BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lapangan SD Negeri Surodadi 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2016 sampai bulan Maret 2016. Hal ini sesuai dengan pendapat Bompa & Haff (2009: 2017), maksudnya adalah agar tubuh beradaptasi dengan beban latihan yang diterima dengan pertemuan 3 kali dalam seminggu setiap hari Selasa, Kamis dan Sabtu pada pukul 15.30-17.00 wib. Jumlah pertemuan treatment adalah 22 kali pertemuan untuk treament, ditambah 2 kali pertemuan untuk melakukan pre-test dan mengambil data rasio panjang tungkai dengan tinggi badan, serta untuk melakukan post-test. Waktu tersebut dipilih dengan memperhatikan diluar jadwal kejuaraan atletik yang diikuti oleh siswa ekstrakurikuler atletik SD Negeri Surodadi 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Hal tersebut perlu diperhatikan karena treatment yang dilakukan selama delapan minggu dengan frekuensi pertemuan tiga kali dalam seminggu tidak terganggu oleh jadwal kejuaraan atletik. B. Jenis dan Desain Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknik dan alat tertentu sehingga diperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian. Menurut Sugiyono (2012: 3) metodologi merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan ketentuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental. 46
47
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang bertujuan untuk membandingkan dua perlakuan yang berbeda pada subjek penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rancangan faktorial 2x2, yaitu suatu eksperimen faktorial yang menyangkut dua faktor. Masing-masing faktor terdiri dari dua buah taraf, dengan menggunakan tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test). Menurut Sudjana (2002: 148) eksperimen faktorial adalah eksperimen yang hampir atau semua taraf sebuah faktor dikombinasikan atau disilangkan dengan semua taraf tiap faktor lainnya yang ada dalam eksperimen. Rancangan dalam penelitian ini adalah pretestposttest design. Data penelitian ini disusun dalam kerangka desain penelitian dengan rancangan faktorial 2x2 sebagai berikut: Tabel 1. Kerangka Desain Penelitian Variabel Manipulatif Metode Latihan Drill (a1)
Metode Latihan Interval (a2)
Rasio Tungkai Tinggi (b1)
a1b1
a2b1
Rasio Tungkai Rendah (b2)
a1b2
a2b2
Variabel Atributif
Keterangan: A1B1 : Kelompok siswa ekstrakurikuler atletik memiliki rasio tungkai kategori tinggi dilatih menggunakan metode latihan drill. A2B1 : Kelompok siswa ekstrakurikuler atletik memiliki rasio tungkai kategori tinggi dilatih menggunakan metode latihan interval. A1B2 : Kelompok siswa ekstrakurikuler atletik memiliki rasio tungkai kategori rendah dilatih menggunakan metode latihan drill. A2B2 : Kelompok siswa ekstrakurikuler atletik memiliki rasio tungkai kategori rendah dilatih menggunakan metode latihan interval. Pembagian kelompok eksperimen didasarkan pada kemampuan awal kecepatan lari 50 meter pada tes awal. Setelah tes hasil awal dirangking, subjek
48
yang memiliki kemampuan setara dipasang-pasangkan ke dalam kelompok 1 dan kelompok 2. Dengan demikian kedua kelompok tersebut sebelum diberi perlakuan merupakan kelompok yang seimbang. Apabila pada akhirnya terdapat perbedaan, maka hal ini disebabkan oleh pengaruh perlakuan yang diberikan. C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Menurut Sugiyono (2011: 215) populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa ekstrakurikuler atletik nomor lari SD Negeri Surodadi 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang yang berjumlah 36 orang. 2. Sampel Menurut Arikunto (2010: 131) sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa ekstrakurikuler atletik SD Negeri Surodadi 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2015/2016 sebanyak 36 siswa. Kemudian dilakukan tes awal kecepatan lari 50 meter, kemudian dilakukan pengukuran rasio panjang tungkai dengan tinggi badan. Oleh karena keterbatasan penelitian, maka untuk pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara bertahap dan berdasarkan kriteria yang diterapkan.
49
a. Setelah data rasio panjang tungkai dengan tinggi badan terkumpul, langkah pertama adalah mengidentifikasi kelompok atas dan bawah dengan menggunakan skor data tes rasio panjang tungkai dengan tinggi badan secara keseluruhan. Menurut Baumgarter, et al (2006: 463) sampel yang digunakan adalah bagian atas 27% dan bawah 27% dari skor keseluruhan setelah diurutkan dari yang tinggi ke yang rendah. Sehingga diperoleh data rasio panjang tungkai dengan tinggi badan kategori tinggi yaitu 27% x 36 = 9,72 dibulatkan menjadi 10. Kemudian data rasio panjang tungkai dengan tinggi badan kategori rendah sebanyak 10 orang. b. Tahap selanjutnya membagi kelompok secara ordinal pairing, sehingga diperoleh pembagian kelompok metode latihan sebagai berikut: Tabel 2. Pengelompokan Sampel Penelitian Metode Latihan Rasio Panjang Tungkai dengan Tinggi Badan
Metode Drill
Metode Interval
Jumlah
Rasio Tinggi
5
5
10
Rasio Rendah
5
5
10
Jumlah
10
10
20
Dengan demikian diperoleh total sampel 20 siswa/atlet, untuk kelompok eksperimen metode latihan drill dengan rasio panjang tungkai dengan tinggi badan kategori tinggi berjumlah 5 orang, dan rasio panjang tungkai dengan tinggi badan kategori rendah berjumlah 5 orang. Sedangkan untuk kelompok eksperimen metode latihan interval yang memiliki rasio panjang tungkai dengan tinggi badan kategori tinggi
50
berjumlah 5 orang, dan rasio panjang tungkai dengan tinggi badan kategori rendah berjumlah 5 orang. D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Menurut Narbuko & Achmadi (2007: 122) variabel adalah faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa dan gejala-gejala yang akan diteliti. Jenis variabel yang digunakan adalah variabel bebas dan variabel terikat. “Variabel bebas merupakan kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasi dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi” (Narbuko & Achmadi 2007: 119). “Variabel terikat merupakan kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul ketika penelitian mengintroduksi, pengubah atau mengganti variabel bebas” (Narbuko & Achmadi 2007: 119). Adapun definisi variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Bebas (Independent) a. Variabel bebas manipulatif terdiri dari dua metode latihan, yaitu metode latihan drill dan metode latihan interval. 1) Definisi operasional metode latihan drill Metode latihan drill adalah metode dalam latihan dengan melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan
tujuan
untuk
memperkuat
suatu
asosiasi
atau
menyempurnakan suatu keterampilan agar menjadi kebiasaan yang bersifat permanen. Metode latihan drill dalam penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26 Januari 2016 sampai 17 Maret 2016.
51
Frekuensi 3x/minggu dilaksanakan selama 8 minggu, dalam setiap latihan membutuhkan durasi 90 menit. Jumlah siswa kelompok latihan drill terdiri dari 10 siswa ekstrakurikuler atletik. Dilakukan dengan pengulangan materi lari jarak 20m dalam suatu sesi latihan dengan repetisi tertentu. Kemudian sesuai dengan prinsip latihan over load training jarak lari ditingkatkan menjadi 30m, 40m atau 50m pada sesi latihan berikutnya. 2) Definisi operasional metode latihan interval Metode
latihan
interval
adalah
bentuk
latihan
yang
memberikan jeda di sela-sela aktivitas fisik. Misalnya, dengan mengubah kecepatan setiap menit secara bertahap adanya istirahat yang diselingkan pada waktu melakukan latihan. Istirahat diantara latihan tersebut dapat berupa istirahat pasif atau pun aktif. Interval yang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode latihan interval bertujuan untuk meningkatkan kecepatan lari sejauh 50 meter siswa SD Negeri Surodadi 1 Candimulyo Magelang. Metode latihan interval dalam penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26 Januari 2016 sampai 17 Maret 2016. Frekuensi 3x/minggu dilaksanakan selama 8 minggu, dalam setiap latihan membutuhkan durasi 90 menit. Jumlah siswa kelompok latihan interval terdiri dari 10 siswa ekstrakurikuler atletik. Dilakukan dengan memberikan materi lari jarak 10m, 20m, 30m dalam suatu sesi latihan dengan interval waktu tertentu setiap pergantian jarak lari. Kemudian sesuai
52
dengan prinsip latihan over load training jarak lari ditingkatkan menjadi 30m, 40m, 50m pada sesi latihan berikutnya. b. Variabel bebas atributif dalam penelitian ini adalah rasio panjang tungkai dengan tinggi badan yang terdiri dari rasio tinggi dan rasio rendah. Definisi operasional dari rasio panjang tungkai dengan tinggi badan adalah perbandingan prosentase ukuran anthropometrik jarak vertikal antara telapak kaki sampai dengan pangkal paha dengan jarak vertikal antara telapak kaki sampai dengan ujung kepala yang diukur dengan cara berdiri tegak. Pengukuran rasio panjang tungkai dengan tinggi badan dilakukan dengan testee berdiri lurus tanpa sepatu, lutut lurus, telapak kaki menempel pada lantai. Untuk mengetahui rasio panjang tungkai dengan tinggi badan digunakan alat pengukur panjang dengan satuan ketelitian sampai centimeter. 2. Variabel Terikat (Dependent) Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kecepatan lari 50 meter. Menurut Sudjarwo (1993: 20) kecepatan lari adalah kemampuan untuk bergerak kedepan dengan kekuatan dan kecepatan maksimal yang dihasilkan oleh banyaknya frekuensi gerakan kaki serta panjang langkah. Dalam hal ini kecepatan lari 50 meter adalah kemampuan untuk bergerak kedepan dengan kekuatan dan kecepatan maksimal yang dihasilkan oleh banyaknya frekuensi gerakan kaki serta panjang langkah sejauh 50 meter yang diukur dengan waktu tempuh dalam satuan detik. Prosedur pelaksanaan yaitu siswa melakukan start jongkok dengan salah satu ujung
53
jari kaki sedekat mungkin dengan garis start pada saat aba-aba “bersedia”. Kemudian pada aba-aba “siap” siswa siap untuk berlari, dan pada aba-aba “ya”, siswa berlari secepat cepatnya menempuh jarak 50 meter sampai melewati garis finish. Bersamaan aba-aba “ya”, stopwatch dijalankan kemudian dihentikan saat siswa melewati garis finish dan dicatat hasil waktunya. Setiap siswa diberi kesempatan melakukan 2 kali. E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes pengukuran dengan tahapan sebagai berikut: (a) melakukan tes pengukuran rasio panjang tungkai dengan tinggi badan untuk menentukan kelompok latihan; (b) melakukan tes awal (pretest) pengukuran kecepatan lari 50 m; (c) memberikan treatment (perlakuan) kepada kelompok metode latihan; (d) melakukan tes akhir (posttest) pengukuran kecepatan lari 50 m dan mengevaluasi hasil. 2. Instrumen Pengumpulan Data Menurut Sugiyono (2011: 148) instrumen adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun social yang diminati. Menurut Arikunto (2010: 203) instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cepat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
54
a. Pengukuran Rasio Panjang Tungkai dengan Tinggi Badan Adapun pelaksanaannya adalah: testee berdiri lurus tanpa sepatu, lutut lurus, telapak kaki menempel pada lantai. Untuk mengetahui rasio panjang tungkai dengan tinggi badan digunakan alat pengukur panjang dengan satuan ketelitian sampai centimeter. Tujuan tes ini yaitu untuk mengukur panjang tungkai dan tinggi badan. Alat untuk melaksanakan tes ini antara lain: meteran dengan ketelitian sampai centimeter, bidang datar setinggi 15 cm (kotak papan), serta alat pencatat. Perhitungan rasio panjang tungkai dengan tinggi badan dapat dilakukan dengan cara berikut: Rasio
PanjangTungkai(cm) TinggiBada n(cm)
b. Tes Lari 50 Meter Tes kecepatan lari 50 meter diukur dengan tes lari 50 meter. Tujuan tes ini yaitu untuk mengukur kecepatan berlari 50 meter dalam waktu tertentu. Alat dan fasilitas untuk melaksanakan tes ini antara lain: (1) lintasan lurus, rata, tidak licin, mempunyai lintasan lanjutan, berjarak 50 meter; (2) bendera start; (3) Peluit; (4) tiang pancang; (5) stopwatch; (6) serbuk kapur; (7) alat tulis pencatat. Penilaian dalam tes ini dilakukan dengan menghitung kecepatan lari dalam jarak 50 meter dengan menggunakan satuan waktu detik dua angka di belakang koma. Prosedur pelaksanaan sebagai berikut:
55
(1) Pada aba-aba “Bersedia”, siswa melakukan start jongkok dengan salah satu ujung jari kaki sedekat mungkin dengan garis start. (2) Pada aba-aba “Siap”, siswa siap untuk berlari. (3) Pada aba-aba “Ya”, siswa berlari secepat cepatnya menempuh jarak 50 meter sampai melewati garis finish. Bersamaan aba-aba “Ya”, stopwacth dijalankan kemudian dihentikan saat siswa melewati garis finish dan dicatat hasil waktunya. Setiap siswa diberi kesempatan melakukan 2 kali. F. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa data tersebut. Analisis data merupakan langkah yang penting dalam penelitian. Secara garis besar pekerjaan analisis data dapat meliputi 3 langkah yaitu, (1) persiapan, (2) tabulasi, dan (3) penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian. Langkah persiapan bertujuan untuk merapikan data agar bersih, rapi, dan tinggal mengadakan pengolahan lanjut dan menganalisis. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian merupakan langkah dalam hal pengolahan data melalui penggunaan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian yang diambil. Analisis data dalam penelitian ini yang digunakan yaitu analisis statistik. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan SPSS 20 yaitu Analisis Varian (ANAVA) dua jalur pada taraf signifikansi = 0,05. Mengingat analisis data penelitian dilakukan dengan
56
mengunakan ANAVA, maka sebelum sampai pada pemanfaatan ANAVA perlu dilakukan uji prasyarat analisis data. 1. Uji Prasyarat Analisis Data Uji prasayarat yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui kenormalan data atau data berada dalam suatu kurva normal. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan metode Kolmogorov Smirnov. Menurut Sudjana (2002: 466) uji normalitas untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini berasal dari populasi yang normal atau tidak. b. Uji Homogenitas Pengujian homogenitas variansi menggunakan adalah uji Levene Test (Sudjana, 2005: 261). Pengujian dilakukan terhadap dua kelompok perlakuan eksperimen. Uji Levene Test didapat dari hasil perhitungan spss versi 20. Hasil dari Levene Test tersebut adalah untuk menguji apakah kedua kelompok perlakuan berasal dari populasi yang memiliki variansi homogen atau tidak. Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas variansi hasil analisis datanya terbukti normal dan homogen, maka persyaratan untuk penggunaan ANAVA dalam analisis data uji hipotesis dapat dipenuhi.
57
2. Pengujian Hipotesis Uji hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan ANAVA yaitu dengan menggunakan bantuan program SPSS 20.0 dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05. Uji ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan rerata hasil peningkatan antara pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan mengetahui interaksi antara metode latihan dan panjang tungkai terhadap kecepatan lari 50 meter. Pengujian hipotesis yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: a. Uji Perbedaan Pengaruh Metode Latihan
Pada tahap ini akan dilakukan pengujian terhadap perbedaan pengaruh metode drill dengan metode latihan interval terhadap kecepatan lari 50 meter. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: H01 : Terdapat perbedaan pengaruh metode latihan drill dan metode latihan interval terhadap kecepatan lari 50 meter pada siswa ekstrakurikuler atletik. Ha1 : Tidak terdapat perbedaan pengaruh metode latihan drill dan metode latihan interval terhadap kecepatan lari 50 meter pada siswa ekstrakurikuler atletik. Secara statistik, hipotesis di atas dapat disimbolkan sebagai berikut: H01 ; µMD = µMI Ha1 ; µMD ≠ µMI Keterangan: H01 Ha1
= Tidak terdapat perbedaan pengaruh metode latihan. = Terdapat perbedaan pengaruh metode latihan.
58
µMD = Rata-rata hasil kecepatan lari 50 meter dengan menggunakan metode latihan drill. µMI = Rata-rata hasil terhadap kecepatan lari 50 meter dengan menggunakan metode latihan interval. µMD menyatakan rata-rata (mean) dari hasil kecepatan lari 50 meter dengan menggunakan metode drill, µMI menyatakan rata-rata (mean) dari hasil kecepatan lari 50 meter dengan menggunakan metode interval. Kriteria pengujiannya adalah
ditolak jika angka signifikansi
yang dihasilkan kurang dari 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa metode latihan drill lebih berpengaruh terhadap kecepatan lari 50 meter pada siswa ekstrakurikuler atletik SD Negeri Surodadi 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang dari pada metode latihan interval, jika angka signifikansi yang dihasilkan kurang dari 0,05. b. Uji Perbedaan Pengaruh Kecepatan Lari 50 Meter Siswa yang Memiliki Rasio Panjang Tungkai Tinggi dan Rendah Tahap ini akan dilakukan pengujian terhadap pengaruh perbedaan rasio panjang tungkai dengan tinggi badan tinggi dengan rasio panjang tungkai dengan tinggi badan rendah terhadap hasil kecepatan lari 50 meter. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: H02 : Terdapat perbedaan pengaruh kecepatan lari 50 meter pada siswa ekstrakurikuler atletik yang memiliki rasio panjang tungkai tinggi dan rasio panjang tungkai rendah. Ha2 : Tidak terdapat perbedaan pengaruh kecepatan lari 50 meter pada siswa ekstrakurikuler atletik yang memiliki rasio panjang tungkai tinggi dan rasio panjang tungkai rendah.
59
Secara statistik, hipotesis di atas dapat disimbolkan sebagai berikut: ; ; Keterangan: Tidak terdapat perbedaan pengaruh rasio panjang tungkai. Terdapat perbedaan pengaruh rasio panjang tungkai. Rata-rata hasil kecepatan lari 50 meter dan rasio panjang tungkai dengan tinggi badan tinggi. Rata-rata hasil kecepatan lari 50 meter dan rasio panjang tungkai dengan tinggi badan rendah. Kriteria pengujiannya adalah H02 ditolak jika angka signifikansi yang dihasilkan kurang dari 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa siswa ekstrakurikuler atletik SD Negeri Surodadi 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang yang memiliki rasio panjang tungkai dengan tinggi badan tinggi lebih berpengaruh terhadap peningkatan kecepatan lari 50 meter dari pada siswa yang memiliki rasio panjang tungkai dengan tinggi badan rendah, jika angka signifikansi yang dihasilkan kurang dari 0,05. c. Uji Pengaruh Interaksi Metode Latihan dan Rasio Panjang Tungkai dengan Tinggi Badan Pada tahap ini akan dilakukan pengujian terhadap pengaruh interaksi metode latihan dengan rasio panjang tungkai dengan tinggi badan terhadap kecepatan lari 50 meter siswa ekstrakurikuler atletik. Adapun hipotesis yang akan di uji adalah sebagai berikut: H03 : Tidak ada interaksi antara metode latihan dan rasio panjang tungkai dengan tinggi badan terhadap kecepatan lari 50 meter siswa ekstrakurikuler atletik.
60
Ha3 : Ada interaksi antara metode latihan dan rasio panjang tungkai dengan tinggi badan terhadap kecepatan lari 50 meter pada siswa ekstrakurikuler atletik. Secara statistik, hipotesis di atas dapat disimbolkan sebagai berikut: ;
dan
;
Keterangan: H03 Ha3 σ2αβ
= Tidak terdapat perbedaan pengaruh interaksi metode latihan dan rasio panjang tungkai dengan tinggi badan. = Terdapat perbedaan pengaruh interaksi metode latihan dan rasio panjang tungkai dengan tinggi badan. = Perbedaan pengaruh interaksi metode latihan dengan rasio panjang tungkai dengan tinggi badan. Kriteria pengujiannya adalah H03 ditolak jika angka signifikansi
yang dihasilkan kurang dari dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan pengaruh interaksi metode latihan dan rasio panjang tungkai dengan tinggi badan terhadap kecepatan lari 50 meter, jika angka signifikansi yang dihasilkan kurang dari 0,05. Setelah dilakukan analisis variansi dan terjadi interaksi yang signifikan maka dilanjutkan dengan menggunakan analisis perbandingan Post-Hoc Tests dengan LSD (Least Square Difference) untuk mengetahui kelompok perlakuan yang paling efektif untuk meningkatkan kecepatan lari 50 meter. G. Program Latihan Program latihan kecepatan lari 50 meter dengan menggunakan metode latihan drill dan metode latihan interval. Pengambilan tes rasio panjang tungkai dengan tinggi badan dilaksanakan di SD Negeri Surodadi 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang pada tanggal 23 Januari 2016. Kemudian
61
dilanjutkan pelaksanaan treatment yang dimulai pada tanggal 26 Januari 2016 sampai 17 Maret 2016. Frekuensi 3x/minggu dilaksanakan selama 8 minggu, kemudian post-test dilaksanakan pada tanggal 19 Maret 2016. Kurang lebih dalam setiap latihan membutuhkan durasi 90 menit. Jumlah siswa setiap kelompok latihan terdiri dari 10 siswa ekstrakurikuler, sehingga jumlah seluruh sampel adalah 20 siswa ekstrakurikuler atletik SD Negeri Surodadi 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Diperlukan suatu perencanaan bagi pelatih untuk meningkatkan prestasi atlet yang maksimal. Perencanaan pelatihan tersebut dituangkan dalam sebuah program latihan yang disusun secara bertahap dan sistematis. Menurut Harsono (1988: 105) program latihan harus disusun secara teliti dan teratur sesuai dengan prinsip-prinsip latihan. Penyusunan program latihan dalam penelitian ini menerapkan prinsip over load training dengan the step type approach atau sistem tangga.
Gambar 4. Prinsip Latihan Over Load Training (Bompa dalam Harsono 1988: 105). Setiap garis vertikal menunjukkan perubahan (penambahan) beban, sedangkan setiap garis horizontal adalah fase adaptasi terhadap beban yang
62
baru. Beban latihan pada 3 tangga atau cycle pertama ditingkatkan secara bertahap. Pada cycle ke 4 beban diturunkan, hal ini yang disebut unloading phase. Artinya adalah untuk memberikan kesempatan kepada organisme tubuh untuk melakukan regenerasi. Maksud regenerasi adalah agar atlet dapat mengumpulkan tenaga atau mengakumulasi cadangan-cadangan fisiologis dan psikologis untuk persiapan beban latihan yang lebih berat lagi di tangga-tangga ke 5-6. Berikut adalah rincian pelaksanaan program latihan dengan metode drill dan metode interval: Tabel 3. Rincian Program Latihan Drill Minggu ke 1
2
3
4
5
6
7
8
Hari Selasa Kamis Sabtu Selasa Kamis Sabtu Selasa Kamis Sabtu Selasa Kamis Sabtu Selasa Kamis Sabtu Selasa Kamis Sabtu Selasa Kamis Sabtu Selasa Kamis Sabtu
Jarak Repetisi 20 m 20 m 30 m 30 m 30 m 40 m 40 m 40 m 50 m 50 m 50 m 20 m 20 m 20 m 30 m 30 m 30 m 40 m 40 m 40 m 50 m 50 m
3-3-3 3-3-3 3-3-4 3-3-4 3-3-4 4-4-4 4-4-4 4-4-4 4-4-3 4-4-3 4-3-3 4-4-4 4-4-4 4-4-4 5-5-4 5-5-4 5-5-4 4-4-4 4-4-4 4-4-4 5-5-5 5-5-4
Recovery Jumlah Set Repetisi Set Repetisi Pretest Lari 50 Meter 9 3 1 menit 5 menit 9 3 1 menit 5 menit 10 3 1 menit 5 menit 10 3 1 menit 5 menit 10 3 1 menit 5 menit 12 3 1 menit 5 menit 12 3 1 menit 5 menit 12 3 1 menit 5 menit 11 3 1 menit 5 menit 11 3 1 menit 5 menit 10 3 1 menit 5 menit 12 3 1 menit 5 menit 12 3 1 menit 5 menit 12 3 1 menit 5 menit 14 3 1 menit 5 menit 14 3 1 menit 5 menit 14 3 1 menit 5 menit 12 3 1 menit 5 menit 12 3 1 menit 5 menit 12 3 1 menit 5 menit 15 3 1 menit 5 menit 14 3 1 menit 5 menit Posttest Lari 50 Meter
63
Tabel 4. Rincian Program Latihan Interval Minggu ke 1
2
3
4
5
6
7
8
Hari
Jarak
Selasa Kamis Sabtu Selasa Kamis Sabtu Selasa Kamis Sabtu Selasa Kamis Sabtu Selasa Kamis Sabtu Selasa Kamis Sabtu Selasa Kamis Sabtu Selasa Kamis Sabtu
10m,20m,30m 10m,20m,30m 20m,30m,40m 20m,30m,40m 20m,30m,40m 25m,30m,40m 25m,30m,40m 25m,30m,40m 30m,40m,50m 30m,40m,50m 30m,40m,50m 10m,20m,30m 10m,20m,30m 20m,30m,40m 20m,30m,40m 20m,30m,40m 25m,30m,40m 25m,30m,40m 25m,30m,40m 30m,40m,50m 30m,40m,50m 10m,20m,30m
Recovery Jumlah Set Repetisi Set Repetisi Pretest Lari 50 Meter 3-3-3 9 3 1 menit 5 menit 3-3-3 9 3 1 menit 5 menit 3-3-4 10 3 1 menit 5 menit 3-3-4 10 3 1 menit 5 menit 3-3-4 10 3 1 menit 5 menit 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit 4-4-3 11 3 1 menit 5 menit 4-4-3 11 3 1 menit 5 menit 4-3-3 10 3 1 menit 5 menit 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit 5-5-4 14 3 1 menit 5 menit 5-5-4 14 3 1 menit 5 menit 5-5-4 14 3 1 menit 5 menit 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit 5-5-5 15 3 1 menit 5 menit 5-5-4 14 3 1 menit 5 menit
Repetisi
Posttest Lari 50 Meter
Tentunya kendala selama proses latihan juga di alami dalam penelitian ini. Saat pelaksanaan penelitian dilapangan, pelatih sempat beberapa kali mengganti hari latihan atau harus memundurkan waktu dimulainya latihan karena kendala hujan, namun keadaan tersebut tidak sampai mempengaruhi rencana awal pelaksanaan treatment, yang artinya 24 kali pertemuan masih dapat terpenuhi.