BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis (hypotheses testing). Sekaran dan Bougie (2013) mengatakan bahwa pengujian hipotesis biasanya menjelaskan sifat dari hubungan tertentu atau membangun perbedaan dalam kelompok-kelompok, atau independensi dari dua atau lebih faktor dalam sebuah situasi. Pengujian hipotesis digunakan untuk menjelaskan perbedaan pada variabel dependen. Tipe investigasi dari penelitian ini adalah penelitian kausal. Penelitian kausal adalah penelitian dimana peneliti ingin menggambarkan sebab dari satu atau beberapa masalah. 3.2. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah informasi yang diperoleh dari sumber-sumber yang sudah ada. Menurut Sekaran dan Bougie (2013), langkah-langkah dalam menentukan sampel adalah sebagai berikut. 1. Menentukan populasi Menurut Sekaran dan Bougie (2013), populasi merupakan keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pertanian, pertambangan yang terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia. Periode penelitian mencakup data pada tahun 2013-2014 agar lebih mencerminkan kondisi saat ini.
33
34
2. Menentukan kerangka sampel (sample frame) Sekaran dan Bougie (2013) menyatakan bahwa kerangka sampel adalah sebagian dari populasi yang masih memiliki ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi serta mampu mewakili keseluruhan populasi penelitian. Kerangka sampel adalah sebuah representasi fisik dari semua elemen pada populasi yang menggambarkan sampel. Kerangka sampel dalam penelitian ini diambil dari Financial Data & Ratios yang terdapat dalam Factbook yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 dan 2014. 3. Menentukan desain sampel (sampling design) Dalam penelitian ini menggunakan nonprobability sampling. Di dalam nonprobability sampling, elemen-elemen dalam populasi tidak memliki kesempatan yang telah ditentukan untuk dipilih menjadi sampel. Tipe yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, dimana pengambilan sampel dilakukan dengan kriteria tertentu. Dalam penelitian ini, kriteria yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut. a. Perusahaan pertanian, pertambangan, dan manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2014 b. Perusahaan pertanian, pertambangan, dan manufaktur yang telah menerbitkan laporan tahunan dan laporan keuangan yang telah diudit untuk periode tahun 2013-2014 dan tercantum dalam website BEI c. Perusahaan pertanian, pertambangan, dan manufaktur yang mendapatkan hasil Proper dari Kementerian Lingkungan Hidup.
35
4. Menentukan ukuran sampel (sampling size) dengan tepat Ketepatan dan keyakinan sangat penting dalam proses sampel karena ketika peneliti menggunakan data sampel untuk menggambarkan suatu populasi, peneliti mengharapkan agar sesuai target. Ukuran sampel yang digunakan dapat dilihat di Tabel 4.1. 3.3. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Menurut Sekaran dan Bougie (2013), peneliti harus melakukan pengukuran untuk menguji hipotesis. Pengukuran adalah pembentukan nomor atau simbol ke dalam karakteristik dari objek berdasarkan peraturan yang sudah ada sebelumnya. Tetapi, beberapa variabel dalam penelitian memiliki sifat yang lebih abstrak dan subjektif dan menjadikan variabel menjadi lebih sulit diukur. Definisi operasional dibutuhkan untuk mengukur sesuatu yang sulit tersebut. Definisi operasional dari variabel terikat dan variabel bebas yang dijadikan indikator empiris dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 3.3.1. Variabel Dependen Sekaran dan Bougie (2013) mendefinisikan variabel dependen sebagai vaiabel utama dari peneliti dengan tujuan untuk mengetahui variabel-variabel independen yang memengaruhinya dan menemukan jawaban atas suatu masalah. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Pengungkapan
lingkungan.
Pengungkapan
lingkungan
adalah
pengungkapan informasi di dalam laporan tahunan perusahaan yang berkaitan dengan lingkungan hidup (Suratno, Darsono, dan Mutmainah 2006).
36
Pengukuran pengungkapan lingkungan hidup menggunakan Global Reporting Initiative versi G4 (GRI-G4). GRI-G4 merupakan pedoman yang digunakan untuk membantu perusahaan dalam menyusun laporan keberlanjutan yang bermakana dan membuat pelaporan keberlanjutan yang mantap dan terarah menjadi praktik standar. GRI-G4 dibuat oleh Global Reporting Iniative pada tahun 2013. GRI-G4 merekomendasikan beberapa aspek lingkungan yang harus diungkapkan dalam annual report. Terdapat 34 item pengungkapan yang direkomendasikan oleh GRI dan terdiri dari 12 aspek utama. Dua belas aspek tersebut adalah bahan baku; energi; air; keanekaragaman hayati; emisi, limbah cair, dan padat; efluen dan limbah; produk dan jasa; kepatuhan; pengangkutan; aspek lain-lain; asesmen pemasok atas lingkungan; dan mekanisme pengaduan masalah lingkungan. Cara penghitungan GRI-G4 adalah sebagai berikut. πππππ’πππππππ =
ππ’πππβ π¦πππ ππππππππππ π‘πβπ’π ππ β π π₯100% ππ’πππβ ππππ‘ππππ πππππππππ (34 ππ’πβ)
3.3.2. Variabel Independen Sekaran dan Bougie (2013) mengatakan bahwa variabel independen adalah variabel yang memengaruhi variabel dependen, baik secara positif ataupun negatif. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kinerja lingkungan, karakteristik perusahaan, dan media. Karakteristik perusahaan merupakan ciri-ciri khusus yang melekat pada perusahaan, menandai sebuah perusahaan dan membedakannya dengan perusahaan lain
37
(Suhardjanto dan Miranti 2009). Dalam penelitian ini, karakteristik perusahaan diproksikan dengan ukuran perusahaan dan tipe industri. 1. Kinerja Lingkungan Kinerja lingkungan adalah kinerja perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik (Suratno, Darsono, dan Mutmainah 2006). Kinerja lingkungan dapat menunjukkan bahwa perusahaan telah berupaya untuk mengelola lingkungan sebagai tanggung jawab atas segala dampak yang diakibatkan oleh perusahaan tersebut. Dalam penelitian ini, kinerja lingkungan diukur dengan menggunakan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) yang diterbitkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Proper adalah program penilaian terhadap perusahaan dalam mengendalikan pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup serta pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun. Pengukuran Proper untuk penelitian ini didasarkan pada perolehan warna peringkat yang diperoleh oleh sampel dalam penelitian ini. Setiap warna diberikan skor yang berbeda. Sistem skor tersebut adalah emas mendapatkan skor 5, hijau mendapatkan skor 4, biru mendapatkan skor 3, merah mendapatkan skor 2, dan hitam mendapatkan skor 1. 2. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan adalah perhitungan besar atau kecilnya suatu perusahaan. Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan diukur menggunakan logaritma natural total aset. Penggunaan logaritma
38
natural total aset beradasarkan pada penelitian Reverte (2009); Brammer dan Pavelin (2008); Iatridis (2013). Logaritma natural total aset Total aset mencerminkan ukuran perusahaan yang diukur secara moneter. Penggunaan logaritma natural digunakan untuk menghindari angka yang terlalu besar saat melakukan pengujian. πππ’πππ ππππ’π πβπππ = πΏπ πππ‘ππ π΄ππ‘ππ£π ππππ’π πβπππ 3. Tipe Industri Tipe industri bisa disebut juga dengan istilah profil industri, klasifikasi industri, dan sensitivitas industri. Dalam konteks ini, tipe industri
adalah
sektor-sektor
industri
yang
diklasifikasikan
berdasarkan kegunaan produk yang dibuat dan pengaruh aktivitasnya terhadap lingkungan. Pengukuran tipe industri mengacu pada penelitian dari Lu dan Abeysekera (2014); Cho, Roberts, dan Patten (2010); dan Reverte (2009). Dalam penelitian ini, tipe industri diukur dengan menggunakan dummy. Dummy ditentukan dengan memberikan angka 1 bagi perusahaan yang tergolong high-profile (kegiatan-kegiatannya lebih memberikan dampak pada lingkungan) dan angka 0 bagi perusahaan yang tergolong low-profile (kegiatan-kegiatannya kurang memberikan dampak pada lingkungan). 4. Media Dalam konteks ini, media merupakan jumlah artikel berita tentang suatu perusahaan yang berhubungan dengan lingkungan (Patten
39
2002a). Media yang dimaksud adalah portal berita online yang ada di Indonesia. Pengukuran media dalam penelitian ini mengacu pada penelitian dari Brammer dan Pavelin (2008) dan Reverte (2009). Media diukur dengan dummy. Dummy ditentukan dengan memberikan angka 1 bagi perusahaan yang terdapat berita terkait lingkungan oleh salah satu portal berita yang ada di Indonesia pada tahun yang bersangkutan. Angka 0 diberikan bagi perusahaan yang tidak terdapat berita terkait lingkungan pada tahun yang bersangkutan. Alat untuk mencari keberadaan berita perusahaan adalah Google News. Google News dapat melakukan pencarian berita yang bersumber dari seluruh portal berita di Indonesia pada rentang waktu tertentu yang telah ditentukan. 3.4. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dan pengujian hipotesis. 3.4.1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif dipakai untuk mendeskripsikan variabel-variabel dalam penelitian. Alat yang digunakan adalah rata-rata, minimum, maksimum dan standar deviasi yang digunakan untuk mengetahui distribusi data. 3.4.2. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dilakukan untuk memastikan bahwa hasil penelitian adalah valid dengan data yang dipakai tidak bias, konsisten dan penaksiran
40
regresinya efisien (Ghozali 2011). Pengujian asumsi klasik terdiri dari pengujian
normalitas,
multikolinearitas,
heteroskedastisitas,
dan
autokorelasi. 3.4.2.1. Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk menguji distribusi normal dari variabel pengganggu atau residual dalam model regresi. Data yang baik adalah data yang terdistribusi normal. Menurut Ghozali (2011), apabila asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel yang kecil. Cara untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Cara pengambilan keputusan pada uji statistik nonparametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) adalah sebagai berikut. a. Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) < 0,050 artinya data residual tidak berdistribusi normal. b. Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) > 0,050 artinya data residual berdistribusi normal. 3.4.2.2. Uji Multikolinearitas Menurut Ghozali (2011), uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak memiliki korelasi antar variabel independen. Untuk menguji adanya multikolinearitas dapat dilakukan dengan menganalisis korelasi antar variabel dan perhitungan nilai
41
tolerance serta variance inflation factor (VIF). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,1 atau sama dengan nilai VIF > 10. 3.4.2.3. Uji Autokorelasi Uji auto korelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana variabel dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Maskud korelasi sendiri adalah bahwa nilai dari variabel dependen tidak berhubungan dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai variabel sebelumya atau nilai periode sesudahnya. Salah satu cara yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya autokrelasi dalam regresi adalah dengan Run Test. Uji Run Test merupakan bagian dari statistik non parametrik yang digunakan untuk menguji apakah terdapat korelasi yang tinggi antar residual (Ghozali, 2013). Run Test diuji dengan tingkat signifikansi 5% atau 0,050. Analisa hasil Run Test adalah sebagai berikut. a. Jika nilai Asymp.Sig. < 5% atau 0,050 artinya tidak terjadi korelasi. b. Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) > 5% atau 0,050 artinya terjadi korelasi. 3.4.2.4. Uji Heteroskedastisitas Menurut Ghozali (2011) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual
42
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heterokedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Glejser. Uji Glejser meregresi nilai absolut residual terhadap variabel bebas (Ghozali, 2013). a. Jika Asymp. Sig. pada masing-masing variabel independen > 0,050 maka data tidak mengalami heteroskedastisitas. b. Jika Asymp. Sig. pada masing-masing variabel independen < 0,050 maka data mengalami heteroskedastisitas. 3.5. Pengujian Hipotesis Alat statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Model Persamaan regresi yang dipakai untuk penelitian ini adalah sebagai berikut. πΊπ
πΌππ‘ = πΌ + π½1 ππ
πππΈπ
+π½2 ππΌππΈ + π½3 πΌππ·ππππ
πΌ + π½4 ππΈπ·πΌπ΄ + πππ‘ πΊπ
πΌ
: Pengungkapan lingkungan
ππ
πππΈπ
: Kinerja Lingkungan
ππΌππΈ
: Ukuran Perusahaan
INDUSTRI
: Tipe Industri
MEDIA
: Media
πππ‘
: koefisien error
Untuk mengetahui pengaruh antara variabel-variabel independen dengan pengungkapan lingkungan, maka dilakukan pengujian-pengujian hipotesis penelitian sebagai berikut.
43
a. Uji Koefisien Determinasi (π
2 ) Menurut Ghozali (2011) koefisien determinasi (π
2 ) digunakan untuk
mengukur
seberapa
jauh
kemampuan
model
dalam
menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai π
2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Menurut Ghozali (2011) uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersamaβsama terhadap variabel independen. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%. c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Menurut Ghozali (2011) uji statistik t menunjukkan seberapa jauh variabel independen secara individual menerangkan variasi. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%. Jika nilai signifikansi < 0,050 artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikansi > 0,050 artinya tidak terdapat pengaruh antara satu variabel independen terhadap variabel dependen.