47
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Edi Subroto (1992:7) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif. Peneliti mencatat dengan teliti dan cermat data-data yang berwujud kata-kata, kalimat-kalimat, wacana, gambar/foto, catatan harian, memorandum, video tape”. Edi Subroto secara lebih lanjut mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif lebih mengutamakan proses daripada hasil. Hal ini disebabkan oleh hubungan antar bagian yang diteliti itu akan menjadi jelas maknanya manakala diamati dalam proses. Sudaryanto (1992:62) mengungkapkan bahwa istilah deskriptif itu menyarankan bahwa penelitian yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan pada fakta yang ada atau fenomena yang memang secara empiris hidup pada penutur-penuturnya, sehingga yang dihasilkan atau yang dicatat berupa perian bahasa yang biasa dikatakan sifatnya seperti potret: paparan seperti adanya (1992: 62). Menurut Sutopo (2002: 111) pengertian deskriptif kualitatif adalah studi yang mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai potret kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan studinya. Sesuai dengan pengertian di atas, maka penelitian ini termasuk jenis deskriptif kualitatif. Karena dalam penelitian ini berusaha mendeskripsikan data rubrik Wacan Bocah, Manja, dan Cerkak dalam majalah Panjebar
47
48
Semangat secara objektif, data yang digunakan merupakan data tulis dan tidak berupa angka-angka, melainkan teks yang tertuang dalam suatu wacana. 3.2. Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini adalah data tulis yaitu berupa kalimat-kalimat, paragraf, dan wacana teks pada rubrik Wacan Bocah, Manja, dan Cerkak dalam majalah Panjebar Semangat
yang di dalamnya terdapat penanda
wacana baik aspek gramatikal maupun leksikal yang mendukung kepaduan wacana pada teks tersebut. Adapun objek penelitian ini adalah kohesi gramatikal dan kohesi leksikal yang terdapat pada rubrik Wacan Bocah, Manja, dan Cerkak dalam majalah Panjebar Semangat. Sumber data merupakan sumber dari mana data itu diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini adalah rubrik Wacan Bocah, Manja, dan Cerkak dalam majalah Panjebar Semangat edisi tahun 2014. Dipilihnya rubrik Wacan Bocah, Manja, dan Cerkak dikarenakan ketiga rubrik tersebut mewakili pembaca dari tiga kalangan yang berbeda dengan tema yang beragam sesuai rubriknya. Rubrik Wacan Bocah mewakili pembaca dari kalangan anak-anak, Manja atau Roman Remaja mewakili pembaca dari kalangan remaja, dan Cerkak atau Crita Cekak mewakili pembaca dari kalangan dewasa. Kemudian, pemilihan edisi tahun 2014 karena edisi pada tahun tersebut merupakan edisi yang terhitung baru dengan memuat tema dan topik kekinian di kalangan masyarakat sekarang ini. Masing-masing rubrik diambil lima edisi sesuai kebutuhan (proporsionalitas) dengan pertimbangan setiap edisi dapat mewakili satu tema dan topik yang ada, serta dapat mewakili karakteristik teks pada
49
setiap rubrik tersebut. Adapun judul dari masing-masing rubrik yang dipilih adalah sebagai berikut: Dari Wacan Bocah
:
1) Pangeran Kodhok (PS.6/ 08-02-2014). 2) Sing Salah Seleh (PS.14/ 05-04-2014). 3) Seneng Jajan Jamu (PS.18/ 03-05-2014). 4) Emprit Sajodho Ngrembug Pakdhe Tani (PS.20/17-05-2014). 5) Keyong Nemokake Omahe (PS.48/ 29-11-2014).
Dari Manja
:
1) Getun (PS. 5/ 01-02-2014) 2) Pengin Kaya Jelita (PS. 7/ 15-02-2014). 3) Meneng-meneng Seneng (PS.13/ 29-03-2014). 4) Entuk Biji “D” (PS. 25/ 21-06-2014). 5) Geng Cumi (PS.43/ 25-10-2014).
Dari Cerkak
:
1) Tresnamu Ora Dolanan (PS. 6/ 08-02-2014). 2) Bojo Papat (PS. 13/ 29-03-2014). 3) Isih Katon Lintang Kumelip (PS.20/ 17-05-2014). 4) Kenthong Muni Pisan (PS.30/ 26-07-2014). 5) Ningsih Anakku (PS. 40/ 04-10-2014).
3.3. Metode dan Teknik Penyediaan Data Penyediaan data merupakan tahap awal yang penting dari sebuah penelitian. Sebelum menginjak pada dua tahapan penting berikutnya, yakni penganalisisan data dan penyajian hasil analisis data. Upaya penyediaan data itu dilakukan untuk kepentingan analisis (Sudaryanto, 1993:6). Selanjutnya, dalam tahap penyediaan data memiliki tiga kegiatan, yaitu (1) mengumpulkan
50
yang ditandai dengan pencatatan, (2) pemilihan dan pemilah-milahan dengan membuang yang tidak diperlukan, dan (3) penataan menurut tipe atau jenis terhadap apa yang telah dicatat, dipilih, dan dipilahkan tersebut. Dinyatakan bahwa analisis data dimulai tepat pada saat penyediaan data tertentu yang relevan sesuai dilakukan; dan analisis yang sama diakhiri manakala yang berkenaan dengan objek yang menjadi masalah itu telah ditemukan. Penyediaan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode simak dan teknik catat. Metode simak atau penyimakan ini digunakan untuk menyimak penggunaan bahasa tulis yang berkaitan dengan kepaduan wacana yang meliputi aspek gramatikal dan aspek leksikal. Sebagai instrumen kunci peneliti melakukan penyimakan secara cermat dan teliti terhadap sumber data dalam rangka memperoleh data yang diinginkan. Setelah dilakukan penyimakan, lalu diadakan pencatatan terhadap data yang relevan yang sesuai dengan sasaran dan tujuan penelitian ke dalam kartu data (Edi Subroto, 1992:41-42). Teknik penyediaan data dalam penelitian kohesi dalam rubrik Wacan Bocah, Manja, dan Cerkak dalam majalah Panjebar Semangat
ini, yaitu
dengan menyimak aspek gramatikal dan leksikal sebagai pendukung kepaduan wacana, setelah itu menandai teks yang diperlukan sebagai data penelitian, kemudian diadakan pencatatan terhadap data yang relevan dengan tujuan penelitian.
51
3.4. Metode dan Teknik Analisis Data Metode yang digunakan untuk menganalisis aspek gramatikal dan aspek leksikal dalam wacana rubrik Wacan Bocah, Manja, dan Cerkak dalam majalah Panjebar Semangat adalah metode distribusional (metode agih). Teknik dasar (metode agih) yang digunakan adalah teknik bagi unsur langsung (teknik BUL), yaitu cara yang digunakan pada awal kerja analisis dengan membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian atau unsur, dan unsur-unsur yan bersangkutan dipandang sebagai bagian yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud (Sudaryanto, 1993: 32). Teknik bagi unsur langsung ini merupakan dasar dalam menganalisis semua wacana cerita dalam Wacan Bocah, Manja, dan Cerkak dalam majalah Panjebar Semangat. Penerapan teknik bagi unsur langsung yaitu wacana dalam ketiga rubrik yang akan dianalisis tersebut diperinci atau dikelompokkelompokkan berdasarkan paragraf-paragraf. Tiap-tiap paragraf diperinci lagi menjadi satuan-satuan lingual. Hal itu dilakukan untuk memudahkan langkahlangkah penganalisisan lebih lanjut. Teknik ini akan mempermudah menganalisis keterpaduan wacana cerita dalam Wacan Bocah, Manja, dan Cerkak dalam majalah Panjebar Semangat. Namun, tidak setiap satuan lingual itu digunakan dalam keperluan penganalisisan, hanyalah satuan lingual yang diperlukan saja yang menjadi objek penganalisisan. Metode BUL yang digunakan dalam dalam penelitian ini dijabarkan lewat teknik-teknik lanjutan untuk menganalisis secara langsung kohesi gramatikal dan leksikal. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik ganti dan
52
teknik lesap. Teknik lanjutan yang digunakan untuk menganalisis aspek gramatikal wacana akan dipaparkan secara rinci sebagai berikut. Teknik ganti adalah teknik yang digunakan untuk mengetahui kadar kesamaan kelas atau kategori unsur terganti dengan unsur pengganti, khususnya bila tataran pengganti sama dengan tataran terganti. Bila dapat digantikan (atau saling menggantikan) berarti kedua unsur itu dalam kategori yang sama (Sudaryanto, 1993: 48). Teknik ganti dapat dimanfaatkan untuk menganalisis wacana dari aspek leksikal yang berupa penanda sinonimi, antonimi, hiponimi, dan kolokasi. Selain itu, teknik ganti dapat juga digunakan untuk menganalisis wacana dari aspek gramatikal berupa penanda pengacuan atau referensi dan penyulihan atau substitusi. Contoh penerapan teknik ganti pada aspek gramatikal berupa penanda pengacuan adalah sebagai berikut: (a)“Kodhok, apa sing ngajak omong aku mau kowe?” takone Dewi Risti. (P.1/PK.6/PS.6/08-02-2014). ‘Kodhok, apa yang mengajak bicara aku tadi kamu? Tanya Dewi Risti’
Pada contoh di atas terdapat satuan lingual Aku sebagai perwujudan kekohesifan wacana pada aspek gramatikal. Satuan lingual Aku ini merupakan pengacuan pronomina persona pertama tunggal bentuk bebas yang mengacu kepada tokoh Dewi Risti yang berada dalam teks. Untuk membuktikan bahwa satuan lingual aku digunakan untuk menggantikan satuan lingual mas Bondan yang berada dalam teks, maka dapat digunakan teknik ganti, sebagai berikut: (b) “Kodhok, apa sing ngajak omong awakku mau kowe?” takone Dewi Risti. (P.1/PK.6/PS.6/08-02-2014). ‘Kodhok, apa yang mengajak bicara aku tadi kamu? Tanya Dewi Risti’
(c) “Kodhok, apa sing ngajak omong Dewi Risti mau kowe?” takone Dewi Risti. (P.1/PK.6/PS.6/08-02-2014). ‘Kodhok, apa yang mengajak bicara aku tadi kamu? Tanya Dewi Risti’
53
Dari hasil itu tampak bahwa unsur yang menggantikan awakku pada tuturan (b) dan mas Bondan (c) dengan unsur yang tergantikan aku pada tuturan (a) tidak mengubah struktur dan makna, sehingga bentuk itu dapat diterima. Teknik lesap adalah teknik yang digunakan untuk mengetahui kadar keintian unsur yang dilesapkan. Jika hasil dari pelesapan itu tidak gramatikal maka berarti unsur yang bersangkutan memiliki kadar keintian yang tinggi atau bersifat inti: artinya sebagai unsur pembentuk satuan lingual, unsur yang bersangkutan mutlak diperlukan (Sudaryanto, 1993: 42). Teknik lesap dapat dimanfaatkan untuk menganalisis wacana dari aspek gramatikal yang berupa penanda perangkaian atau konjungsi. Perangkaian atau konjungsi adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang digunakan untuk menghubungkan unsur satu dengan unsur yang lain. Berikut ini adalah penerapan dari teknik lesap: (a) “.... Kajaba kuwi, sang raja dhewe kondhang adil lan wicaksana.” (Kj.352/PK.1/PS.6/08-02-2014) ‘... Terlebih, sang raja sendiri terkenal adil dan bijaksana.’
Pada contoh di atas, terdapat konjungsi lan yang berfungsi untuk menambahkan satuan lingual sebelum konjungsi lan dengan satuan lingual setelah konjungsi itu. Konjungsi lan pada contoh di atas menyatakan makna penambahan (aditif). Untuk mengetahui kadar keintian unsur konjungsi yang menyatakan makna penambahan pada contoh (a) ini dapat dianalisis dengan teknik lesap. Unsur yang dilesapkan pada contoh (a) adalah konjungsi lan, pola struktur pada contoh (a) menjadi seperti berikut: (b) “.... Kajaba kuwi, sang raja dhewe kondhang adil Ø wicaksana.” (Kj.352/PK.1/PS.6/08-02-2014) ‘... Terlebih, sang raja sendiri terkenal adil dan bijaksana.’
54
Dari hasil di atas, tampak bahwa pelesapan atau hilangnya konjungsi lan pada contoh (b) menyebabkan maksud tuturan sulit dipahami dan tidak ada kepaduan bentuk. Dengan demikian, unsur lan pada contoh (a) merupakan unsur yang penting untuk mendukung kepaduan dalam tuturan tersebut. Selanjutnya, untuk menganalisis keterkaitan kohesi dalam membangun tema dalam teks tersebut dapat diketahui dengan kolokasi. Kohesi yang berperan dalam keterkaitannya membangun sebuah tema biasanya bertalian dengan
kolokasi. Dalam membangun tema, unsur kohesi berupa kolokasi
membuat asosiasi tertentu dengan menggunakan pilihan kata yang cenderung digunakan secara berdampingan dalam membentuk sebuah konstruksi tema dalam suatu wacana. 3.5. Metode Penyajian Hasil Analisis Data Metode penyajian hasil analisis data ini menggunakan metode formal dan informal. Menurut Sudaryanto, metode formal adalah perumusan dengan tanda dan lambang-lambang atau an artifical language, antara lain tanda (*) dan lambang huruf sebagai singkatan nama (S,P,O,K) (1993:145). Kemudian, metode informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa atau a natural language walaupun dengan terminologi yang teknis sifatnya (1993:145). Dengan demikian, penggunaan kata-kata biasa (an natural language) serta penggunaan tanda dan lambang (an artificial language) merupakan teknik hasil penjabaran metode penyajian itu.