasis Pemecahan masalah (Problem Solving) pada materi Segi empat untuk siswa SMP kelas VII dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menentukan Judul Modul Judul modul ditentukan berdasarkan kompetensi dasar, indikator-indikator, dan materi pembelajaran yang tercantum dalam kurikulum.
48
2) Menentukan Desain Modul Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penulisan modul adalah sebagai berikut: a) Perumusan kompetensi dasar yang harus dikuasai yaitu kompetensi dasar yang berasal dari standar isi 2006. b) Perancangan dari sisi media c) Penyusunan topik materi d) Menentukan bentuk evaluasi d. Penyusunan Desain Instrumen Penilaian Penyusunan desain instrumen penilaian ditujukan agar alat untuk menilai modul yang dikembangkan bisa benar-benar valid. Sebelum digunakan dalam penilaian modul, instrumen penilaian yang dikembangkan akan divalidasi terlebih dahulu. 3. Development Pada tahap ini, akan dikembangkan Modul matematika berbasis Pemecahan Masalah (Problem Solving) pada materi Segi empat untuk siswa SMP kelas VII yang didasarkan pada hasil validasi dosen ahli dan revisi
produk
tahap
I.
Langkah-langkah
dideskribsikan sebagai berikut: a. Pengembangan modul: 1) Produk berbentuk media cetak 2) Bagian-bagian dalam modul: a) Cover yang terdiri dari:
pengembangan
akan
49
(1) Judul (2) Nama penulis (3) Standar Isi KTSP 2006 (4) Model Problem Solving (5) Identitas modul (6) Gambar pendukung (7) Nama pemilik modul b) Isi dari modul yang terdiri dari: (1) Kata pengantar (2) Daftar isi (3) Petunjuk yang ada dalam modul (4) Peta Konsep (5) Strategi Problem Solving (6) Pendahuluan (7) Modul yang terdiri dari: (a) Isi modul: (i) Cover topik (ii) Judul topik (iii) Pengenalan materi tiap bab (iv) Aktivitas siswa (v) Contoh soal (vi) Uji kompetensi (vii) Kesimpulan tiap bab
50
(b) Rangkuman (c) Glosarium (d) Uji formatif Segi empat (8) Referensi 3) Disusun memperhatikan syarat kelayakan sebagai berkut: a) Aspek metode Pemecahan Masalah b) Aspek syarat modul yang baik c) Aspek evaluasi d) Aspek keterlaksanaan
b. Pengembangan Instrumen Penilaian dan Angket Tanggapan Siswa Dalam pengembangan instrumen penilaian, akan didasarkan pada poin-poin syarat modul yang baik. Selain itu juga dikembangkan angket tanggapan siswa. Angket tanggapan siswa tersebut akan disesuaikan dari syarat modul yang baik dengan mengubah struktur bahasanya menjadi bahasa yang komunikatif bagi siswa, serta didasarkan pada tujuan pengembangan modul. c. Validasi Ahli Tahap ini dilakukan untuk mengetahui aspek kevalidan produk yang dikembangkan. Hal ini dilakukan dengan menguji validitas desain produk oleh dosen ahli dan guru mata pelajaran Matematika untuk siswa kelas VII, serta mendapat saran dan kritik dari validator
51
terhadap produk yang dikembangkan. Selain itu juga untuk mendapatkan pernyataan tentang kepraktisan dan kelayakan dari modul yang dikembangkan. Pernyataan itu diperoleh dari dosen ahli media. d. Revisi Tahap I Revisi tahap I dilakukan setelah produk dan instrumen selesai divalidasi. Revisipun disesuaikan dengan saran dari ahli yang kompeten di bidangnya. 4. Implementation Dalam tahap implementation atau penerapan, akan dilakukan uji coba produk. Dalam langkah ini, modul diuji cobakan secara terbatas dengan mengambil satu kelas pada kelas VII di salah satu SMP. 5. Evaluation Evaluasi adalah proses untuk menganalisis modul yang dikembangkan pada tahap implementasi serta melakukan revisi produk tahap II berdasarkan evaluasi pada saat uji coba. Dalam tahap evaluasi, data-data yang diperoleh dianalisis untuk diketahui revisi yang perlu dilakukan serta menganalisis apakah produk yang dikembangkan sudah dapat dikatakan praktis, layak, valid, dan efektif. C.
Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian adalah Siswa SMP Negeri 2 Jetis sebanyak 35 siswa. Siswa ini akan memberikan tanggapan dan masukan terhadap modul tersebut dengan mengisi angket respon siswa.
52
Objek Penelitian dalam penelitian ini adalah kelayakan bahan ajar berupa Modul dengan Pendekatan Problem Solving untuk materi Segi Empat pada siswa SMP kelas VII. Untuk kelayakan bahan ajar tersebut dilihat dari segi kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan.
D.
Jenis Data Data yang diperoleh dari penelitian dan pengembangan ini adalah data kualitatif. Data kualitatif ini mendeskripsikan tentang: 1. Kepraktisan modul. Data tersebut diperoleh dari respon siswa. 2. Kevalidan modul. Data tersebut diperoleh dari dosen ahli materi dan pembelajaran, dan guru matematika di SMP 2 Jetis. 3. Tingkat keefektifan modul. Data tersebut diperoleh dari hasil tes yang dilakukan pada siswa SMP kelas VII.
E.
Instrumen Penelitian 1. Lembar Penilaian Media Lembar penilaian ini digunakan sebagai bahan pertimbangan revisi media pembelajaran Modul matematika SMP berbasis Pemecahan Masalah (Problem Solving) pada materi Segi empat untuk siswa kelas VII. Tujuannya
untuk
mengetahui
kepraktisan
dan
kevalidan
media
pembelajaran matematika modul ini, serta kelayakan untuk digunakan di dalam proses pembelajaran. Dalam lembar ini, peneliti menggunakan skala 4 (Sangat Setuju), 3 (Setuju), 2 (Kurang Setuju), dan 1 (Tidak Setuju).
53
Lembar penilaian media ini akan diberikan kepada ahli media, ahli materi dan pembelajaran, dan guru matematika SMP kelas VII. a. Lembar penilaian modul berbasis pemecahan masalah untuk validator (dosen ahli materi dan pembelajaran serta dosen ahli media). Lembar ini bertujuan untuk menilai kevalidan dan kelayakan, serta mengetahui apakah modul yang dikembangkan sudah praktis sebelum diuji cobakan. Di dalam lembar ini berisi tentang aspek-aspek untuk menilai apakah modul berbasis pemecahan masalah yang dikembangkan ini layak, praktis, dan valid. Selanjutnya data yang diperoleh dijadikan dasar apakah modul yang berbasis pemecahan masalah yang dikembangkan sudah dapat diuji cobakan. b. Lembar tanggapan penggunaan modul untuk guru. Lembar ini digunakan untuk memperoleh tanggapan guru terhadap aspek-aspek yang terdapat dalam modul yang sedang dikembangkan. Hal ini sebagai bahan pertimbangan revisi tahap I untuk memperbaiki modul. 2. Angket Suharsimi Arikunto (2002: 128) menjelaskan bahwa angket adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang hal-hal yang ia ketahui. Angket yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah angket respon siswa. Angket respon siswa ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa setelah menggunakan modul berbasis Pemecahan masalah pada materi segi empat. Angket ini disusun
54
dengan alternatif jawaban “SS” untuk Sangat Setuju, “S” untuk Setuju, “KS” untuk Kurang Setuju, dan “TS” untuk Tidak Setuju. 3. Metode Tes Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu post test. Post test dilakukan setelah modul selesai digunakan dalam pembelajaran dan bertujuan untuk mengetahui apakah semua indikator pencapaian kompetensi telah dikuasai dengan baik oleh siswa atau belum. Pemberian tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui keefektifan penggunaan bahan ajar yaitu modul segi empat dengan Pendekatan pemecahan masalah.
F.
Teknik Analisis Data Tehnik analisis data dilakukan untuk mendapatkan produk modul yang berkulitas yang memenuhi aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. Langkah-langkah dalam menganalisis kriteria kualitas produk yang dikembangkan adalah sebagai berikut: 1. Analisis Kevalidan Angket penilaian digunakan untuk menganalisis kevalidan. Data angket penilaian terhadap modul tentang materi bilangan pecahan dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Tabulasi data oleh validator yang diperoleh dari dosen ahli dan guru matematika. Tabulasi data dilakukan dengan memberikan penilaian pada aspek penilaian dengan memberikan skor 4, 3, 2, dan 1.
55
Tabel 1. Pedoman Penskoran Lembar Penilaian Ahli Materi, Ahli Media, Guru, dan Angket Respon Siswa. Kategori
Skor
Sangat Baik
4
Baik
3
Kurang Baik
2
Tidak Baik
1
b. Mengkonversikan skor rata-rata yang diperoleh menjadi nilai kualitatif sesuai kriteria penilaian dalam tabel berikut: Tabel 2. Kriteria Penilaian No
Rentang skor (i) kuantitatif
1
X>(
2
(
3 4 5
(
Sangat Baik
+ 1,50 SBi)
+ SBi) < X ≤ ( (
Kriteria Kualitatif
+ 1,50 SBi)
- 0,5 SBi) < X ≤ ( - 1,50 SBi) < X ≤ ( X≤(
Baik
+ SBi)
Cukup Baik
- 0,5 SBi)
Kurang
- 1,50 SBi)
Sangat Kurang
(Eko P. Widoyoko, 2009: 238) Skor maksimal ideal = skor tertinggi Skor minimal ideal = skor terendah X = rata skor tiap butir = rata-rata ideal =
(skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
SBi = simpangan baku ideal
56
=
(skor maksimal ideal – skor minimal ideal)
c. Menganalisis kevalidan produk modul. Kevalidan produk ditentukan dengan menghitung rata-rata nilai aspek untuk tiap-tiap validator. Nilai rata-rata dari validator kemudian dicocokan dengan tabel kriteria validitas produk pengembangan berikut: Tabel 3. Kriteria Validitas Produk Pengembangan Interval
Kategori
X > 3,4
Sangat Baik
2,8 < X ≤ 3,4
Baik
2,2 < X ≤ 2,8
Cukup
1,6 < X ≤ 2,2
Kurang
X ≤ 1,6
Sangat Kurang
Keterangan : X = rata-rata skor aktual dari validator Tabel di atas merupakan pengembangan dari tabel 1 dengan skor minimum ideal adalah 1 dan skor maksimum ideal adalah 4. Produk yang dikembangkan dikatakan memiliki derajat validitas yang baik, jika minimal kriteria validitas yang dicapai adalah kriteria cukup.
57
2. Analisis kepraktisan a. Angket Respon Siswa Data angket respon siswa terhadap pembelajaran bilangan pecahan menggunakan modul dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Tabulasi data yang diperoleh dari siswa kelas VII SMP N 2 Jetis
Bantul.
Penskoran
angket
respon
siswa
dengan
memberikan tanda (√) pada pilihan respon siswa, yaitu: SS/Sangat Setuju (skor 4), S/Setuju (skor 3), TS/Tidak Sutuju (skor 2), STS/Sangat Tidak Setuju (skor 1). 2) Mengkonversikan rata-rata skor yang diperoleh menjadi nilai kualitatif sesuai krikeria penilaian dalam tabel 1 dengan skor minimum ideal adalah 1 dan skor maksimum ideal adalah 4, menjadi tabel berikut: Tabel 4. Kriteria Kepraktisan Berdasarkan Respon Siswa Interval X > 3,4
Kategori Sangat Baik
2,8 < X ≤ 3,4
Baik
2,2 < X ≤ 2,8
Cukup
1,6 < X ≤ 2,2
Kurang
X ≤ 1,6
Sangat Kurang
Keterangan : X = rata-rata skor aktual dari siswa
58
3) Menganalisis kepraktisan produk modul. Nilai rata-rata dari respon siswa kemudian dicocokan dengan tabel 4. Kriteria kepraktisan berdasarkan respons siswa. Produk yang dikembangkan dikatakan memiliki derajat kepraktisan yang baik, jika minimal kriteria kepraktisan yang dicapai adalah kriteria cukup. 3. Analisis Keefektifan Analisis keefektifan dilakukan menggunakan tes hasil belajar. Hasil tes belajar siswa dinilai berdasarkan pedoman penskoran. Nilai maksimal untuk tes ini adalah 100. Kriteria ketuntasan menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang digunakan oleh SMP N 2 Jetis Bantul. Analisis dilakukan dengan tahap sebagai berikut: a. Tabulasi data tes hasil belajar. b. Mengkonversikan data tes hasil belajar dengan tabel pedoman keefektifan hasil belajar menurut Eko Putro Widoyoko (2013: 242). Tabel 5. Pedoman Keefektifan Hasil Belajar Persentase Jumlah Ketuntasan Siswa (%) X > 80
Efektifitas Sangat Baik
60 < X ≤ 80
Baik
40 < X ≤ 60
Cukup
20 < X ≤ 40
Kurang
X ≤ 20
Sangat Kurang
59
Keterangan: =
x 100 %
= persentase jumlah ketuntasan siswa = banyak siswa yang tuntas = banyak siswa yang mengikuti post test c. Menganalisis keefektifan produk Hasil belajar dikatakan efektif
jika mencapai persentase jumlah
ketuntasan minimal baik sedangkan dikatakan sangat baik jika mencapai persentase jumlah ketuntasan X > 80.