BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian Penelitian
ini
membahas
mengenai
Pengaruh
Penerapan
Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Mengelola Pertemuan/Rapat Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan Putra Cimahi). Subjek dan objek (sasaran) penelitian merupakan orang yang dapat memberikan data dan informasi yang dibutuhkan peneliti selama melakukan penelitian, adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa/i SMK Pasundan Putra Cimahi Jurusan Administrasi Perkantoran kelas XII. 3.2
Metode Penelitian Penetapan metode yang digunakan dalam suatu penelitian merupakan hal
yang sangat penting, karena metode penelitian berguna dalam memberikan gambaran kepada peneliti bagaimana langkah-langkah penelitian yang dilakukan, sehingga permasalahan dapat dipecahkan. Menurut Sugiyono (2008: 3) “metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi experimental design. Lebih tepatnya bentuk desain quasi eksperimen yang dipilih adalah nonequivqlenty control group design. Maksudnya dalam pelaksanaan penelitian, penulis akan membuat 2 kelompok. Kelompok pertama dinamakan Fiki Arisandi, 2013 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Mengelola Pertemuan/Rapat Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Pasundan Putra Cimahi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
kelompok eksperimen, dan kelompok kedua merupakan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut akan diberikan diberikan pretest dan posttest yang sama. Tetapi
pada
kelompok
eksperimen
akan
diberikan
perlakuan
dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sedangkan pada kelompok kontrol tidak memperoleh perlakuan yang serupa. Untuk lebih jelasnya rancangan desain penelitian ini digambarkan sebagai berikut: Eksperimen
: O1
Kontrol
: O3
X
O2
E
O4
K
(Sugiyono, 2008: 116)
Ket :
3.3
O1
: Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen
O2
: Tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok eksperimen
O3
: Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok control
O4
: Tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok control
X
: Penerapan Model Pembelajaran tipe Jigsaw
E
: Kelas eksperimen
K
: Kelas Kontrol
Unit Analisis Dalam melakukan penelitian, kegiatan pengumpulan data merupakan hal
yang sangat penting guna mengetahui karakteristik dari bagian-bagian yang menjadi objek dan subjek penelitian. Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai pertimbangan dalam memilih subjek penelitian yaitu kesamaan dari rata-rata nilai ulangan harian siswa yang tidak jauh berbeda. Dimana rata-rata nilai ulangan harian kelas XII AP 1 69,14, kelas XII AP 2 68,94 dan kelas XII AP 3 64,52. Dengan demikian unit analisis Fiki Arisandi, 2013 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Mengelola Pertemuan/Rapat Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Pasundan Putra Cimahi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dalam penelitian ini kelas XII AP 1 dan XII AP 2, dikarenakan kedua kelas tersebut relatif homogen. Didalam menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol penulis menggunakan teknik random, sehingga di tentukan XII AP 1 yang berjumlah 34 orang dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas XII AP 2 yang berjumlah 32 orang sebagai kelas kontrol. 3.4
Skenario Pembelajaran Adapun langkah-langkah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw (kelas eksperimen) dan penerapan model pembelajran konvensional (kelas kontrol) adalah sebagai berikut: Tabel 3. 1 Skenario Pembelajaran Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Model Pembelajaran Konvensional
Jigsaw (Kelas Eksperimen)
(Kelas Kontrol)
1. Tahap Persiapan a) Guru
membuat
1. Tahap Persiapan Rencana
a) Guru
membuat
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b) Guru menyiapkan materi yang akan
b) Guru menyiapkan materi yang akan
dibahas c) Menyiapkan soal-soal untuk pre test dan post test
dibahas c) Menyiapkan soal-soal untuk pre test dan post test d) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS).
2. Pelaksanaan
2. Pelaksanaan
A. Pendahuluan
A. Pendahuluan
a) Guru mengkondisikan kelas dan memeriksa kehadiran siswa
a) Guru mengkondisikan kelas dan memeriksa kehadiran siswa
Fiki Arisandi, 2013 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Mengelola Pertemuan/Rapat Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Pasundan Putra Cimahi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
b) Apersepsi: Guru mengulas tentang materi
pelajaran
yang
sudah
b) Apersepsi : Guru mengulas tentang materi
pelajaran
dipelajari.
dipelajari.
c) Motivasi :
c) Motivasi :
i. Guru memberikan pre test kepada siswa
yang
sudah
i. Guru memberikan pre test kepada siswa.
ii. Guru
menyampaikan
tujuan
ii. Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
pembelajaran yang akan dicapai
kepada siswa.
kepada siswa.
iii. Guru menjelaskan langkah-langkah B. Kegiatan Inti model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
i. definisi rapat, guna dan tujuan rapat
B. Kegiatan Inti a) Tahap
a) Guru menjelaskan materi mengenai:
Pembentukan
Kelompok
ii. unsur-unsur dan perencanaan rapat
Asal, guru membagi siswa kedalam
iii. jenis-jenis rapat
6 (lima) kelompok secara heterogen,
iv. persiapan rapat
masing-masing kelompok terdiri dari
v. syarat rapat yang sempurna
5-6 orang.
vi. teknik persiapan rapat.
b) Tahap Pembagian Materi, masingmasing siswa diberikan tugas untuk menggali materi sebagai berikut: i. Siswa 1: menyebutkan definisi rapat dan menjelaskan guna serta tujuan rapat
Siswa (LKS) c) Guru membagi siswa kedalam 6 kelompok, masing-masing 5-6 orang siswa. d) Siswa
ii. Siswa 2: mendeskripsikan unsurunsur
b) Guru membagikan Lembar Kerja
rapat
dan
menjelaskan
perencanaan rapat iii. Siswa 3: menjelaskan jenis-jenis rapat. iv. Siswa 4: mendeskripsikan persiapan
secara
mengerjakan
berkelompok
LKS
yang
telah
diberikan e) Siswa berkelompok mengerjakan LKS yang telah diberikan f) Membimbing selama
atau
kegiatan
mengawasi penugasan
Fiki Arisandi, 2013 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Mengelola Pertemuan/Rapat Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Pasundan Putra Cimahi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
rapat.
berlangsung
v. Siswa 5: menjelaskan rapat yang sempurna vi. Siswa
g) Siswa
menyerahkan
penugasan
6:mendeskripsikan
teknik
persiapan rapat
dibahas
dalam kelas h) Guru
c) Tahap Diskusi kelompok Ahli
kemudian
hasil
memberikan
penilaian
terhadap hasil penugasan
i. Masing-masing siswa berkumpul sesuai
dengan
materi
yang
ditugaskan ii. Guru membimbing siswa untuk mengkaji
materi
yang
didiskusikan iii. Guru membimbing siswa untuk menyusun
laporan
diskusi
kelompok. d) Tahap Diskusi Kelompok Awal i. Masing-masing
siswa
dari
kelompok ahli, kembali kepada kelompok asal. ii. Masing-masing siswa memberikan informasi kepada teman kelompok lainnya mengenai materi yang siswa tersebut dapatkan. e) Tahap Persentasi Kelompok i. Setiap
kelompok
mempresentasikan
hasil
diskusi
kepada kelompok lainnya. ii. Guru
mengarahkan
kelompok
lainnya untuk peran aktif dalam bertanya, sehingga terjadi diskusi Fiki Arisandi, 2013 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Mengelola Pertemuan/Rapat Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Pasundan Putra Cimahi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
kelompok yang aktif. f) Tahap Evaluasi i. Guru memberikan penilaian kepada setiap kelompok ii. Guru
memberikan
penghargaan
terhadap kelompok terbaik 3. Kegiatan Penutup
3. Kegiatan Penutup
a) Guru membimbing siswa untuk a) Guru membuat kesimpulan bersama membuat
kesimpulan
mengenai
keseluruhan materi pembelajaran yang didiskusikan oleh siswa. b) Guru memberikan post test.
3.5
siswa mengenai materi pembelajaran yang dipelajari. b) Guru memberikan post test secara perseorangan
Instrumen Penelitian Sudjana (2005 :35) menjelaskan bahwa “tes pada umumnya digunakan
untuk menilai untuk mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran”. Instrumen tes dibuat dengan mempelajari terlebih dahulu Standar Kompetensi Mengelola Pertemuan/Rapat serta Kompetensi Dasar mengenai Mempersiapkan Pertemuan/Rapat. Kemudian instrumen tes tersebut di uji coba terhadap kelas XII AP SMK Pasundan Putra Cimahi untuk mengukur atau mengetahui apakah instrumen tersebut telah memenuhi serta layak digunakan sebagai alat pengambilan data atau tidak. Instrumen tes yang diberikan kepada siswa adalah tes kemampuan pemahaman konsep matematis siswa berupa pretest dan
postest. Pretest
Fiki Arisandi, 2013 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Mengelola Pertemuan/Rapat Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Pasundan Putra Cimahi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, sedangkan postest dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan (treatment) terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun langkah-langkah untuk menganalisis instrumen sebagai berikut : 1. UJi Validitas Instrumen Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Nilai validitas dapat ditentukan dengan koefisien produk momen. Validitas soal dapat dihitung dengan menggunakan perumusan sebagai berikut : ∑ √{ ∑
(∑
(∑ )(∑ )
)}{ ∑
(∑
Keterangan :
)}
(Suharsimi arikunto, 2008 : 72)
Rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y dan variabel yang dikorelasikan x
: Skors tiap items x
y
: Skors tiap items y
N
: Jumlah responden uji coba Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka nilai rxy dibandingkan
dengan nilai rtabel. Suatu butir soal dikatakan valid jika rxy > rtabel-Nilai rtabel.z 2.
Uji Reliabilitas Instrumen. Untuk mengetahui suatu instrumen reliabel atau tidak maka harus
diketahui koefisien reliabilitasnya. Menurut Arikunto (2008:60) suatu tes tersebut Fiki Arisandi, 2013 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Mengelola Pertemuan/Rapat Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Pasundan Putra Cimahi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali, sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukan ketetapan. Maka pengertian reliabilitas tes, berhubungan dengan ketetapan masalah hasil tes atau seandainya hasil tes berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.
Pengujian reliabilitas uji coba
instrumen ini dengan menggunakan koefisien alpha (α) dari cronbach sebagai berikut: 2 k Σ b r11 1 2 k 1 t
(Ating Somantri dan Sambas Ali M., 200:48)
Keterangan : r11
: Reliabilitas
tes secara keseluruhan
k
: Jumlah butir instrumen Tabel 3. 2 Interprestasi derajat reliabilitas Rentang Nilai
Klasifikasi
0,000-0,200
Derajat reliabilitas sangat rendah
0,201-0,400
Derajat reliabilitas rendah
0.401-0,600
Derajat reliabilitas cukup
0,601-0,800
Derajat reliabilitas tinggi
0,801-1,000
Derajat reliabilitas sangat tinggi (Suharsimi Arikunto, 2006: 223)
3. Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Tingkat kesukaran dipandang dari kemampuan siswa dalam menjawab soal-soal tersebut, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal. Persoalan Fiki Arisandi, 2013 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Mengelola Pertemuan/Rapat Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Pasundan Putra Cimahi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
yang penting dalam melakukan analisis tingkat kesukaran soal adalah penetuan proporsi dan kriterian soal yang termasuk mudah, ssedang dan sukar. Soal yang baik adalah yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Menurut Suharsimi Arikunto (2008:207) bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Tingkat kesukaran suatu butir soal adalah proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada soal tersebut. Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus :
(Suharsimi arikunto, 2006 : 100)
Keterangan : P
: Indeks Kesukaran
B
: Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar
Js
: jumlah seluruh siswa peserta tes
Untuk menentukan apakah soal tersebut dikatakan baik atau tidak baik sehingga perlu direvisi, digunakan kriteria sebagai berikut : Tabel 3. 3 Tingkat kesukaran No
Rentang Nilai tingkat kesukaran
Klasifikasi
1
0,70-1,00
Mudah
2
0,30-0,70
Sedang
3
0,00-0,30
Sukar (Suharsimi arikunto, 2006 : 100)
4. Daya Pembeda Instrumen
Fiki Arisandi, 2013 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Mengelola Pertemuan/Rapat Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Pasundan Putra Cimahi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Menurut Suharsimi Arikunto (2008:211) mengemukakan bahwa daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membuktikan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D), indeks diskriminasi berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Untuk mengetahui indeks diskriminasi dapat menggunakan perumusan:
(Suharsimi arikunto, 2006 : 100)
Keterangan : D
: Indeks diskriminasi (daya pembeda)
BA
: Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB
: Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA
: Banyaknya peserta kelompok atas
JB
: Banyaknya peserta kelompok bawah
PA
: Proporsi kelompok atas yang menjawab benar
PB
: Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar Tabel 3. 4 Klasifikasi Daya Pembeda No 1 2 3 4 5
Rentang Nilai D 0,00-0,19 0,20-0,39 0,40-0,69 0,70-1,00 Negatif
Klasifikasi Jelek Cukup Baik Baik Sekali Tidak Baik
(Suharsimi arikunto, 2001 : 218) Fiki Arisandi, 2013 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Mengelola Pertemuan/Rapat Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Pasundan Putra Cimahi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3.6
Prosedur Penelitian 1. Tahap Pretest Melaksanakan pretest pada masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil dari tahap ini akan diketahui keadaan awal antara kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum masing-masing kelas diberi perlakuan (treatment) 2. Tahap Proses Memberi perlakuan atau treatment pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada tahap ini kelas eksperimen dikenai perlakuan berupa pembelajaran dengan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional 3. Tahap Post test Melakukan post test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada tahap ini akan diambil data hasil akhir pembelajaran setelah dikenai perlakuan.
3.7
Teknik Analisis Data
3.7.1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Hal ini berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji statistik yang akan digunakan. Penelitian harus membuktikan terlebih dahulu, apakah data yang akan dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan dalam uji normalitas ini yaitu uji Liliefors Test. Fiki Arisandi, 2013 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Mengelola Pertemuan/Rapat Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Pasundan Putra Cimahi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Langkah kerja uji normalitas dengan metode Liliefors menurut (Ating dan Sambas, 2006:289) sebagai berikut: 1) Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada data yang sama. 2) Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis). 3) Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya. 4) Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi). 5) Hitung nilai z untuk mengetahui Theoritical Proportion pada table z 6) Menghitung Theoritical Proportion. 7) Bandingkan Empirical Proportion dengan Theoritical Proportion, kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsi. 8) Carilah selisih terbesar di luar titik observasi Berikut ini adalah tabel distibusi pembantu untuk pengujian normalitas data. Tabel 3. 5 Tabel Distribusi Pembantu Untuk Pengujian Normalitas X
F
(1) (2)
Fk
Sn (Xi)
Z
Fo (Xi)
(3)
(4)
(5)
(6)
Sn (Xi) - Fo │Sn (Xi-1) - Fo (Xi)│ (Xi) (7)
(8)
Keterangan : Kolom 1
: Susunan data dari kecil ke besar
Kolom 2
: Banyak data ke i yang muncul
Kolom 3
: Frekuensi kumulatif. Formula, fk = f + fksebelumnya
Kolom 4
: Proporsi empirik (observasi). Formula, Sn (Xi) = fk/n
Kolom 5
: Nilai Z, formula, Z
Xi - X S
Fiki Arisandi, 2013 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Mengelola Pertemuan/Rapat Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Pasundan Putra Cimahi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Dimana : X Kolom 6
Xi dan S n
( Xi ) 2 n n 1
Xi 2
: Theoritical Proportion (tabel z) : Proporsi Kumulatif Luas Kurva Normal Baku dengan cara melihat nilai z pada tabel distribusi normal.
Kolom 7
: Selisih Empirical Proportion dengan Theoritical Proportion dengan cara mencari selisih kolom (4) dan kolom (6)
Kolom 8
: Nilai mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif. Tandai selisih mana yang paling besar nilainya. Nilai tersebut Adalah D hitung.
Selanjutnya menghitung D tabel pada a = 0,05 dengan cara
0,886
.
n
Kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria : D hitung < D tabel, maka H0 diterima, artinya data berdistribusi normal D hitung ≥ D tabel, maka H0 ditolak, artinya data tidak berdistribusi normal 3.7.2. Uji Homogenitas Uji homogenitas dimaksudkan untuk kepentingan akurasi data dan kepercayaan terhadap hasil penelitian. Uji homogenitas merupakan uji perbedaan antara dua kelompok, yaitu dengan melihat perbedaan varians kelompoknya. Uji statistika yang digunakan adalah Uji Burlett. Kriteria yang digunakan adalah apabila nilai hitung X2 > nilai tabel X2, maka Ho menyatakan varians skornya homogen ditolak, dalam hal lainnya diterima. Nilai hitung X2 diperoleh dengan rumus:
db.LogS
X 2 ln 10 B
2 i
(Sambas Ali Muhidin, 2010:96)
Dimana: Fiki Arisandi, 2013 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Mengelola Pertemuan/Rapat Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Pasundan Putra Cimahi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
S i2 = Varians tiap kelompok data
db1= n-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok B = Nilai Barlett = (Log S2 gab)(Σdb1) 2 2 = Varians gabungan = S gab = S gab
(Sambas Ali Muhidin, 2010:96)
dbS db
2 i
Sambas Ali Muhidin (2010:96), menjelaskan mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengujian homegenitas, yaitu sebagai berikut: 1. Menentukan kelompok-kelompok data, dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut. 2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan dengan model tabel sebagai berikut
Tabel 3. 6 Model Tabel Uji Barlett Sampel db=n-1
S12
Log S12
db.Log S12 db. S12
1 2 3 … … Σ
3. 4. 5. 6.
Menghitung varians gabungan. Menghitung log dari varians gabungan. Menghitung nilai Barlett. Menghitung nilai X2.
Fiki Arisandi, 2013 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Mengelola Pertemuan/Rapat Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Pasundan Putra Cimahi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
7. Menentukan nilai dan titik kritis. 8. Membuat kesimpulan. Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil pretest dan postest sedangkan data kualitatif diperoleh dari ;embar observasi yang berupa lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa. Untuk menjawab rumusan masalah penelitian, data-data tersebut harus di olah dan di analisis. Adapun analisis data yang dilakukan dengan menganalisis data tes. Analisis data tes yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih tinggi dibandingkan dengan penerapan model pembelajaran konvensional, diperoleh melalui teknik komparasi hasil pretest dan postest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. 3.7.3. Perhitungan Skor Gain Ternormalisasi Skor gain (gain aktual) diperoleh dari selisih skor tes awal dan tes akhir. Perbedaan skor tes awal dan tes akhir ini diasumsikan sebagai efek dari treatment (Sugiyono, 2006:200). Perhitungan yang digunakan untuk menghitung nilai gain adalah sebagai berikut: G = Sf - Si Dengan G sebagai gain, Sf sebagai skor tes awal dan Si sebagai skor tes akhir. keunggulan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional untuk meningkatkan hasil belajar siswa
Fiki Arisandi, 2013 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Mengelola Pertemuan/Rapat Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Pasundan Putra Cimahi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
akan ditinjau dari perbandingan nilai gain yang dinormalisasi (normalized gain) yang dicapai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk perhitungan nilai gain yang dinormalisasi dan pengklasifikasiannya akan digunakan persamaan sebagai berikut: ( ) Kemudian nilai gain ternormalisasi (g) yang diperoleh di interpretasikan dengan klasifikasi pada Tebel brikut ini: Tabel 3. 7 Interpretasi Nilai Gain yang dinormalisasi
3.8
Nilai (g)
Klasifikasi
(g) ≥ 0,7
Tinggi
0,7 > (g) ≥ 0,3
Sedang
(g) < 0,3
Rendah
Uji Hipotesis Menurut Ating Somantri dan Sambas Ali M (2006:161) langkah-langkah
yang dapat dilakukan dalam rangka menguji hipotesis yang dapat di ajukan dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 1. Nyatakan hipotesis statistik (H0 dan H1) yang sesuai dengan hipotesis penelitian yang di ajukan. 2. Menentukan taraf kemaknaan/nyata α (level of significance α) 3. Gunakan statistik uji yang tepat, dalam penelitian ini statistik uji yang digunakan adalah uji perbedaan dua rata-rata. Fiki Arisandi, 2013 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Mengelola Pertemuan/Rapat Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Pasundan Putra Cimahi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Uji-t pada uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk menguji hipotesis apakah pembelajaran dengan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw lebih baik daripada pembelajaran konvensional. Oleh karena itu rumus berikutlah yang digunakan:
(Sugiyono, 2006:118) Keterangan: X1: rata-rata skor gain kelompok eksperimen X2: rata-rata skor gain kelompok kontrol N1 : jumlah siswa kelas eksperimen N2 :jumlah siswa kelas eksperimen S21: varians skor kelompok eksperimen S22:varians skor kelompok kontrol Kemudian hasil t hitung dihubungkan dengan t tabel. Cara untuk menghubungkan thitung dengan ttabel adalah sebagai berikut: 1. Menentukan dejat kebebasan (dk) = N1 + N2 – 2 2. Melihat tabel distribusi t untuk tes satu skor pada taraf signifikasi tertentu, misalnya pada taraf 0,05 atau tingkat kepercayaan 95 %, sehingga akan diperoleh nilai t dari Tabel distribusi t dengan persamaan ttabel = t(1-α)(dk). Bila nilai t untuk dk yang diinginkan tidak ada pada Tabel, maka dilakukan proses interpolasi. Dengan hipotesis uji sebagai berikut:
Fiki Arisandi, 2013 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Mengelola Pertemuan/Rapat Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Pasundan Putra Cimahi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
H0 : Hasil Belajar Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw tidak lebih tinggi
dibandingkan dengan Penerapan Model
Pembelajaran Konvensional pada Standar Kompetensi Mengelola Pertemuan/Rapat di SMK Pasundan Putra Cimahi. H1 : Hasil Belajar Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw lebih tinggi dibandingkan dengan Penerapan Model Pembelajaran Konvensional pada Standar Kompetensi Mengelola Pertemuan/Rapat di SMK Pasundan Putra Cimahi. Kriteria pengambilan keputusan untuk uji perbedaan dua rata-rata adalah sebagai berikut: Apabila nilai thitung < ttabel atau thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Fiki Arisandi, 2013 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Mengelola Pertemuan/Rapat Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Pasundan Putra Cimahi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu