BAB III METODE PENELITIAN
Pembahasan dalam bab III diuraikan mulai dari rancangan penelitian, tempat dan subyek penelitian, definisi operasional variabel penelitian, sampai pada pengembangan instrumen penelitian.
A. Rancangan Penelitian Penelitian yang telah dilaksanakan menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (research and development), “penelitian dan pengembangan merupakan pendekatan penelitian untuk menghasilkan produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada.”(Syaodih Sukmadinata, N., 2006: 190). Sejalan dengan pernyataan Borg dan Gall (1989) bahwa penelitian dan pengembangan adalah sebagai a process used to develop and validate educational produk. Penelitian dan pengembangan menghasilkan suatu produk berupa buku teks, film
instruksional
atau
program
komputer,
juga
metode
atau
model
pengembangan program yang terkait dengan kegiatan pendidikan, termasuk didalamnya layanan kegiatan Bimbingan dan Konseling. Produk yang dihasilkan dalam penelitian adalah berupa program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan sikap positif remaja terhadap kesehatan reproduksi. Teknik analisis data menggunakan kuantitatif – kualitatif. Kuantitatif digunakan ketika
62
63
menganalisis hasil angket sikap siswa terhadap kesehatan reproduksi, sedangkan kualitatif untuk menyempurnakan hasil dari kuantitatif. Langkah-langkah proses penelitian dan pengembangan menunjukkan suatu siklus, yang diawali dengan adanya kebutuhan, permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan menggunakan suatu produk tertentu (Syaodih Sukmadinata, N., 2006: 165). Tertuang dalam Wahab (2005), langkah-langkah Research and Development (R & D) biasanya dapat diwujudkan dengan siklus R&D yang terdiri atas kegiatan mengkaji hasil penelitian yang terkait, mengembangkan program atau model yang didasarkan atas temuan, uji lapangan dimana studi itu akan dilakukan. Hasil data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan pendekatan kuantitatif-kualitatif. Pada dasarnya pendekatan penelitian dan pengembangan dalam pelaksanaannya menggunakan sejumlah siklus kegiatan, yang antara siklus kegiatan yang ada sangat terkait dengan siklus kegiatan sebelumnya, yaitu survey, perencanaan, dan pengembangan, sehingga mendapatkan model hipotetik. Menurut (Syaodih Sukmadinata, N., 2006: 173) hasil pengukuran kebutuhan dan studi literatur, belum cukup memberikan dasar-dasar kongkrit bagi pengembangan suatu produk tetapi masih perlu dilengkapi dengan penelitian langsung ke lapangan untuk diuji cobakan bagaimana yang akan diproduksi itu dilaksanakan. Penelitian dengan tujuan penyususnan program Bimbingan dan Konseling Kesehatan Reproduksi Bagi remaja, pelaksanaannya dengan mengadakan uji terbatas. Rangkaian kegiatan penelitian di atas, dapat divisualisasikan di halaman 64 sebagai berikut.
64
Pra Survey Kajian Konseptual −
Sikap siswa terhadap KRR
−
Kondisi Program KRR
−
−
Faktor Penunjang
Perencanaan
Pengembangan
Analisis hasil need assesment − Penyusunan Rancangan Program
Uji Teoretik Program BK KRR (Pakar dan Praktisi)
−
Rumusan Program BK KRR (Awal)
Faktor Penghambat
- Refleksi - Umpan Balik - Revisi
Uji Terbatas Program KRR
- Refleksi - Umpan Balik - Revisi
Hasil Akhir Program BK KRR Bagan 3.1: Desain Prosedur Penelitian
Berdasarkan pada desain prosedur penelitian di atas, maka secara operasional prosedur penelitian terdiri dari beberapa langkah-langkah dalam
penyusunan
program Bimbingan dan Konseling kesehatan reproduksi, sebagai berikut.
65
1. Tahap pra survey, peneliti menelaah gambaran umum tentang sikap siswa SMA Negeri 19 Bandung terhadap kesehatan reproduksi, dengan cara menyebarkan angket sikap remaja terhadap kesehatan reproduksi; selanjutnya untuk memperoleh gambaran nyata pelaksanaan Bimbingan dan Konseling kesehatan reproduksi yang berlangsung di SMA Negeri 19 Bandung, maka dilakukan observasi, studi dokumentasi dan wawancara terhadap guru/ koordinator dan siswa. 2. Tahap perencanaan, peneliti membuat program Bimbingan dan Konseling Kesehatan Reproduksi hipotetik yang sesuai dengan kondisi nyata, yaitu berdasarkan analisis perolehan data angket dan disesuaikan dengan kondisi yang ada. 3. Tahap pengembangan, peneliti melakukan uji teoretik terhadap program Bimbingan dan Konseling hipotetik tentang kesehatan reproduksi siswa SMA oleh pakar dan praktisi. Penilaian pakar dan praktisi mendasari langkah peneliti dalam merevisi program Bimbingan dan Konseling Kesehatan Reproduksi hipotetik yang selanjutnya diujicobakan secara terbatas. Berdasarkan hasil uji coba terbatas, dilakukan revisi sehingga diperoleh hasil akhir dari program Bimbingan dan Konseling Kesehatan Reproduksi bagi Remaja, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi siswa SMA 19 Bandung.
B. Tempat dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 19 Bandung. Pemilihan tempat penelitian ini didasarkan pada adanya karakteristik yang sesuai dengan kebutuhan
66
pencapaian tujuan penlitian ini, yaitu usia siswa SMA rata-rata 15 – 18 tahun termasuk remaja madya. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal ditemukan adanya kecenderungan berpacaran dengan teman sekelas dan kecenderungan melihat gambar-gambar porno. Selain itu, pelaksanaan Bimbingan dan Konseling masih dilaksanakan berdasarkan penanganan sesaat sebagai respon pada masalah yang terjadi saat itu. Selanjutnya subyek dalam penelitian ini adalah: a. Siswa Penentuan subyek penelitian dilakukan dengan cara purposif yakni menentukan langsung subyek yang sesuai karakteristik subyek pada penelitian; yaitu remaja madya. Subyek yang dipilih adalah siswa SMA Negeri 19 Bandung kelas XI dengan pertimbangan bahwa kelas XI dapat mewakili rentang kematangan usia madya antara usia siswa kelas X dan XII. Sampel pada uji terbatas dilaksanakan pada kelas XI IS-3, mengingat banyaknya siswa dengan sikap netral dan negatif pada hasil pre-test terhadap aspek hubungan seksual sehat dan perencanaan hidup berkeluarga berada di kelas XI IS-3. Ketika pengambilan data wawancara, dilakukan pada sebagian siswa IPA dan IPS secara acak sebanyak 10 orang. Subyek wawancara tidak ada penambahan karena cukup diperoleh data yang menggambarkan kondisi. b. Konselor sekolah/guru pembimbing atau koordinator Data mengenai pelaksanaan Bimbingan dan Konseling yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi diperoleh melalui wawancara terhadap konselor sekolah atau koordinator Bimbingan dan Konseling.
67
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian Judul dari penelitian adalah Bimbingan dan Konseling Kesehatan Reproduksi bagi Remaja, yang merupakan studi Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling untuk Mengembangkan Sikap Positif Siswa terhadap Kesehatan Reproduksi di SMA Negeri 19 Bandung. Selanjutnya dijelaskan mengenai variabel penelitian yang meliputi pengertian sikap, remaja, kesehatan reproduksi dan bimbingan dan konseling. 1. Sikap Menurut Berkowitz (1972) dalam Azwar (2007: 4-5) berdasarkan kerangka pemikiran dari Louis Thurstone, Rensis Likert dan Charles Osgood; sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut. Berdasarkan uraian Mar’at (1984: 9) Sikap merupakan produk dari proses sosialisasi dimana seseorang bereaksi sesuai dengan rangsang yang diterima. Sikap positif dalam penelitian adalah kecenderungan siswa SMA Negeri 19 Bandung yang memihak dan bertanggungjawab terhadap kesehatan reproduksi. 2. Remaja Remaja merupakan salah satu tahapan dalam perkembangan manusia yang mempunyai peranan sangat penting dalam perkembangan individu, yaitu masa awal organ-organ fisik (seksual) mencapai kematangan dan mampu bereproduksi, dengan kata lain masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa.
68
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam Sarwono S Wirawan (2004: 10) menetapkan usia 15 – 24 tahun sebagai usia remaja (youth). Usia siswa SMA berkisar antara 15 – 18 tahun, menurut Konopka (Pikunas, 1976) yang dipaparkan LN Syamsu Y (2005: 184) adalah termasuk remaja madya. Pada usia remaja individu sedang mengalami transisi yang ditandai adanya pertumbuhan dan perkembangan fisik secara cepat dan labilitas emosi berkenaan dengan peningkatan aktivitas hormonal dan perubahan tuntutan lingkungan sosial. Pengertian remaja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 19 Bandung baik putri maupun putra yang berada di kelas XI. 3. Kesehatan Reproduksi Secara sederhana istilah reproduksi berasal dari kata re yang artinya kembali dan kata produksi yang artinya membuat atau menghasilkan; jadi istilah reproduksi mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidup. Sedangkan yang disebut organ reproduksi adalah alat tubuh yang berfungsi untuk reproduksi manusia. Menurut uraian dalam buku Badan Keluarga Berencana Kota Bandung (2007: 5) yang dimaksud dengan kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem reproduksi ( fungsi, komponen dan proses) yang dimiliki oleh remaja baik secara fisik, mental dan sosial. Sejalan dengan pendapat B.Sampurno, H (2006: 3), bahwa : “Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental, serta sosial kultural.”
69
4. Program Bimbingan Dan Konseling Program bimbingan (guidance program) yaitu suatu rangkaian kegiatan bimbingan yang terencana, terorganisasi, dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu, misalnya satu tahun ajaran (S. Winkel, W & Sri Hastuti, M. 2006: 91). Dalam penelitian, yang dimaksud dengan program Bimbingan dan Konseling kesehatan reproduksi bagi remaja adalah serangkaian kegiatan pemberian bantuan kepada siswa SMA Negeri 19 Bandung secara terorganisir dan terkoordinasi dalam suatu periode tertentu, untuk mengembangkan kecenderungan remaja untuk bersedia atau mendukung (memiliki sikap positif) terhadap kesehatan reproduksi.
D. Pengembangan Instrumen Penelitian 1. Alat Pengumpul Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan berbagai teknik seperti tercantum pada tabel berikut. Tabel 3.1 ALAT PENGUMPUL DATA No Jenis Data 1 Sikap remaja terhadap
Siswa
Subyek
Teknik Pengumpulan Data Angket
Deskripsi pelaksanaan
Guru pembimbing
Studi dokumentasi, observasi
Bimbingan dan
atau koordinator
dan wawancara
Konseling di SMA 19
BK, dan siswa
kesehatan reproduksi 2
Selanjutnya diuraikan penyusunan angket sikap remaja terhadap kesehatan reproduksi dan pedoman wawancara, studi dokumentasi serta observasi untuk
70
mengetahui gambaran pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 19 Bandung. a. Pembuatan Angket Sikap Remaja terhadap Kesehatan Reproduksi Angket sikap remaja terhadap kesehatan reproduksi dibuat berdasarkan skala Likert (Method of Summated Ratings). Skala tersebut memuat seperangkat pernyataan sebagai pendapat mengenai subyek sikap. Sebagian dari pernyataanpernyataan itu pendapat yang positif atau menyenangkan tentang subyek sikap itu, sebagian lagi negatif atau tidak menyenangkan. Pada angket responden memilih salah satu pilihan jawaban dari lima pilihan yang disediakan, yaitu sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju. 1) Pola Penyekoran Tabel 3.2 POLA PENYEKORAN Arah Pernyataan
Pola Skor SS
S
R
TS
STS
Positif (+)
5
4
3
2
1
Negatif (-)
1
2
3
4
5
Keterangan: SS = Sangat Setuju S = Setuju R = Ragu-ragu
TS STS
= Tidak Setuju = Sangat Tidak Setuju
2) Definisi Operasional Sikap Remaja terhadap Kesehatan Reproduksi Mengacu pada definisi operasional variabel penelitian di atas, maka dapat disimpulkan secara operasional yang dimaksud dengan sikap dari pernyataan di atas adalah kecenderungan remaja untuk berperilaku berdasarkan penilaiannya pada situasi atau stimulus sesuai dengan pengkondisian yang diterimanya, dimana
71
kecenderungan ini relatif menetap. Penilaian remaja ini dapat
secara positif
menunjang terhadap tercapainya kesehatan reproduksi atau sebaliknya. Kesehatan reproduksi yang dimaksudkan dengan penilaian remaja dalam pernyataan di atas adalah berhubungan dengan perawatan organ reproduksi bagian luar, perawatan organ reproduksi bagian dalam, hubungan seksual sehat, serta mempunyai perencanaan hidup berkeluarga. Selanjutnya, maka berdasarkan uraian tersebut di atas, disusun definisi secara operasional dari sikap remaja terhadap kesehatan reproduksi, yaitu kecenderungan siswa berperilaku berdasarkan penilaiannya terhadap perawatan organ repproduksi bagian luar, perawatan organ reproduksi bagian dalam, hubungan seksual sehat, serta perencanaan hidup berkeluarga. 3) Kisi-Kisi Angket Sikap Remaja terhadap Kesehatan Reproduksi Sebelum menuangkan ke dalam pernyataan angket sikap siswa (remaja) terhadap kesehatan reproduksi, maka disusun terlebih dahulu kisi-kisi angket sikap remaja terhadap kesehatan reproduksi sebagai berikut. Tabel 3.3 KISI-KISI ANGKET SIKAP REMAJA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI No
Aspek
Indikator
Nomor item Positif
1
Perawatan Organ 1. Membersihkan alat kelamin Reproduksi Bagian secara benar Luar 2. Penggunaan pakaian dalam
Jumlah
Negatif
1,3,6
2,4,5
6
7,9,12
8,10,11
6
3. Menggunakan pembersih alat kelamin yang tepat
14,16,18
13,15,17
6
4. Manipulasi alat kelamin
19,21,23
20,22,24
6
5. Membersihkan alat kelamin
25PL,
26PL,27P
6
72
saat menstruasi/ setelah mimpi basah 2
3
Perawatan Organ 1. Memilih makanan yang sehat 31,33,35 Reproduksi Bagian 2. Menggunakan obat-obatan 38P,37L, Dalam yang tepat 39L,40P, 42P
Hubungan Sehat
Perencanaan berkeluarga
L,30PL
32,34,36
6
38L,37P, 39P,40L, 41PL
6
3. Menghindari NARKOBA
43,45,48
44,46,47
6
4. Menghindari hubungan seksual diusia remaja
50,52,54
49,51,53
6
Seksual 1. Menghindari seks bebas
56,57,59
55,58,60
6
2. Menolak ajakan negatif
61,64,66
62,63,65
6
pengaruh 67,70,71
68,69,72
6
4. Konsultasi pada orang yang 73,76,78 tepat
74,75,77
6
hidup 1. Merencanakan berkeluarga 79,81,83 diusia yang cukup matang
80,82,84
6
2. Memilih hubungan seksual 85,87,89 setelah menikah
86,88,90
6
3. Menghindari negatif media
4
28PL, 29PL
4) Validitas dan Reliabilitas Angket a) Rekapitulasi Hasil Uji Coba Validitas Item Sikap Remaja terhadap Kesehatan Reproduksi Uji validitas setiap butir pernyataan dilkerjakan dengan cara menghitung koefisien korelasi antara skor yang diperoleh setiap responden pada butir pernyataan yang bersangkutan dengan skor total yang diperoleh responden dari keseluruhan komponen angket. Untuk menghitung koefisien korelasi ini digunakan teknik korelasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung validitas
73
setiap item pernyataan adalah rank-difference correlation yang dalam buku-buku statistik dikenal dengan Spearman's rho, rumusnya sebagai berikut. (Arikunto, 1998: 260)
Keterangan : rhoxy D
= Koefisien korelasi tata jenjang = Difference, sering digunakan juga B singkatan dari Beda. D adalah beda antara jenjang setiap subjek = Banyaknya subjek
N
Pengujian validitas yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Packages for Social Sciences) versi 15.0. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dari 90 butir pernyataan pada instrumen yang diujicobakan, sebanyak 69 dinyatakan valid dengan ketentuan p-value < 0,05. Sejumlah 21 item dinyatakan unvalid sehingga harus direvisi atau tidak dipakai. Tabel 3.4 REKAPITULASI HASIL UJI COBA VALIDITAS ITEM SIKAP REMAJA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI No. Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Koefisien Validitas 0,305 0,297 0,243 0,377 0,441 0,113 0,290 0,262 0,222 0,191 0,085 0,219 0,312 0,506
p-value
Keterangan
Rekomendasi
0,002 0,003 0,013 0,000 0,000 0,151 0,004 0,008 0,021 0,040 0,219 0,022 0,002 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid Unvalid Valid Valid Valid Valid Unvalid Valid Valid Valid
Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Tidak dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Tidak dipakai Dipakai Dipakai Dipakai
74
No. Item 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57
Koefisien Validitas 0,395 0,188 0,194 0,420 0,033 0,181 0,288 0,343 0,282 0,436 0,298 0,184 0.310 0,220 0,229 0,272 0,321 0,541 0,319 0,667 0,328 0,528 0,292 0,463 0,233 0,251 0,441 0,078 0,423 0,406 0,242 0,505 0,531 -0,098 0,335 -0,192 0,682 -0,058 0,497 -0,238 0,022 -0,025 0,280
p-value
Keterangan
Rekomendasi
0,000 0,042 0,037 0,000 0,382 0,049 0,004 0,001 0,005 0,000 0,003 0,046 0,002 0,022 0,003 0,006 0,001 0,000 0,001 0,000 0,001 0,000 0,003 0,000 0,016 0,010 0,000 0,239 0,000 0,000 0,013 0,000 0,000 0,186 0,001 0,040 0,000 0,299 0,000 0,014 0,420 0,410 0,005
Valid Valid Valid Valid Unvalid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid V alid Unvalid Valid Valid Valid Valid Valid Unvalid Valid Unvalid Valid Unvalid Valid Unvalid Unvalid Unvalid Valid
Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Tidak dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Tidak dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Tidak dipakai Dipakai Tidak dipakai Dipakai Tidak dipakai Dipakai Tidak dipakai Tidak dipakai Tidak dipakai Dipakai
75
No. Item 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90
Koefisien Validitas 0,132 0,040 0,350 -0,110 0,290 0,327 0,269 0,399 0,173 0,156 0,377 0,581 0,145 0,074 0,432 0,162 0,321 0,456 0371 0,436 0,109 0,406 0,245 0,225 -078 0,277 0,229 0,325 0,47 0,147 0,548 0,489 0,548
p-value
Keterangan
Rekomendasi
0,114 0,359 0,001 0,158 0,004 0,001 0,006 0,000 0,057 0,077 0,000 0,000 0,092 0,250 0,000 0,069 0,001 0,000 0,000 0,000 0,161 0,000 0,012 0,019 0,239 0,005 0,018 0,001 0,000 0,086 0,000 0,000 0,000
Unvalid Unvalid Valid Unvalid Valid Valid Valid Valid Unvalid Unvalid Valid Valid Unvalid Unvalid Valid Unvalid Valid Valid Valid valid Unvalid Valid Valid Valid Unvalid Valid Valid Valid Valid Unvalid Valid Valid Valid
Tidak dipakai Tidak dipakai Dipakai Tidak dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Tidak dipakai Tidak dipakai Dipakai Dipakai Tidak dipakai Tidak dipakai Dipakai Tidak dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Tidak dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Tidak dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Tidak dipakai Dipakai Dipaki Dipakai
Berdasarkan tabel 3.4, maka dapat disimpulkan bahwa item instrumen yang valid untuk mengukur sikap remaja terhadap kesehatan reproduksi adalah 70 item dari 90 item; Nomor-nomor yang tidak dipakai adalah 6, 11, 19, 42, 48, 50, 52, 54, 55, 58, 59, 61, 66, 67, 70, 71, 73, 78, 82, dan 87.
76
b) Hasil Uji Reliabilitas Sikap Ramaja Terhadap Kesehatan Reproduksi Menghitung koefisien reliabilitas perangkat instrumen penelitian dengan rumus Alpha Cronbac. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
(Arikunto, 1998: 260) Keterangan: r 11 k Σσb2 σ12
= Reliabilitas instrumen = Banyaknya butir pernyataan = Jumlah varians butir = Varians total Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi
15.0. Hasil pengujian menunjukkan bahwa koefisien reliabilitas pada skala Alpha sebesar 0,764. Selanjutnya untuk menafsirkan hasil perhitungan koefisien reliabilitas, digunakan klasifikasi dari Rakhmat, C dan
Solehuddin, M (1988)
yang
menyebutkan bahwa: Kurang dari 0,20 : hubungan dapat dianggap tidak ada 0,20 –
0,40
: hubungan rendah
0,40 –
0,70
: hubungan cukup
0,70 –
0,90
: hubungan tinggi
0,90 –
1,00
: hubungan sangat tinggi
Dengan merujuk pada klasifikasi di atas, dapat disimpulkan bahwa koefisien reliabilitas sebesar 0,764 termasuk pada kategori tinggi.
77
b. Pedoman Wawancara, Observasi, dan Studi Dokumentasi Gambaran pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 19 Bandung diperoleh dengan menggunakan pedoman wawancara, observasi, dan studi dokumentasi sesuai indikator-indikator pada tabel berikut.
Tabel 3.5 PEDOMAN WAWANCARA, OBSERVASI, DAN STUDI DOKUMENTASI TENTANG PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI 19 BANDUNG ASPEK SUB-ASPEK INDIKATOR Program Bimbingan dan Konseling Kesehatan Reproduksi
Perencanaan
A. Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling Kesehatan Reproduksi 1. Landasan penyusunan program 2. Identifikasi kebutuhan siswa 3. Strategi yang digunakan
Pengorganisasian B. Perancangan Program Bimbingan dan Konseling Kesehatan Reproduksi 1. Pemetaan petugas layanan/ nara sumber 2. Sosialisasi program Pelaksanaan
C. Proses Pemberian Layanan Kesehatan Reproduksi 1. Jenis layanan 2. Prioritas layanan 3. Strategi pelaksanaan 4. Waktu pemberian layanan bimbingan 5. Wujud partisipasi seluruh staf pendidik di SMAN 19 Bandung
78
Evaluasi
D. Pelaksanaan Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling Kesehatan Reproduksi. 1. Proses 2. Hasil 3. Analisis faktor pendukung dan penghambatan program Bimbingan dan Konseling Kesehatan Reproduksi di SMA Negeri 19 Bandung E. Harapan terhadap pentingnya dilaksanakan Program Bimbingan da Konseling Kesehatan Reproduksi di SMAN 19 Bandung. F. Jenis atau bentuk Program Bimbingan G. dan Konseling terhadap kesehatan reproduksi yang disarankan. H. Potensi yang mendukung terhadap pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Kesehatan Reproduksi.
2. Pengolahan Data Prosedur pengolahan data hasil penyebaran angket remaja terhadap kesehatan reproduksi di olah secara kuantitatif, meliputi: verifikasi, penyekoran, pengelompokkan data, tabulasi skor, dan persentase. Proses pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan komputer melalui program SPSS (Statistical Packages for Sosial Science). Dari perhitungan ini diketahui aspek-
79
aspek yang masih kurang dalam mengembangkan sikap positif siswa terhadap kesehatan reproduksi. Sementara itu, data kualitatif yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi akan menggambarkan kondisi nyata pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 19 Bandung sehingga dapat diketahui jenis program, kapan dan oleh siapa yang memungkinkan program Bimbingan dan Konseling Kesehatan Reproduksi dilaksanakan agar mencapai hasil yang optimal dan sesuai kebutuhan. Berdasarkan perolehan data hasil uji statistik diperoleh aspek-aspek yang perlu diprioritaskan dalam mengembangkan sikap positif siswa terhadap kesehatan reproduksi dan dipadukan dengan hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi maka disusunlah program hipotetik Bimbingan dan Konseling Kesehatan Keproduksi
yang sesuai bagi siswa SMA Negeri 19 Bandung.
Program ini selanjutnya direvisi sesuai penilaian pakar dan praktisi. Selanjutnya program diujikan secara terbatas dan direvisi kembali sehingga diperoleh rumusan akhir program Bimbingan dan Konseling kesehatan Reproduksi bagi Remaja. 3. Analisis Data Data yang diperoleh
selanjutnya dianalis secara kuantitatif
dengan
menggunakan statistika deskriptif berupa rata-rata hitung, dan simpangan baku. Selanjutnya untuk melihat gambaran umum karakteristik variabel penelitian dilakukan kategorisasi dengan menggunakan kriteria skor ideal sebagai berikut: X + Ζ (Sdideal)
(Cece Rakhmat dan Solehuddin, 1988:77)
80
Kemudian untuk kategorinya dibagi ke dalam skala lima dengan modifikasi sebagai berikut: Sangat positif X
ideal
+ 1, 5 SD Positif
X
ideal
+ 0, 5 SD Netral
X
ideal
– 0, 5 SD Negatif
X
ideal
- 1, 5 SD Sangat negatif
X = rata-rata ideal dan SD = simpangan baku ideal.
Selanjutnya berdasarkan uraian Arikunto (2002: 275) untuk menganalisis hasil pre- test dan post- test one group design, rumusnya adalah Md t= ΣXd N(N–1) 2
N Md Xd 2 ΣXd
= = = =
Jumlah siswa Mean dari perbedaan Pre test dengan Post tes (post tes – pre tes) Deviasi masing-masing subjek (d – Md) Jumlah kwadrat deviasi
Keseluruhan proses perhitungannya dilakukan dengan menggunakan paket program SPSS for Windows. Print out hasil pengujian korelasi dan regresi melalui bantuan program SPSS (Statistical Packages for Social Sciences).