BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian sebab akibat (causal research). Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis dan merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel. Tujuan utama dari penelitan ini adalah mengidentifikasikan hubungan sebab akibat antara berbagai variabel (Erlina, 2011:20).
3.2
Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Erlina (2011:80) “populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah 29 perusahaan dari sektor perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2009 sampai dengan 2011. Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Hasil penelitian yang menggunakan sampel, maka kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi (Erlina, 2011:80). Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan perimbangan (judgement) atau berdasarkan kuota tertentu (Erlina, 2011:87). Adapun kriteria-kriteria sampel yang ditentukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2011. 2. Perusahaan-perusahaan tersebut telah mengeluarkan laporan tahunan secara lengkap untuk tahun 2009-2011, dan mempublikasikan laporan tahunan tersebut berturut-turut. 3. Dalam
laporan
tahunan
tersebut,
tercantum
laporan
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Berdasarkan atas pertimbangan tersebut maka setelah proses penyaringan dihasilkan 15 perusahaan yang memenuhi kriteria dan penelitian menggunakan 3 tahun pengamatan sehingga diperoleh 45 sampel penelitian. Tabel 3.1 Daftar Populasi dan Perusahaan Sampel Kriteria No
Nama Perusahaan
1 2
PT. Astra Agro Lestari, Tbk (AALI) PT. Gozco Plantation, Tbk (GZCO)
3 4
PT. London Sumatera, Tbk (LSIP) PT. Sampoerna Agro, Tbk (SGRO)
5 6
PT. SMART, Tbk (SMAR) PT. Tunas Baru Lampung (TBLA)
7 8 9 10
PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk (UNSP) PT. BW Plantation, Tbk (BWPT) PT. Adaro Energy, Tbk (ADRO) PT. Aneka Tambang, Tbk (ANTM)
1
2
3
√
√
√
√ √
√ √
√ √
√ √
√ −
√ √
√ √ − − √
− − √ − √
√ − √ √ √
Sampel Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4
Sampel 5
Universitas Sumatera Utara
11 12 13 14 15 16 17
PT. ATPK Resource, Tbk (ATKP) PT. Bumi Resources, Tbk (BUMI)
√ √
√ √
− √
PT. Bayan Resources, Tbk (BYAN) PT. Cita Mineral Investindo,Tbk (CITA) PT. Citatah, Tbk (CTTH) PT. Darma Henwa (DEWA)
− − √ √
√ − √ √
√ √ √ √
PT. Energi Mega Persada, Tbk (ENRG) PT. Elnusa, Tbk (ELSA) PT. INCO, Tbk (INCO) PT. Indika Energy, Tbk (INDY)
√ √ √ √
√ √ − √
√ √ √ √
PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk (ITMG) PT. Resource Alam Indonesia, Tbk (KKGI)
√ √
√ −
√ √
PT. Medco Energi Internasional, Tbk (MEDC)
√
√
√
PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk (PGAS) PT. Perdana Karya Perkasa, Tbk (PKPK) PT. Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk (PTBA) PT. Petrosea, Tbk (PTRO)
√ √ √ √
√ √ − −
√ − √ −
PT. Radiant Utama Interinsco, Tbk (RUIS) √ − 29 PT. Timah, Tbk (TINS) √ √ Sumber : Indonesia Stock Exchange (IDX), diolah peneliti (2013)
√ √
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
3.3
Sampel 6
Sampel 7 Sampel 8 Sampel 9 Sampel 10 Sampel 11 Sampel 12 Sampel 13 Sampel 14
Sampel 15
Jenis Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yang diukur dalam skala numerik. Sumber data penelitian ini merupakan data sekunder, berupa laporan tahunan yang dipublikasikan di Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia. Data sekunder merupakan data yang telah diolah dan disajikan kembali. Data sekunder adalah data yang sudah tersedia oleh pihak lain sehingga tidak perlu lagi dikumpulkan secara langsung dari sumbernya oleh peneliti (Sinulingga, 2011:151)
Universitas Sumatera Utara
3.4
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama adalah melakukan studi pustaka dengan cara mengumpulkan jurnal, buku-buku, skripsi terdahulu, serta bahan lain yang berhubungan dengan judul yang sedang diteliti. Tahap kedua yang dilakukan peneliti adalah mengumpulkan data sekunder yaitu laporan tahunan perusahaan yang diperoleh dari situs www.idx.co.id.
3.5
Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian 3.5.1
Variabel Bebas (Independent Variabel) Variabel independen yang sering juga disebut sebagai variabel prediktor (predictor variable) ialah variabel yang mempengaruhi variabel dependen baik secara positif maupun secara negatif (Sinulingga, 2011:73). Variabel-variabel independen yang termasuk dalam penelitian ini adalah:
3.5.1.1 Komite audit Suatu komite yang terdiri dari tiga atau lebih anggota yang bukan merupakan bagian dari manajemen perusahaan untuk melakukan pengujian dan penilaian atas kewajaran laporan yang dibuat perusahaan. Variabel ini diukur dengan menggunakan perhitungan skala rasio dengan rumus:
Jumlah anggota komite audit independen Jumlah seluruh anggota komite audit
Universitas Sumatera Utara
3.5.1.2 Proporsi Dewan Komisaris Komisaris independen bukan merupakan anggota manajemen, pemegang saham mayoritas, pejabat atau pihak yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan
pemegang
saham
mayoritas
dari
sebuah
perusahaan yang mengawasi pengelolaan perusahaan. Variabel ini diukur dengan menggunakan perhitungan skala rasio dengan rumus: Jumlah anggota komisaris independen Jumlah seluruh anggota dewan komisaris 3.5.1.3 Ukuran Perusahaan Dalam penelitian ini ukuran perusahaan dinilai dengan menggunakan proxy dari total aset perusahaan. Karena jumlah aset yang besar, maka disederhanakan dengan logaritma natural dari total asset. Ukuran perusahaan = Log total asset 3.5.1.4 Profitabilitas Profitabilitas
perusahaan
dinilai
dengan
menggunakan ROE. ReturnOn Assets dihitung dengan menggunakan rumus: Return On Equity (ROE)= Net Income
x 100%
Total Equity
Universitas Sumatera Utara
3.5.1.5 Leverage Proksi dari leverage yang digunakan pada penelitian ini adalah rasio DER. Debt to equity ratio menghitung presentasi jumlah total utang terhadap jumlah ekuitas. Rumus yang digunakan adalah: Total Utang Total Ekuitas 3.5.2
Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel terikat (Dependent variabel) adalah variabel yang
besarnya tergantung dari variabel bebas dan diukur untuk menetukan ada tidaknya pengaruh (kriteria) dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
pengungkapan
tanggung
jawab
sosial
perusahaan
(Corporate Sosial Responsibility). Pengukuran ini dilakukan dengan melihat apakah item informasi pengungkapan tanggung jawab sosial tersebut diungkapkan dalam laporan tahunan. Kategori ini diadopsi dari penelitian yang dilakukan oleh Hackston dan Milne (1996). Ketujuh kategori tersebut terbagi dalam 90 item pengungkapan. Berdasarkan peraturan Bapepam No. VIII.G.2 tentang laporan tahunan dan kesesuaian item tersebut untuk diaplikasikan di Indonesia, maka penyesuaian kemudian dilakukan. Dua belas item dihapuskan karena kurang sesuai untuk diterapkan dengan kondisi di Indonesia sehingga secara total tersisa 78 item pengungkapan dalam Sembiring (2005).
Universitas Sumatera Utara
Apabila item informasi tidak ada dalam laporan tahunan perusahaan maka diberi skor 0, dan jika item informasi yang ditentukan ada dalam laporan tahunan maka diberi skor 1. Skor yang didapat dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor dari setiap perusahaan. Setelah itu dilakukan perhitungan untuk mendapatkan indeks pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan sample. Rumus perhitungan Indeks Pengungkapan
Tanggung
Jawab
Sosial(Corporate
Social
Responsibility index) adalah sebagai berikut: CSRDIj = ΣXij 78 Keterangan: CSRDIj : Corporate Social Responsibility Disclosure Index Perusahaan j, Xij : dummy variable: 1= jika item i diungkapkan; 0 = jika item i tidak diungkapkan, 78 : jumlah keseluruhan item tanggung jawab sosial yang diungkapkan Dengan demikian, 0≤CSRDIj≤1.
Pengungkapan dilakukan
dengan
tanggung
melihat
jawab
kedalam
sosial
tujuh
perusahaan
kategori
yaitu:
lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, lainlain tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat, dan umum. Kategori ini diadopsi dari penelitian yang dilakukan oleh Hackston dan Milne (1996) dalam Sembiring (2005). Berikut ini beberapa
Universitas Sumatera Utara
aspek dari item pengungkapan tanggung jawab sosial yang digunakan dalam penelitian:
Lingkungan, 13 item; Energi, 7 item; Kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, 8 item; Lain-lain tenaga kerja, 29 item; Produk, 10 item; Keterlibatan masyarakat, 9 item, dan Umum, 2 item.
3.6
Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi berganda dengan bantuan software SPSS 17 for Windows. Analisis data dilakukan dengan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. 3.6.1
Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel dalam data. Sebelum melakukan analisis regresi terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antar variabel penelitian.
Universitas Sumatera Utara
3..6.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Kalau nilai residual tidak mengikuti distribusi normal, uji statistic menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2005:110). Untuk menguji normalitas data akan digunakan analisis grafik probability plot dan Kolmogorov-Smirnov test. Apabila probabilitas > 0,05 maka distribusi data normal dan bila probabilitas < 0,05 maka distribusi data tidak normal. 3.6.1.2 Uji Multikolinearitas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi
korelasi
diantara
variabel
independen (Ghozali, 2005:91). Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel ini tidak orthogonal. Variabel-variabel yang bersifat orthogonal adalah variabel yang memiliki nilai korelasi diantaranya sama dengan nol. 3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
Universitas Sumatera Utara
sutu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. 3.6.1.4 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya (Erlina, 2007:106). Cara
melakukakn
menggunakan
uji
uji
ini
Durbin-Watson
adalah dengan
dengan pedoman
sebagai berikut: a. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif. b. Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. c. Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
3.6.2
Analisis Regresi Linear Berganda Untuk penelitian yang menggunakan lebih dari satu variabel independen, model regresi yang digunakan adalah regresi berganda. Model regresi linear berganda dikatakan model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik baik multikolinearitas,
Universitas Sumatera Utara
heteroskedastisitas dan autokorelasi. Persamaan regresi linear berganda yaitu: H1
: Y = a + b1X1 + e
H2
: Y = a + b2X2+ e
H3
: Y = a + b3X3 + e
H4
: Y = a + b4X4 + e
H5
: Y = a + b5X5+ e
H6
: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5
Keterangan : Y
= Pengungkapan tanggung jawab sosial
A
= Konstanta
X1
= Komite audit
X2
= Proporsi Dewan Komisaris
X3
= Ukuran Perusahaan
X4
= Return on Equity
X5
= Debt to Equity Ratio
b 1,b2,b3, b4,b5,
= Koefisien regresi variabel X1,X2, X3,X4,X5
e
= eror
Universitas Sumatera Utara
3.6.3
Pengujian Hipotesis 3.6.3.1 Uji Signifikan Simultan (F-test)
Menurut Ghozali (2005) uji statistik F pada dasarnya menunjukkan
apakah
semua
variable
bebas
yang
dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variable dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0.05 (α = 5%). Ketentuan penolakan atau penerimaan hipotesis adalah sebagai berikut: a. Jika
nilai
signifikan
>
0.05
maka
hipotesis
diterima(koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti bahwa secara simultan variable independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable dependen. b. Jika nilai signifikan < 0.05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi signifikan). Ini berarti secara simultan variable independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable dependen.
3.6.3.2 Uji Signifikan Parsial (T-test) Uji-t dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Uji t dapat dilakukan dengan melihat nilai probabilitas signifikansi t masing-masing variabel yang
Universitas Sumatera Utara
terdapat pada output hasil regresi menggunakan SPSS. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: H1 : Komite Audit berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. H2 : Proporsi Dewan Komisaris berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. H3: Ukuran Perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan tanggumg jawab sosial. H4: Profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. H5:
Leverage
berpengaruh
secara
parsial
terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial
Uji ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel dengan ketentuan sebagai berikut: Jika t-hitung < t-tabel pada α = 0,05, maka Hiditolak Jika t-hitung > t-tabel pada α = 0,05, maka Hi diterima.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian 4.1.1 Statistik Deskriptif Menurut Ghozali (2005), statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dapat dilihat dari ratarata(mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, dan kemenengan distribusi. Dalam penelitian ini penulis hanya mendeskripsikan sampel. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Corporate Social Responsibility
45
.08974
.57692
.3467189
.12202282
Komite Audit
45
.50
1.00
.9620
.11494
Proporsi Dewan Komisaris
45
.16
.60
.4022
.08746
Ukuran Perusahaan
45
11.27
13.90
12.8431
.57589
Profitabilitas
45
-81.40
70.30
24.7980
24.73193
Leverage
45
-1.83
1.66
-.3329
.95517
Valid N (listwise)
45
Sumber: Diolah Peneliti (2013) Berikut ini rincian data deskriptif yang diolah: 1. Variabel pengungkapan tanggung jawab sosial (CSR) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 45, dengan nilai minimum
Universitas Sumatera Utara
0,08974, nilai maksimum 0,57692, mean 0,34672 dan standart deviation (simpangan baku) 0,122. 2. Variabel Komite Audit memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 45, dengan nilai minimum 0.5, nilai maksimum 1.00, mean 0,962, dan standart deviation (simpangan baku) 0,1149. 3. Variabel Proporsi Dewan Komisaris memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 45, dengan nilai minimum 0,16, nilai maksimum 0,60, mean 0,4022, dan standart deviation (simpangan baku) 0,0874. 4. Variabel Ukuran Perusahaan memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 45, dengan nilai minimum 11,27, nilai maksimum 13,90, mean 12,8431, dan standart deviation (simpangan baku) 0,5758. 5. Variabel pengungkapan Profitabilitas memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 45, dengan nilai minimum -81,40, nilai maksimum 70,30, mean24,7980, dan standart deviation (simpangan baku) 24,7319. 6. Variabel Leverage memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 45, dengan nilai minimum -1,83, nilai maksimum 1,66, mean 0,3329, dan standart deviation (simpangan baku) 0,9551.
Universitas Sumatera Utara
4.1.2 Pengujian Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik harus dilakukan peneliti sebelum melakukan uji hipotesis Pengujian asumsi klasik ini perlu dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah distribusi data yang digunakan dalam penelitian sudah normal, serta bebas dari gejala multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Hal ini merupakan salah satu syarat yang mendasari model regresi berganda dengan metode estimasi Ordinary Least Square (OLS). a. Uji Normalitas Data
Uji
normalitas
bertujuan
untuk
mengetahui
varians
pengganggu atau residual berdistribusi secara normal serta untuk menghindari adanya bias dalam model regresi. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non-parametrikKolmogorov-Smirnov(K-S), dengan membuat hipotesis:
H0 : Data residual berdistribusi normal
Ha : Data residual tidak berdistribusi normal
Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima, sedangkan jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka H0 ditolak.
Universitas Sumatera Utara
Table 4.2 Hasil Uji Normalitas I One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Corporate
N Normal
Mean
Parameter
Std.
Proporsi
Social
Komite
Dewan
Ukuran
Responsibility
Audit
Komisaris
Perusahaan
Profitabilitas
Leverage
45
45
45
45
45
45
.3467189
.9620
.4022
12.8431
24.7980
1.1371
.12202282
.11494
.08746
.57589
24.73193
1.23166
s
a,b
Deviation
Most
Absolute
.162
.518
.179
.116
.117
.214
Extreme
Positive
.068
.370
.155
.062
.082
.203
Differences Negative
-.162
-.518
-.179
-.116
-.117
-.214
Kolmogorov-Smirnov Z
1.088
3.478
1.199
.775
.783
1.434
.187
.000
.113
.585
.572
.033
Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Dari hasil pengolahan data tersebut, diperoleh bahwa data dalam penelitian ini tidak terdistribusi secara normal, dimana variabel Komite Audit dan Leverage memiliki nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0.05 (5%). Untuk itu, perlu dilakukan tindakan perbaikan (treatment) agar model regresi memenuhi asumsi normalitas. Beberapa cara untuk mengubah model regresi menjadi normal, menurut Jogiyanto (2004:172) terdapat tiga cara untuk menormalkan distribusi data, yaitu: 1. Melakukantransformasi
data
kebentuklain,
yaitu
logaritma natural, akar kuadrat, logaritma 10
Universitas Sumatera Utara
2. Trimming, yaitu memangkas (membuang) observasi yang bersifat outlier, yaitu nilainya lebih kecil dari μ - 2σ atau lebih besar dari μ + 2σ, 3. Winzorising, yaitu mengubah nilai-nilai outlier menjadi nilai-nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusinya menjadi normal. Memulihkan ketidaknormalan data diatas, untuk variabel Komite Audit peneliti melakukan transformasi data ke model logaritma
natural
(k-x),
dimana
k
adalah
nilai
tertinggi
(maksimum) dari data mentah x hal ini dikarenakan histogramnya menunjukkan subtansial negative skewness (Ghozali, 2005:37). Untuk variabel Leverage peneliti melakukan transformasi data ke model
logaritma
natural
(x)
dikarenakan
histogramnya
menunjukkan sustansial positive skewness (Ghozali, 2005:37). Kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas. Berikut ini hasil pengujian dengan Kolmogorov-Smirnov .
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas II One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Corporate
N Normal Parameters
a,b
Proporsi
Social
Komite
Dewan
Ukuran
Responsibility
Audit
Komisaris
Perusahaan
Profitabilitas
Leverage
45
5
45
45
45
45
.3467189
-1.1283
.4022
12.8431
24.7980
-.3329
.12202282
.37704
.08746
.57589
24.73193
.95517
Absolute
.162
.175
.179
.116
.117
.143
Positive
.068
.153
.155
.062
.082
.143
Negative
-.162
-.175
-.179
-.116
-.117
-.080
1.088
.390
1.199
.775
.783
.957
.187
.998
.113
.585
.572
.318
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Dari hasil pengolahan data pada table 4.3 diatas kita dapat melihat bahwa seluruh variabel telah terdistribusi secara normal dimana semua variabel memiliki nilai signifikan yang lebih dari 0.05, dengan demikian kita dapat melanjutkan penelitian dengan uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas, berikut ini dilampirkan grafik histogram dan P-P plot data yang terdistribusi secara normal.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 Normal P-Plot
Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat bahwa penyebaran data mendekati normal atau memenuhi asumsi normalitas, dimana titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Hal tersebut juga dapat dilihat dari grafik histogram dibawah.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2 Histogram Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa distribusi data mendekati normal, karena grafik histogram menunjukkan garis diagonal yang tidak menceng (skewness) baik ke kanan maupun ke kiri. b. Uji Multikolinearitas
Tujuan uji multikolinieritas adalah untuk menguji ada tidaknya hubungan antar variabel independen dalam model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
Universitas Sumatera Utara
korelasi di antara varabel bebasnya. Deteksi yang dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variable Inflation Factor) dan toleransi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Software SPSS for Windows. Nilai VIF dan toleransi dapat dilihat dalam tabel 4.4 berikut ini. Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model 1
Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
B (Constant)
Std. Error
-1.046
.431
Komite Audit
-.035
.140
Proporsi Dewan
-.353
Beta
t
Sig.
Tolerance
VIF
-2.428
.020
-.033
-.249
.805
.897
1.115
.216
-.253
-1.639
.109
.654
1.529
.122
.030
.575
4.016
.000
.763
1.310
Profitabilitas
-.001
.001
-.128
-.824
.415
.649
1.541
Leverage
-.062
.020
-.485
-3.113
.003
.645
1.551
Komisaris Ukuran Perusahaan
a. Dependent Variable: Corporate Social Responsibility
Berdasarkan tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi korelasi di antara variabel independen, dengan kata lain variabel-variabel independen dalam penelitian ini bebas dari gejala multikolinearitas. Jika dilihat pada tabel semua variabel independen memiliki VIF sekitar 1, atau VIF < 10. Selain itu nilai toleransi untuk setiap variabel independen lebih besar dari
Universitas Sumatera Utara
0,1 (tolerance > 0,1) dengan demikian dapat disimpulkan tidak ada multikolinearitas dalam model regresi ini. c. Uji Autokorelasi Untuk
menguji
ada
tidaknya
autokorelasi,
peneliti
menggunakan uji Durbin-Watson. Hasil pengujian autokorelasi adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Uji Autokorelasi Durbin Watson Model Summaryb
Model 1
R
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
.625a
.391
.312
Durbin-Watson
.10117808
1.146
a. Predictors: (Constant), Leverage, Profitabilitas, Komite Audit, Ukuran Perusahaan,
Proporsi Dewan Komisaris
b. Dependent Variable: Corporate Social Responsibility
Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu: 1.
nilai D-W lebih kecil dari -2 berarti ada korelasi positif,
2.
nilai D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi,
3.
nilai D-W lebih besar dari +2 berarti ada autokorelasi negatif. Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai D-W yang didapat
sebesar 1,146 yang berarti termasuk pada kriteria kedua,
Universitas Sumatera Utara
sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi autokorelasi negatif. d. Uji Heterokedastisitas
Dalam penelitian ini untuk melihat ada tidaknya gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat plot grafik yang dihasilkan dari pengolahan data dengan menggunakan SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah: Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang teratur, maka telah terjadi heterokedastisitas Jika tidak ada pola tertentu, serta titik-titik yang menyebar tidak tertentu di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka
tidak
terjadi
heterokedastisitas,
atau
terjadi
homokedastisitas. Berikut ini adalah grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heterokedastisitas atau terjadi homokedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas Berdasarkan gambar 4.3 di atas dapat dilihat bahwa tidak
ada membentuk pola yang jelas, dimana titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedasititas pada model regresi ini.
Universitas Sumatera Utara
4.1.3
Pengujian Hipotesis A. Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi (Goodness of Fit) Nilai koefisien korelasi (r) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat jika nilai r berada di atas 0,5 dan mendekati 1. Adapun koefisien determinasi (goodness of fit), yang dinotasikan merupakan satu ukuran
yang
penting
dalam
regresi.
Determinasi
)
mencerminkan kemampuan model dalam menjelaskan variabel dependen. Koefisien korelasi dan koefisien determinasi dari model penelitian dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini. Tabel 4.6 Uji Hipotesis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi (Goodness of Fit)
Model Summary
Model 1
R
R Square a
.625
.391
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .312
.10117808
T a b e l 4.5 menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (r) sebesar
Universitas Sumatera Utara
0,62 25 yang beerarti bahw wa korelasi antara vaariabel depeenden den ngan variabbel-variabel independeennya adalaah kuat deengan didaasarkan paada nilai r yang beraada di atass 0,5. Nilaai (Adj djusted r Sqquare) padaa tabel 4.6 menunjukk kkan nilai 0,391, 0 artin nya kelimaa variabel independeen dalam ppenelitian yaitu kom mite audit, proporsi dewan d kom misaris, ukuuran perusaahaan, proffitabilitas
dan
leveerage
dap pat
menjeelaskan
39,1% 3
pen ngungkapan tanggung g jawab sosial s yangg diungkaapkan. Adaapun sisanyya sebesar 60,9% 6 dijelaaskan oleh sebab-sebab b lain di lu uar model.
B. Ana alisis Regreesi Bergand da
Analisis reegresi linieer bergandaa dilakukan dengan metode m
enteer, karena m metode enteer seluruh vaariabel akann dimasukk kan ke dalaam analisiss untuk mengetahui m seberapa besar peng garuh variiabel indeppenden terh hadap variab bel dependden. Data diolah d den ngan mengggunakan alaat bantu SP PSS 19, dann diperoleh hasil sebaagai berikutt:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Variabel Entered/Removed
Variables Entered/Removedb Variables
Variables
Entered
Removed
Model 1
Leverage,
Method . Enter
Profitabilitas, Komite Audit, Ukuran Perusahaan, Proporsi Dewan Komisaris a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Corporate Social Responsibility
Dari tabel 4.7 tersebut, menunjukkan analisis statistik deskriptif sebagai berikut: 1. Variabel yang dimasukkan ke dalam persamaan adalah
variabel komite audit, proporsi dewan komisaris, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage 2. Tidak ada variabel independen yang dikeluarkan 3. Metode yang digunakan untuk memasukkan data yaitu
metode enter.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
Std. Error
1 (Constant)
-1.046
.431
Komite Audit
-.035
.140
Proporsi Dewan
-.353
Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
-2.428
.020
-.033
-.249
.805
.897
1.115
.216
-.253
-1.639
.109
.654
1.529
.122
.030
.575
4.016
.000
.763
1.310
Profitabilitas
-.001
.001
-.128
-.824
.415
.649
1.541
Leverage
-.062
.020
-.485
-3.113
.003
.645
1.551
Komisaris Ukuran Perusahaan
a. Dependent Variable: Corporate Social Responsibility
Berdasarkan tabel di atas, didapatlah persamaan regresi sebagai berikut: Y = -1,046 - 0,35 X1 - 0,353X2 + 0,122X3 - 0,01X4 0,062X5+e Keterangan: a. Konstanta sebesar -1,046 menyatakan bahwa, apabila X1,X2,X3,X4, dan X5 sama dengan 0, maka tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial adalah sebesar –1,046 b. Koefisien regresi untuk Komite Audit sebesar -0,035 menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan. Artinya, setiap penambahan 1,00 x
Universitas Sumatera Utara
pada
rasio
komite
audit
akan
mengurangi
indeks
pengungkapan tanggung jawab sosial sebesar 0,035, dan dalam hal ini factor lain dianggap konstan.
c. Koefisien regresi untuk proporsi dewan komisaris sebesar 0,353 menyatakan bahwa penambahan 1,00 x pada rasio proporsi
dewan
komisaris,
akan
mengurangi
indeks
pengungkapan tanggung jawab sosial sebesar 0,353, dan dalam hal ini faktor lain dianggap konstan. d. Koefisien regresi untuk ukuran perusahaan sebesar 0,122 menyatakan bahwa penambahan 1,00 x pada rasio ukuran perusahaan, akan meningkatkan indeks pengungkapan tanggung jawab sosial sebesar 0,122, dan dalam hal ini faktor lain dianggap konstan. e. Koefisien
regresi
untuk
profitabilitas
sebesar
–0,01,
menyatakan bahwa setiap penambahan 1,00 x pada rasio Return on Equity akan mengurangi indeks pengungkapan tanggung jawab sebesar 0,01, dan dalam hal ini faktor lain dianggap konstan.
f. Koefisien
regresi
untuk
leverage
sebesar
–0,062,
menyatakan bahwa setiap penambahan 1,00 x pada rasio Debt to Equity Ratio akan mengurangi indeks pengungkapan
Universitas Sumatera Utara
tanggung jawab sebesar 0,062, dan dalam hal ini faktor lain dianggap konstan.
C. Pengujian Hipotesis Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Menurut Ghozali(2005), uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan ke dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. 1. Jika F hitung lebih besar dari F tabel atau probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi (Sig. < 0,05) maka model penelitian dapat digunakan atau model tersebut sudah tepat dimana Ha diterima. 2. Jika F hitung lebih kecil dari F tabel atau probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi (Sig. > 0,05) maka model penelitian tidak dapat digunakan atau model tersebut tidak tepat dimana Ho diterima. Nilai F hitung diperoleh dengan menggunakan alat bantu program statistik yang hasilnya ditunjukkan pada tabel 4.9 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9 Uji F (F Test) ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
.256
5
.051
Residual
.399
39
.010
Total
.655
44
F 4.999
Sig. .001a
a. Predictors: (Constant), Leverage, Profitabilitas, Komite Audit, Ukuran Perusahaan, Proporsi Dewan Komisaris b. Dependent Variable: Corporate Social Responsibility
Salah satu criteria pengambilan keputusan untuk pengujian hipotesis ini adalah Quick Look. Menurut Ghozali(2005), “Quick Look : bila nilai F lebih besar dari 4, maka H0 ditolak, pada derajat kepercayaan 5%, dengan kata lain hipotesis alternatif diterima.”
Berdasarkan hasil analisis regresi ini, didapat F-hitung adalah 4,999 dengan signifikansi 0,001 (p = 0,001; p < 0,05). Adapun nilai F-tabel untuk α = 0,05 dengan pembilang sebesar 5 dan penyebut 44 adalah 2,433 , maka diperoleh bahwa F hitung 4,999 > F tabel (4,999 > 2,433), sehingga Ha diterima dan dapat disimpulkan bahwa variabel komite audit (X1), proporsi dewan komisaris (X2), ukuran perusahaan (X3), profitabilitas (X4), dan leverage (X5) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Y).
Universitas Sumatera Utara
Uji Signifikansi Parsial (Uji t) Uji-t dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Ada lima hipotesis yang akan dilakukan dengan uji t.
H1: Komite Audit berpengaruh positif terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial H2: Proporsi Dewan Komisaris berpengaruh positif terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial H3:
Ukuran
Perusahaan
berpengaruh
positif
terhadap
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial H4: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial
H5: Leverage berpengaruh negatif terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Uji ini akan dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel sebagai berikut: Signifikansi koefisien variabel independen secara parsial (uji t) dapat dilihat dari tabel 4.10 berikut ini. • jika t-hitung < t tabel pada α = 0,05, maka Hi ditolak, • jika t-hitung > t tabel pada α = 0,05, maka Hi diterima.
Universitas Sumatera Utara
Table 4.10 Uji Hipotesis Signifikansi Parsial
Coefficientsa
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
Std. Error
-1.046
.431
Komite Audit
-.035
.140
Proporsi Dewan Komisaris
-.353
Beta
T
Sig.
-2.428
.020
-.033
-.249
.805
.216
-.253
-1.639
.109
.122
.030
.575
4.016
.000
Profitabilitas
-.001
.001
-.128
-.824
.415
Leverage
-.062
.020
-.485
-3.113
.003
Ukuran Perusahaan
a. Dependent Variable: Corporate Social Responsibility
Berdasarkan uji t yang dilakukan, diperoleh nilai t hitung
untuk masing-masing variabel independen. Sementara t tabel yang diperoleh dengan ketentuan α = 0,05 dan derajat kebebasan (n-1) = 44 adalah 1,680. Dengan demikian dapat diketahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. a. Variabel komite audit memiliki nilai signifikansi sebesar 0,805 yang berarti nilai lebih besar dari 0,05, sedangkan nilai t hitung diperoleh sebesar -0,249. Nilai t hitung ini lebih kecil dari t tabel 1,680 (-0,249 < 1,680). Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak atau komite audit tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial.
Universitas Sumatera Utara
b. Proporsi dewan komisaris memiliki nilai signifikansi sebesar 0,109 yang berarti nilai lebih besar 0,05, sedangkan nilai t hitung diperoleh sebesar -1,639. Nilai t hitung ini lebih kecil dari t tabel 1,680 (-1,639 < 1,680). Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa H2 ditolak atau proporsi dewan komisaris tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. c. Ukuran perusahaan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 yang berarti nilai lebih kecil dari 0,05, sedangkan nilai t hitung diperoleh sebesar 4,016. Nilai t hitung ini lebih besar dari t tabel 1,680 (4,016 > 1,680). Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa H3 diterima atau ukuran perusahaan
memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial. d. Profitabilitas memiliki nilai signifikansi sebesar 0,415 yang berarti nilai lebih besar 0,05, sedangkan nilai t hitung diperoleh sebesar -0,824. Nilai t hitung ini lebih kecil dari t tabel 1,680 (-0,824 < 1,680). Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa H4 ditolak atau profitabilitas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. e. leverage memiliki nilai signifikansi sebesar 0,003 yang berarti nilai lebih kecil dari 0,05, sedangkan nilai t hitung
Universitas Sumatera Utara
diperoleh sebesar -3,113. Nilai t hitung ini lebih besar dari t tabel 1,680 (3,113 > 1,680). Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa H5 diterima atau leverage memiliki pengaruh negatif signifikan (dilihat dari tanda negatif pada t hitung) terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.
4.2
Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan penyajian data hasil penelitian beserta pengolahannya yang bersumber dari Annual Report perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di BEI, maka penulis dalam penelitian ini akan membahas hasil penelitian sesuai dengan masalah yang diajukan. Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya kita dapat melihat bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial minimum adalah 8,97 % dan maksimum adalah 57,69%, dengan rata-rata 34,67%. Hal ini menyatakan bahwa laporan tahunan belum memberikan informasi yang cukup lengkap mengenai pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Nilai
koefisien
determinasi
sebesar
0,391, artinya variabel
independen dalam penelitian yaitu komite audit, proporsi dewan komisaris, ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage dapat menjelaskan 39,1% pengungkapan tanggung jawab sosial yang diungkapkan. Adapun sisanya sebesar 60,9% dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model. Dari hasil pengujian bersama-sama atau secara simultan, dapat diketahui bahwa komite audit, proporsi dewan komisaris, ukuran
Universitas Sumatera Utara
perusahaan, profitabilitas dan leverage berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan. Hal ini ditunjukkan dari F hitung senilai 4,999 > 4, dengan signifikansi sebesar 0,001 < 0,05. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Silitonga (2011), dimana dari hasil penelitiannya berhasil menemukan hubungan yang secara statistik
ukuran
perusahaan(SIZE),
basis
perusahaan(BASIS),
profitabilitas(PROFIT), leverage(LEV), dan likuiditas(LIKUID) tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan. Namun penelitian ini sejalan dengan penelitian Hartati (2012) yang berhasil membuktikan jumlah tanggung jawab sosial yang
diungkapkan
perusahaan
dipengaruhi
secara
simultan
oleh
kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial, komite audit, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Secara parsial kita dapat melihat hal berikut ini: Pertama
(H1)
adalah
komite
audit
berpengaruh
terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial. Hasil pengujian hipotesis dapat diketahui nilai t hitung dari variabel komite audit adalah sebesar −0.249 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,805. Karena tingkat signifikan menunjukan nilai diatas 0,05, berarti tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel dewan komisaris independen terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, Dengan demikian H2 ditolak. Hasil penelitian ini tidak sejalan
Universitas Sumatera Utara
dengan penelitan Akhtaruddin et.al, (2009) yang menemukan bahwa terdapat pengaruh antara komite audit dengan pengungkapan tanggung jawab sosial. Kedua (H2) adalah dewan komisaris independen berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Hasil pengujian hipotesis diketahui nilai t hitung dari variabel dewan komisaris independen adalah sebesar -1,639 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,109. Karena tingkat signifikan menunjukan nilai diatas 0,05, berarti tidak terdapat pengaruh signifikan
dari
variabel
dewan
komisaris
independen
terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial. Dengan demikian H2 ditolak. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Hartati (2012) yang menyatakann variabel dewan komisaris independen tidak memiliki pengaruh signifikan. Ketiga (H3) adalah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Dari hasil pengujian hipotesis dapat diketahui nilai t hitung dari variabel ukuran perusahaan adalah sebesar 4,016 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Karena tingkat signifikan menunjukan nilai dibawah 0,05, berarti terdapat pengaruh signifikan dari variabel ukuran perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian silitonga (2011) variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.
Universitas Sumatera Utara
Keempat
(H4)
adalah
profitabilitas
berpengaruh
terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial. Hasil pengujian hipotesis dapat diketahui nilai t hitung dari variabel profitabilitas adalah sebesar -0,824 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,415. Karena tingkat signifikan menunjukan nilai diatas 0,05, berarti tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel profitabilitas terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Hasil ini sejalan dengan penelitian hartati (2012) variabel profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian sitepu (2009) yang menyatakan bahwa variabel profitabilitas terbukti secara signifikan berpengaruh positif. Kelima (H5) adalah leverage berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Hasil pengujian hipotesis dapat diketahui nilai t hitung dari variabel leverage adalah sebesar -3,113 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,003. Karena tingkat signifikan menunjukan nilai dibawah 0,05, berarti terdapat pengaruh negatif yang signifikan dari variabel leverage terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian silitonga (2011) dimana hasil penelitian menunjukkan variabel leverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Penelitian ini menguji pengaruh mekanisme good corporate governance, ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2011. Mekanisme good corporate governance diproksikan kepada komite audit dan proporsi dewan komisaris. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komite audit, proporsi dewan komisaris, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial sebesar 39,1 % yang berarti variabel dalam penelitian ini cukup efektif dalam mengukur seberapa besar pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan. Berikut adalah hasil dari pengujian hipotesis terhadap seluruh variabel: 1. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa komite audit, proporsi dewan komisaris, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage secara simultan atau bersama-sama memiliki kemampuan mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Penelitian ini memberikan hasil bahwa secara parsial komite audit, proporsi dewan komisaris dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap
Universitas Sumatera Utara
pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdafar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011. 3. Penelitian ini memberikan hasil bahwa secara parsial ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdafar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011. 4. Penelitian ini memberikan hasil bahwa secara parsial leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdafar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011.
5.2
Keterbatasan Hasil Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan, antara lain: 1. Sampel
yang
digunakan
hanya
perusahaan
perkebunan
dan
pertambangan yang terdaftar di BEI, sehingga tidak diketahui bagaimana pengaruh variabel dependen pada jenis perusahaan lain. 2. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan hanya terbatas pada perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di BEI, sehingga untuk perusahaan perkebunan dan pertambangan yang tidak terdaftar di BEI tidak dapat diketahui bagaimana pengaruh variabel independen dengan variabel dependennya secara simultan maupun parsial.
Universitas Sumatera Utara
3. Penelitian ini hanya sebatas menggunakan variabel-variabel komite audit, proporsi dewan komisaris, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage. Hal ini berdampak pada tidak terlalu tingginya model penelitian dalam menjelaskan variasi tingkat luas pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan. 4. Penelitian ini hanya meneliti komite audit dan proporsi dewan komisaris untuk proksi dari good corporate governance sehingga tidak dapat menggambarkan secara keseluruhan good corporate governance dalam perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011 5.3
Saran Berdasarkan keterbatasan penelitian, penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambah jumlah variabel dari good corporate governance seperti variabel kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial atau kepemilikan asing sehingga dapat menggambarkan secara jelas good corporate governance dalam perusahaan yang bersangkutan . 2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambah tahun periode pengamatan untuk mendapatkan hasil prediksi yang lebih baik dan akurat.
Universitas Sumatera Utara
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan meneliti perusahaan lain yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang belum pernah diambil oleh peneliti sebelumnya. 4. Bagi perusahaan sebaiknya mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan yang telah dilaksanakan secara lebih rinci di dalam laporan tahunan perusahaan sehingga pengukuran terhadap indeks tanggung jawab sosial perusahaan lebih akurat. 5. Dalam menjalankan bisnisnya, perusahaan sebaiknya memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan lingkungannya sebagai wujud dari tanggung jawab sosial perusahaan untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan.
Universitas Sumatera Utara