BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Long Alango, Kecamatan Bahau Hulu, SPTN Wilayah II Taman Nasional Kayan Mentarang, Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur (Gambar 4). Penelitian ini dilakukan pada tanggal 22 Maret 2011 hingga 22 April 2011.
3.2 Alat , Bahan, dan Objek Penelitian Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: a) Peta lokasi penelitian yang menunjukkan tempat komunitas masyarakat Dayak Kenyah tinggal untuk mempermudah pengambilan data b) Kertas karton dan sampul plastik digunakan sebagai perlengkapan herbarium c) Lembar kuisioner untuk membantu dalam kegiatan wawancara dengan responden d) Alat pemotong untuk memotong spesimen yang akan dijadikan herbarium e) Label untuk memberi nama spesimen f) Alat tulis membantu dalam penulisan kuisioner dan label g) Recorder digunakan untuk merekam suara responden dalam proses wawancara h) Kertas koran untuk membungkus spesimen i) Kompas sebagai penunjuk arah j) Spesimen tumbuhan k) Oven untuk mengeringkan herbarium l) Alkohol 70% dan sprayer untuk menyemprotkan alkohol ke spesimen Sedangkan objek penelitian ini adalah masyarakat lokal Suku Dayak Kenyah, kelompok anak suku Leppo’ Maut di Desa Long Alango, Kecamatan Bahau Hulu.
3.3 Jenis Data yang Dikumpulkan Jenis data yang diambil dalam penelitian ini antara lain berupa data lapangan dan penelusuran dokumen. Data lapangan adalah data yang diperoleh langsung dari responden. Data yang termasuk ke dalam jenis data lapangan adalah
14
data mengenai segala bentuk pemanfaatan masyarakat Dayak Kenyah terhadap tumbuhan di sekitar hutan TN Kayan Mentarang sebagai bahan pangan mereka. Data tersebut berupa spesies tumbuhan, bagian yang digunakan, asal tumbuhan pangan tersebut, dan kegiatan budidayanya. Jenis data dan metode pengumpulan data secara rinci disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Jenis data dan metode pengumpulan data penelitian No. 1
Jenis data Keadaan umum lokasi penelitian
Aspek yang dikaji
a. Letak, luas, sejarah b. Aksesibilitas c. Tipe ekosistem d. Potensi flora dan
Sumber Dokumen BTNKM
Metode Studi literatur
fauna e. Kondisi masyarakat Dayak 2
Karakteristik responden
a. Jenis kelamin b. Pendidikan c. Kelompok umur d. Pekerjaan e. Pola hidup
Masyarakat Suku Dayak Kenyah Desa Long Alango
Wawancara
3
Etnobotani tumbuhan pangan
a. Spesies tumbuhan
Masyarakat Suku Dayak Kenyah
Survei lapang, wawancara
pangan b. Habitus c. Bagian yang digunakan d. Cara pengolahan e. Pola konsumsi f. Budidaya g. Cara pemanenan
3.4 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu studi literatur, survei dan inventarisasi lapang, wawancara dengan kuisioner, pembuatan dan identifikasi contoh herbarium, serta pengolahan dan analisis data. 3.4.1 Studi literatur Studi literatur dilakukan dengan mempelajari laporan, dokumen yang sudah ada mengenai TNKM, masyarakat adat, dan pemanfaatan tumbuhan pangan oleh masyarakat sekitar taman nasional. Studi literatur juga dapat dilakukan dengan mempelajari referensi seperti buku, jurnal, artikel, dan sebagainya mengenai hal
15
yang berhubungan dengan data yang akan diambil di lapangan. Studi literatur dapat membantu dalam memudahkan proses pengambilan data di lapangan.
3.4.2 Survei dan inventarisasi lapang Kegiatan survei dan inventarisasi lapang ini bertujuan untuk menghasilkan data awal penelitian. Survei dilakukan dengan melihat kondisi tempat tumbuh spesies tumbuhan pangan, kondisi umum lokasi di lapangan, kondisi TNKM, masyarakat, dan sekitarnya. Inventarisasi lapang dilakukan dengan mendata spesies tumbuhan pangan yang ada di sekitar maupun dalam kawasan hutan TNKM. Kegiatan survei dan inventarisasi lapang ini dilakukan sebelum kegiatan wawancara untuk mengetahui gambaran mengenai spesies tumbuhan yang dimanfaatkan masyarakat Dayak Kenyah sekitar TNKM. Hasil dari kegiatan survei dan inventarisasi lapang ini akan dicocokkan dengan hasil dari kegiatan wawancara dengan kuisioner. Dengan demikian dapat ditemukan perbedaan antara survei dan inventarisasi lapang dengan wawancara warga, perbedaan tersebut dapat ditanyakan kepada responden.
3.4.3 Wawancara dengan kuisioner Kegiatan wawancara dengan menggunakan kuisioner dilakukan secara semi terstruktur. Responden ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria jenis pekerjaan utama responden. Jumlah responden sebanyak 35 orang. Wawancara ini berkaitan dengan biodata responden, spesies tumbuhan pangan yang dimanfaatkan, bagian yang dimanfaatkan, proses pengolahan tumbuhan pangan menjadi bahan pangan, lokasi tumbuhan pangan. Daftar pertanyaan tersaji pada Lampiran 8. Kuisioner adalah metode pengumpulan data melalui formulir yang berisi pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada responden untuk mendapatkan jawaban dan informasi yang diperlukan peneliti (Mardalis 2004).
16
Gambar 3 Kegiatan wawancara dengan Ketua Adat Desa Long Alango.
3.4.4 Pembuatan dan identifikasi contoh herbarium Adapun tahapan pembuatan dan identifikasi contoh herbarium
adalah
sebagai berikut : 1. Spesimen tumbuhan (bagian tumbuhan yang akan dijadikan herbarium seperti daun, biji, buah) dipotong sekitar 40 cm 2. Spesimen tumbuhan diberi label gantung berukuran 3x5 cm. Label gantung berisi nomor koleksi, inisial nama kolektor, tanggal pengambilan spesimen, nama lokal spesimen, dan lokasi pengambilan spesimen. 3. Setelah diberi label, spesimen tumbuhan disemprotkan alkohol 70% dengan menggunakan sprayer. Pastikan seluruh bagian spesimen tertutup alkohol agar tidak membusuk. 4. Setelah itu, spesimen dimasukan dalam lipatan kertas koran dengan rapi. Seluruh bagian spesimen harus tertutup agar memudahkan dalam tahap pengovenan saat di laboratorium nantinya. 5. Spesimen-spesimen yang telah tertutup kertas koran kemudian dipres. 6. Setiap pagi atau siang hari, spesimen tersebut dijemur agar tidak tumbuh jamur. 7. Setelah sampai di laboratorium, spesimen dipres kembali, kemudian dioven dengan suhu 550C selama 5 hari.
17
8. Setelah kering, herbarium diidentifikasi nama ilmiahnya oleh salah satu staff LIPI Herbarium Bogoriense, Bapak Ismail. 9. Setelah diketahui nama ilmiahnya, herbarium diberi label berisikan nomor koleksi, inisial nama kolektor, tanggal pengambilan spesimen, nama lokal spesimen, nama ilmiah, famili, habitus, kegunaan, dan lokasi pengambilan spesimen. 10. Setelah diberi label, herbarium ditempelkan pada karton, kemudian ditutup dengan plastik bening.
3.4.5 Pengolahan data dan analisis data Pengolahan data dilakukan dengan cara menghitung persentase habitus, persentase bagian tertentu yang digunakan dari tumbuhan pangan yang dimanfaatkan masyarakat, persentase tipe habitat tertentu, dan persentase budidaya tumbuhan. Persentase yang diperoleh tersebut disajikan dalam bentuk tabulatif atau diagram agar mempermudah dalam membaca hasil penelitian yang diperoleh di lapangan. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan deskriptif. Berikut rumus penghitungan persentase habitus tertentu, persentase bagian tertntu yang digunakan dari tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat, persentase tipe habitat tertentu, dan persentase budidaya tumbuhan :
Persentase habitus tertentu=
∑ spesies habitus tertentu ×100% ∑ seluruh spesies
Persentase bagian tertentu yang dimanfaatkan= ∑ bagian tertentu yang dimanfaatkan ×100% ∑ seluruh bagian yang dimanfaatkan
Persentase tipe habitat tertentu=
spesies dari habitat tertentu ×100% seluruh spesies
Persentase budidaya tumbuhan=
spesies tumbuhan budidaya ×100% seluruh spesies
18
Lokasi Penelitian
Gambar 4 Denah lokasi penelitian (sumber: WWF 2002).