BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi penelitian Lokasi penelitian untuk menyusun skripsi ini yaitu di Ardy Craft, Gamplong IV, Sumber Rahayu, Moyudan, Sleman, Yogyakarta. 3.2 Jenis Penelitian Data yang digunakan oleh penulis adalah penelitian lapangan, yaitu melakukan penelitian objek dengan terjun langsung ke lapangan (lokasi sasaran penelitian). 3.3 Variabel Penelitiannya 1. Harga Jual Harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa ditambah presentase laba yang diinginkan perusahaan, karena itu untuk mencapai laba yang diinginkan perusahaan salah satu cara yang dilakukan untuk menarik minat konsumen adalah dengan cara menentukan harga yang tepat untuk produk yang dijual. Harga tersebut harus sesuai dengan kualitas produk dan juga harus sesuai berdasarkan suatu lokasi. 2. Biaya Tetap Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap tidak terpengaruh oleh aktifitas perusahaan perusahaan dalam kurun waktu tertentu. Contoh biaya tetap dalam penelitian ini berupa biaya pajak bumi dan
26
bangunan, biaya depresiasi bangunan, biaya tenaga kerja, biaya listrik tetap.
3. Biaya Variabel Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya selalu berubah secara proporsional terhadap volume kegiatan. Contoh biaya variabel dalam penelitian ini berupa biaya tenaga kerja langsung, biaya pengadaan bahan baku, biaya listrik, biaya telepon. 4. Kapasitas Permintaan / Penjualan Kapasitas permintaan adalah banyaknya jumlah maupun nilai suatu produk yang digunakan untuk mememnuhi permintaan konsumen. 3.4 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian adalah menggunakan : 1. Data Primer Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli / langsung dari lokasi dan tidak melalui media perantara. Data yang dibutuhkan adalah harga jual, biaya tetap, biaya variabel dan kapasitas permintaan. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data-data tersebut adalah sebagai berikut :
27
1.1 Wawancara Adalah cara
pengumpulan data
dengan
jalan mengajukan
pertanyaan yang dikerjakan secara sistematik dan berlandaskan pada tujuan penelitian. Wawancara tersebut didasarkan pada pedoman pertanyaan yang telah disiapkan terlebih dahulu, dengan harapan bahwa wawancara tersebut bisa terarah dan data yang diperlukan dapat terkumpul semua. 1.2 Dokumentasi Adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencatat, melihat, dan juga mencari laporan terdahulu dengan cara mengumpulkan
dokumen-dokumen
milik
perusahaan
yang
berhubungan dengan kegiatan produksi atau data-data lain yang dibutuhkan penulis untuk penelitiannya. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah informasi yang telah dikumpulkan oleh pihak lain, data tidak diperoleh langsung dari sumbernya tetapi diperoleh dari pihak lain atau pihak luar. Peneliti hanya bertindak sebagai pemakai data. Data sekunder lain diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur, bukubuku, serta dokumen perusahaan. Adapun jurnal yang digunakan oleh penulis sebagai acuan ataupun referensi antara lain jurnal penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Anwar dan Asmawarni dengan judul 28
penelitian “analisis perencanaan kapasitas produksi atau Break Even Point minyak kelapa dan ampas pada PT. Bireuen Coconut Oil” serta jurnal penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rahayu dan Husaini (2014) dengan judul penelitian “analisis break even point terhadap perencanaan volume penjualan dan laba pada PT. Cakra Guna Cipta Malang”. Data ini didapatkan melalui studi kepustakaan. 3.5 Metode Analisis Data Untuk melakukan analis data, maka penulis menggunakan alat analisis sebagai berikut:
1. Metode analisis trend Metode ini digunakan untuk menghitung / meramalkan biaya variable, biaya tetap, volume penjualan, dan harga per produk untuk tahun 2015. y = a + bx y = perkiraan x = variabel independen sesuatu yang secara hipotesis mempengaruhi y a = perpotongan garis trend dengan sumbu y b = sudut kemiringan garis trend 2. Metode Break Even Point Analisis break even point adalah alat perencanaan penjualan, sekaligus perencanaan tingkat produksi agar perusahaan secara minimal tidak mengalami kerugian. Analisis break even point pada prinsipnya hanya sekedar menetapkan 29
pada tingkat penjualan dan produksi berapa unit sehingga terjadi keadaan impas, di mana total penghasilan sama dengan total biaya yang telah dikeluarkan. Break even point pada multiproduk Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005), Dalam kasus multi produk beberapa perusahaan memiliki beragam penawaran. Setiap penawaran dalam memiliki harga jual dan biaya variable yang berbeda. Dengan memanfaatkan analisis titik impas maka persamaan di ubah untuk mencerminkan proporsi penjualan untuk setiap produk. Hal ini dilakukan dengan memberikan bobot pada kontribusi setiap produk pada proporsi penjualan. Dalam penelitian saat ini penulis menggunakan metode analisis Break Even Point Multiproduk barang yang diproduksi untuk diteliti. Objek yang diteliti oleh penulis ada 3, yaitu benang nilon, tikar pandan dan katun. Rumus pada Break Even Point Multiproduk seperti berikut.
BEPM
P
= harga jual per unit
VC = biaya variabel per unit FC = biaya tetap W
= presentase setiap produk dari total penjualan
i
= masing-masing produk
30