BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian pada umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan atau menguji kebenaran suatu fakta atau pengetahuan. Menemukan berarti berusaha memperoleh sesuatu untuk mengisi kekosongan atau kekurangan. Mengembangkan berarti memperluas dan menggali lebih dalam sesuatu yang sudah ada. Menguji kebenaran dilakukan jika apa yang sudah ada, masih diragukan kebenarannya. Penelitian yang bertujuan untuk menemukan problematika baru disebut penelitian eksploratif. Penelitian yang dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan yang sudah ada dinamakan penelitian pengembangan (developmental research). Penelitian yang ditujukan untuk menguji kebenaran suatu pengetahuan disebut penelitian verifikatif. Setiap penelitian perlu menetapkan metode yang akan dilakukan secara komprehensif, yang dapat menyajikan hal-hal yang berkaitan dengan teknik, prosedur, sumber data, populasi, sampel, analisis data, dan penarikan kesimpulan.
A. Desain Penelitian Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Artinya, penelitian ini berusaha memperoleh informasi dari keadaan yang sedang berlangsung pada saat penelitian dilaksanakan (Sa’ud, 2007). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kontribusi Pola Asuh Orang Tua (Xl), dan Bimbingan Guru (X2) terhadap Perilaku Sosial Anak Taman Kanak-kanak (Y). Pengolahan penelitian ini menggunakan studi korelasional untuk mengetahui hubungan antara variabel X dan
variabel Y. Analisis dilakukan untuk mencari kaitan hubungan antara variabel X dan variabel Y tersebut, kemudian berdasarkan angka koefisien korelasi dihitung koefisien determinasinya yang menggambarkan besarnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y. Besarnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y diperoleh dari koefesien determinasi dengan mengkuadratkan koefisien korelasi. Selain itu juga dilakukan pengujian hipotesis menggunakan statistik parametrik untuk menjawab hipotesis yang diajukan. Secara keseluruhan, langkah-langkah penelitian yang dilakukan adalah : 1. Penelitian pendahuluan. Pada langkah ini penelitian dilakukan untuk mempertajam fokus penelitian, pengembangan konstruksi instrumen penelitian dan menentukan teknik sampling yang tepat. 2. Menentukan jumlah sampel yang dilibatkan dalam penelitian. Langkah ini dilakukan supaya kesimpulan hasil penelitian dapat digeneralisasikan kepada populasi penelitian 3. Menyusun alat pengumpul data untuk variabel yang diteliti, yaitu (1) Perilaku Sosial Anak, (2) Bimbingan Guru, dan (3) Pola Asuh Orangtua. 4. Uji coba alat pengumpul data untuk mengetahui validitas dan reliabilitas item-item dalam instrumen kuesioner yang digunakan. 5. Pelaksanaan penelitian. Pada langkah ini penelitian dilakukan untuk mengumpulkan data tentang pola asuh orang tua, bimbingan yang dilakukan guru, dan perilaku sosial anak Taman Kanak-kanak. 6. Penentuan teknik analisis data yang dipergunakan. 7. Analisis data hasil penelitian. Analisis dilakukan menggunakan pengujian statistik dengan menghitung atau memperhatikan asumsi-asumsi statistik yang mendasari setiap pengujian.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Sa’ud (2007) : “Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian” Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah guru, siswa dan orangtua siswa dari Taman KanakKanak Persis se-Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut sebanyak delapan TK yang tersebar di sejumlah tempat sebagaimana tercantum dalam tabel berikut (PD Persistri 2008-2009) : Tabel 1 Data Anggota Populasi Penelitian TK Persis se-Kecamatan Tarogong Kidul Nomor dan Nama RA/TK
No 01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08.
TK Tarogong RA Idharul Haq RA Darutholibin RA Miftahul Khoer RA Al Ummah RA Ash Shofwah TK Ar Rohman TK Al Hidayah
Nama PC Tarogong Kidul Tarogong Kidul Tarogong Kidul Tarogong Kidul Tarogong Kidul Tarogong Kidul Tarogong Kidul Tarogong Kidul Jumlah
Jumlah Guru Aktif 37 5 5 7 8 4 3 3 72
Jumlah Siswa Aktif 319 26 38 73 52 20 26 36 590
2. Sampel Menurut Sa’ud (2007) : “Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.” Untuk mendapatkan sampel diperlukan pertimbangan penentuan teknik sampling. Mengingat jumlah populasi yang amat luas, maka teknik sampling yang digunakan adalah cluster sampling. Teknik cluster sampling (sampling kelompok) dapat digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti sangat luas (Sugiyono, 2008 : 122). Teknik sampling cluster ini menggunakan tahapan dua langkah, dengan istilah teknik stratified random sampling, yakni sampel daerah dan sampel individu. Berdasarkan teknik ini,
maka diambil TK/RA yang berada di satu kecamatan, yaitu Kecamatan Tarogong Kidul. Penetapan dengan teknik ini menunjukkan angka jumlah sampel sebanyak delapan TK/RA dengan populasi sebanyak 72 orang guru dan 590 siswa, sebagaimana tercantum dalam Tabel 1. Berdasarkan rumus penentuan sampel menurut Isaac dan Michael (dalam Sugiyono, 2006 : 126), yaitu :
s=
λ2 .N .P.Q. d 2 ( N − 1) + λ2 .P.Q
Keterangan : λ2 dengan dk =1, taraf kesalahan 1%, 5% atau 10% P = Q = 0,5 d = 0,05 s = jumlah sampel Untuk jumlah populasi 590 (antara 550 – 600), maka jumlah sampel yang didapatkan dengan taraf kesalahan 5% adalah antara 213 – 221 siswa. Demi pertimbangan kemudahan analisis lanjutan, diambil angka 216 sampel, atau tiga kali jumlah responden guru (72 x 3). Dari Tabel 1, jumlah sampel populasi guru dan siswa untuk TK Tarogong sangat besar bila dibandingkan TK/RA lain. Karena itu, dilakukan pengambilan sampel secara disproportionate stratified random sampling. Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel bila populasinya berstrata, tetapi kurang proporsional.(Sugiyono, 2006 : 121) Teknik ini kemudian digabungkan dengan teknik judgement sampling sebagaimana yang dikemukakan oleh Nazir (1999 : 326), bahwa : “Salah satu cara menarik sampel dari suatu populasi juga bisa menggunakan pertimbangan pribadi atau judgement sampling.” Dengan teknik tersebut, maka sampel yang diambil sebagai responden, khusus untuk TK Tarogong dengan jumlah populasi terbesar diambil secara representatif dan proporsional dengan TK/RA yang lain. Berdasarkan gabungan beberapa teknik tersebut, maka sampel yang diambil sebagai responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk variabel Bimbingan Guru diambil sebanyak 72 guru diambil seluruhnya sebagai responden.
b. Untuk variabel Pola Asuh Orang Tua diambil sebanyak 72 x 3 = 216 orang tua siswa berdasarkan judgement sampling untuk mempermudah perhitungan statistik lanjutan. c. Untuk variabel Perilaku Sosial Anak diambil sebanyak 72 x 3 = 216 siswa berdasarkan judgement sampling untuk mempermudah perhitungan statistik lanjutan. Adapun hasil penentuan jumlah responden siswa dan orang tua siswa untuk masingmasing TK/RA dilakukan berdasarkan pertimbangan sebagaimana diusulkan dalam Sugiyono (2006 : 130), yaitu :
R=
Keterangan :
A xC B
R = jumlah responden siswa dan orang tua siswa masing-masing TK/RA A = jumlah sampel populasi siswa masing-masing TK/RA B = jumlah sampel populasi total seluruh TK/RA C = jumlah sampel representatif sesuai dengan rumus Isaac dan Michael Dengan rumus tersebut, maka didapatkan jumlah responden proporsional untuk masingmasing TK/RA sebagaimana tercantum dalam tabel berikut :
Tabel 2 Sampel/Responden Penelitian
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Nomor dan Nama RA/TK
Jumlah Siswa
Jumlah Responden Guru
TK Tarogong RA Idharul Haq RA Darutholibin RA Miftahul Khoer RA Al Ummah RA Ash Shofwah TK Ar Rohman TK Al Hidayah Jumlah Total
319 26 38 73 52 20 26 36 590
37 5 5 7 8 4 3 3 72
Jumlah Responden Siswa 116 10 14 27 19 7 10 13 216
Jumlah Responden Orang Tua Siswa 116 10 14 27 19 7 10 13 216
Pemilihan sampel di masing-masing TK dilakukan secara acak dengan menggunakan random. Adapun langkah-langkah untuk memilih siswa mana saja yang menjadi obyek penelitian dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : a. Meminta data semua anak (siswa) pada masing-masing Taman Kanak-kanak, b. Memberikan nomor secara acak kepada masing-masing anak, c. Dengan bantuan tabel angka random maka dipilih nomor-nomor yang dijadikan sampel dalam penelitian, d. Nama anak yang nomornya. terpilih, menjadi sampel penelitian.
C. Operasionalisasi Variabel Penelitian Menurut Hatch dan Farhady (1981): “Variabel penelitian didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang (obyek) dengan orang (obyek) yang lain.” Hampir sependapat, Kerlinger (1973) menyatakan bahwa : “Variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari.” Adapun Kidder (1981) berpendapat bahwa : “Variabel adalah suatu kualitas dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan.” (Sugiyono, 2006 : 60) Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, yang terdiri dari dua variabel tetap, yaitu Pola Asuh Orang Tua (X1) dan Bimbingan Guru (X2), serta satu variabel berubah, yaitu Perilaku Sosial Anak (Y). Variabel-variabel ini lalu dikembangkan menjadi sub-sub variabel dengan berbagai indikator untuk lebih memperjelas variabel yang diteliti, sebagaimana uraian berikut : 1. Perilaku sosial anak. Variabel perkembangan perilaku sosial anak dikembangkan menjadi delapan subvariabel dengan sejumlah indikator, yang merupakan perkembangan yang harus dicapai seorang individu
sesuai dengan umurnya, yang meliputi aspek-aspek perkembangan sosial dalam berbagai bentuk aktivitas. Aspek-aspek tersebut meliputi : a) tenggang rasa, b) kerja sama, c) bermain dengan teman, d) berimajinasi, e) mulai berpisah dari orang tua, f) mengenal dan mengikuti aturan, g) bisa menerima diri sendiri, serta h) reaksi sosial yang wajar. (Tabel 3) 2.
Pola asuh orangtua Variabel pola asuh orang tua merupakan sikap dan perlakuan orang tua di rumah
terhadap anaknya yang berusia TK. Variabel ini dikembangkan menjadi tiga subvariabel dengan sejumlah indikator yang menunjukkan gaya-gaya atau pola asuh orang tua (parenting style) yang sering ditunjukkan oleh orang tua, yaitu : a) autoritarian, b) permisif, dan c) autoritatif. Ke tiga subvariabel ini menunjukkan gaya atau pola perlakuan orang tua terhadap anaknya dengan indikator perlakuan serba tidak boleh, serba boleh, atau memberi keleluasaan kepada anak untuk memilih suatu aktivitas sesuai dengan persepsi anak (demokratis). (Tabel 3) 3.
Bimbingan guru. Variabel bimbingan guru dikembangkan menjadi tujuh subvariabel dengan sejumlah
indikator, yang merupakan serangkaian tugas guru untuk memberi layanan bantuan kepada peserta didik supaya berkembang secara optimal, yang meliputi : a) orientasi, b) informasi, c) penempatan dan penyaluran, d) pembelajaran, e) nasehat, f) pembiasaan, serta g) pemecahan masalah. Semuanya terkait dengan tingkat pemahaman anak, peraturan sekolah, hormat kepada orang tua, inteligensi, bakat, minat, daya tangkap, motivasi, cara mengekspresikan diri, berdoa, dan berperilaku tertib. (Tabel 3) Tabel 3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian No.
Aspek yang diungkap
Indikator
Butir soal
1.
Perilaku sosial anak (Y) 1) Tenggang rasa
2) Kerjasama
3) Bermain dengan teman 4) Berimajinasi
5) Mulai berpisah dengan orangtua 6) Mengenal dan mengikuti aturan
7) Bisa menerima diri sendiri
2.
8) Reaksi sosial yang wajar Bimbingan guru (X2) 1) Orientasi
2) Informasi
1) Menghargai teman 2) Kepedulian terhadap teman 3) Kesadaran akan hak milik orang lain 1) Kemauan berperan aktif 2) Kesadaran terhadap pembagian tugas 3) Menghargai pendapat orang lain 4) Menghargai kepemimpinan orang lain 5) Kepedulian terhadap teman sekelompok 6) Mengalah pada teman 1) Banyaknya teman 2) Luasnya pergaulan 3) Kemampuan bersosialisasi 1) Tingkat imajinasi yang tinggi 2) Pengaplikasian imajinasi 1) Kemandirian 2) Kedewasaan 1) Pemahaman tentang peraturan 2) Kepatuhan terhadap peraturan 1) Menerima kekurangan diri sendiri 2) Penghargaan terhadap diri sendiri 3) Penghargaan terhadap barang milik pribadi 1) Tidak emosional 2) Memiliki sifat terpuji 1) Pemahaman anak tentang tujuan belajar dan bersekolah
1, 2 3, 4, 5, 6 7, 8 9, 10 11, 12 13, 14 15 16, 17 18, 19 20, 21 22, 23 24 25, 26, 27, 28 29 30, 31 32, 33, 34 35, 36 37, 38, 39 40, 41 42, 43, 44 45 46, 47 48, 49, 50 1, 2, 3,4
3) Penempatan dan penyaluran
4) Pembelajaran
5) Nasehat
6) Pembiasaan
7) Pemecahan masalah
3.
1) Peraturan sekolah 2) Anak yang di sayang semua 3) Hormat kepada orangtua dan guru 4) Sayang kepada saudara dan teman 1) Fokus terhadap inteligensi, bakat, dan minat anak 2) Memasukkan anak dalam kelompok yang sesuai 1) Memantau daya tangkap anak dalam belajar 2) Memotivasi anak yang lamban dalam belajar 1) Cara berbicara 2) Cara bersikap 3) Cara berpakaian 4) Cara berkawan 5) Cara belajar 6) Cara bermain
5, 6, 7, 8, 9 10, 11, 12, 13
1) 2) 3) 4) 5)
38, 39 40, 41 42 43 44
Berdoa Mengucapkan salam Tertib Bersosialisasi Melatih kemandirian
14, 15 16, 17
18, 19, 20 21, 22 23, 24 25, 26
27, 28 29, 30 31 32 33 34, 35, 36, 37
1) Anak keluarga kurang mampu 2) Anak yang hiperaktif 3) Anak yang pendiam 4) Anak yang manja 5) Anak berperilaku tidak baik 6) Anak yang menghadapi kesulitan dalam belajar
45
1) Pola penguasaan anak terhadap tradisi 2) Memahamkan arti penting
1, 2, 3
46 47 48 49 50
Pola asuh orangtua (X1) 1) Authoritarian
4, 5, 6
pengetahuan nilai perilaku 3) Kontrol terhadap pekerjaan rumah 4) Kontrol terhadap teman sepermainan anak 2) Permisif
3) Autoritatif
7, 8, 9, 10, 11, 12, 13 14, 15, 16, 17, 18
1) Perlakuan serba boleh pada anak 2) Ekspresi kasih sayang pada anak 3) Kedekatan emosional 4) Kebebasan bermain
19, 20
1) Hubungan dengan anak 2) Sistem demokrasi dalam keluarga 3) Kemandirian
36, 37, 38
21, 22, 23, 24 25, 26, 27 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35
39, 40, 41, 42 43, 44, 45, 46, 47, 48
4) Konsekuensi terhadap pelanggaran dan kepatuhan
49, 50
Hubungan ke tiga variabel ini berikut sub-sub variabel dan berbagai indikatornya kemudian dipelajari dan dianalisis untuk dicari kesimpulannya. Analisis yang dilakukan menggunakan analisis statistik deskriptif untuk mencari hubungan antar variabel dan atau pengaruh (kontribusi) salah satu variabel X atau ke dua-duanya, terhadap variabel Y. Langkahlangkah operasionalisasi variabel tersebut digambarkan dengan skema sebagaimana tercantum dalam bagan berikut ini : Gambar 1 Hubungan antar variabel
Pola Asuh Orang Tua (X1)
Perilaku Sosial Anak (Y)
Bimbingan Guru (X2)
Keterangan: X1 : Pola Asuh Orang Tua X2 : Bimbingan Guru Y : Perilaku Sosial Anak
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Guna memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data melalui kuesioner atau angket, yaitu daftar pertanyaan tertulis yang harus dijawab sumber data (Sugiyono, 2008). Terdapat keleluasaan dalam penggunaan angket ini, yakni : 1) responden lebih leluasa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan; 2) responden lebih bebas mengemukakan pendapat serta dapat berpikir secara matang dalam menjawab pertanyaan; serta 3) data yang terkumpul dapat dianalisis secara parametrik. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah : 1) data bimbingan guru dalam bentuk skor, 2) data pola asuh orangtua dalam bentuk skor, dan 3) data perkembangan perilaku sosial anak dalam bentuk skor. Sesuai dengan rancangan, analisis data yang dikumpulkan bertipe data ordinal.
Untuk mengumpulkan data tersebut, disusun tiga jenis kuesioner, berdasarka pada kisikisi instrumen dalam Tabel 3 dan Lampiran I, yaitu : 1. Instrumen Kuesioner Pola Asuh Orang Tua, yang disusun berbentuk invetori, yang mana orang tua hanya diminta memilih salah satu dari dua alternative jawaban “ya” atau “tdak” sesuai dengan apa yang mereka lakukan. 2. Instrumen Kuesioner Bimbingan Guru, yang disusun berbentuk inventori, yang mana guru hanya diminta memilih salah satu dari dua alternatif jawaban “ya” atau “tidak”, sesuai dengan apa yang mereka lakukan. 3. Instrumen Kuesioner Perilaku Sosial Anak, yang disusun berbentuk inventori dibantu guru dan peneliti sendiri, yang mana siswa diharuskan memilih salah satu dari dua alternatif jawaban “ya” atau “tidak”. Secara prosedural teknik ini menuntut pengukuran dan kuantifikasi hasil penyebaran angket dengan pembobotan skor pada tiap-tiap alternatif jawaban angket yang telah dipilih responden. Adapun teknik penyekorannya adalah untuk pernyataan positif pilihan “ya” skornya 2, sedangkan pilihan “tidak” skornya 1. Sementara pernyataan yang negatif pilihan “ya” skornya 1, sedangkan pilihan “tidak” skornya 2.
E. Pengembangan Instrumen Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk menguji apakah kesimpulan teoretis, berupa hipotesis, sesuai dengan keadaan di lapangan atau tidak. Kesesuaian antara data yang dikumpulkan (data empiris) dengan keadaan lapangan merupakan hal yang sangat penting, karena merupakan dasar validitas internal penelitian. Untuk menjamin validitas internal ini, maka kualitas instrumen
pengumpul data sangat menentukan, disebabkan kualitas instrumen pengumpul data ikut menentukan validitas internal penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti mengembangkan sendiri tiga jenis instrumen penelitian yang diperlukan untuk masing-masing variabel, yakni : 1. Pola Asuh Orang Tua 2. Bimbingan yang diberikan oleh Guru 3. Perilaku Sosial Anak Taman Kanak-Kanak. Ke tiga variabel ini dikembangkan menjadi sejumlah indikator sebagai gambaran perilaku dari setiap individu. Menurut Miharja (2005) : “Perilaku individu ditegorikan merupakan pengejawantahan atribut-atribut psikologis.” Atribut-atribut psikologis ini adalah rekaan hipotesis yang tidak mempunyai eksistensi riil, sehingga tidak dapat diteliti secara langsung. Instrumen pengumpul data adalah alat yang digunakan untuk merekam data umum secara kuantitatif, yaitu keadaan dan aktivitas atributatribut psikologis. Atribut-atribut itu secara teknis biasa digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non-kognitif. Atribut kognitif sendiri terdiri dari hasil belajar, bakat intelektual, dan inteligensi. Instrumen pengumpul data untuk atribut kognitif berbeda dengan instrumen pengambil data untuk atribut non-kognitif. Karena atribut kognitif tidak dapat direkam secara langsung, maka dalam upaya merekam keadaan atau aktivitas atribut psikologis itu individu dihadapkan kepada perangsang berupa pertanyaan atau pernyataan. Berdasarkan respon terhadap perangsang itu, akan terekam keadaan atau aktivitas atribut-atribut psikologis. Untuk atribut kognitif perangsangnya adalah pertanyaan, sedangkan untuk atribut non-kognitif perangsangnya adalah pernyataan.
Karakteristik instrumen yang menentukan tinggi-rendahnya mutu adalah reliabilitas dan validitas instrumen. Reliabilitas merujuk kepada kosistensi hasil perekam data, sedangkan validitas merujuk kepada sejauh mana instrumen itu merekam (mengukur) apa yang dimaksudkan untuk direkam (diukur). Karena reliabilitas dan validitas instrumen itu menentukan derajat kesesuaian antara data dengan keadaan lapangan, maka ke duanya harus ditegakkan secara sungguh-sungguh. Dalam penelitian ini, ke duanya dipergunakan untuk menentukan kesahihan dan kehandalan item instrumen kuesioner semua variabel. Pengembangan instrumen pengambil data itu berlangsung dalam langkah-langkah yang sudah baku, yaitu : 1) pengembangan spesifikasi instrumen, 2) penulisan butir-butir pertanyaan dan pernyataan, 3) telaah dan revisi butir-butir pertanyaan dan pernyataan, 4) perakitan butirbutir pertanyaan dan pernyataan ke dalam instrumen, 5) uji-coba instrumen, 6) analisis hasil uji coba, 7) pengujian hasil validitas dan reliabilitas, dan 8) penentuan perangkat akhir instrumen (Sugiyono, 2008). 1. Pengembangan Spesifikasi Instrumen Spesifikasi instrumen adalah rancangan pokok (grand design) instrumen. Segala kegiatan dalam pengembangan instrumen dilakukan berdasar spesifikasi tersebut. Karena itu, spesifikasi ini harus digarap secara hati-hati, dan harus memuat secara lengkap semua hal yang harus dilakukan, serta masing-masing harus disajikan secara spesifik. Hal-hal yang perlu dimuat dalam spesifikasi itu adalah : a) wilayah yang akan direkam, b) dasar konseptual atau dasar teoritis yang akan dipakai sebagai landasan, c) subyek yang akan diambil, d) tujuan pengambilan data, e) materi instrumen, f) tipe butir pertanyaan atau pernyataan, g) jumlah butir pertanyaan atau pernyataan, serta h) kriteria seleksi butir pertanyaan atau pernyataan. 2. Penulisan Butir-butir Pertanyaan atau Pernyataan
Kemampuan untuk menulis pertanyaan atau pernyataan adalah perpaduan antara kiat dan hasil latihan. Di antara instrumen pengumpul data yang paling banyak dipakai adalah tes pilihan dengan sejumlah kemungkinan jawaban. Di antaranya tes pilihan ganda dengan dua kemungkinan jawaban (ya/tidak). 3. Telaah dan Revisi Bulir-butir Pertanyaan atau Pernyataan Butir-butir pertanyaan atau pernyataan itu harus ditelaah secara cermat apakah sudah sesuai dengan yang dirancangkan, dan apabila perlu direvisi. Rujukan dalam telaah ini adalah spesifikasi instrumen. Telaah dan revisi butir-butir pertanyaan atau pernyataan ini dilakukan oleh suatu team, namun akan lebih bagus kalau diselenggarakan dalam semacam seminar, agar butir-butir pertanyaan atau pernyataan itu dapat dicermati dari berbagai aspeknya. Aspek-aspek utama yang perlu dicermati adalah : a) kesesuaian dengan spesifikasi, b) kesesuaian dengan landasan teoritis, c) kesesuaian dengan format dilihat dari sudut ilmu pengukuran, d) ketetapan bahasa yang digunakan, dilihat dari sudut bahasa baku dan subjek yang memberikan respon. Untuk memudahkan para penelaah, siapkan daftar cek, yang memuat : a) pertanyaan sesuai dengan indikatornya, b) pertanyaan memiliki tingkat kesulitan yang sesuai, c) konsep atau proses yang direkam jelas, d) istilah dan situasi dalam pertanyaan terdefinisi dengan jelas, e) para responden mampu memahami apa yang diharapkan mereka lakukan, f) pertanyaan ditulis dalam bahasa dan ejaan yang benar, g) struktur tata bahasa untuk semua alternatif jawaban konsisten dan sesuai, h) tidak ada petunjuk tentang jawaban yang benar.
Instrumen yang telah disusun dikaji oleh tiga orang ahli untuk memberikan penilaian (judgement experts) atas butir-butir pernyataan penelitian yang dibuat, sebagaimana tercantum dalam Lampiran II. 4. Perakitan Butir-butir Pertanyaan atau Pernyataan Butir-butir pertanyaan atau pernyataan itu dirakit menjadi satu instrumen yang siap diujicobakan. Hal yang harus diingat adalah bahwa respon terhadap sesuatu pertanyaan tidak boleh memkontribusi respon terhadap pertanyaan lain, karena secara teori masing-masing pertanyaan itu bebas satu sama lain. Instrumen yang telah dirakit itu kemudian dicetak dan siap untuk diujicobakan.
5. Uji-coba Instrumen Uji-coba merupakan langkah yang sangat penting dalam proses pengembangan instrumen, karena dari uji-coba inilah diketahui informasi mengenai mutu instrumen yang dikembangkan itu. Syarat utama uji coba adalah bahwa karakteristik subyek uji coba harus sama dengan karakteristik subyek penelitian. Selain itu kondisi uji coba (misalnya waktu, alat-alat yang dipakai, cara penyelenggaraan) juga sama dengan kondisi penelitian yang sebenarnya. 6. Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen Pengujian validitas dan reliabilitas menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) Ver. 17.0. Menurut Sururi (2007), Program SPSS dapat menguji instrumen penelitian yang mempunyai kualifikasi valid, reliable, dan usable. Uji validitas dan reliabilitas dengan bantuan software ini diterapkan terhadap responden uji coba sebagaimana diusulkan oleh Sugiyono (2006 : 177) sebanyak 30 responden dari sampel populasi yang akan diuji.
Asumsi dari uji validitas dan reliabilitas ini adalah item soal instrumen telah melalui validitas oleh para ahli (judgement experts) untuk validitas konstruk, baik konsistensi internal atau eksternal berdasarkan teknik korelasi (r). Syarat minimal r = 0,3 untuk dinyatakan valid, sebagaimana dikemukakan oleh Masrun (1979) dalam Sugiyono (2006 : 188). Adapun untuk uji reliabilitas memiliki nilai korelasi minimal r = 0,7 untuk dinyatakan reliabel (good) bila menggunakan Alpha Cronbach (Kusnendi, 2009). Hasil pengujian dengan bantuan SPSS dikemukakan pada bahasan berikut. 7. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen (Lampiran II – VI) a. Hasil uji validitas menunjukkan bahwa dari 50 item instrumen angket untuk mengetahui tanggapan responden terhadap Variabel Pola Asuh Orang Tua Siswa didapatkan sebanyak 17 item tidak valid (7,8,16,17,19,23,25,26,28,29,31,33,34,37,39,45 dan 47), sehingga harus didrop dari instrumen analisis lanjutan. Dengan demikian, skor maksimum untuk tiap responden yang didapatkan adalah : 33 x 2 = 66. (Lampiran IV) b. Hasil uji validitas menunjukkan bahwa dari 50 item instrumen angket untuk mengetahui tanggapan responden terhadap Variabel Bimbingan Guru didapatkan sebanyak 16 item tidak valid (No. 10,11,13,14,16,21,24,25,27,31,38,40,42,44,46 dan 48), sehingga harus didrop dari instrumen analisis lanjutan. Dengan demikian, skor maksimum untuk tiap responden yang didapatkan adalah : 34 x 2 = 68. (Lampiran III) a. Hasil uji validitas menunjukkan bahwa dari 50 item instrumen angket untuk mengetahui tanggapan responden terhadap Variabel Perilaku Sosial Anak didapatkan sebanyak 18 item tidak valid (No. 3,4,7,8,11,13,16,17,19,20,21,23,26,27,29,33,38,dan 40), sehingga harus didrop dari instrumen analisis lanjutan. Dengan demikian, skor maksimum untuk tiap responden yang didapatkan adalah : 32 x 2 = 64. (Lampiran V)
b. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa semua instrumen penelitian dari semua variabel penelitian cukup handal atau reliabel untuk digunakan dalam analisis lanjutan. Hal ini berdasarkan Nilai Koefisien Alpha Cronbach yang menunjukkan angka > 0,70. (Lampiran VI – VIII) F. Pengolahan dan Analisis Data Dalam memperoleh data yang lengkap sampai pada suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, penelitian ini telah menetapkan jenis data, sumber data, pengumpulan jenis data, dan menganalisis jenis data. Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan secara bertahap, yang seluruh pelaksanaannya dilakukan oleh peneliti. Khusus bagi reponden siswa, dibantu oleh para guru TK dan peneliti sendiri di sekolah. Pelaksanaan pengumpulan data penelitian ini menempuh langkah-langkah berikut ini. 1. Mengamati perilaku sosial anak, baik dalam kondisi di dalam kelas atau dalam kondisi bermain bebas. Kegiatan ini juga diikuti dengan penyebaran instrumen kepada para orang tua dan guru sebagai responden, yang masing-masing untuk memperoleh data tentang pola asuh yang biasa dilakukan, dan untuk mengumpulkan data bimbingan guru yang diberikan di sekolah. 2. Mengecek kembali instrumen yang telah diisi, terutama kelengkapan jawaban dari responden yang menentukan dapat atau tidaknya data tersebut diskor dan diolah lebih lanjut. 3. Melakukan pengolahan (analisis) data secara statistik, kemudian disusun program pengembangan pengambatan aspek perilaku sosial anak yang dilakukan atas kerjasama peneliti dengan guru di sekolah.
Pengolahan data dimulai dari memberikan nomor urut pada setiap lembar jawaban, melakukan penyekoran, tabulasi ke dalam tabel utama, sampai menghitung harga-harga statistik. Pada perhitungan harga-harga statistik didapat uji asumsi-asumsi statistik serta taraf signifikansinya yang diperoleh dari setiap sampel yang diteliti. Dari sini bisa diberikan penafsiran terhadap kecenderungan karakteristik sampel yang diteliti berdasarkan harga-harga statistik yang diperoleh dari perhitungan. Pada akhirnya hasil-hasil pengolahan dan analisis data dalam bentuk uraian dan angka-angka dapat digambarkan sebagai hasil penelitian. Adapun penafsiran terhadap tanggapan responden untuk setiap indikator dari masingmasing subvariabel menggunakan garis kontinum kriterium (kategori) sebagaimana diusulkan oleh Sugiyono (2006 : 137,144) berikut :
Gambar 2 Garis Kontinum Kriterium (Kategori) 0% 19,9% sangat tidak baik
20% 39,9% Tidak baik
40% 59,9% cukup baik
60%
79,9% Baik
80% 99,9% sangat baik
100% Ideal
Perihal uji regresi digambarkan oleh Nunnaly (1991), bahwa koefisien regresi (uji t) digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) berkontribusi terhadap secara signifikan terhadap varibel dependen (Y). Signifikansi berarti kontribusi yang terjadi dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasikan). Pengujian regresi linier sederhana adalah hubungan secara linier antara satu variabel independen dengan variabel dependen. Adapun analisis regresi linier berganda adalah hubungan linier antara dua variabel independen atau lebih (X1, X2) dengan variabel dependen (Y). Analisis regresi ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, apakah positif atau negatif, dan untuk memperediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.
Perhitungan korelasi (r) antar variabel penelitian beserta signifikansinya meliputi korelasi sederhana, parsial maupun korelasi ganda. Analisis korelasi sederhana digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel dan untuk mengetahui arah hubungan yang terjadi, serta seberapa besar hubungan yang terjadi antara dua variabel. Ada tiga metode korelasi sederhana (bivariate correlation) di antaranya Pearson Correlation, Kendall's tau-b, dan Spearman Correlation. Pearson Correlation digunakan untuk data berskala interval atau rasio, sedangkan Kendall's tau-b, dan Spearman Correlation lebih cocok untuk data berskala ordinal. Adapun dalam penelitian ini digunakan Rank-Spearman Correlation. Adapun analisis korelasi parsial (Partial Correlation) digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel di mana variabel lainnya yang dianggap berkontribusi dikendalikan atau dibuat tetap (sebagai variabel kontrol). Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut: 0,00 - 0,199 0,20 - 0,399 0,40 - 0,599 0,60 - 0,799 0,80 - 1,000
= sangat rendah = rendah = sedang = kuat = sangat kuat
Nilai r berkisar 1 sampai -1. Artinya, makin mendekati 1 atau -1, hubungan antara dua variabel makin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0 berarti hubungan antara dua variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukkan hubungan searah (X naik maka Y naik), dan sebaliknya.