BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Jenis dan Sifat Penelitian Pendekatan penelitian ini berdasarkan pendekatan survei. Singarimbun dan
Effendi (1995) menyatakan bahwa, penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok dan mengumpulkan data mengenai faktor-faktor yang berkaitan dengan variabel penelitian. Jenis penelitian ini menurut tingkat ekplanasinya adalah deskriptif kuantitatif. Sugiyono (1999) menyatakan bahwa, penelitian tingkat ekplanasi (level of exlpanation) adalah tingkat penjelasan. Penelitian ini bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain sedangkan penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau hubungan dengan variabel yang lain. Adapun sifat penelitian ini adalah deskriptif explanatory. Sugiyono (2004) menyatakan bahwa, penelitian explanatory merupakan penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungannya antara satu variabel dengan yang lain.
Universitas Sumatera Utara
3.2.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Astra Graphia Tbk, Jl. Kramat Raya No.43
Jakarta. Penelitian ini dimulai dari bulan Juni 2009 sampai dengan Oktober 2009.
3.3.
Populasi dan Sampel
Populasi (N) dalam penelitian ini adalah seluruh personel divisi marketing dan keuangan pada PT Astra Graphia TBK Jakarta, yang berjumlah 66 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan metode tidak acak (non random sampling), artinya dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada populasi dengan ciri atau karakteristik tertentu untuk menjadi sampel penelitian. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin (Sekaran, 1992): n=
N 1 + Ne 2
dimana : n = jumlah sampel N = jumlah populasi e = tingkat kesalahan (persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan penarikan sampel) Populasi N sebanyak 66 personel dan tingkat kesalahan e sebesar 10% maka besarnya sampel adalah: = n
66 = 39, = 76 40 personel 1 + 66(0,1) 2
Universitas Sumatera Utara
Jumlah sampel pada divisi marketing dan keuangan adalah sebagai berikut:
No
Divisi
Total
1
Marketing
20 orang
2
Keuangan
20 orang Jumlah
3.4.
40 orang
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1. Pengamatan (Observation), yaitu pengamatan atas rutinitas pekerjaan para pegawai PT Astra Graphia, Tbk pada saat jam kerja dan di lokasi tempat para pegawai melaksanakan tugasnya. 2. Daftar pertanyaan (Questionnaire), yang diberikan kepada pegawai PT Astra Graphia, Tbk yang dijadikan sampel. 3. Studi dokumentasi, mengumpulkan dan mempelajari dokumen-dokumen yang relevan untuk mendukung data penelitian yang diperoleh dari PT. Astra Graphia, Tbk.
Universitas Sumatera Utara
3.5
Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah : 1. Data primer diperoleh dari pengamatan (Observation), daftar pertanyaan (Questionnaire), dan wawancara (Interview). 2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari studi dokumentasi.
3.6
Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Variabel penelitian terdiri dari satu variabel dependen yaitu Persediaan Mesin
Fotokopi (Y) dan variabel independen yaitu: Lingkungan Pengendalian (X 1 ), Penilaian Resiko Manajemen (X 2 ), Sistem Informasi dan Komunikasi (X 3 ), Aktivitas Pengendalian (X 4 ), dan Monitoring (X 5 ). Pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono (1999) Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain: SB
=
Sangat Baik
Bk
=
Baik
KB =
Kurang Baik
TB
Tidak Baik
=
STB =
Sangat Tidak Baik
Universitas Sumatera Utara
Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel dependen dan independen di atas adalah sebagai berikut : 1. Variabel Lingkungan Pengendalian (X 1 ) adalah suatu lingkungan yang diciptakan dalam suatu organisasi, yang menetapkan perilaku positif dan lingkungan positif sehingga memberikan suatu bidang pengetahuan dan struktur serta suasana yang mempengaruhi mutu pengendalian manajemen. 2. Variabel Penilaian Resiko Manajemen (X 2 ) ialah suatu konsep yang digunakan untuk mengekspresikan ketidakpastian tentang kejadian dan/atau dampaknya yang dapat memiliki efek atas pencapaian tujuan organisasi. 3. Variabel Sistem Informasi dan Komunikasi (X 3 ) ialah komponen sistem pengendalian manajemen yang menghubungkan keempat komponen lainnya sehingga kelima komponen memiliki hubungan yang integral. 4. Variabel Aktivitas Pengendalian (X 4 ) ialah kebijakan, prosedur, teknik, dan mekanisme yang memberikan arah bagi manajemen seperti: proses ketaatan pada ketentuan
tentang
perencanaan
dan
pelaksanaan
anggaran.
Aktivitas
pengendalian ini membantu untuk meyakini bahwa tindakan-tindakan perlu diambil dalam rangka mengantisipasi risiko. 5. Variabel Monitoring (X 5 ) ialah monitoring terhadap sistem pengendalian manajemen untuk meyakinkan bahwa pengendalian telah berjalan sebagaimana yang diharapkan dan diperbaiki sesuai dengan kebutuhan. 6. Variabel Persediaan (Y) ialah merupakan aktiva lancar yang termasuk elemen utama yang sangat aktif perputarannya dalam suatu kegiatan perusahaan. Disamping itu persediaan juga merupakan salah satu pos modal kerja.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel Penelitian DEFENISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN VARIABEL
DEFINISI Suatu lingkungan yang diciptakan dalam suatu organisasi, yang menetapkan perilaku positif dan lingkungan positif sehingga memberikan suatu bidang pengetahuan dan struktur serta suasana yang mempengaruhi mutu pengendalian manajemen.
INDIKATOR Integritas dan Nilai Etika Komitmen atas kompetensi untuk tugas-tugas tertentu Filosofi Manajemen dan Gaya Kepemimpinan Struktur Organisasi Penetapan dari Otoritas dan Pertanggungjawaban Kebijakan dan Prosedur Sumber Daya Manusia
Skala Likert
1. Suatu konsep yang digunakan untuk mengekspresikan ketidakpastian tentang 2. kejadian dan/atau dampaknya yang dapat memiliki efek atas pencapaian tujuan organisasi. 3. 4.
Perumusan tujuan organisasi secara keseluruhan yang efektif agar dapat meminimalkan resiko. Perumusan tujuan organisasi pada tingkat kegiatan keseluruhan yang efektif agar dapat meminimalkan resiko Identifikasi Resiko Mengelola Resiko yang ditemukan
Skala Likert
Informasi dan Komunikasi (X 3 )
1. Komponen sistem pengendalian manajemen 2. yang menghubungkan keempat komponen 3. lainnya sehingga kelima 4. komponen memiliki hubungan yang integral. 5.
Ketepatan informasi yang diperoleh Kemudahan mendapatkan Informasi Komunikasi yang efektif Komunikasi antara sesama rekan karyawan Komunikasi antar bawahan dan atasan
Aktivitas Pengendalian (X 4 )
Kebijakan, prosedur, teknik, dan mekanisme 1. yang memberikan arah bagi manajemen seperti: proses ketaatan pada
Lingkungan Pengendalian (X 1 )
Penilaian Resiko Manajemen (X 2 )
1. 2.
PENGUKURAN
3. 4. 5. 6.
Pemisahan tugas yang memadai dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan baik disengaja
Skala Likert
Skala Likert
Universitas Sumatera Utara
VARIABEL
Monitoring (X 5 )
Persediaan Mesin (Y)
DEFINISI ketentuan tentang perencanaan dan 2. pelaksanaan anggaran. Aktivitas pengendalian ini 3. membantu untuk meyakini bahwa tindakan-tindakan perlu diambil dalam rangka mengantisipasi 4. risiko. 5.
INDIKATOR PENGUKURAN maupun tidak disengaja Otorisasi yang semestinya atas transaksi dan aktivitas Dokumen-dokumen dan catatan-catatan yang memadai untuk menyampaikan informasi Pengendalian fisik atas aktiva Pengecekan yang independen atas kinerja
Monitoring terhadap 1. sistem pengendalian manajemen untuk meyakinkan bahwa 2. pengendalian telah berjalan sebagaimana yang diharapkan dan diperbaiki sesuai dengan kebutuhan. 3.
Monitoring kegiatan yang sedang berjalan pada kegiatan rutin dan berulang Evaluasi yang terpisah (separate evaluations) untuk menilai secara periodik atas kinerja organisasi Tindak lanjut atas temuan audit
aktiva yang akan dijual dalam kegiatan normal perusahaan atau aktiva yang dimasukkan secara langsung atau tidak langsung ke dalam barang yang akan diproduksi dan kemudian dijual. Disamping itu persediaan juga merupakan salah satu pos modal kerja yang cukup penting karena kebanyakan modal perusahaan adalah dari persediaan. kekurangan atau kelebihan persediaan merupakan gejala yang kurang baik.
1. 2.
3.
4.
Sistem pencatat persediaan barang dagangan Melakukan perhitungan fisik persediaan barang dagangan secara periodik dan mencocokkannya dengan persediaan menurut kartu persediaan Prosedur yang efisien yang tercermin dalam arus dokumen sejak barang diminta dan diterima sampai dengan pencatatan persediaan Tempat penyimpanan persediaan
Skala Likert
Skala Likert
Sumber: Adopsi dari beberapa penelitian dan artikel
Universitas Sumatera Utara
3.7
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 3.7.1.1 Uji Validitas Arikunto (2000) mengemukakan tujuan uji coba berhubungan dengan
pengelolaan tujuan lain adalah diperolehnya informasi mengenai kualitas instrumen yang digunakan yaitu informasi mengenai sudah dan belumnya instrumen yang bersangkutan memenuhi syarat. Nazir (2000) menyatakan reliabilitas dan validitas mencakup mutu seluruh proses pengumpulan data sejak konsep disiapkan sampai kepada data siap untuk dianalisa. Sebelum kuesioner dibagikan kepada responden, maka perlu diuji dulu kesahihannya, dengan alat uji validitas. Uji validitas dilakukan pada perusahaan sejenis yaitu PT Astra Graphia, Tbk Jl.Sisingamangaraja KM 6,5 No. 4 Medan sebanyak 30 orang. Menurut Arikunto (1998), bahwa jumlah responden untuk uji coba adalah antara 15-50 responden. Responden dalam uji coba validitas tidak diikutkan dengan sebagai responden dalam penelitian ini. Hasil uji validitas variabel persediaan mesin (Y), variabel lingkungan pengendalian (X 1 ), variabel penilaian resiko manajemen (X 2 ), variabel sistem informasi dan komunikasi (X 3 ), variabel aktivitas pengendalian (X 4 ) dan variabel monitoring (X 5 ) adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2. Uji Validitas Variabel Penelitian Instrumen Variabel Persediaan Mesin (Y)
Butir Instrumen
r hitung
R tabel
Ket
1. kelengkapan pencatatan persediaan barang dagangan yang telah dilaksanakan. 2. keakuratan atas pencatatan persediaan barang dagangan yang telah dilaksanakan. 3. prosedur penugasan yang diberikan perusahaan bagi pelaksana dalam pencatatan. 4. keadaan fisik atas kartu persediaan yang ada. 5. kekonsistensiaan waktu setiap periodik saat akan melakukan perhitungan fisik persediaan. 6. pelaksanaan atas pengisian kartu stok yang telah dilaksanakan selama ini. 7. prosedur yang telah ada dalam hal meminta dan menerima sampai dengan pencatatan persediaan. 8. pelaksanaan yang terjadi selama ini dalam perusahaan saat meminta dan menerima sampai dengan pencatatan persediaan. 9. keefisiensian yang ada saat meminta dan menerima persediaan. 10. kebijakan perusahaan dalam memberi keamanan atas persediaan apabila terjadi kebakaran, kerusakan dan kebanjiran di gudang. 11. tingkat keamanan di sekitar gudang dalam menjaga persediaan agar tidak terjadi pencurian. 12. kebijakan perusahaan dalam memberikan maintenance atas persediaan selama persediaan masih ada di gudang
0593
0,361
Valid
0, 835
0,361
Valid
0,546
0,361
Valid
0,884 0,861
0,361 0,361
Valid Valid
0,593
0,361
Valid
0,835
0,361
Valid
0,546
0,361
Valid
0,884
0,361
Valid
0,861
0,361
Valid
0,593
0,361
Valid
0,835
0,361
Valid
Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan : Uji validitas dilakukan terhadap variabel persediaan mesin (Y), maka hasilnya adalah valid. Artinya pengujian validitas instrumen dengan bantuan perangkat lunak SPSS, nilai validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Jika angka korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada angka kritik (r hitung > r tabel) maka
Universitas Sumatera Utara
instrumen tersebut dikatakan valid. Angka kritik pada penelitian ini adalah N-2=30-2=28 dengan taraf signifikan 5% maka angka kritik untuk uji validitas pada penelitian adalah 0,361. Berdasarkan pengujian validitas instrumen, nilai Corrected Item-Total Correlation bernilai positif dan di atas nilai r tabel 0,361 yang artinya semua butir pertanyaan dapat dikatakan valid.
Lanjutan Tabel 3.2. Lingkungan 1. Pengendalian (X 1 ), Penilaian 2. Resiko Manajemen (X 2 ), Sistem 3. Informasi dan Komunikasi (X 3 ), Aktivitas 4. Pengendalian (X 4 ) dan 5. Monitoring (X 5 ) 6. 7. 8.
9.
10. 11. 12.
13.
14.
manajemen menghindari perilaku yang tidak sesuai dengan etika. loyalitas karyawan dalam menunjukkan kepentingan perusahaan diatas kepentingan pribadi. loyalitas pimpinan dalam menunjukkan kepentingan perusahaan diatas kepentingan pribadi. standar etika yang telah ditetapkan oleh pimpinan pada seluruh unit perusahaan. komitmen yang dimiliki menejemen atas kejujuran. komitmen yang dimiliki menejemen atas sportivitas. cara pimpinan mengidentifikasikan pekerjaan dalam suatu posisi. pimpinan dalam melaksanakan analisis kebutuhan atas keahlian untuk pekerjaan tertentu. peran pimpinan dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta konseling dalam membantu karyawan meningkatkan kompetensinya di dalam pelaksanaan tugas. sikap pimpinan dalam membatasi resiko yang terkait dengan pencapaian misi perusahaan. proses interaksi yang aktif antara manajer senior dengan manajemen junior. sikap positif yang dimiliki pimpinan dalam mendukung fungsi-fungsi yang ada, seperti: fungsi akuntansi. sikap positif yang dimiliki pimpinan dalam mendukung fungsi-fungsi yang ada, seperti: sistem informasi manajemen. sikap positif yang dimiliki pimpinan dalam mendukung fungsi-fungsi yang ada, seperti: operasi personil.
0,684
0,361
Valid
0,550
0,361
Valid
0,734
0,361
Valid
0,684
0,361
Valid
0,733
0,361
Valid
0,684
0,361
Valid
0,550
0,361
Valid
0,734
0,361
Valid
0,684
0,361
Valid
0,733
0,361
Valid
0,684
0,361
Valid
0,550
0,361
Valid
0,734
0,361
Valid
0,684
0,361
Valid
Universitas Sumatera Utara
15. sikap positif yang dimiliki pimpinan dalam mendukung fungsi-fungsi yang ada, seperti: monitoring. 16. sikap positif yang dimiliki pimpinan dalam mendukung fungsi-fungsi yang ada, seperti: audit internal/eksternal. Lanjutan Tabel 3.2. 17. sikap konsisten yang dimiliki pimpinan atas hasil pelaporan keuangan. 18. pelaksanaan bagan organisasi atas fungsi serta pembagian tugas sebagaimana mestinya pada saat ini. 19. perusahaan dalam menfasilitasi arus informaasi ke dalam/luar perusahaan. 20. pengetahuan serta pengalaman dari manajer kunci mencukupi agar dapat sejalan dengan tanggung jawabnya. 21. pendefinisian otorisasi serta tanggung- jawab di perusahaan pada saat ini. 22. pengkomunikasian otorisasi serta tanggung jawab di perusahaan pada saat ini. 23. penetapan tanggung jawab serta pendelegasian otorisasi agar dapat sejalan dengan tujuan perusahaan. 24. hubungan atas pengendalian prosedur dengan deskripsi pekerjaan pegawai. 25. pengadaan jumlah karyawan di seluruh unit perusahaan. 26. pengadaan jumlah personil, terutama terkait fungsi proses data dengan level kemampuan relatif atas ukuran aktivitas perusahaan. 27. manajemen sumber daya manusia dalam mengklasifikasikan posisi dengan menggunakan teknik evaluasi yang dapat dipertanggungjawabkan atas rekuitmen. 28. tindakan sesuai yang diambil terkait dengan tingkah laku menyimpang dari pegawai. 29. kriteria retensi serta promosi terkait aturan perilaku lainnya. 30. perusahaan merumuskan tujuan sehingga menjadikannya sebagai pedoman dalam penetapan kegiatan. 31. perusahaan dalam memperoleh masukkan yang signifikan atas proses pengkomunikasian tujuan perusahaan. 32. kegiatan strategis yang dilakukan pada saat ini agar dapat sejalan dengan tujuan perusahaan.
0,733
0,361
Valid
0,684
0,361
Valid
0,550
0,361
Valid
0,734
0,361
Valid
0,684
0,361
Valid
0,733
0,361
Valid
0,684
0,361
Valid
0,550
0,361
Valid
0,734
0,361
Valid
0,684
0,361
Valid
0,733
0,361
Valid
0,684
0,361
Valid
0,550
0,361
Valid
0,734
0,361
Valid
0,684
0,361
Valid
0,871
0,361
Valid
0,910
0,361
Valid
0,645
0,361
Valid
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 3.2. 33. pimpinan dalam merumuskan faktor- faktor kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan program perusahaan. 34. tujuan perusahaan pada tingkat kegiatan yang didukung dengan sumber daya yang memadai. 35. tujuan perusahaan pada tingkat kegiatan dapat saling melengkapi dengan kegiatan lain sehingga tidak saling bertentangan satu dengan yang lain. 36. pimpinan perusahaan dalam menggunakan metode identifikasi resiko yang memadai. 37. mekanisme yang ada pada saat ini dalam mengidentifikasi faktor-faktor pendorong meningkatnya resiko yang timbul. 38. mekanisme yang ada pada saat ini dalam mengidentifikasikan resiko yang timbul dari faktor internal. 39. mekanisme yang ada pada saat ini dalam mengidentifikasikan resiko yang timbul dari faktor eksternal. 40. mekanisme yang ada pada saat ini dalam mengidentifikasi ketidaksesuaian antara program dengan tujuan perusahaan. 41. cara pimpinan melakukan analisis terhadap pengaruh resiko yang ada. 42. pimpinan dalam mengolah resiko berdasarkan berapa besar resiko yang terjadi yang dapat diterima oleh pimpinan perusahaan. 43. pimpinan dalam mengendalikan resiko berdasarkan berapa besar resiko yang terjadi yang dapat diterima oleh pimpinan perusahaan. 44. perusahaan dalam memenuhi kebutuhan atas informasi. 45. ketepatan waktu atas informasi yang ada pada saat ini. 46. kemuktahiran atas informasi yang ada pada saat ini. 47. keakuratan atas informasi yang ada pada saat ini.
0,551
0,361
Valid
0,706
0,361
Valid
0,871
0,361
Valid
0,910
0,361
Valid
0,645
0,361
Valid
0,551
0,361
Valid
0,706
0,361
Valid
0,871
0,361
Valid
0,910
0,361
Valid
0,645
0,361
Valid
0,551
0,361
Valid
0,862
0,361
Valid
0,853
0,361
Valid
0,808
0,361
Valid
0,862
0,361
Valid
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 3.2. 48. keefektivan yang ada dalam penyampaian tanggung jawab. 49. respon pimpinan perusahaan atas sumbang saran karyawan mengenai peningkatan produktivitas. 50. kecukupan komunikasi lintas unit agar memungkinkan karyawan memenuhi tanggung jawabnya secara efektif. 51. kelengkapan komunikasi lintas unit agar memungkinkan karyawan memenuhi tanggung jawabnya secara efektif. 52. keterbukaan saluran komunikasi antar karyawan. 53. pelaksanaan komunikasi antar bawahan dan atasan yang telah berjalan selama ini. 54. pemisahan tugas yang memadai yang ada pada saat ini. 55. cara pimpinan dalam memilah-milah tugas agar berjalan secara efektif. 56. cara pimpinan dalam memilah-milah tugas agar berjalan secara efisien. 57. pelaksanaan otorisasi transaksi yang sudah berjalan pada saat ini. 58. pelaksanaan otorisasi aktivitas yang ada pada saat ini. 59. proses semua penerimaan yang dibukukan dalam Buku Kas Umum. 60. proses semua pengeluaran yang dibukukan dalam Buku Kas Umum. 61. dokumen-dokumen yang memadai yang ada pada saat ini. 62. catatan-catatan yang memadai yang ada pada saat ini. 63. susunan laporan yang didukung dengan catatan yang kompeten. 64. pengendalian fisik atas aktiva. 65. pengendalian fisik atas catatan persediaan. 66. pengendalian fisik atas catatan akuntansi. 67. pengecekan yang independen atas kinerja. 68. pengendalian berjalan efektif untuk meminimalkan godaan.
0,853
0,361
Valid
0,808
0,361
Valid
0,862
0,361
Valid
0,853
0,361
Valid
0,808
0,361
Valid
0,862
0,361
Valid
0,904
0,361
Valid
0,891
0,361
Valid
0,654
0,361
Valid
0,518
0,361
Valid
0,761
0,361
Valid
0,904
0,361
Valid
0,891
0,361
Valid
0,654
0,361
Valid
0,518
0,361
Valid
0,761 0,904 0,891 0,654 0,518
0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
Valid Valid Valid Valid Valid
0,761
0,361
Valid
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 3.2. 69. isi dari laporan saat disusun dari catatan yang formal. 70. pemantauan secara teratur kepada seluruh karyawan untuk mengetahui tingkat pemahaman terhadap aturan yang berlaku. 71. pemantauan secara teratur kepada seluruh karyawan untuk mengetahui tingkat kepatuhan terhadap aturan yang berlaku. 72. keefektivitasan kegiatan audit internal. 73. penyesuaian metode pemisahan tugas yang ditetapkan oleh perusahaan dengan kebutuhan untuk mengevaluasi pengendalian managemen. 74. jika evaluasi terpisah dilakukan oleh auditor internal yang independent. 75. saat kelemahan yang ditemukan selama evaluasi terpisah segera diatasi. 76. perusahaan memiliki mekanisme untuk memastikan adanya penyelesaian atas temuan audit dengan segera. 77. pimpinan perusahaan tanggap atas temuantemuan audit yang bertujuan memperkuat sistem pengendalian manajemen. 78. perusahaan melakukan tindak lanjut yang sesuai dengan temuan audit lainnya.
0,904
0,361
Valid
0,842
0,361
Valid
0,608 0,511
0,361 0,361
Valid Valid
0,840
0,361
Valid
0,492
0,361
Valid
0,842
0,361
Valid
0,608
0,361
Valid
0,511
0,361
Valid
0,840
0,361
Valid
Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah) Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan : Uji validitas dilakukan terhadap variabel Lingkungan Pengendalian (X 1 ), Penilaian Resiko Manajemen (X 2 ), Sistem Informasi dan Komunikasi (X 3 ), Aktivitas Pengendalian (X 4 ) dan Monitoring (X 5 ), maka hasilnya adalah valid. Artinya pengujian validitas instrumen dengan bantuan perangkat lunak SPSS, nilai validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Jika angka korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada angka kritik (r hitung > r tabel) maka instrumen tersebut dikatakan valid. Angka kritik pada penelitian ini adalah N-2=30-2=28
Universitas Sumatera Utara
dengan taraf signifikan 5% maka angka kritik untuk uji validitas pada penelitian adalah 0,361. Berdasarkan pengujian validitas instrumen, nilai Corrected Item-Total Correlation bernilai positif dan di atas nilai r tabel 0,361 yang artinya semua butir pertanyaan dapat dikatakan valid. 3.7.2. Uji Reliabilitas Jika alat ukur sudah dinyatakan valid maka selanjutnya reliabilitas alat ukur tersebut diuji. Umar (2003) mengatakan reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Uji reliabilitas dilakukan dengan internal consistency atau derajat ketetapan jawaban responden dengan teknik belah dua (split half). Butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrumen ganjil dan genap. Selanjutnya skor total kelompok ganjil dikorelasikan dengan skor total kelompok genap. Tabel 3.3. Uji Reliabilitas Variabel Penelitian Variabel Persediaan Mesin (Y1 ) a. Lingkungan Pengendaliaan (X 1 ) b. Penilaian Resiko Manajemen (X 2 ) c. Sistem Komunikasi dan Informasi (X 3 ) d. Aktivitas Pengendaliaan (X 4 ) e. Monitoring (X 5 )
Alpha Cronbach’s 0,942 0,957 0,947 0,963 0,956 0,899
Batas Reliabilitas 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)
Universitas Sumatera Utara
Dari data di atas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan uji reliabilitas menunjukkan alpha cronbach’s lebih besar dari 0,6 maka dapat dinyatakan instrumen tersebut reliabel.
3.8.
Metode Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam permasalahan kedua ini adalah Analisis
Regresi Berganda yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen. Pengolahan data menggunakan software SPSS
(Statistical Package for Social Science). Persamaan model regresi berganda menurut Sugiyono dan Wibowo (2002) adalah sebagai berikut: Ŷ = α + β 1X 1 + β 2X 2 + β 3X3 + β 4X 4 + β 5X5 + ε Dimana : Yˆ
= Persediaan mesin fotokopi
α
= intercept/konstanta
β1 , β 2 , β 3, β 4, β 5
= Koefisien regresi
X1
= Lingkungan Pengendalian
X2
= Penilaian Resiko Manajemen
X3
= Informasi dan Komunikasi
X4
= Aktivitas Pengendalian
X5
= Monitoring
ε
= Variabel pengganggu
Universitas Sumatera Utara
Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen diuji dengan tingkat kepercayaan 95% atau α = 5%. 3.8.1. Pengujian Hipotesis Secara Serempak H0 :β 1 ,β 2 ,β 3 ,β 4 ,β 5 = 0; (Lingkungan pengendalian, Penilaian resiko manajemen, Sistem komunikasi dan informasi, Aktivitas pengendalian, dan Monitoring tidak berpengaruh secara bersama-sama terhadap Persediaan mesin fotokopi pada PT Astragraphia Tbk di Jakarta). H1 : Minimal satu β i ≠ 0; (Lingkungan pengendalian, Penilaian resiko manajemen, Sistem komunikasi dan informasi, Aktivitas pengendalian, dan Monitoring berpengaruh secara bersama-sama terhadap Persediaan mesin fotokopi pada PT Astragraphia Tbk di Jakarta). Alat uji yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis adalah dengan uji statistik F, dengan ketentuan apabila hasil Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan H1 diterima demikian sebaliknya apabila hasil Fhitung ≤ F tabel , maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hasil pengujian signifikan dapat juga dilihat dari besarnya nilai signifikan yang diperoleh, yaitu apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka H 0 ditolak dan H1 diterima, tetapi apabila nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka H 0 diterima dan H1 ditolak. Rumus yang digunakan untuk uji statistik F test adalah: Fhitung
R2 / k = (sugiyono, 2004) (1 − R 2 ) /(n − k − 1)
3.8.2. Pengujian Hipotesis Parsial H0 : β i = 0; (Lingkungan pengendalian, Penilaian resiko manajemen, Sistem komunikasi dan informasi, Aktivitas pengendalian, dan Monitoring tidak
Universitas Sumatera Utara
berpengaruh secara parsial terhadap Persediaan mesin fotokopi pada PT Astragraphia Tbk di Jakarta). H 1 : β i ≠ 0; (Lingkungan pengendalian, Penilaian resiko manajemen, Sistem komunikasi dan informasi, Aktivitas pengendalian, dan Monitoring berpengaruh secara parsial terhadap Persediaan mesin fotokopi pada PT Astragraphia Tbk di Jakarta). Alat uji yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis adalah dengan uji statistik t dua arah, dengan ketentuan apabila hasil t hitung > t tabel maka H 0 ditolak dan H1 diterima, sebaliknya H 0 diterima dan H1 ditolak apabila – t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel . Hasil pengujian signifikan dapat juga dilihat dari besarnya nilai signifikan yang diperoleh, yaitu apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka H 0 ditolak dan H1 diterima, tetapi apabila nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka H 0 diterima dan H1 ditolak. Rumus yang digunakan untuk uji statistik t hitung : t= hitung
bi , i 1, 2,..., p = Sbi
dimana: b = koefisien regresi S b = kesalahan baku koefisien
3.9.
Pengujian Asumsi Klasik
3.9.1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam uji t dan uji F
Universitas Sumatera Utara
diasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Oleh sebab itu Santoso (2001) menyatakan “Untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau mendekati normal dan atau bias dianggap normal, jika bias maka akan dilakukan uji Normality Plot, yaitu suatu pengujian dengan menggunakan Grafik PP-Plot”. Uji normalitas data dengan menggunakan Uji Normality Plot dengan dasar pengambilan keputusan melihat grafik PP-Plot yaitu jika terlihat sebaran data bergerombol di sekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas dan tidak ada data yang terletak jauh dari sebaran data. Dengan demikian data tersebut bisa dikatakan normal. 3.9.2. Uji Multikolinearitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebasnya. Menurut Ghozali (2005) bahwa “jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel ini tidak ortogonal”. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF), jika nilai tolerance <0,10 atau nilai VIF >10 berarti terdapat multikolinearitas. 3.9.3. Uji Heteroskedastisitas Menurut Santoso (2001) uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika variance dari residual pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
Universitas Sumatera Utara
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak heteroskedastisitas. Menurut Gujarati dalam Ghozali (2005) bahwa “salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melakukan uji Glejser yaitu dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen “Uji Glejser” dengan menggunakan SPSS, apabila variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel independen nilai absolut Ut (Abs Ut), maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum PT Astra Graphia Tbk Astragraphia mengawali perjalanannya pada tahun 1971 sebagai Devisi Xerox
di PT Astra International yang bergerak dalam bidang pemasaran dan penyediaan layanan purna jual bagi mesin fotokopi Xerox secara eksklusif di seluruh Indonesia. Dengan perkembangan bisnis yang pesat, PT Astra Graphia Tbk didirikan berdasarkan akta Notaris Kartini Muljadi, S.H. No. 186 tanggal 31 Oktober 1975, dan selanjutnya pada tanggal 22 April 1976 PT Astra Graphia Tbk secara resmi mengoperasikan bisnis Xerox yang merupakan pemisahan dari Divisi Xerox PT Astra Internasional. Guna membangun landasan yang kokoh bagi pertumbuhan bisnisnya, pada tahun 1989 Astragraphia menjadi perusahaan publik dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya) dengan sibol saham ASGR. Saat ini saham Astragraphia dimiliki oleh PT Astra Internasional sebanyak 76,87%, dan publik sebanyak 23,13%. Untuk
mengembangkan
usaha
dan
memperkuat
kemampuan
dalam
memberikan solusi bisnis berbasis teknologi informasi yang terbaik dan inovatif bagi pelanggan, Perseroan melakukan kerjasama strategis (strategic alliances) dengan mitra usaha yang memiliki reputasi international. Saat ini Perseroan menjalin kerjasama dengan perusahaan perusahaan terkemuka kelas dunia, antara lain : Fuji Xerox, Marconi, Cisco System, SAP, Oracle dan Microsoft.
Universitas Sumatera Utara
4.1.1.1. Visi dan Misi PT Astra Graphia Tbk Visi PT Astra Graphia Tbk Merupakan pernyataan umum tentang arah yang harus dilihat dan tujuan yang harus ditempuh di masa yang akan datang dalam kurun waktu tertentu. Visi Astra Graphia adalah “To be the Customer Preferred Partner in IT based Documents in Indonesia”. Misi PT Astra Graphia Tbk Merupakan kaidah dasar dalam menjalankan bisnis yang didalamnya mengandung unsur keyakinan, nilai-nilai dan kekuatan identitas perusahaan dalam pemenuhan seluruh stakeholder. Misi Astra Graphia adalah “Enhance Document Value into Knowledge to Inspire Creative Business Action”. 4.1.1.2. Tujuan PT Astra Graphia Tbk Merupakan hasil akhir yang terukur yang akan dicapai perusahaan dalam jangka waktu sesuai pencapaian visi. Tujuan Astragraphia: a. CS Level : 4.2 (80%) b. Customer Loyalty Level : > 40% c. Brand Image as Document Solution Provider d. Main Player in e-Document Business. e. EBITDA : Rp. 340 Bio
Universitas Sumatera Utara
4.1.1.3. Struktur Organisasi PT. Astra Graphia Tbk Struktur organisasi PT Astra Graphia Tbk terdiri dari 3 pilar: 1. Operating Unit, yaitu unit bisnis yang melakukan penjualan produk langsung ke customer berdasar teritori yang dibagi dalam kantor-kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia (west area dan east area), dan Major Account. 2. Marketing Operating Unit, yaitu unit bisnis yang ada di kantor pusat yang bertugas sebagai think tank dan perencanaan strategis penjualan yang ada di kantor-kantor cabang yang dibagi berdasar produk yang dijual. MOU terdiri dari Divisi Marketing, Divisi Channel Business Operation, dan Production Business Operation. 3. Shared Services yang terdiri dari departemen support yang ada di kantor pusat, seperti Divisi Finance and Accounting, Divisi Information Technology Services, dan Divisi Business Planning & Quality.
Universitas Sumatera Utara
Berikut gambar struktur organisasi PT Astra Graphia Tbk:
Sumber : Astra Graphia Annual Report 2008 Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT. Astra Graphia Tbk
Universitas Sumatera Utara
4.1.1.4. Strategi PT Astra Graphia Tbk Rencana jangka panjang Astra Graphia dirumuskan dalam strategic blue print yang meliputi AIM, WBAWI. Merupakan cita cita yang ingin dicapai perusahaan dalam area bisnisnya. Di dalamnya mengandung idealisme sebagai acuan tujuan bersama yang mampu memberi arah dan menumbuhkan semangat seluruh karyawan. Tujuan Astra Graphia adalah “To Provide IT Business Solution”. Merupakan pernyataan singkat tentang bisnis yang sedang/akan dijalankan. Pernyataan ini berfungsi bagi semua jajaran manajemen untuk mengkonsentrasikan sumberdaya yang tersedia ke dalam lingkup bisnis yang telah ditentukan. Bisnis yang dijalankan PT Astra Graphia adalah “IT Based Document Solution”. Merupakan perencanaan yang menjelaskan bagaimana perusahaan akan mencapai semua objective yang telah ditetapkan berdasarkan visi yang telah ditentukan. Strategi Astra Graphia antara lain : a. Achieve High Customer Intimacy Level b. Strengthen Company Image as Document Solution Provider c. Operational Excellence d. Mastering in the e-Document Business e. Strengthen the Quality of HRM, Organization, System & Process comply with Global f. Standard and Financial Healthiness g. To Market aggressively Current Strategic Digital Products by Leveraging Document h. Solution Competencies and Expanding into New Channels
Universitas Sumatera Utara
i. Leverage and Strengthen Document Outsourcing Business 4.1.2
Karakteristik Responden Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah (orang) % 22 orang 55,0 Perempuan 18 orang 45,0 Laki-Laki 40 orang 100,0 Total Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (data diolah) Hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin (Tabel 4.1.) menunjukkan bahwa
karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang paling banyak berjenis kelamin perempuan sebanyak (55%) dan berjenis kelamin laki-laki sebanyak (45%). Banyaknya karyawan PT Astra Graphia Tbk yang berjenis kelamin perempuan terjadi pada saat perekrutan dimana banyak pelamar yang berjenis kelamin perempuan unggul sebagai kandidat yang berkompeten dan pihak perusahaan tidak mengutamakan karyawan berdasarkan jenis kelamin. Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan Jumlah (orang) % SMK 24 orang 60,0 Diploma 10 orang 25,0 Sarjana 6 orang 15,0 Total 40 orang 100,0 Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (data diolah) Hasil penelitian berdasarkan tingkat pendidikan (Tabel 4.2.) menunjukkan bahwa karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang paling banyak mempunyai tingkat pendidikan SMK sebanyak (60%), lalu Diploma sebanyak (25%) dan yang paling sedikit sebanyak (15%) dengan tingkat pendidikan Sarjana. Perusahaan banyak
Universitas Sumatera Utara
merekrut lulusan sekolah menengah kejuruan, hal ini dikarenakan perusahaan memang membutuhkan sumber daya manusia yang mengerti tentang mesin. Oleh karena itu persentase berdasarkan tingkat pendidikan Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) yang terbanyak. Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan Jabatan General Manager Manager Staff
Jumlah (orang) 4 orang 6 orang 30 orang 40 orang Total Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (data diolah)
% 10,0 15,0 75,0 100,0
Hasil penelitian berdasarkan jabatan (Tabel 4.3.) menunjukkan bahwa karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang paling banyak memiliki jabatan sebagai staff sebanyak (75%), manager (15%) dan general manager sebanyak (10%). Dalam perusahaan jabatan staff adalah jabatan yang paling banyak menjalankan kegiatan operasional yang dilaksanakan baik secara rutin atau tidak setiap harinya sehingga karakteristik responden berdasarkan jabatan yang terbanyak adalah jabatan staff. 4.1.3
Analisis Deskriptif Variabel Penelitian 4.1.3.1. Variabel Lingkungan Pengendalian (X 1 ) Berdasarkan data yang diperoleh untuk Variabel Lingkungan Pengendalian
(X 1 ) dapat dilihat pada Tabel 4.4. berikut ini: Tabel 4.4. Deskripsi Variabel Lingkungan Pengendalian (X 1 ) Deskripsi Integritas dan Nilai Etika-1 Integritas dan Nilai Etika-2 Integritas dan Nilai Etika-3 Integritas dan Nilai Etika-4
SB(%) 42,5 32,5 15 35
B(%) 45 67,5 85 62,5
KB(%) 7,5 0 0 2,5
TB(%) 5,0 0 0 0
STB(%) 0 0 0 0
Universitas Sumatera Utara
Komitmen Manajemen atas Kompetensi-5 Komitmen Manajemen atas Kompetensi-6 Komitmen Manajemen atas Kompetensi-7 Filosofi Manajemen dan Gaya Kepemimpinan-8 Filosofi Manajemen dan Gaya Kepemimpinan-9
27,5
70
2,5
0
0
42,5
45
7,5
5
0
32,5
67,5
0
0
0
15
85
0
0
0
35
62,5
2,5
0
0
27,5
70
2,5
0
0
42,5
45
7,5
5
0
32,5
67,5
0
0
0
15
85
0
0
0
35
62,5
2,5
0
0
27,5
70
2,5
0
0
42,5
45
7,5
5
0
32,5
67,5
0
0
0
15 35 27,5 42,5
85 62,5 70 45
0 2,5 2,5 7,5
0 0 0 5
0 0 0 0
32,5
67,5
0
0
0
15
85
0
0
0
35
62,5
2,5
0
0
27,5
70
2,5
0
0
42,5
45
7,5
5
0
32,5
67,5
0
0
0
15
85
0
0
0
35
62,5
2,5
0
0
Lanjutan Tabel 4.4. Filosofi Manajemen dan Gaya Kepemimpinan-10 Filosofi Manajemen dan Gaya Kepemimpinan-11 Filosofi Manajemen dan Gaya Kepemimpinan-12 Filosofi Manajemen dan Gaya Kepemimpinan-13 Filosofi Manajemen dan Gaya Kepemimpinan-14 Filosofi Manajemen dan Gaya Kepemimpinan-15 Filosofi Manajemen dan Gaya Kepemimpinan-16 Filosofi Manajemen dan Gaya Kepemimpinan-17 Struktur Organisasi-18 Struktur Organisasi-19 Struktur Organisasi-20 Penetapan dan Otoritas dan Pertanggungjawaban-21 Penetapan dan Otoritas dan Pertanggungjawaban-22 Penetapan dan Otoritas dan Pertanggungjawaban-23 Kebijakan dan Sumber Daya Manusia-24 Kebijakan dan Sumber Daya Manusia-25 Kebijakan dan Sumber Daya Manusia-26 Kebijakan dan Sumber Daya Manusia-27 Kebijakan dan Sumber Daya Manusia-28 Kebijakan dan Sumber Daya
Universitas Sumatera Utara
Manusia-29
Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (data diolah) Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan: Untuk manajemen menghindari perilaku yang tidak sesuai dengan etika, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (42,5%), baik (45%) kurang baik (7,5%) dan tidak baik (5%). Untuk loyalitas karyawan dalam menunjukkan kepentingan perusahaan diatas kepentingan pribadi, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (32,5%), dan baik (67,5%). Untuk loyalitas pimpinan dalam menunjukkan kepentingan perusahaan diatas kepentingan pribadi, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (15%) dan baik (85%). Untuk standar etika yang telah ditetapkan oleh pimpinan pada seluruh unit perusahaan, karyawan PT. Astra Graphia yang menyatakan sangat baik (35%), baik (62,5%) dan kurang baik (2,5%). Untuk komitmen yang dimiliki menejemen atas kejujuran, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (27,5%), baik (70%) dan kurang baik (2,5%). Untuk komitmen yang dimiliki menejemen atas sportivitas, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (42,5%), baik (45%) kurang baik (7,5%) dan tidak baik (5%).
Universitas Sumatera Utara
Untuk cara pimpinan mengidentifikasikan pekerjaan dalam suatu posisi, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (32,5%), dan baik (67,5%). Untuk pimpinan dalam melaksanakan analisis kebutuhan atas keahlian untuk pekerjaan tertentu, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (15%) dan baik (85%). Untuk peran pimpinan dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta konseling dalam membantu karyawan meningkatkan kompetensinya di dalam pelaksanaan tugas, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (35%), baik (62,5%) dan kurang baik (2,5%). Untuk sikap pimpinan dalam membatasi resiko yang terkait dengan pencapaian misi perusahaan, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (27,5%), baik (70%) dan kurang baik (2,5%). Untuk proses interaksi yang aktif antara manajer senior dengan manajemen junior, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (42,5%), baik (45%) kurang baik (7,5%) dan tidak baik (5%). Untuk sikap positif yang dimiliki pimpinan dalam mendukung fungsi-fungsi yang ada, seperti: fungsi akuntansi, karyawan PT. Astra Graphia
Tbk yang
menyatakan sangat baik (32,5%), dan baik (67,5%). Untuk sikap positif yang dimiliki pimpinan dalam mendukung fungsi-fungsi yang ada, seperti: sistem informasi manajemen, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (15%) dan baik (85%).
Universitas Sumatera Utara
Untuk sikap positif yang dimiliki pimpinan dalam mendukung fungsi-fungsi yang ada, seperti: operasi personil, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (35%), baik (62,5%) dan kurang baik (2,5%). Untuk sikap positif yang dimiliki pimpinan dalam mendukung fungsi-fungsi yang ada, seperti: monitoring, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (27,5%), baik (70%) dan kurang baik (2,5%). Untuk sikap positif yang dimiliki pimpinan dalam mendukung fungsi-fungsi yang ada, seperti: audit internal/eksternal, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (42,5%), baik (45%) kurang baik (7,5%) dan tidak baik (5%). Untuk sikap konsisten yang dimiliki pimpinan atas hasil pelaporan keuangan, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (32,5%), dan baik (67,5%). Untuk pelaksanaan bagan organisasi atas fungsi serta pembagian tugas sebagaimana mestinya pada saat ini, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (15%) dan baik (85%). Untuk perusahaan dalam menfasilitasi arus informaasi ke dalam/luar perusahaan, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (35%), baik (62,5%) dan kurang baik (2,5%). Untuk pengetahuan serta pengalaman dari manajer kunci mencukupi agar dapat sejalan dengan tanggung jawabnya, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (27,5%), baik (70%) dan kurang baik (2,5%).
Universitas Sumatera Utara
Untuk pendefinisian otorisasi serta tanggung- jawab di perusahaan pada saat ini, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (42,5%), baik (45%) kurang baik (7,5%) dan tidak baik (5%). Untuk pengkomunikasian otorisasi serta tanggung jawab di perusahaan pada saat ini, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (32,5%), dan baik (67,5%). Untuk penetapan tanggung jawab serta pendelegasian otorisasi agar dapat sejalan dengan tujuan perusahaan, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (15%) dan baik (85%). Untuk hubungan atas pengendalian prosedur dengan deskripsi pekerjaan pegawai, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (35%), baik (62,5%) dan kurang baik (2,5%). Untuk pengadaan jumlah karyawan di seluruh unit perusahaan, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (27,5%), baik (70%) dan kurang baik (2,5%). Untuk pengadaan jumlah personil, terutama terkait fungsi proses data dengan level kemampuan relatif atas ukuran aktivitas perusahaan, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (42,5%), baik (45%) kurang baik (7,5%) dan tidak baik (5%). Untuk manajemen sumber daya manusia dalam mengklasifikasikan posisi dengan menggunakan teknik evaluasi yang dapat dipertanggungjawabkan atas rekuitmen, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (32,5%), dan baik (67,5%).
Universitas Sumatera Utara
Untuk tindakan sesuai yang diambil terkait dengan tingkah laku menyimpang dari pegawai, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (15%) dan baik (85%). Untuk kriteria retensi serta promosi terkait aturan perilaku lainnya, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (35%), baik (62,5%) dan kurang baik (2,5%). 4.1.3.2. Variabel Penilaian Resiko Manajemen (X 2 ) Dari data yang diperoleh untuk Variabel Penilaian Resiko Manajemen (X 2 ) dapat dilihat pada Tabel 4.5. berikut ini: Tabel 4.5. Deskripsi Variabel Penilaian Resiko Manajemen (X 2 ) Deskripsi Perumusan Tujuan Organisasi Secara Keseluruhan-30 Perumusan Tujuan Organisasi Secara Keseluruhan-31 Perumusan Tujuan Organisasi Secara Keseluruhan-32 Perumusan Tujuan Organisasi Pada Tingkat Kegiatan-33 Perumusan Tujuan Organisasi Pada Tingkat Kegiatan-34 Perumusan Tujuan Organisasi Pada Tingkat Kegiatan-35 Identifikasi Resiko-36 Identifikasi Resiko-37 Identifikasi Resiko-38 Identifikasi Resiko-39 Identifikasi Resiko-40 Mengelola Resiko-41 Mengelola Resiko-42 Mengelola Resiko-43
SB(%) 2,5
B(%) 50
KB(%) 47,5
TB(%) 0
STB(%) 0
12,5
55
32,5
0
0
7,5
57,5
35
0
0
12,5
50
37,5
0
0
2,5
42,5
55
0
0
2,5
50
47,5
0
0
12,5 7,5 12,5 2,5 2,5 12,5 7,5 12,5
55 57,5 50 42,5 50 55 57,5 50
32,5 35 37,5 55 47,5 32,5 35 37,5
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (data diolah) Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan:
Universitas Sumatera Utara
Untuk perusahaan merumuskan tujuan sehingga menjadikannya sebagai pedoman dalam penetapan kegiatan, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (2,5%), baik (50%) dan kurang baik (47,5%). Untuk perusahaan dalam memperoleh masukkan yang signifikan atas proses pengkomunikasian tujuan perusahaan, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (12,5%), baik (55%) dan kurang baik (32,5%). Untuk kegiatan strategis yang dilakukan pada saat ini agar dapat sejalan dengan tujuan perusahaan, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (7,5%), baik (57,5%) dan kurang baik (35%). Untuk pimpinan dalam merumuskan faktor-faktor kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan program perusahaan, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (12,5%), baik (50%) dan kurang baik (37,5%). Untuk tujuan perusahaan pada tingkat kegiatan yang didukung dengan sumber daya yang memadai, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (2,5%), baik (42,5%) dan kurang baik (55%). Untuk tujuan perusahaan pada tingkat kegiatan dapat saling melengkapi dengan kegiatan lain sehingga tidak saling bertentangan satu dengan yang lain, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (2,5%), baik (50%) dan kurang baik (47,5%). Untuk pimpinan perusahaan dalam menggunakan metode identifikasi resiko yang memadai, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (12,5%), baik (55%) dan kurang baik (32,5%).
Universitas Sumatera Utara
Untuk mekanisme yang ada pada saat ini dalam mengidentifikasi faktor-faktor pendorong meningkatnya resiko yang timbul, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (7,5%), baik (57,5%) dan kurang baik (35%). Untuk mekanisme yang ada pada saat ini dalam mengidentifikasikan resiko yang timbul dari faktor internal, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (12,5%), baik (50%) dan kurang baik (37,5%). Untuk mekanisme yang ada pada saat ini dalam mengidentifikasikan resiko yang timbul dari faktor eksternal, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (2,5%), baik (42,5%) dan kurang baik (55%). Untuk mekanisme yang ada pada saat ini dalam mengidentifikasi ketidaksesuaian antara program dengan tujuan perusahaan, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (2,5%), baik (50%) dan kurang baik (47,5%). Untuk cara pimpinan melakukan analisis terhadap pengaruh resiko yang ada, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (12,5%), baik (55%) dan kurang baik (32,5%). Untuk pimpinan dalam mengolah resiko berdasarkan berapa besar resiko yang terjadi yang dapat diterima oleh pimpinan perusahaan, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (7,5%), baik (57,5%) dan kurang baik (35%). Untuk pimpinan dalam mengendalikan resiko berdasarkan berapa besar resiko yang terjadi yang dapat diterima oleh pimpinan perusahaan, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (12,5%), baik (50%) dan kurang baik (37,5%).
Universitas Sumatera Utara
4.1.3.3. Variabel Sistem Informasi dan Komunikasi (X 3 ) Dari data yang diperoleh untuk Variabel Sistem Informasi dan Komunikasi (X 3 ) dapat dilihat pada Tabel 4.6. berikut ini: Tabel 4.6. Deskripsi Variabel Sistem Informasi dan Komunikasi (X 3 ) Deskripsi Ketepatan Informasi yang Diperoleh-44 Ketepatan Informasi yang Diperoleh-45 Ketepatan Informasi yang Diperoleh-46 Kemudahan Mendapatkan Informasi-49 Komunikasi yang Efektif-50 Lanjutan Tabel 4.6. Komunikasi yang Efektif-51 Komunikasi Antar Sesama Rekan Karyawan-54 Komunikasi Antar Sesama Rekan Karyawan-55 Komunikasi Antar Sesama Rekan Karyawan-56 Komunikasi Antar Bawahan dan Atasan-59
SB(%) 10
B(%) 57,5
KB(%) 32,5
TB(%) 0
STB(%) 0
15
47,5
37,5
0
0
25
35
40
0
0
10
57,5
32,5
0
0
15
47,5
37,5
0
0
25 10
35 57,5
40 32,5
0 0
0 0
15
47,5
37,5
0
0
25
35
40
0
0
10
57,5
32,5
0
0
Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (data diolah) Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan: Untuk perusahaan dalam memenuhi kebutuhan atas informasi, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (10%), baik (57,5%) dan kurang baik (32,5%). Untuk ketepatan waktu atas informasi yang ada pada saat ini, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (15%), baik (47,5%) dan kurang baik (37,5%).
Universitas Sumatera Utara
Untuk kemuktahiran atas informasi yang ada pada saat ini, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (25%), baik (35%) dan kurang baik (40%). Untuk keakuratan atas informasi yang ada pada saat ini, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (10%), baik (57,5%) dan kurang baik (32,5%). Untuk keefektivan yang ada dalam penyampaian tanggung jawab, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (15%), baik (47,5%) dan kurang baik (37,5%). Untuk respon pimpinan perusahaan atas sumbang saran karyawan mengenai peningkatan produktivitas, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (25%), baik (35%) dan kurang baik (40%). Untuk kecukupan komunikasi lintas unit agar memungkinkan karyawan memenuhi tanggung jawabnya secara efektif, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (10%), baik (57,5%) dan kurang baik (32,5%). Untuk kelengkapan komunikasi lintas unit agar memungkinkan karyawan memenuhi tanggung jawabnya secara efektif, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (15%), baik (47,5%) dan kurang baik (37,5%). Untuk keterbukaan saluran komunikasi antar karyawan, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (25%), baik (35%) dan kurang baik (40%).
Universitas Sumatera Utara
Untuk pelaksanaan komunikasi antar bawahan dan atasan yang telah berjalan selama ini, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (10%), baik (57,5%) dan kurang baik (32,5%). 4.1.3.4. Variabel Aktivitas Pengendalian (X 4 ) Dari data yang diperoleh untuk Variabel Aktivitas Pengendalian (X 4 ) dapat dilihat pada Tabel 4.7. berikut ini: Tabel 4.7. Deskripsi Variabel Aktivitas Pengendalian (X 4 ) Deskripsi Pemisahan Tugas yang Memadai-60 Pemisahan Tugas yang Memadai-61 Pemisahan Tugas yang Memadai-62 Otorisasi yang Semestinya Atas Transaksi dan Aktifitas-63 Otorisasi yang Semestinya Atas Transaksi dan Aktifitas-64 Otorisasi yang Semestinya Atas Transaksi dan Aktifitas-65 Otorisasi yang Semestinya Atas Transaksi dan Aktifitas-66 Dokumen-Dokumen dan Catatan yang Memadai-67 Dokumen-Dokumen dan Catatan yang Memadai-68 Dokumen-Dokumen dan Catatan yang Memadai-69 Pengendalian Fisik Atas Aktiva dan Catatan-70 Lanjutan Tabel 4.7. Pengendalian Fisik Atas Aktiva dan Catatan-71 Pengendalian Fisik Atas Aktiva dan Catatan-72 Pengecekan yang Independen Atas Kinerja-73 Pengecekan yang Independen Atas Kinerja-74 Pengecekan yang Independen Atas Kinerja-75
SB(%) 47,5 30 47,5 30
B(%) 35 47,5 35 47,5
KB(%) 12,5 22,5 12,5 22,5
TB(%) 2,5 0 2,5 0
STB(%) 2,5 0 2,5 0
47,5
35
12,5
2,5
2,5
30
47,5
22,5
0
0
47,5
35
12,5
2,5
2,5
30
47,5
22,5
0
0
47,5
35
12,5
2,5
2,5
30
47,5
22,5
0
0
47,5
35
12,5
2,5
2,5
30
47,5
22,5
0
0
47,5
35
12,5
2,5
2,5
30
47,5
22,5
0
0
47,5
35
12,5
2,5
2,5
47,5
35
12,5
2,5
2,5
Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (data diolah)
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan: Untuk pemisahan tugas yang memadai yang ada pada saat ini, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (47,5%), baik (35%), kurang baik (12,5%), tidak baik dan sangat tidak baik (2,5%). Untuk cara pimpinan dalam memilah-milah tugas agar berjalan secara efektif, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (30%), baik (47,5%) dan kurang baik (22,5%). Untuk cara pimpinan dalam memilah-milah tugas agar berjalan secara efisien, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (47,5%), baik (35%), kurang baik (12,5%), tidak baik dan sangat tidak baik (2,5%). Untuk pelaksanaan otorisasi transaksi yang sudah berjalan pada saat ini, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (30%), baik (47,5%) dan kurang baik (22,5%). Untuk pelaksanaan otorisasi aktivitas yang ada pada saat ini, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (47,5%), baik (35%), kurang baik (12,5%), tidak baik dan sangat tidak baik (2,5%). Untuk proses semua penerimaan yang dibukukan dalam Buku Kas Umum, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (30%), baik (47,5%) dan kurang baik (22,5%). Untuk proses semua pengeluaran yang dibukukan dalam Buku Kas Umum, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (47,5%), baik (35%), kurang baik (12,5%), tidak baik dan sangat tidak baik (2,5%).
Universitas Sumatera Utara
Untuk dokumen-dokumen yang memadai yang ada pada saat ini, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (30%), baik (47,5%) dan kurang baik (22,5%). Untuk catatan-catatan yang memadai yang ada pada saat ini, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (47,5%), baik (35%), kurang baik (12,5%), tidak baik dan sangat tidak baik (2,5%). Untuk susunan laporan yang didukung dengan catatan yang kompeten, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (30%), baik (47,5%) dan kurang baik (22,5%). Untuk pengendalian fisik atas aktiva, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (47,5%), baik (35%), kurang baik (12,5%), tidak baik dan sangat tidak baik (2,5%). Untuk pengendalian fisik atas catatan persediaan, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (30%), baik (47,5%) dan kurang baik (22,5%). Untuk pengendalian fisik atas catatan akuntansi, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (47,5%), baik (35%), kurang baik (12,5%), tidak baik dan sangat tidak baik (2,5%). Untuk pengecekan yang independen atas kinerja, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (30%), baik (47,5%) dan kurang baik (22,5%). Untuk pengendalian berjalan efektif untuk meminimalkan godaan, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (47,5%), baik (35%), kurang baik (12,5%), tidak baik dan sangat tidak baik (2,5%).
Universitas Sumatera Utara
Untuk isi dari laporan saat disusun dari catatan yang formal, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (47,5%), baik (35%), kurang baik (12,5%), tidak baik dan sangat tidak baik (2,5%). 4.1.3.5. Variabel Monitoring (X 5 ) Dari data yang diperoleh untuk Variabel Monitoring (X 5 ) dapat dilihat pada Tabel 4.8. berikut ini: Tabel 4.8. Deskripsi Variabel Monitoring (X 5 ) Deskripsi Monitoring Kegiatan Yang Sedang Berjalan-76 Monitoring Kegiatan Yang Sedang Berjalan-77 Monitoring Kegiatan Yang Sedang Berjalan-78 Evaluasi yang Terpisah-79 Evaluasi yang Terpisah-80 Evaluasi yang Terpisah-81 Tindak Lanjut Atas Temuan Audit-82 Tindak Lanjut Atas Temuan Audit-83 Tindak Lanjut Atas Temuan Audit-84
SB(%) 7,5
B(%) 52,5
KB(%) 40
TB(%) 0
STB(%) 0
2,5
25
72,5
0
0
5
57,5
37,5
0
0
10 20 7,5 2,5 5 10
55 40 52,5 25 57,5 55
35 40 40 72,5 37,5 35
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (data diolah) Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan: Untuk pemantauan secara teratur kepada seluruh karyawan untuk mengetahui tingkat pemahaman terhadap aturan yang berlaku, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (7,5%), baik (52,5%), dan kurang baik (40%). Untuk pemantauan secara teratur kepada seluruh karyawan untuk mengetahui tingkat kepatuhan terhadap aturan yang berlaku, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (2,5%), baik (25%), dan kurang baik (72,5%). Untuk keefektivitasan kegiatan audit internal, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (5%), baik (57,5%) dan kurang baik (37,5%).
Universitas Sumatera Utara
Untuk penyesuaian metode pemisahan tugas yang ditetapkan oleh perusahaan dengan kebutuhan untuk mengevaluasi pengendalian managemen, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (10%), baik (55%), dan kurang baik (35%). Untuk jika evaluasi terpisah dilakukan oleh auditor internal yang independent, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (20%), baik (40%), dan kurang baik (40%). Untuk saat kelemahan yang ditemukan selama evaluasi terpisah segera diatasi, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (7,5%), baik (52,5%), dan kurang baik (40%). Untuk
perusahaan
memiliki
mekanisme
untuk
memastikan
adanya
penyelesaian atas temuan audit dengan segera, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (2,5%), baik (25%), dan kurang baik (72,5%). Untuk pimpinan perusahaan tanggap atas temuan-temuan audit yang bertujuan memperkuat sistem pengendalian manajemen, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (5%), baik (57,5%) dan kurang baik (37,5%). Untuk perusahaan melakukan tindak lanjut yang sesuai dengan temuan audit lainnya, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (10%), baik (55%), dan kurang baik (35%). 4.1.3.6. Variabel Persediaan Mesin (Y) Berdasarkan data yang diperoleh untuk Variabel Persediaan Mesin (Y) dapat dilihat pada Tabel 4.9. berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9. Deskripsi Variabel Persediaan Mesin (Y) Deskripsi Sistem Pencatatan Persediaan Barang Dagangan-85 Sistem Pencatatan Persediaan Barang Dagangan-86 Sistem Pencatatan Persediaan Barang Dagangan-87 Melakukan Perhitungan Fisik Persediaan Barang Dagangan-88 Melakukan Perhitungan Fisik Persediaan Barang Dagangan-89 Melakukan Perhitungan Fisik Persediaan Barang Dagangan-90 Prosedur yang Efesien-91 Prosedur yang Efesien-92 Prosedur yang Efesien-93 Tempat Penyimpanan Persediaan-94 Tempat Penyimpanan Persediaan-95 Tempat Penyimpanan Persediaan-96
SB(%) 50
B(%) 47,5
KB(%) 2,5
TB(%) 0
STB(%) 0
5
77,5
17,5
0
0
5
90
5
0
0
15
67,5
17,5
0
0
20
67,5
12,5
0
0
50
47,5
2,5
0
0
5 5 15 20 50 5
77,5 90 67,5 67,5 47,5 77,5
17,5 5 17,5 12,5 2,5 17,5
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (data diolah) Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan: Untuk kelengkapan pencatatan persediaan barang dagangan yang telah dilaksanakan, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (50%), baik (47,5%), dan kurang baik (2,5%). Untuk keakuratan atas pencatatan persediaan barang dagangan yang telah dilaksanakan, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (5%), baik (77,5%), dan kurang baik (17,5%). Untuk prosedur penugasan yang diberikan perusahaan bagi pelaksana dalam pencatatan, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (5%), baik (90%) dan kurang baik (5%). Untuk keadaan fisik atas kartu persediaan yang ada, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (15%), baik (67,5%), dan kurang baik (17,5%).
Universitas Sumatera Utara
Untuk kekonsistensiaan waktu setiap periodik saat akan melakukan perhitungan fisik persediaan, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (20%), baik (67,5%), dan kurang baik (12,5%). Untuk pelaksanaan atas pengisian kartu stok yang telah dilaksanakan selama ini, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (50%), baik (47,5%), dan kurang baik (2,5%). Untuk prosedur yang telah ada dalam hal meminta dan menerima sampai dengan pencatatan persediaan, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (5%), baik (77,5%), dan kurang baik (17,5%). Untuk pelaksanaan yang terjadi selama ini dalam perusahaan saat meminta dan menerima sampai dengan pencatatan persediaan, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (5%), baik (90%) dan kurang baik (5%). Untuk keefisiensian yang ada saat meminta dan menerima persediaan, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (15%), baik (67,5%), dan kurang baik (17,5%). Untuk kebijakan perusahaan dalam memberi keamanan atas persediaan apabila terjadi kebakaran, kerusakan dan kebanjiran di gudang, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (20%), baik (67,5%), dan kurang baik (12,5%). Untuk tingkat keamanan di sekitar gudang dalam menjaga persediaan agar tidak terjadi pencurian, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (50%), baik (47,5%), dan kurang baik (2,5%).
Universitas Sumatera Utara
Untuk kebijakan perusahaan dalam memberikan maintenance atas persediaan selama persediaan masih ada di gudang, karyawan PT. Astra Graphia Tbk yang menyatakan sangat baik (5%), baik (77,5%), dan kurang baik (17,5%).
4.2.
Pembahasan 4.2.1. Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian
asumsi klasik, pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi terpenuhinya asumsi-asumsi dalam model regresi berganda dan untuk menginterpretasikan data agar lebih relevan dalam menganalisis. Pengujian asumsi klasik ini meliputi: 4.2.1.1. Uji Normalitas Data Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah model regresi antara variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas) keduanya memiliki distribusi normal atau tidak yang dapat dilihat dengan menggunakan normal histogram dan p_plot. Data dalam keadaan normal apabila distribusi data menyebar di sekitar garis diagonal serta dapat dilihat dari kurva normal yang tidak condong kekiri dan kanan histogram.
Universitas Sumatera Utara
Grafiknya sebagai berikut:
Histogram
Dependent Variable: Persediaan Mesin 12
Frequency
10
8
6
4
2 Mean =-2.56E-15
Std. Dev. =0.934
N =40
0 -3
-2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Residual
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Persediaan Mesin
Expected Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Gambar 4.2. Grafik Uji Normalitas Dari gambar di atas dapat disimpulkan data terdistribusi dengan normal, dimana data terlihat menyebar mengikuti garis diagonal sehingga dapat dikatakan data berdistribusi normal. 4.2.1.2. Uji Multikolinieritas Multikolinieritas adalah suatu keadaan dimana variabel lain (independen) saling berkorelasi satu dengan lainnya. Persamaan regresi berganda yang baik adalah persamaan yang bebas dari adanya multikolinieritas antara variabel independen. Alat
Universitas Sumatera Utara
ukur yang sering digunakan untuk mengukur ada tidaknya variabel yang berkorelasi, maka digunakan alat uji atau deteksi Variance Inflation Factor (VIF). Dimana nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1. Tabel 4.10. Uji Multikolinieritas Collinearity Statistics Model 1
(Constant) Lingkungan Pengendalian Penilaian Resiko Manajemen Sistem Informasi dan Komunikasi Aktivitas Pengendalian Monitoring
Tolerance
VIF
,900 ,655 ,183 ,717 ,205
1,111 1,527 5,464 1,396 4,875
Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (data diolah)
Pada output bagian ini, terlihat bahwa dari kelima variabel independen pada Tabel 4.10. dengan nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1. Sehingga dapat disimpulkan dalam model regresi ini tidak ada masalah multikolinieritas. 4.2.1.3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas, dan jika varian berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat gambar seperti berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Scatterplot
Dependent Variable: Persediaan Mesin
Regression Standardized Predicted Value
3
2
1
0
-1
-2
-3 -3
-2
-1
0
1
2
3
Regression Studentized Residual
Gambar 4.3. Grafik Uji Heteroskedastisitas Dengan menggunakan metode grafik di atas dapat diambil keputusan dengan kriteria sebagai berikut: a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur maka terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Dari Gambar 4.3. di atas menunjukkan tidak ada pola yang jelas dan menandakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas untuk variabel penelitian, dengan demikian asumsi dasar bahwa variasi residual sama untuk semua pengamatan terpenuhi. 4.2.2.
Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis bahwa lingkungan pengendalian, penilaian resiko manajemen, sistem komunikasi dan informasi, aktifitas pengendalian, dan monitoring berpengaruh terhadap persediaan mesin pada PT. Astra Graphia Tbk secara simultan dengan uji F dan secara parsial dengan uji t.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2.1. Hasil Persamaan Regresi Untuk mempermudah pembacaan hasil dan interpretasi analisis regresi maka digunakan bentuk persamaan. Persamaan/Model regresi berganda menurut Sugiyono dan Wibowo (2002) adalah sebagai berikut: Ŷ = α + β 1X 1 + β 2X 2 + β 3X3 + β 4X 4 + β 5X5 + ε Dimana : Yˆ
= Persediaan mesin fotokopi
α
= intercept/konstanta
β1 , β 2 , β 3, β 4, β 5
= koefisien regresi
X1
= Lingkungan Pengendalian
X2
= Penilaian Resiko Manajemen
X3
= Informasi dan Komunikasi
X4
= Aktivitas Pengendalian
X5
= Monitoring
ε
= Variabel pengganggu
Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen diuji dengan tingkat kepercayaan 95% atau α = 5%.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11. Hasil Analisis Regresi Unstandardized Coefficients
Model
B 1
(Constant) ,320 Lingkungan ,213 pengendalian Penilaian resiko ,649 manajemen Sistem informasi dan ,019 komunikasi Aktivitas pengendalian ,040 Monitoring ,245 a Dependent Variable: Persediaan Mesin
Standardized Coefficients
Std. Error ,334
t
Sig.
β ,958
,345
,054
,206
3,921
,000
,050
,800
12,992
,000
,076
,029
,252
,803
,031 ,099
,076 ,272
1,293 2,467
,205 ,019
Persamaan regresi yang telah dirumuskan kemudian dengan bantuan program SPSS dilakukan pengolahan data sehingga didapat persamaan akhir sebagai berikut: Y= 0,320 + 0, 213 X 1 + 0, 649 X 2 +0,019X 3 +0,040X 4 +0,245X 5 Pada model regresi ini, nilai konstanta yang tercantum sebesar 0,320 dapat diartikan jika variabel bebas dalam model diasumsikan sama dengan nol, secara rata-rata variabel diluar model tetap akan meningkatkan persediaan mesin sebesar 0,320 satuan. Nilai besaran koefisien regresi β1 sebesar 0,213 pada penelitian ini dapat diartikan bahwa variabel lingkungan pengendalian (X 1 ) berpengaruh positif terhadap persediaan mesin (Y). Hal ini menunjukkan bahwa ketika lingkungan pengendalian mengalami peningkatan sebesar satu satuan, maka dapat menyebabkan peningkatan terhadap persediaan mesin yaitu sebesar 0,213 satuan. Nilai besaran koefisien regresi β 2 sebesar 0,649 pada penelitian ini dapat diartikan bahwa variabel penilaian resiko manajemen (X 2 ) berpengaruh positif terhadap persediaan mesin (Y). Hal ini menunjukkan bahwa ketika penilaian resiko
Universitas Sumatera Utara
manajemen mengalami peningkatan sebesar satu satuan, maka dapat menyebabkan peningkatan terhadap persediaan mesin yaitu sebesar 0,649 satuan. Nilai besaran koefisien regresi β3 sebesar 0,019 pada penelitian ini dapat diartikan bahwa variabel sistem komunikasi dan informasi (X 3 ) berpengaruh positif terhadap persediaan mesin (Y). Hal ini menunjukkan bahwa ketika sistem komunikasi dan informasi mengalami peningkatan sebesar satu satuan, maka dapat menyebabkan peningkatan terhadap persediaan mesin yaitu sebesar 0,019 satuan. Nilai besaran koefisien regresi β 4 sebesar 0,040 pada penelitian ini dapat diartikan bahwa variabel aktivitas pengendalian (X 4 ) berpengaruh positif terhadap persediaan mesin (Y). Hal ini menunjukkan bahwa ketika aktivitas pengendalian mengalami peningkatan sebesar satu satuan, maka dapat menyebabkan peningkatan terhadap persediaan mesin yaitu sebesar 0,040 satuan. Nilai besaran koefisien regresi β5 sebesar 0,245 pada penelitian ini dapat diartikan bahwa variabel monitoring (X 5 ) berpengaruh positif terhadap persediaan mesin (Y). Hal ini menunjukkan bahwa ketika monitoring mengalami peningkatan sebesar satu satuan, maka dapat menyebabkan peningkatan terhadap persediaan mesin yaitu sebesar 0,245 satuan. 4.2.2.2. Analisis Koefisien Determinasi (R2) Tabel 4.12. Hasil Analisis Koefisien Determinasi Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
DurbinWatson
1
,957(a)
,915
,903
,12233
2,173
Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (data diolah)
Universitas Sumatera Utara
Besarnya koefisien determinasi (R2) sebesar 0,915 (91,5%). Sehingga dapat dikatakan bahwa 91,5% variasi variabel terikat yaitu persediaan mesin (Y) pada model dapat diterangkan oleh variabel bebas yaitu variabel lingkungan pengendalian (X 1 ), penilaian resiko manajemen (X 2 ), sistem komunikasi dan informasi (X 3 ), aktivitas pengendalian (X 4 ) dan monitoring (X 5 ) sedangkan sisanya sebesar 8,5% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model. 4.2.2.3. Pengujian Hipotesis Dengan Uji F Tabel 4.13. Hasil Uji F Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 5,513 ,509 6,022
df 5 34 39
Mean Square 1,103 ,015
F hitung 73,671
Sig. ,000(a)
Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (data diolah) Pada hasil uji regresi dalam penelitian ini, diketahui nilai uji F hitung sebesar 73,671; F tabel =2,49 dengan signifikansi 0,000. Dimana disyaratkan nilai signifikansi F lebih kecil dari 5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen dalam penelitian ini secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap persediaan mesin (Y). Hal tersebut berarti jika lingkungan pengendalian (X 1 ),
penilaian resiko menajemen (X 2 ), sistem komunikasi dan
informasi (X 3 ), aktivitas pengendalian (X 4 ) dan monitoring (X 5 ) secara bersama-sama mengalami kenaikan maka akan berdampak pada kenaikan persediaan mesin (Y), sebaliknya jika lingkungan pengendalian (X 1 ), penilaian resiko menajemen (X 2 ), sistem komunikasi dan informasi (X 3 ), aktivitas pengendalian (X 4 ) dan monitoring
Universitas Sumatera Utara
(X 5 ) secara bersama-sama mengalami penurunan maka akan berdampak pada penurunan persediaan mesin (Y). 4.2.2.4. Pengujian Hipotesis Dengan Uji t Tabel 4.14. Nilai uji t Variabel
t hitung
t tabel
Signifikansi
Keputusan
Lingkungan Pengendalian (X 1 )
3,921
2,025
,000
H 0 ditolak/berpengaruh
12,992
2,025
,000
H 0 ditolak/berpengaruh
,252
2,025
,803
H 0 diterima/tidakberpengaruh
1,293
2,025
,205
H 0 diterima/tidak berpengaruh
2,467
2,025
,019
H 0 ditolak/berpengaruh
Penilaian Resiko Manajemen (X 2 ) Sistem Komunikasi dan Informasi (X 3 ) Aktifitas Pengendalian (X 4 ) Monitoring (X 5 )
Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (data diolah) Berdasarkan Tabel 4.12. di atas, diketahui nilai t hitung dari masing-masing variabel independen. Dari nilai tersebut yang kemudian dibandingkan dengan nilai t tabel. Karena t hitung dalam penelitian ini lebih besar dari t tabel, maka H o ditolak, dengan kata lain lingkungan pengendalian, penilaian resiko manajemen dan monitoring berpengaruh terhadap persediaan. Sedangkan untuk t hitung lebih kecil dari t tabel maka H 0 diterima, dengan kata lain sistem komunikasi dan informasi serta aktifitas pengendalian tidak berpengaruh terhadap persediaan. Selain itu pengujian hipotesis secara parsial juga dapat dianalisis dari nilai signifikansi dimana nilai signifikansi berada dibawah 0,05 maka dapat dikatakan bahwa secara parsial masing-masing variabel bebas berpengaruh signifikan pada
Universitas Sumatera Utara
tingkat alpha 5%, akan tetapi jika nilai signifikansi berada diatas 0,05 maka dapat dikatakan bahwa secara parsial masing-masing variabel bebas tidak berpengaruh signifikan pada alpha 5%. Hasil pengujian hipotesis, dapat diketahui bahwa variabel yang berpengaruh terdiri dari lingkungan pengendalian, penilaian resiko manajemen, dan monitoring namun variabel yang paling dominan adalah penilaian resiko manajemen dimana kondisi penilaian resiko juga penyajian informasi persediaan, adalah wajar dan tepat waktu, sudah cukup baik. Mamajemen telah mengenali dan mempelajari resiko-resiko yang ada, serta membentuk aktivitas-aktivitas pengendalian yang diperlukan untuk menghadapi hal tersebut. Penentuan resiko persediaan yang ada pada PT Astra Graphia Tbk dilakukan atas pertimbangan produk yang masa tahun pembuatannya sudah lama, sehingga mengakibatkan berkurangnya penjualan atau menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Untuk mengatasi hal tersebut perusahaan mengadakan stock opname yang memeriksa kebenaran/kewajaran jumlah dan masa pakai dari setiap produk yang ada. Menurut Stice dan Skousen (2009), pengendalian yang baik atas persediaan adalah sangat penting karena persediaan adalah suatu aktiva yang signifikan dan pada kebanyakan perusahaan biasanya persediaan merupakan unsur yang terbesar dalam aktiva, persediaan berkaitan dengan kegiatan utama dalam perusahaan dagang dan Perusahaan manufaktur. Kesalahan dalam menentukan biaya persediaan dapat menyebabkan kesalahan dalam menyajikan laporan keuangan, oleh karena pengaruh dari kesalahan tersebut dapat meluas yaitu pada neraca, laporan rugi laba, dan juga
Universitas Sumatera Utara
laporan arus kas. Persediaan secara fisik harus dilindungi dari resiko resiko seperti kebakaran dan pencurian juga kecurangan yang dilakukan oleh para karyawan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, maka ditarik kesimpulan sebagai
berikut: Secara simultan lingkungan pengendalian, penilaian resiko manajemen, sistem komunikasi dan informasi, aktifitas pengendalian dan monitoring secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap persediaan mesin, sedangkan secara parsial penilaian resiko manajemen adalah yang paling dominan berpengaruh signifikan terhadap persediaan mesin. Artinya penilaian resiko manajemen memang sangat menentukan atas kenaikan persediaan mesin. Selain itu, lingkungan pengendalian dan monitoring masing-masing juga berpengaruh signifikan terhadap persediaan mesin.
5.2.
Saran Saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah sebagai berikut: Diharapkan
agar
manajemen
dapat
terus
meningkatkan
lingkungan
pengendalian, penilaian resiko manajemen, dan monitoring sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan persediaan agar dapat mendukung tercapainya kinerja perusahaan yang lebih baik dimasa yang akan datang, selanjutnya pihak manajemen mencari/mengaudit sistem komunikasi dan informasi serta aktifitas pengendalian lebih lanjut agar dapat berpengaruh terhadap peningkatan
Universitas Sumatera Utara
dalam pengelolaan persediaan di perusahaan. Sebaliknya, manajemen dapat terus mempertahankan penilaian resiko manajemen yang mana telah memberikan pengaruh terbesar bagi perusahaan dan ini merupakan suatu prestasi bila perusahaan dapat terus mempertahankannya.
Universitas Sumatera Utara